40
D.  Hipotesis Tindakan
Hipotesis  adalah  jawaban  sementara  atas  masalah  yang  sedang diteliti  dan  masih  perlu  dibuktikan  kebenarannya.  Berdasarkan  teori-teori
yang  telah  dikaji  dan  kerangka  berfikir  yang  telah  dikemukakan  di  atas, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.  Melalui  penerapan  model
Quantum  Teaching
dapat  meningkatkan keaktifan  siswa  pada  pelajaran  teknologi  mekanik  di  kelas  X  TP  SMK
Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
2.  Melalui  penerapan  model
Quantum  Teaching
dapat  meningkatkan  hasil belajar  siswa  pada  pelajaran  teknologi  mekanik  di  kelas  X  TP  SMK
Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
BAB III METODE PENELITIAN
A.  Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian  ini  menggunakan  rancangan  penelitian  tindakan  kelas. Menurut  Arikunto  2014
:  3,  “Penelitian  tindakan  kelas  merupakan  suatu pencermatan  terhadap  kegiatan  belajar  berupa  sebuah  tindakan,  yang
sengaja  dimunculkan  dan  terjadi  dalam  sebuah  kelas  secara  bersama”. Melalui  penelitian  tindakan  kelas,  guru  dapat  meneliti  sendiri  terhadap
praktik  pembelajaran  yang  dilakukan  di  dalam  kelas.  Guru  juga  dapat melakukan  penelitian  terhadap  siswa  dilihat  dari  aspek  interaksinya  dalam
proses  pembelajaran  dan  dapat  memperbaiki  pembelajaran  yang  dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif.
Penelitian  tindakan  kelas  dimulai  dengan  siklus  pertama  yang  terdiri dari  empat  kegiatan,  yakni  perencanaan,  tindakan,  observasi  dan  refleksi.
Berdasarkan  siklus  pertama  tadi,  guru  akan  mengetahui  letak  keberhasilan dan kegagalan atau hambatan yang dijumpai pada siklus pertama tersebut.
Oleh karena itu, guru merumuskan kembali rancangan tindakan untuk siklus kedua.  Kegiatan  pada  siklus  kedua  ini  dapat  berupa  kegiatan  sebagaimana
yang  dilakukan  pada  siklus  pertama,  tetapi  sudah  dilakukan  perbaikan- perbaikan atau tambahan-tambahan berdasarkan hambatan atau kegagalan
yang  dijumpai  pada  siklus  pertama.  Selain  itu,  dalam  penyusunan  skenario pembelajaran  pada  siklus  I  dan  siklus  II  dibuat  berbeda.  Hal  tersebut  agar
diketahui  skenario  mana  yang  paling  baik  diterapkan  dalam  kondisi  dalam kelas.