29 menyamakan konsep dengan seluruh anggota kelompok. Dalam
menyamakan konsep, tentu akan ada saat dimana siswa belajar untuk mengendalikan emosi yang ada dalam dirinya, seperti mereka harus
mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.
7. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II
Jigsaw II memiliki langkah-langkah yang hampir mirip dengan Jigsaw. Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw II menurut Robert E. Slavin 2005: 237-241: a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok
merupakan kelompok heterogen, sama seperti pada tipe STAD dan TGT.
b. Membaca Setiap siswa dalam kelompok diberikan tugas untuk membaca
bab atau unit dan diberikan lembar ahli yang berisi fokus topik yang berbeda untuk masing-masing anggota.
c. Diskusi Kelompok Ahli Setelah semua anak selesai membaca, siswa yang memiliki
topik yang sama dari berbagai kelompok bertemu dalam “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik yang telah mereka
baca. d. Laporan Tim
Anggota dari “kelompok ahli” kembali ke “kelompok asal” untuk menyampaikan topik yang telah ia pelajari kepada
seluruh anggota kelompok secara bergantian.
30 e. Tes
Dilakukan penilaian berupa kuis kepada seluruh siswa secara individual yang mencakup seluruh topik.
f. Rekognisi Tim Dilakukan penskoran untuk melihat kemajuan siswa dalam
belajara. Skor kuis siswa diubah menjadi poin kemajuan. Poin kemajuan ini dikumpulkan menjadi poin kelompok. Kelompok
yang memiliki poin tertinggi adalah pemenangnya. Lebih lanjut dalam halaman 159, Slavin mengungkapkan bahwa
aturan penskoran kemajuan siswa adalah sebagai berikut: Tabel 1. Penskoran Kemajuan Siswa
Skor Kuis Poin kemajuan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5
10-1 poin di bawah skor awal 10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Kertas jawaban sempurna terlepas dari skor awal 30
Sejalan dengan pendapat di atas, Trianto 2010: 75-78 menjelaskan bahwa langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw II sebagai berikut: a. Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta manfaat dari penggunaan metode Jigsaw II.
Dalam tahap ini, siswa diminta untuk mempelajari seluruh konsep yang akan didiskusikan.
31 b. Pengelompokan
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 5-6 orang anak. Kelompok ini merupakan
kelompok asal. c. Pembentukan dan pembinaan kelompok ahli
Kelompok asal dibagi lagi menjadi kelompok ahli. Masing-masing siswa masuk ke dalam kelompok ahli
yang berbeda. Guru memberikan materi yang berbeda untuk setiap kelompok ahli. Siswa belajar bersama dalam
kelompok ahli. d. Diskusi pemaparan kelompok ahli dalam grup
Siswa kembali ke kelompok asal. Masing-masing siswa bergantian memaparkan materi yang telah dipelajarinya.
e. Pengakuan kelompok Evaluasi dilakukan secara individu, namun masing-masing
siswa dapat
memberikan kontribusi
poin untuk
kelompoknya. Penilaian didasarkan pada peningkatan skor dari kuis yang telah dilaksanakan dengan skor dasar. Skor
dasar merupakan
skor yang
diperoleh sebelum
melaksanakan metode Jigsaw II. Sedangkan menurut Miftahul Huda 2015: 118 langkah-
langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II adalah sebagai berikut:
32 a. Setiap kelompok disajikan informasi yang sama. Informasi
ini berupa materi. Materi untuk seluruh siswa di kelas sama.
b. Masing-masing kelompok menunjuk satu orang anggota untuk bergabung dalam satu kelompok lagi, yang sering
dikenal dengan “kelompok ahli” expert group. Semua anggota kelompok asal menjadi kelompok ahli pada
masing-masing materi yang lebih spesifik. c.
Dalam “kelompok ahli” ini, setiap anggota saling berdiskusi untuk memahami lebih mendalam mengenai
materi yang telah diberikan pada mereka. d. Anggota
kelompok ahli
selanjutnya kembali
ke kelompoknya masing-masing untuk mengajarkan hasil
diskusinya tersebut
kepada teman-teman
satu kelompoknya. Ini dilakukan sampai semua siswa dalam
kelompok paham agar kelompoknya tersebut bisa siap menghadapi ujian individu berikutnya.
e. Setiap anggota diuji secara individual melalui kuis. Guru harus memastikan bahwa siswa mengerjakan kuis secara
mandiri agar hasilnya benar-benar murni. Skor yang diperoleh setiap anggota dari hasil kuis ini akan
menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II adalah metode
33 yang cocok untuk materi narasi tertulis dan lebih menekankan pada
pemahaman konsep daripada keterampilan. Metode ini menumbuhkan iklim kompetisi pada siswa karena nantinya akan ada penghargaan
kelompok di akhir pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan langkah-langkah seperti yang telah disampaikan oleh
Slavin karena lebih jelas dan mudah untuk dipraktikkan.
C. Keterkaitan antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II