Data Hasil Penelitian 1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
63
Setelah rapat pertama selanjutnya diadakan rapat dan juga survei untuk menentukan rancangan Anggaran Biaya untuk pembangunanrenovasi Rumah
tidak layak serta membuat Lingkungan sehat. “wa” menuturkan bahwa : “ya kayak bikin proposal gitu lah mbak. Diajukan ke BKM. Kalau
kira-kira biayanya RAB nya itu kita Tanya masyarakat, harga semen berapa, pasir berapa, trus itung-itung ya yang lainya juga kita Tanya ke
masyarakat. jadi mereka tau dan kita juga terbuka”.
Tahap selanjutnya
adalah penentuan
sasaran kegiatan,
dalam menentukkan sasaran ini KSM melibatkan semua lapisan masyarakat
termasuk perangkat desa untuk memperoleh informasi yang valid sebagai pertimbangan dalam menentukkan sasaran. Dalam proses ini dilakukan
rembuk kembali, dan juga survei lokasi yang akan dijadikan tempat
kegiatan. Seperti penuturan “ars” koordinator KSM mengatakan : “ya rapat lagi, lalu didikumpukan informasi siapa yang layak
mendapatkan bantuan dari kegiatan KSM. Informasinya dari mana- mana mbak. Kita pengurus KSM juga surve sendiri.”
Hal tersebut diperkuat dari pengakuan masyarakat bahwa mereka ditanya mengenai siapa yang layak untuk mendapatkan bantuan tersebut.
“ saya ditanya kira-kira siapa yang patut mendapatkan program rumah sehat”
Tahap selanjutnya
setelah proses
perencanaannya selesai
maka proses
selanjutnya adalah proses pelaksanaan program sesuai dengan tujuan KSM dibentuk. Pada tahap pelaksanan kegiatan ini dilakukan secara gotong royong
oleh masyarakat. Seperti yang di katakan sebelumnya bahwa pelaksanaannya
64
dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat. Hal tersebut dibenarkan oleh masyarakat ”ha” mengatakan bahwa :
“iya mbak, pas renovasi rumah nya masyarakat di data, siapa saja yang bisa ikut, malahan kayak diwajibkan. Tapi ya atas kesadaran sendiri
mbak. Malu lah masa tetangga tidak dibantu” Dalam proses pelaksanaanya masyarakat secara suka rela mengeluarkan
tenaga dan biaya agar kegiatan KSM dalam terlaksana dengan baik dan juga mencapai tujuan. Pada proses pelaksaannya itu dilakukanlah monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan KSM. Monitoring dan evaluasi lebih melihat pada upaya masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan melalui
wadah KSM secara suka rela dan penuh tanggung jawab. Walaupun secara subtansi monitoring dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
dilakukan dan kendala serta apakah ada penyimpangan dalam pelaksaannya. Seperti yang diungkapkan oleh masyarakat “ka” :
“ya ditanya mbak, tau gak pembelian ini berapa, pembelian itu berapa. Terus disuruh apa, yang seputar pelaksanaan rumah sehat lah mbak. “
Monitoring dan evaluasi juga dilakukan secara internal oleh pegurus KSM. “su” mengungkapkan bahwa :
“ ya semuanya sama-sama dilihat mbak. Dana habis berapa, uang dapat dari mana, pokoknya terbuka semua mbak. Terus siapa saja yang
membantu, terus kendalanya apa keluan masyarakat apa, masukannya bagaimana itu semua diutarakan mbak.”
Setalah tahap ini maka KSM melakukan langkah tindak lanjut terhadap kegiatan tersebut. Koordinator BKM “ag” menungkapkan bahwa :
65
“ ya kita Tanya tindak lanjutnya apa setelah kegiatnya selesai, tindak lanjut itu dilihat dari apakah ada penyipangan yang perlu diklarifikasi
atau apakah ada upaya dalam pemeliharaan kegiatan pasca kegiatan selesai”
Hal tersebut dikuatkan oleh Pengurus KSM “su” mengatakan bahawa : “ada mbak tindak lanjutnya, ya macam-macam, mulai dari bagaimana
pemeriharaanya kan ada KSM lingkugan sehat, dan Sanitasi juga jadi juga dipikirkan pemelihaarnya, pokoknya keberlangsungnyanya mbak.
