70
menggunakan uji Anova satu Jalan, berdasarkan perhitungan diperoleh dengan F
obs
= 2,141 dan DK = {F | F 3,00}. Karena nilai F
obs
DK maka H
o
diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan rerata antara ketiga kelas tersebut. Jadi antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan Problem Posing, siswa yang mendapatkan model pembelajaran Learning Cycle 7E dan
siswa yang mendapatkan model pembelajaran menggunakan model pembelajaran Langsung mempunyai kemampuan awal yang sama. Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E.3.
D. Hasil Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Variansi Dua Jalan
Sebelum data dianalisis menggunakan uji anava dua jalan, terlebih dahulu data harus memenuhi syarat uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam
penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett.
a. Uji Normalitas Data Prestasi belajar Matematika
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika berasal dari populasi normal. Uji
Normalitas menggunakan uji Lilliefors dengan tingkat signifikansi
= 0,05. Rangkuman uji normalitas sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rangkuman Uji Normalitas Data prestasi belajar Matematika
No Variabel L
obs
n L
Tabel
Keputusan uji Ket
1. a
1
0,0588 93
0,0919 H
diterima Normal
2. a
2
0,0810 95
0,0909 H
diterima Normal
3. a
3
0,0602 96
0,0904 H
diterima Normal
71 4.
b
1
0,0782 94
0,0914 H
diterima Normal
5. b
2
0,0847 99
0,0890 H
diterima Normal
6. b
3
0,0875 91
0,0929 H
diterima Normal
Keterangan:
a : siswa dengan model pembelajaran LC 7E dengan Problem Posing a : siswa dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E
a : siswa dengan model pembelajaran langsung. b : siswa dengan dengan kreativitas belajar matematika tinggi.
b : siswa dengan dengan kreativitas belajar matematika sedang. b : siswa dengan dengan kreativitas belajar matematika rendah
Dari hasil analisis uji normalitas prestasi belajar matematika tersebut, menunjukkan semua L
obs
kurang dari L
tabel
berarti L
obs
DK sehingga diperoleh kesimpulan semua H
diterima. Hal ini berarti prestasi belajar matematika untuk faktor model pembelajaran dan kreativitas belajar
matematika siswa berasal dari populasi berdistribusi normal. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran F.1.
b. Uji Homogenitas Variansi Data Prestasi belajar Matematika
Prosedur uji homogenitas prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlett. Berikut ini merupakan hasil perhitungan uji
homogenitas yang menggunakan uji Bartlett dengan tingkat signifikansi
= 0,05:
72
Tabel 4.5 Rangkuman Uji Homogenitas Variansi
Populasi
2 obs
2
Keputusan Kesimpulan
Model pembelajaran 3,277
5,991 H
diterima Homogen
Kreativitas belajar matematika
2,171 5,991
H diterima
Homogen
Dari hasil analisis uji homogenitas variansi prestasi belajar matematika di atas, tampak bahwa nilai
2 obs
untuk setiap kelas kurang dari
2 tabel
berarti
2 obs
DK sehingga diperoleh kesimpulan semua H diterima.
Hal ini berarti prestasi belajar matematika untuk faktor model pembelajaran dan kreativitas belajar matematika siswa berasal dari
populasi yang mempunyai variansi sama homogen. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran F.2.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Hasil perhitungan uji hipotesis dengan analisis variansi dua jalan 3 x 3 dengan sel tidak sama dan taraf signifikansi
05 ,
disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Variansi
Sumber JK
dk RK
F
obs
F
Keputusan uji
Model pembelajaran A
5556.879 2 2778.439
37.282 3.029 H
0A
ditolak
Kreativitas Belajar B
20660.768 2 10330.384
138.616 3.029 H
0B
ditolak
Interaksi AB 423.293
4 105.823
1.419 2.404
H
0AB
73 diterima
Galat G 20494.371 275
74.525 -
Total 47135.313 283
-
Berdasarkan analisis variansi pada tabel di atas tampak bahwa: a. Pada efek utama A model pembelajaran, nilai statistik uji F
a
= 37,282, F
0,05,2,275
= 3,029 dan DK = {F│F 3,029}, ternyata F
a
F
0,05,2,275
yang berarti F
a
∈ DK dengan demikian H
0A
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi
=0,05 terdapat perbedaan rerata prestasi belajar siswa yang diberi model LC 7E dengan Problem Posing, LC 7E dan model
Pembelajaran Langsung pada materi bangun ruang sisi datar.
