xlii d.
SeleksiPrioritas Kegiatan di Tingkat Desa dan Kecamatan. Masyarakat melakukan musyawarah di tingkat desa dan kecamatan untuk memutuskan usulan kegiatan prioritas yang akan didanai.
Musyawarah ini terbuka bagi segenap anggota masyarakat untuk menghadiri dan memutuskan jenis kegiatan yang paling prioritas mendesak. Keputusan akhir mengenai kegiatan yang akan
didanai, diambil dalam forum musyawarah antar-desa MAD di tingkat kecamatan, yang dihadiri oleh wakil–wakil dari setiap desa dalam kecamatan yang bersangkutan. Pilihan kegiatan adalah
open menu untuk semua investasi produktif, kecuali yang tercantum dalam daftar larangan negative list. Dalam hal terdapat usulan masyarakat yang belum terdanai, maka usulan tersebut
akan menjadi bahan kajian dalam Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD e.
Masyarakat Melaksanakan Kegiatan Mereka. Dalam forum musyawarah, masyarakat memilih anggotanya sendiri untuk menjadi Tim Pelaksana Kegiatan TPK di setiap desa untuk mengelola
kegiatan yang diusulkan desa yang bersangkutan dan mendapat prioritas pendanaan program. Fasilitator Teknis PNPM Mandiri Perdesaan akan mendampingi TPK dalam mendisain sarana
prasarana bila usulan yang didanai berupa pembangunan infrastruktur perdesaan, penganggaran kegiatan, verifikasi mutu dan supervisi. Para pekerja yang terlibat dalam pembangunan sarana
prasarana tersebut berasal dari warga desa penerima manfaat f.
Akuntabilitas dan Laporan Perkembangan. Selama pelaksanaan kegiatan, TPK harus memberikan laporan perkembangan kegiatan minimal dua kali dalam pertemuan terbuka desa, yakni sebelum
program mencairkan dana tahap berikutnya dan pada pertemuan akhir, dimana TPK akan melakukan serah terima kegiatan kepada desa, serta badan operasional dan pemeliharaan kegiatan
atau Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana TP3 blogcategory.id20092010
2.5.6 Sasaran PNPM – MP
1. Lokasi Sasaran
xliii Pada tahun 2009, lokasi sasaran PNPM – MP meliputi seluruh kecamatan pedesaan di Indonesia
yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Untuk tahun 2008, ketentuan pemilihan lokasi sasaran berdasarkan ketentuan:
a. Kecamatan-kecamatan yang tidak termasuk kategori “kecamatan bermasalah dalam
PKK” b.
Kecamatan – kecamatan yang diusulkan oleh pemerintah daerah dalam skema kontribusi pendanaan.
2. Kelompok Sasaran
a. Rumah Tangga Miskin RTM di perdesaan
b. Kelembagaan masyarakat di perdesaan
c. Kelembagaan pemerintah lokal.
2.5.7 Peranan Pekerja Sosial dalam pelaksanaan PNPM MD
Pekerja sosial merupakan salah satu profesi yang diakui, walaupun pengembangannya cukup lambat menuju pelaksaan tugas secara professional dibandingkan dengan profesi lain,
seperti dokter. Profesi di bidang pekerjaan sosial terfokus pada upaya peningkatan kesejahteraan manusia, baik secara individual, kelompok maupun masyarakat. Dalam upaya penyelenggaraan
kesejahteraan sosial sebagaimana dimuat dalam pasal 32 UU No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial diperlukan tiga sumber daya, yaitu:
1. Sumber daya manusia
2. Sarana dan prasarana
3. Sumber pendanaan
Selanjutnya sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam penyelanggaraan kesejahteraan sosial terdiri dari:
xliv
1. Tenaga kesejahteraan sosial
2. Pekerja sosial professional
3. Relawan sosial
4. Penyuluh sosial
Dalam ketentuan umum UU No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial ditegaskan pengertian pekerja sosial professional, yaitu seorang yang bekerja baik dilembaga pemerintah
maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerja sisoal, dan kepedulian dalam pekerja sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman praktek pekerja
sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penangnan masalah sosial. Defenisi pekerja sosial yang lebih praktis dikembangkan oleh skidmore dan kawan-
kawan dalam Thackeray. Et.All, 2001 yang mengemukakan, bahwa pekerja sosial adalah suatu seni, ilmu dan profesi yang menolong masyarakat untuk memecahkan masalah pribadi,
kelompok, dan masyarakat melalui praktek pekerja soaial, termasuk di dalamnya bimbingan perseorangan, bimbingan kelompok, pengorganisasian dan pemgembangan masyarakat, aksi
sasial dan penelitian. Dalam kaitanya dalam pelaksanaan PNPM-MP, maka tugas pekerja sosial yang
diperankan oleh pekerja sosial dalam hal ini pencapaian kesejahteraan masyarakat melalui pelaksanaan P PNPM-MP. Peranan pekerja sosial dalam hal ini adalah saat mana ada desa yang
tidak mendapatkan atau beum pernah merasakan PNPM-MP, dengan jumlah masyarakat miskin dalam kecamatan tersebut. Dengan demikian sasaran pertolongan pekerja sosial adalah
masyarakat yang berada di daerah kawasan PNPM-MP dilaksanakan.
xlv
Dalam rangka menjalankan tugas-tugas demi pencapaian tujuan, organisasi pekerja- pekerja sosial nasional Amerika menetapkan sepuluh kemahiran atau ketampilan yang harus
dilakukan oleh pkerja sosial yang bekerja pada masyarakat, yaitu: 1.