Itu dulu ada rapat rapat lagi setelah selesai”
Setelah semua KSM pada UPL terbentuk dan juga kegiatannya berjalan makan diserahkan
sepenuhnya keberlangsungnnya
kepada pengurus
dan juga
masyarakat. Salah satu pengurus KSM “su” menuturkan bahwa “ya kita urus KSM nya mbak. Kita buat program yang sama tapi
sasaranya beda yang KSM sebagai wadah ngumpul-ngumpul jadinya mbak.
Manfaat dari adanya KSM sudah sangat jelas bahwa KSM muncul atas dasar permasalahan yang ada dan untuk menyelesaikan permasalahnya tersebut.
Dengan adanya KSM masyarakat dapat melihat secara langsung bahwa mereka mampu menyelesaikan permasalahan yang ada disekitar mereka dengan wadah
KSM. Seperti penuturan salah satu warga”ha” ….”KSM ini bagus mbak. Dulu saya hanya tau fungsi nya ini. Tapi
setelah melihat kegiatanya ternyata banyak sekali manfaatnya. Itu kita kalau ada masalah kumpul-kumpul dulu sama pengurus KSM.
Hal ini juga di ungkapkan oleh beberapa warga “ka” yang menerima bantuan : “..alhamdulillah berkat ada bantuan ini bisa memiliki rumah yang
lebih baik kondisinya saya merasa senang karena terus terang untuk membangun rumah saya tidak ada biaya….”
Hal ini juga diungkapkan pula dari warga “ha” penerima bantuan lainnya mengungkapkan bahwa :
66
“.. saya senang sekali dan sungguh tidak menyangka rumah saya bisa menjadi seperti ini kondisi bangunan sebelumnya tidak pernah selesai
dibangun karena ketidakadaan masalah biaya”…
Hal tersebut di perkuat pengakuan dari “su” pengurus KSM bahwa : “..setelah mengetahui manfaat adanya KSM masyarakat seringkali
yang meminta untuk berkumpul membicarakan permasalahnya. seringkali mbak masyarakat atau warga yang inisiatif ngumpulin
warga , ngajak pengurus KSM.”
2. Dari Unit Pengelola Keuangan Unit pengelola keuangan adalah salah satu tugas yang dibentuk oleh
BKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai kebijakan yang menyangkut kegiatan di
bidang ekonomi, melakukan pengelolan dana, pinjaman bergulir dan administrasi keuangannya, baik yang berasal dari dana stimulasi BLM PNPM
mandiri perkotaan maupun dari pihak-pihak lain yang bersifat hibah. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM ekonomi
serta menjalin kemitraan dari pihak lain yang mendukung kegiatan UPK. Fungsi unit pengelola keuangan :
a. Bekerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM pronankis di bidang keuangan
b. Monitoring dan
evaluasi kegiatan-kegiatan
KSM ekonomi
Mengelola keuangan
pinjaman bergulir
dan mengadministrasikannya.
67
Dari unit pengelolaan keuangan ini terdapat 2 KSM yang aktif seperti data berikut :
Tabel 2. KSM dalam Unit Pengelolaan Keuangan
NO UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN
Nama Ketua KSM Nama KSM
1 Mina Tangguh
Suyatno 2
Mina Peduli Sulistyo
Sumber: Laporan Review BKMLKM Mina Sejahtera Tahun 2011 Seperti hanya pembentukan KSM pada unit yang lain pada Unit
pengeloaan keuangan ini KSM dibentuk juga berdasarkan kebutuhan dan permasalah yang ada pada masyarakat. KSM pada UPK ini dimanfaatkan
oleh masyarakt sebagai wadahsarana simpan pinjam dengan bunga yang lunak serta tanpa jaminan, satu satunya jaminan yang diminta adalah
kepercayaan serta komitmen si peminjam. dalam KSM ini banyak sekali membantu masyarakat.
Kelompok Swadaya Masyarakat yang sudah ada di desa Minomartani ini merupakan kelompok basis dimana antar anggotanya dapat saling
membantu, saling memperkuat, dan saling belajar untuk bersama-sama keluar dari belenggu kemiskinan. Kesatuan dalam KSM ini didasari oleh ikatan
pemersatu, antara lain kesamaan kepentingan dan kebutuhan, kesamaan kegiatan, kesamaan domisili dll., yang mengarah pada upaya mendorong
tumbuh berkembangnya modal sosial.
