81
Keadilan itu sepadan dengan keseimbangan balance, mizan dan kepatutan equity, serta kewajaran proportionality. Sedangkan, kepastian
hukum terkait dengan ketertiban order dan ketenteraman. Sementara, kebergunaan diharapkan dapat menjamin bahwa semua nilai-nilai tersebut
akan mewujudkan kedamaian hidup bersama.
Oleh karena konstitusi itu sendiri adalah hukum yang dianggap paling tinggi tingkatannya, maka tujuan konstitusi sebagai hukum tertinggi
itu juga untuk mencapai dan mewujudkan tujuan yang tertinggi. Tujuan yang dianggap tertinggi itu adalah:
1. Keadilan,
2. Ketertiban, dan
3. Perwujudan nilai-nilai ideal seperti kemerdekaan atau kebebasan dan
kesejahteraan atau kemakmuran bersama, sebagaimana dirumuskan sebagai tujuan bernegara oleh para pendiri negara the founding fathers
and mothers .
Sehubungan dengan itulah maka beberapa sarjana merumuskan tujuan konstitusi itu seperti merumuskan tujuan negara, yaitu negara
konstitusional, atau negara berkonstitusi.
Menurut J. Barents, terdapat 3 tiga tujuan negara, yaitu
1. Untuk memelihara ketertiban dan ketenteraman,
2. Mempertahankan kekuasaan, dan
3. Mengurus hal-hal yang berkenaan dengan kepentingan-kepentingan
umum.
58
Sedangkan, Maurice Hauriou menyatakan bahwa tujuan konstitusi
adalah untuk menjaga keseimbangan antara 1.
Ketertiban orde, 2.
Kekuasaan gezag, dan 3.
Kebebasan vrijheid.
59
58
J. Barents, De Wetenschap de Politiek, Een Terreinverkenning 1952, terjemahan
L.M. Sitorus,
Ilmu Politika: Suatu Perkenalan Lapangan, cet. ke-3, PT. Pembangunan: Jakarta, 1958, hlm: 38.
82
Kebebasan individu warga negara harus dijamin, tetapi kekuasaan negara juga harus berdiri tegak, sehingga tercipta tertib bermasyarakat dan
bernegara. Ketertiban itu sendiri terwujud apabila dipertahankan oleh ke- kuasaan yang efektif dan kebebasan warga negara tetap tidak terganggu.
Sementara itu, G.S. Diponolo merumuskan tujuan konstitusi ke dalam lima kategori, yaitu
1. Kekuasaan,
2. Perdamaian, keamanan, dan ketertiban,
3. Kemerdekaan,
4. Keadilan, serta
5. Kesejahteraan dan kebahagiaan.
60
14.
Sifat Norma Konstitusi.
Konstitusi memiliki sifat pokok yaitu fleksibel luwes dan rigit kaku. Konstitusi negara memiliki sifat fleksibel atau luwes apabila konstitusi itu
memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan jaman dinamika masyarakatnya. Sedangkan konstitusi negara dikatakan
rigit atau kaku apabila konstitusi itu sulit untuk diubah kapanpun. Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah
sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Pemerintah sebagai suatu kumpulan kegiatan yang
diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, terkait oleh beberapa pembatasan dalam konstitusi negara sehigga menjamin bahwa kekuasaan
yang dipergunakan untuk memerintah itu tidak disalahgunakan. Dengan demikian diharapkan hak-hak warganegara akan terlindungi.
Berbicara mengenai teori konstitusi ada beberapa tokoh yang mengemukakan pemahaman mengenai konstitusi. Pertama, Maurice Haurio
mengemukakan dalam bukunya Precis de droit constitutional meninjau konstitusi dari segi sosiologi hukum. Dimana Hauriou melihat masyarakat
yang sesungguhnya sebagai suatu peristiwa moral. Haurio merupakan ahli hukum katolik, dimana ajarannya dipengaruhi oleh Thomas Van Aquino dan
59
Maurice Hauriou, Precis de Droit Constitutionnel. Lihat juga Abu Daud Busro,
Ilmu Negara , Bumi Aksara: Jakarta, 1990, hlm: 99.
60
G.S. Diponolo, Ilmu Negara, Jilid I, Balai Pustaka: Jakarta, 1951, hlm: 23.
83
ajaran Plato. Konstitusi menurut Haurio memiliki peran sebagai keseimbangan pada negara antara lain sebagai ketertiban de orde,
ketertiban masyarakat, kekuasaan yang mempertahankan orde tadi, dan kebebasan yakni kebebasan pribadi dan kebebasan manusia.
Sedangkan Leon Duguit yang merupakan sosiolog ini menuturkan
konstitusi tidak hanya berperan sebagai undang - undang dasar yang memuat sejumlah atau kumpula norma - norma semata - mata, akan tetapi
struktur negara yang nyata - nyata terdapat dalam kenyataan masyarakat. Dengan perkataan lain, konstitusi adalah faktor - faktor kekuatan yang
nyata yang terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan.
A.A.H. Struycken mengatakan konstitusi sebagai undang - undang
yang memuat garis - garis besar dan asas -asas tentang organisasi daripada negara. Jadi, Struycken adalah termasuk tokoh yang berpendapat bahwa
konstitusi sama dengan undang - undang dasar. Tetapi Struycken pun tidak menyebutkan dengan tegas tentang sifat undang - undang yang tertinggi
dari konstitusi. Walaupun demikian, dengan menyebutnya suatu undang - undang berarti Struycken juga menghendaki konstitusi sebagai naskah
yang tertulis, hal mana sesuai dengan paham modern. Mengenai isi konstitusi dikatakannya sebagai sendi - sendi dan asas jadi hanya memuat
sendi - sendi dan asas - asasnya saja sehingga tidak perlu mencerminkan seluruh masalah yang penting secara lengkap, hal mana sesuai pula dengan
paham modern.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa konstitusi merupakan acuan tertulis yang digunakan untuk menjalankan negara dalam hal ini bisa perundang -
undangan, dimana disana merupakan refleksi dari fakta sosial di masyarakat. Lalu apa kaitannya dengan MK atau Mahkamah Konstitusi.