Mahir dalam mendengar orang lain dan paham akan tujuan mereka, 2.
Mahir dalam pengumpulan data yang sesuai sehingga mengetahui kondisi masyarakat secara keseluruhan,
3. Mahir membentuk program bantuan yang profesinya dengan membentuk hubungan
dengan semua pihak, 4.
Mahir dalam observasi dan membuat pemaknaan yang tepat atas perilaku masyrakat, 5.
Mahir menjalin hubungan masyarakat dengan sistem sumberr, 6.
Mahir dalam berdiskusi dengan pengendalian perasaan yang tinggi, 7.
Mahir membentuk cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan memenuhi keperluan masyarakat.
8. Mahir dalam penetapan waktu mengakhiri ubungan kerjanya dengan masyarakat
setempat dengan sebagaimana berbuat demikian, 9.
Mahir dalam menggunakan hasil kajian dan penelitian yang sesuai dengan profesinya, 10.
Mahir penyediakan pelayanan hubungan organisasi-organisasi, memaknai dan menghubungkan keperluan sosial dengan sumber-sumber anggaran, dengan pemerintah
atau dengan anggota parlemenSiagian dan Suriadi, 2010:86-90.
Dennis Seleebey mengemukakan pendapat beberapa strategi dalam pembangunan masyarakat. Strategi tersebut disesuaikan dengan peranan pekerja sosial dalam melakukan
pengembangan masyarakat yang dapat dikelompokkan kedalan lima kelompok peran, meliputi:
xlvi
1. Fasilatator, yaitu sebagai pemungkin. Strategi-strategi khusus untuk mencapai
tujuan tersebut meliputi; pemberian harapan, pengurangan penolakan dan rasa pro kontra dalam diri sendiri, pengakuan dan pengeturan perasaan-perasaan, pemahaman dan
motivasi kekuatan-kekuatan pribadi dan modal-modal sosial, pengetahuan masalah dan membagikan menjadi berbagai bagian agar lebih mudah dipecahkan, dan pemeiliharaan
sebuah fokus pada tujuan dan cara-cara pencapaian. 2.
Broker, yaitu pengenalan kualitas pemanfatan sosial di lingkungan klien dalam memenuhi keinginan klien memperoleh keuntungan maksimal. Untuk itu, pekerja sosial
harus mahir dalam mengetahui sumber-sumber sosial yang tepat, menghubungkan klien dengan sumber secara selaras, dan mahir dalam menilai efektifitas sumber dalam
kaitannya dalam memenuhi keperluan pelanggan. 3.
Sebagai perantara, yang perlu pada saat terjadi perbedaan yang kontras dan mengarah berbagai konfik antara berbagai pihak. Pekerja sosial mampu berperan sebagai kekuatan
ketiga untuk menjembatani antara anggota kelompok dan sistem lingkungan yang menghambatnya. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam menjalankan peran sebagai
perantara meliputi kontrak perilaku, konverensi, pendamai pihak ketiga serta berbagai macam pemecahan konflik. Dalam penengahan, upaya-upaya dapat dilakukan diarahkan
unutk mencapai pemecahan masalah yang menguntungkan dan memenangkan semua pihak. Hal ini berbeda dengan peran sebagai pembela, dimana kontribusi pekerjaan sosial
diarahkan untuk memenangkan perkara klien atau menolong klien atau memenangkan diri sendiri.
4. Sebagai pembela, dimana dalam praktek pekerjaan sosial dengan masyarakat kerakali
pekerjasosial harus berhadapan dengan sistem politik yang menjamin bagi keperluan dan
xlvii
sumber yang diperlukan oleh klien atau dalam melaksanakan tujuan-tujuan pengembangna masyarakat. Manakala pemanpaatan dan sumber-sumber sulit diakui oleh
klien, pekerja sosial harus menjalankan perannya sebagai pembela. Peran pembelaan adalah salah satu praktek pekerjaan sosial yang bersentuhan dengan aktivitas politik.
5. Pendukung, dalam hal ini tangguang jawab pekerja sosial terhadap karyawan didukung
oleh hukum. Hukum tersebut memberikan kesahan pada pekerja sosial unutk menjadi pelindung teerhadap orang-orang yang lemah. Dalam melakukan peran sebagai
pelindung, pekerja sosial bertindak berdasarkan kepentingan korban, calon korban, dan pihak-pihak lainyang mungkin juga menghadapi resiko akibat perilaku orang lain
Siagian dan Suriadi, 2010:86-90.
2.6 Kerangka Pemikiran