68
KSM ini merupakan kegiatan awal proses pembelajaran di tingkat masyarakat bertumpu pada kelompok. Kegiatan ini merupakan proses
identifikasi dan penentuan kelompok masyarakat yang akan didampingi. Keputusan apakah satu kelompok bisa didampingi atau tidak harus
merupakan kesepakatan bersama seluruh anggota kelompok dan pelaku program penanggulangan kemiskinan di tingkat kelurahandesa. Dengan
adanya KSM akan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk
memperkuat kembali
ikatan-ikatan pemersatu
sebagai media
membangun solidaritas sosial sehingga masyarakat mampu memecahkan persoalan-persoalan bersama secara mandiri melalui pembelajaran bertumpu
pada kelompok. Lahirnya KSM ini didasarkan apa pada kebutuhan dari masyarakat, melalui BKM yang sudah ada di Minomartani, lahirlah KSM
yang sesuai dengan permasalahan dan potensi lokal. Dalam proses lahirnya atau pembentukan KSM ini bukan untuk membentuk kelompok sebanyak-
banyaknya, melainkan dalam rangka memunculkan KSM yang berkualitas
dan benar-benar menjadi wadah pembelajaran bagi masyarakat dan berdasarkan pada kebutuhan nyata dan kesiapan masyarakat.
3. Dari Unit Pengelola Sosial
Unit pengelola sosial adalah salah satu tugas yang di bentuk oleh BKM sebagai unit mandiri untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan oleh BKM mengenai kegiatan-kegiatan di bidang sosial, dan
69
bidang-bidang lain seperti kesehatan,pendidikan. Fungsi unit pengelola Sosial:
a. Bekerjasama dengan BKM untuk menjamin terlaksananya PJM pronankis di bidang sosial
b. Mengembangkan media warga c. Mengendalikan kegiatan yang dilaksanakan oleh KSMpanitia
bidang sosial d. Melakukan pendampingan usulan kegiatan KSMpanitia
KSM yang dibentuk dari unit pengelolaan Sosial sebagai berikut : Tabel 3. KSM dalam Unit Pengelolaan Sosial
NO UNIT PENGELOLAAN SOSIAL
Nama Ketua KSM Nama KSM
1.
KSM Multi Usaha Hari Minami
2.
KSM Sulam Pita Eniawati
3.
KSM Perikanan Maulida Nisa
4 KSM Bengkel
Ery W
Sumber: Laporan Review BKMLKM Mina Sejahtera Tahun 2011 Dari
proses pembentukan
KSM hingga
tahap tindak
lanjut pembentukan KSM pada unit Pengelolaan Sosial hampir sama, yang
membedakan adalah tujuan KSM dibuat. Tentu yang melatar belakangi KSM dibentuk pun berbeda. Pada UPS ini sendiri lebih mengarah pada
pembentukan kelompk usaha atau kemandirian kelompok usaha. Seperti yang disampaikan oleh “su” selaku pengurus KSM:
70
“kalau di KSM di unit pengeloaan social itu program nya kayak pemberdayaan
masyarakat mbak.
Pelatihan, pembentukan
kelompok usaha.” Hal tersebut tergambar dari kegiatan KSM pada unit pengelolaan
social sebagai berikut : a. Program pelatihan menjahit KSM sulam Pita diberikan kepada
para ibu-ibu di desa minomartani. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ketrampilan kepada para ibu-ibu untuk meningkatkan
kreativitas. b. Program pelatihan kewirausahaan KSM Multi Usaha meliputi
kegiatan pembuatan snack kegiatan ini diberikan kepada para ibu- ibu. Kegiatan ini bertujuan agar menambah pengetahuan dan
kreatifitas sehingga mereka mempunyai ketrampilan dan dapat membuka peluangu untuk berwirausaha.
c. Program servis hp KSM Bengkel di berikan kepada para pemuda untuk memperoleh ketrampilan dan di harapkan dapat membuka
lapangan usaha. Pelatihan servis hp meliputi pelatihan belajar perbaikan handphone dan perbaikan software handphone
d. Budidaya lele KSM Perikanan di berikan kepada pada warga masyarakat
Minomartani yang
tidak mempunyai
pekerjaan pelatihan ini di harapkan dapat memberikan ketrampilan dan
menambah ilmu kepada masyarakat. Pelatihan ini menjelaskan
71
bagaimana cara budidaya lele serta bagimana pemilihan bibit dan tempat yang digunakan untuk budidaya lele.
Manfaat adanya KSM di bidang sosial yang lebih terkosentrasi pada pemberdayaan sangatlah terasa dampaknya kepada masyarakat. dengan
adanya KSM yang focus pada pembentukan usaha dan pemberian ketrampilan kepada masyarakat pengangguran dan masyarakat
yang memerlukan ketrampilan untuk memperbaiki kualitas ekonominya. Salah
satu penerima manfaat dari KSM Mina Tanggung “sr” menuturkan berkat KSM, dirinya sekarang sudah tidak lagi menjadi penganguran.