b. Pada efek utama B tingkat kreativitas belajar matematika siswa, nilai statistik uji F
b
= 138,616, F
0,05,2,275
= 3,029 dan DK = {F│F 3,029},, ternyata F
b
F
0,05,2,275
yang berarti F
b
∈ DK dengan demikian H
0B
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi
=0,0505 terdapat perbedaan rerata prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kreativitas belajar
matematika tinggi, sedang dan rendah.
c. Pada efek interaksi AB model pembelajaran dan tingkat kreativitas belajar matematika siswa, nilai statistik uji F
ab
= 1.419, F
0,05,4,275
= 2,404 dan DK = {F│F 2,404}, ternyata F
ab
F
0,05,2,170
yang berarti F
ab
DK dengan demikian H
0AB
diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikan
= 0,05 tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kreativitas
belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi bangun ruang sisi datar. Data tentang analisis variansi dua jalan
dengan sel tak sama selengkapnya terdapat pada Lampiran F.3.
74
3. Uji Komparasi Ganda
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh bahwa H
0A
dan H
0B
ditolak namun H
0AB
diterima, sehingga perlu dilakukan uji lanjut antar baris dan uji lanjut antar kolom. Dalam penelitian ini
uji lanjut menggunakan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Sebelum melihat hasil komparasi rerata antar kolom, di bawah ini disajikan rangkuman
rerata antar sel lengkap dengan rerata marginalnya.
Tabel 4.7 Rerata tiap sel dan rerata marginal
Model pembelajaran Kreativitas belajar
matematika Rerata Marginal
Tinggi Sedang Rendah LC7E dengan
Problem posing 78,32
65,87 57,38
67,182
LC7E 70,35
59,03 52,43
61,389
Langsung 68,00
57,11 44,13
56.541
Rerata Marginal
72.086 60.808 51.340
a. Komparasi rerata antar baris
Hasil perhitungan uji rerata antar baris dengan taraf signifikansi
05 ,
disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Komparasi rerata antar baris
H F
hit
2
275 ,
2 ;
5 ,
F
Keputusan Uji
µ
1.
= µ
2.
21,387 6,057
H ditolak
µ
1.
= µ
3.
71,206 6,057
H ditolak
µ
2.
= µ
3.
14,435 6,057
H ditolak
dengan:
75
µ
1.
: rerata prestasi belajar matematika siswa pada populasi yang dikenai model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan Problem Posing
µ
2.
: rerata prestasi belajar matematika siswa pada populasi yang dikenai model pembelajaran Learning Cycle 7E
µ
3.
: rerata prestasi belajar matematika siswa pada populasi yang dikenai model pembelajaran langsung
Berdasarkan hasil perhitungan uji komparasi rerata antar baris yang tersaji pada tabel 4.7 diperoleh F
1.-2.
= 21,387, F
1.-3.
= 71,206 , F
2.-3.
= 14,435 dan DK = {F│F 6.057} sehingga diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
a. Pada uji komparasi ganda antara baris 1 dan baris 2 diperoleh F
1.-2.
= 21,387 dan 2F
0,05,2,275
= 6,057, ternyata F
1.-2.
2F
0,05,2,275
sehingga F
1.- 2.
DK dengan demikian H ditolak. Hal ini berarti pada tingkat
signifikansi
=0,05 ada perbedaan rerata prestasi belajar matematika siswa yang diberi model Learning Cycle 7E dengan
Problem Posing dengan rerata prestasi belajar matematika siswa yang diberi model Learning Cycle 7E.
b. Pada uji komparasi ganda antara baris 1 dan baris 3 diperoleh F
1.-3.
= 71,206 dan 2F
0,05,2,205
= 6,057, ternyata F
1.-2.
2F
0,05,2,205
sehingga F
1.- 3.
DK dengan demikian H ditolak. Hal ini berarti pada tingkat
signifikansi
=0,05 berarti ada perbedaan rerata prestasi belajar matematika siswa yang diberi model Learning Cycle 7E dengan
Problem Posing dengan rerata prestasi belajar matematika siswa yang diberi model pembelajaran langsung.
c. Pada uji komparasi ganda antara baris 2 dan baris 3 diperoleh F
2.-3.
= 14,435 dan 2F
0,05,2,205
= 6,057, ternyata F
1.-2.
2F
0,05,2,205
sehingga F
2.- 3.
DK dengan demikian H ditolak. Hal ini berarti pada tingkat
76
signifikansi
=0,05 ada perbedaan rerata prestasi belajar matematika siswa yang diberi model Learning Cycle 7E dengan
rerata prestasi belajar matematika siswa yang diberi model pembelajaran langsung.
b. Komparasi rerata antar kolom