lviii
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian PNPM-MP adalah karena program yang dirancang oleh pemerintah dan
sedang berlangsung di setiap daerah. Berdasarkan latar belakangnya dapati ketahui bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
4.2 Sejarah Kabupaten Samosir
Sejarah Kabupaten Samosir, diawali dari sejarah terbentuknya Kabupaten Tapanuli Utara selaku induk dari beberapa kabupaten pemekaran di Wilayah Tapanuli Utara yakni sebagai berikut :
1. Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt
Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Utara, yang pada awalnya terdiri dari lima distrik atau kewedanaan, yaitu
Kewedanaan Silindung, Toba Holbung, Humbang, Samosir, dan Kewedanaan Dairi. Mengingat demikian luasnya Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara, maka pada Tahun 1964
dilakukan pemekaran dengan Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi yang ibukotanya berkedudukan di Sidikalang. Selanjutnya pada Tahun 1968, Pemerintah Daerah Tingkat II
Tapanuli Utara bersama masyarakat dan dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara mengusulkan pemekaran dengan Pembentukan Daerah Tingkat II
lix Samosir, namun usul tersebut tidak membuahkan hasil dalam arti Pemerintah tidak
menindaklanjuti Pembentukan Daerah Tingkat II Samosir. 2.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, guna mempercepat laju pertumbuhan pembangunan serta mendekatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat, maka pada Tahun 1985 Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dibagi menjadi 5 lima Wilayah Pembangunan yang bersifat Administratif yakni, Wilayah
Pembangunan I Silindung berpusat di Tarutung, Wilayah Pembangunan II Humbang Timur berpusat di Siborong-borong, Wilayah Pembangunan III Humbang Barat berpusat di Dolok
Sanggul, Wilayah Pembangunan IV Toba berpusat di Balige dan Wilayah Pembangunan V Samosir berpusat di Pangururan yang masing-masing wilayah pembangunan dipimpin oleh
seorang Pembantu Bupati. 3.
Pada tanggal 29 Juni 2002, Tim Komisi II DPR RI di bawah Pimpinan Bapak Prof. DR. Manasse Malo bersama Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara mengadakan kunjungan ke Samosir yang
disambut Bupati Toba Samosir dan Unsur DPRD Kabupaten Toba Samosir serta masyarakat. Tujuan kunjungan ini adalah dalam rangka verifikasi permohonan pemekaran Kabupaten Toba
Samosir menjadi dua kabupaten, yakni Kabupaten Toba Samosir kabupaten induk dan Kabupaten Samosir.
Sebagai perwujudan dari permohonan pemekaran ini, maka dibentuk dan disahkanlah Kabupaten Samosir berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir.
Kedua kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia pada tanggal 7 Januari 2004. pada bulan Juni 2004 untuk pertama kalinya di Kabupaten Samosir diadakan
Pemilihan Legislatif untuk memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten yang dilanjutkan dengan Pemilihan Langsung Presiden dan Wakil Presiden.
Dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Kabupaten Samosir sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
lx dan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir serta berbagai
ketentuan yang berlaku sekaitan dengan tugas dan kewajiban pemerintahan, Pemerintah bersama DPRD Kabupaten Samosir telah berhasil menetapkan berbagai Peraturan Daerah, antara lain Perda tentang Pajak
dan Retribusi Daerah sebagai salah satu unsur pendukung dalam penyusunan APBD, Perda Kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah sebagai landasan penataan organisasi, Perda tentang Lambang Daerah dan
Perda Kabupaten Samosir Nomor 28 Tahun 2005 yang menetapkan bahwa tanggal 7 Januari sebagai Hari Jadi Kabupaten Samosir, kemudian Perda tentang Pemerintahan Desa sebagai tindak lanjut Peraturan
Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Perda tentang Perijinan, Pengelolaan KeuanganBarang, Pengawasan Ternak, Pengelolaan Irigasi, Pengendalian Lingkungan Hidup,
Pemberdayaan dan Pelestarian Adat Istiadat, APBD dan Perubahan APBD termasuk didalamnya Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Tahun 2006-2010 sebagai landasan
penyelenggaraan pembangunan 5 lima tahun ke depan.
4.3 Data Monografi 4.3.1 Batas Wilayah