“…..Menuturkan sejak merasakan manfaat KSM dari kegiatan menjahit, sekarang saya sudah menerima jahitan sendiri dirumah,
lumayan hasilnya.
Hal tersebut juga dikuatkan dengan penuturan pengurus BKM”ag” mengatakan bahwa :
“KSM dari unit pengelolaan social memberikan angin segar kepada masyarakat yang tadinya menganggur atau yang pengen usaha bisa
ikut di KSM tersebut. “
Melalui KSM pada unit pengelolan sosial ini masyarakat menjadi mandiri menentukan kebutuhan akan peningkatan usaha mereka atau
peningkatan dalam rangka menujang kemajuan usaha mereka. Dari KSM ini pula masyarakat banyak bergabung. Melalui KSM ini juga masyarakat
menjadikan sebagai tempat berkumpul dan bertukar pengalaman seputar kegiatan yang mereka lakukan.
Kelompok Swadaya Masyarakat yang sudah
72
ada di desa Minomartani ini merupakan kelompok basis dimana antar anggotanya dapat saling membantu, saling memperkuat, dan saling belajar
untuk bersama-sama keluar dari belenggu kemiskinan. Kesatuan dalam KSM ini didasari oleh ikatan pemersatu, antara lain
kesamaan kepentingan dan kebutuhan, kesamaan kegiatan, kesamaan domisili yang mengarah pada upaya mendorong tumbuh berkembangnya
modal sosial. KSM ini merupakan kegiatan awal proses pembelajaran di tingkat masyarakat bertumpu pada kelompok. Kegiatan ini merupakan
proses identifikasi dan penentuan kelompok masyarakat yang akan didampingi. Keputusan apakah satu kelompok bisa didampingi atau tidak
harus merupakan kesepakatan bersama seluruh anggota kelompok dan pelaku program penanggulangan kemiskinan di tingkat kelurahandesa.
Dengan adanya
KSM akan
menumbuhkan kesadaran
dan kepedulian masyarakat untuk memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu
sebagai media membangun solidaritas sosial sehingga masyarakat mampu memecahkan
persoalan-persoalan bersama
secara mandiri
melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok. Lahirnya KSM ini didasarkan apa
pada kebutuhan dari masyarakat, melalui BKM yang sudah ada di minomartani, lahirlah KSM yang sesuai dengan permasalahan dan potensi
lokal. Dalam proses lahirnya atau pembentukan KSM ini bukan untuk membentuk kelompok sebanyak-banyaknya, melainkan
dalam rangka
73
memunculkan KSM yang berkualitas dan benar-benar menjadi wadah pembelajaran bagi masyarakat dan bedasarkan pada kebutuhan nyata dan
kesiapan masyarakat.
2. Implementasi kegiatan KSM untuk menumbuhkan Keswadayaan Masyarakat di Desa Minomartani Condong Catur Sleman
Pembentukan KSM di desa Minomartani melalui beberapa langkah atau tahap sesuai dengan data dilapangan yang peneliti himpun, sehingga
terbentuklah KSM, Langkah-langkah yang ditempuh adalah : a. Sosialisasi KSM, untuk membentuk KSM perlu diawali dengan sosialisasi
mengenai pembentukan KSM itu sendiri sehingga masyarakat desa atau kelurahan mengetahui agenda dan kegiatan tersebut. Kegiatan sosialisasi
dilakukan melalui forum-forum pertemuan warga, baik forum-forum pertemuan RTRW maupun forum-forum warga lainnya yang telah ada,
seperti kelompok pengajian, kelompok arisan, kumpulan warga RTRW, kumpulan petani, dan sebagainya, yang ada dimasyarakat. Pihak-pihak
yang melakukan sosialisasi adalah : anggota BKM, atau Relawan serta unit unit pengelolaan pada
BKM sesuai kebutuhan .
Seperti yang di ungkapkan oleh SU selaku pengelola KSM megatakan bahwa :
“waktu pertama kali akan di bentuknya KSM masyarakat sini sangat
antusias. Pada saat dibentuknya KSM kita berkumpul melakukan rembung warga untuk bersosialisasi apa itu KSM dan
program-program apa saya yang di buat oleh KSM karena saat ini juga masih banyak KSM yang kualitasnya belum baik pada kenyataannya
74
mereka jarang melakukan pertemuan rutin dengan melihat kondisi tersebut maka rasa saling menanggung pun akan sulit terbentuk..”
