Sejarah Tanjung Kasau Sebelum 1965

18 yang berasal dari pulau jawa. Mereka ditempatkan di barak-barak dalam perkebunan sehingga antara kaum buruh dengan suku asli tidak memiliki kontak atau hubungan secara langsung. Namun demikian lama kelamaan komunikasi antara kaum buruh dengan suku asli terjalin. Proses hubungan itu mula-mula melalui sesi perdagangan, kemudian hubungan sosial secara umum bahkan sampai pada tingkat perkawinan. Melalui hubugan sosial seperti itu lama kelamaan sistem tradisi batak dan melayu itu berakulturasi dengan budaya jawa. Sampai saat ini proses akulturasi itu masihterus berjalan. Sebaliknya dengan adanya tiga kekuatan sistim budaya yang saling berinteraksi menciptakan pola baru dimana antara sesorang atau individu dengan individu lain kurang saling memperdulikan. Pandangan ini berawal dari bahwa setiap budaya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Terlebih- lebih setelah memasuki era kemerdekaan, perbedaan-perbadaan itu sengaja dihilangkan hanya untuk menciptakan persatuan dan kesatuan. Sifat ini terbawa sampai era tahun 60-an dimana pemerintah menempatkan tapol di daerah ini. Meskipun banyak penderitaan para tapol yang tidak semestinya diketahui oleh mereka, mereka lebih banyak bersikap diam demi menjaga persatuan. Demikianlah sekilas keadaan penduduk Tanjung Kasau sejak awal hingga Kamp Konsentrasi Tapol Golongan B di tempatkan di Tanjung Kasau.

2.3 Latar Belakang Sejarah Tanjung Kasau

2.3.1 Sejarah Tanjung Kasau Sebelum 1965

Setiap desa maupun daerah memiliki legenda sendiri-sendiri. Legenda ini muncul sebagai upaya memperkenalkan dan mengabadikan daerah tersebut kepada 19 khalayak atau orang lain. Oleh karena itu setiap panggilan atau penamaan suatu daerah itu tidak terlepas dari nama penemu, sifat, bentuk, keadaan alam dan harapan di daerah itu. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai contoh lahirnya berbagai nama- nama daerah seperti Medan, Deli Serdang, Limapuluh, Kisaran dan lain sebagainya. Medan misalnya, menunjukkan suatu arena atau padang yang luas. Begitu juga denga Deli, berasal dari kata Delhi atau Dhelikan. Sementara Serdang adalah daerah dimana banyak ditemukan pohon serdang sejenis pohon palam.Lima Puluh adalah suatu tempat dimana jarak tempuh dari kota ini ke kota-kota lain lebih kurang limapuluh kilometer. Semua menunjukkan keberadaan tempat tersebut sesuai dengan keadaannya. Begitu pula dengan keberadaan Tanjung Kasau. Tanjung Kasau sebagai suatu kawasan ataupun sebagai pusat pemerintahan desa yang memiliki legenda tersendiri. Tanjung Kasau berasal dari dua kata yaitu Tanjung dan Kasau. Tanjung berarti tanah yang menjorok ke perairan. 8 Dari wawancara yang dilakukan, maka kata Tanjung Kasau sebagai asal-usul nama daerah inibanyak versi antara lain. Pak Ngadineming mengatakan bahwa Tanjung Kasau berasal dari kata Tanjung dan Kasau yaitu suatu daratan yang menjorok ke laut dan pada tanjung ini banyak ditumbuhi pohon kayu yang bernama kayu kaso. Laut yang dimaksud adalah Laut Tador. Dahulu Laut Tador ini merupakan daerah luas yang digenangi oleh air. Itulah sebanya disebut laut. Sementara Tador Apakah perairan itu laut, danau maupun sungai yang jelas tanah tersebut hampir seperti anjungan ke daerah perairan. Sementara Kasau memiliki beberapa arti. 8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian ”Tanjung”. 20 yang berarti tidur pulas, diam, atau lelap. 9 Ini berarti Laut Tador adalah merupakan air yang luas dan tenang seperti tertidur laut yang tidak bergelombang. Saat ini Laut Tador sudah menjadi daratan dan menjadi suatu kawasan atau nama daerah pula. Sementara itu Pak Udin mengatakan bahwa Tanjung Kasau berasal dari dua kata yaitu Tanjung dan Kasau yaitu suatu daratan yang menjorok ke laut dan di daerah ini dahulunya sering kacau yang dilatarbelakangi oleh perebutan tanah. Kemudian ada juga yg menceritakan kata Tanjung kasau berasal dari Sejarah Tanjung Kasau yang bermula dari Datuk Paduka Tuan, dan dua anaknya yaitu Raja Mansur Shah dan Raja Ali Kadir beserta rombongannya yang berasal dari Bukit Gombak dan membuka Kampung di Batubara. Kemudian Portugis yang menduduki Malaka datang dan ingin menguasai menimbulkan peperangan. Kemudian Raja Mansur Shah menemui dan meminta bantuan kepada Sultan Aceh untuk mengusir Portugis, dan berhasil. Kemudian Raja Mansur Shah di rajakan di Tangga Bosi. Kemudian Raja Mansur Shah memiliki putra Raja Adim yang membuat kampung Tanjung Matoguk. Dan putra Raja Adim yaitu Raja Ahmad membuka kampung di Tanjung Bolon. Untuk mendapat pengakuan, Raja Ahmad dengan menaiki Kapal Gajah Rukusebuah kapal yang menandakan sebuah prestise kala itu menghadap Sultan Aceh. Kemudian Sultan Aceh melegitimasi dan menabalkan Raja Ahmad menjadi Raja Alam Perkasa orang setempat menyebut dengan dialek Rajo Alam Perkoso, hingga Tanjung Bolon dinamakan Tanjung Perkaso, atau Tanjung Kaso, dam selanjutnya dilafalkan menjadi Tanjung Kasau. 9 Wawancara dengan bapak Tambono Pemuda Rakyat, tanggal 23 April 2013. 21

2.3.2 Kedatangan Belanda