Hal ini juga di ungkapkan salah satu warga yang mengatakan bahwa : “saya senang sekali dengan dibentuknya KSM ini karena dengan
dibentuknya KSM ini sangat membantu untuk mengatasi masalah ekonomi.
b. Setalah sosialisasi sudah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah pertemuan warga untuk FGD mengenai dinamika kelompok, Setelah
masyarakat mengetahui pentingnya membentuk kelompok maka warga perlu dikumpulkan untuk melakukan penjajagan mengenai pembentukan
KSM dengan cara diskusi kelompok terarah FGD mengenai dinamika kelompok. Yang diselenggarakan setelah kegiatan sosialisasi. Dalam
pembentukan KSM
yang perlu
diperhatikan adalah:
Kesamaan kepentingan kebutuhan dari anggota KSM, Kriteria anggota KSM, aturan-
aturan dasar KSM, serta jenis program. KSM yang telah terbentuk didokumentasikan pada oleh BKM. Hal ini juga di ungkap kan oleh
pengelola BKM bernama IS mengatakan bahwa: “setelah kita melakukan sosialisasi terhadap masyarakat apa itu KSM.
Berangkat dari pemahaman akan makna KSM itu sendiri kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok
dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya visi , kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga
kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Kita juga menjelaskan
kembali apa saja program-program yang akan dilaksanakan serta kriteria-kriteria apa saja yang dibutuhkan dalam pembentukan KSM.
Dalam KSM juga perlu ada keterbukaan antar anggota KSM karena terkait
dengan pinjaman
atau pembiayaan
diperlukan harus
disampaikan secara terbuka antar anggota KSM.”
75
Hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu warga yang mengikuti Sosialisasi KSM mengatakan bahwa :
“saya sebetulnya kurang paham tentang apa itu KSM,setelah dilakukan sosilisasi tentang apa itu KSM dan tujuan KSM. Sekarang
saya menjadi paham dan saya tertarik untuk mengikuti kegiatan- kegiatan yang ada di KSM.”
c. Langkah terakhir yaitu proses verifikasi, proses verifikasi diselenggarakan setelah KSM dilihat apakah KSM tersebut layak atau tidak. Dalam proses
ini akan ditinjau kembali apakah pembentukan KSM memang benar-benar dibutuhkan
dan sesuai
dengan potensi
lokal. Aspek-aspek yang
diverifikasi adalah : proses pembentukan, aturan main serta kesepakatan kegiatan rutin. Tetapi hal tersebut tidaklah selalu sama tergantung
kesepakan dan urgensinya saja.
Pelaksanaan KSM pada Unit pengelolaan Lingkungan
UPL unit pengelolaan lingkungan di desa minomartani bertujuan untuk menyelesaikan masalah lingkungan yang ada di desa Minonartani
melalui program-program yang disusun berdasarkan permasalahan yang dihadapi serta kesepakatan dengan masyarakat setempat melalui kegiatan
rembug warga RWT yang dilakukan setiap bulan desember. Hasil
rembug kegiatan mengupayakan memperbaiki lingkungan agar terlihat, rapih dan bersih. Adapun beberapa kegiatan UPL yaitu rehap rumah,
perbaikan perbuatan kamar mandi atau WC, perbaikkan jalan, drainase, tempat pembuangan sampah.
76
Hal ini diungkapkan juga oleh SU selaku pengelola KSM di desa Minomartani sebagai berikut :
“Kegiatan UPL di desa Minomartani yang sudah terlaksanakan maupun yang masih dalam proses perencanaan di antaranya rehap
rumah, perbaikkan atau pembuatan kamar mandi atau WC, perbaikkan jalan, drainase serta tempat pembuagan sampah. Keseluruhan program
kegiatan tersebut hasil rembug warga sehingga pembangunan hasil kehendak warga. Dengan demikian diharapkan dengan adanya
kegiatan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Dan ada pun kegiatan yang sudah berhasil dilaksanakan antara lain, rehap
rumah merubah rumah yang tidak layak huni menjadi layak huni, pembuatan kamar mandi WC dan perbaikan jalan.”
dilihat dari aspek pengembangan masyakrakat minomartani memiliki partisipasi yang cukup baik guna untuk pembangunan lingkungannya. Bentuk
kegiatan KSM terfokus diantaranya pada rehap rumah membangun yang kondisinya tidak layak huni menjadi layak huni, perbaikkan jalan yang
kondisi sebelumnya berlubang dan berkerikil menjadi aspal. Hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu masyakarat yaitu ARS warga desa minomartani:
pelaksanaan kegiatan UPL memperoleh dana bantuan dari BLM PNPM, saya salah satu penerima bantuan perbaikkan rumah. Rumah
saya dulu tidak layak huni lantai masih tanah sekarang sudah layak huni bantuan ini sangat berat sekali bagi saya”
Berdasarkan hasil wawancara di atas disimpulkan bentuk kegiatan unit pengelola lingkungan UPL di desa Minomartani cukup berhasil hal ini
dibuktikan dari masyarakat menerima dan mendukung sekali kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan oleh UPL ditunjukan dari partisipasi masyarakat
yang sangat membantu dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Warga
77
juga berperan aktif dalam kegiatan rehap rumah , pembuatan MCK dan perbaikkan jalan.
Fokus dalam pelaksanaan kelompok swadaya masyarakat pada unit pengelolaan lingkungan di desa Minomartani sudah mencerminkan kebutuhan
masyarakat, fokus pada unit lingkungan ini memang ditekankan lebih pada pembangunan lingkungan fisik. Dalam perjalannya KSM yang sudah ada
yang berjumlah sekitar 8 KSM di Minomartani ini sudah sejalan dengan program pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan yang
bersih dan nyaman. Pelaksanaan kegiatan pembangunan lingkungan di Desa Minomartani dilihat dari kebermanfaatnya memang telah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan dinilai mampu mengatasi sebagian permasalahan yang
dirasakan masyarakat,
yang dahulunya
tidak terdapat
sanitasi pengelolaan lingkungan air yang baik, kini mereka punya pengelolaan
lingkungan atau irigasi antara rumah yang baik. Tetapi memang jika dilihat secara komprehensif untuk menciptakan kondisi yang ideal perlu perencaan
yang terpadu, bukan hanya peran KSM saja tetapi juga peran kelompok masyarakat yang lain harus ikut ambil bagian. Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat tidak harus menggunakan tolak ukur ekonomi, faktor penting yang lain adalah penataan lingkungan sehingga mencerminkan kondisi
masyarakat yang sejahtera. Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan
78
lingkungan merupakan indikator bahwa masyarakat berperan dalam proses perubahan sosial menuju lebih baik.
Pelaksanaan KSM pada Unit pengelolaan Sosial.
Unit pengelola sosial UPS di desa Minomartani bertujuan untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada di desa Minonartani melalui program-
program yang disusun berdasarkan permasalahan yang dihadapi serta kesepakatan dengan masyarakat setempat melalui kegiatan rembug warga.
Hasil rembug kegiatan mengupayakan mengatasi masalah sosial sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam perubahan dan pembangunan daerah.
Adapun beberapa kegiatan UPS yang ada di desa Minomartani yaitu pelatihan Komputer, perlatihan servis hp, pelatihan menjahit,pelatihan budidaya lele,
pelatihan kewirausahaan. Kegiatan yang ada di UPS sudah terlaksana dengan baik. Hal ini di ungkapkan oleh KSM ternak sebagai salah penerima pelatihan
di desa Minomartani : Seluruh kegiatan UPS sudah terlaksana dengan baik dan telah
mengadakan pelatihan budidaya ikan lele. Dan saya merasa senang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga kreativitas
kita semakin bertambah.
Berdasarkan keterangan tersebut bahwa kegiatan pada unit pengelola sosial UPS mampu membuat agar masyarakat lebih mandiri dan meningkatkan
kreatifitas, menyiapkan dan menciptakan peluang usaha melalui pelatihan yang didapat. Kegiatan- kegiatan lainnya dalam unit pengelola sosial UPS
79
antara lain pelatihan membuat makanan kecil, pelatihan menjahit, pelatihan servis hp. Hal ini di ungkapkan oleh HA selaku warga di desa minomartani
“Waktu itu saya dan ibu-ibu yang lainnya mendapatkan bimbingan dari UPS telah memberikan kegiatan pelatihan pembuatan snack serta
diajari cara membuat kue-kue basah dan kering. Setelah mengikuti pelatihan tersebut saya langsung mempunyai ide untuk membuka
usaha dengan pemasaran seadanya yaitu dari mulut ke mulut. Alhamdulilah saya sekarang sudah mempunyai langganan sendiri.
Pelatihan yang saya ikuti sangat bermanfaat sekali bagi saya.”
Selain itu juga diungkapkan oleh salah satu masyarakat lainnya mendapatkan pelatihan ER mengatakan bahwa
“Awalnya begitu ada kegiatan pelatihan servis hp saya sangat tertarik sekali karena dapat menambah pengetahuan saya. Setelah mengikuti
pelatihan tersebut saya langsung mempunyai ide untuk membuka konter servis hp kecil-kecilan sendiri dan alhamdulilah setelah
mengikuti
kegiatan sekarang
saya sudah
mempunyai konter
sendiri.Kegiatan ini sangat membantu sekali bagi saya. Jenis pelatihan lainnya yang di adakan oleh unit pengelola sosial adalah
pelatihan menjahit. Hasil dari pelatihan ini juga dinikamti warga yang rnenerapkan ilmu yang diperolehnya. Hal ini juga di ungkapkan warga
bernama TR dan beberapa orang lainnya mengungkapkan bahwa : Setelah mengikuti pelatihan menjahit di UPS di desa Minomartani.
Dari proses
pelatihan menjahit
saya bersungguh-sungguh
mengikutinya karena pelatihan ini bagi saya dapat menambah ketrampilan saya. Selain itu juga saya mendapatkan modal untuk
membuka usaha jahitan sendiri.”
Keberhasilan warga dalam mengikuti pelatihan ini dapat meningakat ketrampilan warga melalui materi-materi yang diberikan. Pada dasaranya
pelatihan ini di buat sesuai kebutuhan dan kemampuan warga sehingga dapat
80
bermanfaat. Bukti dari keberhasilan warga setelah mengikuti pelatihan ditunjukan dari ide ide warga untuk membuka usaha sendiri. Hal ini juga di
ungkapkan oleh SU selaku pengelola mengatakan bahwa “Dari pelatihan-pelatihan yang selama ini diikuti oleh warga sangat
bermanfaat sekali. Banyak masyarakat dan ibu-ibu juga yang berhasil membuka usaha sendiri setelah mengikuti pelatihan seperti pelatihan
menjahit, pelatihan membuat snack dan pelatihan servis Komputer.”
Berdasarkan wawancara diatas disimpulkan bahwa adanya pelatihan-pelatihan yang di buat oleh unit pengelola sosial UPS di desa Minomartani
kemampuan warga meningkat dan pengetahuan warga juga bertambah setelah mendapatkan materi-materi yang bermanfaat dari fasilitator dan ide kreatifitas
warga bertambah mereka bisa membuka usaha sendiri setelah mengikuti pelatihan.
Pelaksanaan kelompok swadya masyarakat pada unit pengelolaan
sosial di desa Minomartani sudah mencerminkan kebutuhan masyarakat fokus pada unit sosial ditekankan lebih pada masalah sosial. Dalam berjalanannya
KSM di mana rencana-rencana kegiatan KSM saat ini hampir sudah terlaksana hal ini didukung dari adanya bantuan dana BLM dari pemerintah.
Rencana kegiatan di kelompok swadaya masyarakat yang telah dilaksanaan diantaranya
budidaya lele,
pelatihan komputer,
pelatihan servis
hp, pengelolaan
sampah. Dari
hasil kegiatan
tersebut sebagian
besar masyarakatnya senang karena dengan adanya kegiatan pelatihan masyarakat
mendapatkan pengetahuan dan manfaat. Hal ini di buktikan dari salah satu
81
masyarakat yang telah mengikuti kegiatan pelatihan mereka mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat dari kegiatan pelatihan untuk membuka
usaha agar mendapatkan penghasilan tambahan. Walaupun Pelaksanaan unit pengelola sosial telah terlaksana sesuai dengan renacana tetapi masih ada
rencana kegiatan yang belum terealisasikan hal ini di sebabkan karena adanya permasalahan utama yang sering menjadi penyebab terlaksana atau tidaknya
suatu rencana kegiatan adalah permasalahan pembiayaan namun untuk mengatasi masalah tersebut dialihan dengan kegiatan lain yang lebih prioritas.
Pelaksanaan KSM unit pengelola keuangan
Pelaksanaan unit pengelola keuanganUPK di desa Minomartani melalui program pinjaman bergulir bersifat invidual maupun kelompok.
program pinjaman di sesuaikan dengan kebutuhan usaha yang diperlukan serta kelancaran dalam pengembalian dana sebelumnya. Program-program UPK
BKM Mina Sejahtera merupakan upaya pemecahan permasalahan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat yang ingin memiliki usaha sendiri.
Hal ini sesuai dengan yang diuraikan salah “IS” seorang pengelola KSM di seda minomartani
“Program UPK ini merupakan program yang dinantikan oleh masyarakat terutama bagi warga yang hendak akan membuka usaha
kecil. Bantuan dana ini sangat membantu bagi masyarakat dalam memecahkan masalah keuangan.”
Hal ini juga di ungkapkan oleh salah satu warga penerima UPK yaitu RA mengatakan bahwa :
82
“Program UPK ini bagi saya sangat membantu sekali karena bunganya ringan
dibandingkan saya
meminjam uang
di bank
dalam pemgembaliannya juga ringan. Jadi sangat bermanfaat sekali bagi
warga seperti saya ini untuk memulai membuka usaha kecil….” Pelaksanaan KSM unit pengelola keuangan kegiatan ini berjalan
efektif. Program UPK yaitu pinjaman bergulir bagi masyarakat yang kurang mampu. Kegiatan UPK ini bertujuan untuk mengatasi masalah ekonomi yang
bergulir di desa minomartani. Pinjaman dana yang di berikan masyarakat kurang mampu digunakan untuk mengembangkan usaha yang sudah ada
ataupun membuka usaha-usaha baru tetapi ada juga yang sebagian pinjaman dana digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang mendesak.
Kondisi masyarakat Minomartani yang ada saat ini telah banyak mengalami peningkatan kemandirian untuk mendapatkan peluang usaha sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program KSM dalam Menumbuhkan Keswadayaan Masyarakat.
Kelompok swadaya masyarakat merupakan kumpulan orang atau masyarakat
yang menyatukan
diri secara
sukarela dalam
kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu adanya kepentingan dan
kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai.Pada setiap kegiatan ada hal yang mendukung dan
menghambat keterlaksanaan sebuah program.Faktor yang berpengaruh dalam implementasi kegiatan KSM yaitu :
a. Faktor pendukung
83
1. Kerja sama antara pengurus KSM dan masyarakat sasaran 2. Partisipasi masyarakat yang sangat antusias dengan adanya
kegiatan yang diberikan oleh KSM Hal ini di ungkapkan oleh salah satu warga penerima program :
“Saya senang sekali mbak dengan adanya program-program yang dilaksanakan oleh KSM, menambah pengetahuan dan
menambah ilmu.
Hal ini juga diungkapkan oleh pengurus KSM mengatakan bahwa : “pelaksanaan program di KSM cukup berhasil hal ini di
tunjukan dari partisipasi masyarakat yang antusias dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan. Setiap diadakanya kegiatan
rata-rata masyarakat hadir 100
3. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang sudah berjalan ada sebagian masyarakat yang sudah menerapkan ilmunya dengan
membuka usaha baru. Tetapi dalam sisi lain terdapat pula faktor penghambat dalam kegiatan KSM
yaitu : b. faktor penghambat
1. Kurangnya kesadaran
dan kemauan
untuk menerapkan
pengetahuan tentang kewirausahaan, 2. Pemilihan kelompok sasaran penerima program yang kurang tepat
sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. 3. keterbatasan modal untuk meningkatkan penguasaan teknologi,
kurangnya kemampuan untuk memanfaatkan dunia usaha karena keraguan
84
4. Minimnya sosilisasi terhadap masyarakat sehingga masyarakat sulit percaya tentang keberadaan KSM
5. Sistem perekrutan peserta belum dilakukan konsisten sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Sehingga ada peserta yang
tidak sesuai dengan kriteria yang sebenarnya tidak layak untuk mengikuti pelatihan karena berasal dari orang mampu
Dari beberapa Faktor penghambat yang telah disebutkan di atas sangat berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di KSM hal ini juga di
ungkapkan oleh pengurus KSM “su” mengatakan bahwa : “Pada kenyataannya keberhasilan program terkadang masih ada
hambatan-hambatan yang mempengaruhi. Salah satu kendala yang di hadapi keterbatasan masalah modal sehingga masyarakat di sini sulit
untuk mengembangkan usaha atau yang akan membuka usaha baru. Hal ini juga di ungkapkan oleh beberapa warga penerima kegiatan
mengatakan bahwa: “Iya mbak kendala yang alami dalam mengikuti kegiatan yang ada di
KSM keterbatasan masalah ekonomi ketika akan membuka usaha karena kurang mampu.