Dalam trias politica John Locke aspek pemerintahan meliputi kekuasaan ekskutif, legislatif, dan yudikatif. MK merupakan salah satu lembaga
yudikatif yang berperan sebagai pemantau dalam perundang - undangan dalam hal penyelenggaraan negara. Sebagaimana sejarah terbentuknya MK
serta visi misi MK, di mana ide pembentukan MK dilatarbelakangi oleh salah satu perkembangan pemikiran hukum dan kenegaraan modern yang
muncul di abad ke-20. Tegaknya konstitusi dalam rangka mewujudkan cinta negara hukum dan demokrasi demi kehidupan dan kenegaraan yang
84
bermartabat merupakan visi dari MK. Sedangkan misi dari MK yaitu pertama, mewujudkan MK sebagai salah satu kekuasaan kehakiman yang
modern dan terpercaya serta membangun konstitusionalitas Indonesia dan budaya sadar berkonstitusi.
Jadi sesuai peran dari MK dikaitkan dengan konstitusi digunakan untuk mengawasi jalannya pemerintahan mulai dari pengawasan undang -
undang yang berlatarbelakang dengan hukum hingga mengawasi jalannya demokrasi di Indonesia, adapun jalannya demokrasi ini juga termasuk
meliputi pesta demokrasi. Dengan harapan dari peran konstitusi ditunjang dengan lembaga bernama MK ini pengawasan hukum dan demokrasi di
Indonesia bisa dilaksanakan untuk membangun negara yang bermartabat sesuai dengan visi misi dari MK itu sendiri.
Undang-undang dasar negara republik indonesia 1945 yang disyahkan serta ditetapkan oleh panitia persiapan kemerdekaan indonesia
pada tanggal 18agustus 1945, yang naskah rancangannya dipersiapakan oleh badan penyelidak usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesia,
masih besifat sementara. Sifat kesementaraan ini ternyata dari ketentuan pasal 3 kalimat pertama undang-undang dasar 1945 itu sendiri yang
menentukan: majelis permusyawaratan rakyat menetapkan undang-undang dasar.
Kecuali itu sifat kesementaraan undang-undang dasar 1945 tersebut juga dapat diketahui dari ketentuan aturan tambahan ayat kedua undang-
undang 1945 yang menentukan dalam enam bulan sesudah majelis permusyawaratan rakyat dibentuk, majelis itu bersidang untuk menetpkan
undang-undang dasar. Tetapi selama berlakunya undang-undang dasar 1945 dalam kurun waktu yang pertama yaitu dari tanggal 18 agustus 1945
sampai tanggal 27 desember1949 majelis permusyawartan tersebut belum pernah dibentuk.
Menurut ketentuan pasal 2 ayat 1 undang-undang dasar 1945 majelis permusyawaratan rakyat terdiri atas anggota-anggota dewan
perwakilan rakyat ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan
–golongan menurut aturan yang ditetapkan dengan undang- undang. Jadi untuk terbentuknya majelis permusyawaratan rakyat harus
85
diselenggarakan terlebih dahulu pemilihan umum untuk memilih anggota dewan perwakilan rakyat. Sedangkan untuk dapat melaksanakan pemilihan
umum harus ada undang-undang tentang pemilihan terlebih dahulu. Undang-undang belum ada karena badan pembentuknya, yaitu presiden
dengan persetujuan dewan perwakilan rakyat,dewan [erwakilan rakyat belum terbentuk.
Bahwa majelis permusyawaratan rakyat anggota-anggotanya terdiri atas dewan perwakilan rakyat ditambah utusan dari daerahdan golongan
maksudnya ialah supaya seluruh rakyat, seluruh golongan, seluruh daerah akan mempunyai wakil dalam majelis permusyawaratan rakyat, sehingga
majelis itu akan betul-betul dianggap sebagai penjelmaan seluruh rakyat indonesi.yang dimaksud dengan golongan ialah badan koperasi,serikat
sekerja dan lain badan kolektif. Aturan demikian memang sesuai dengan aturan jaman. Berhubung dengan anjuran mengadakan sistem koperasi
dalam ekonomi, maka ayat ini mengingat akan adanya golongan dalam badan ekonomi.
Selanjutny dalam penjelasan Pasal 2 ayat 2 dikatakan bahwa badan yang akan besar jumlahnya bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun.
Dan boleh mengadakan lebih dari lima tahun dengan persidangan istimewa. Undang-undang dasar negara republik indonesia 1945 tersebut
yang mulai berlaku pada hari tanggal 18 agustus 1945 sampai hari tanggal 27 desember 1949 kurun waktu pertamakemudian diganti dengan
konstitusi republik indonesia serikat tahun 1949.
15.
Perihal Teori Perubahan Konstitusi.
Secara Umum proses Amandemen dalam sebagian besar Konstitusi Modern dimaksudkan untuk melindungi satu atau lebih dari empat tujuan
berikut:
61
1. Konstitusi hanya boleh diubah dengan pertimbangan yang matang, dan
bukan karena alasan sederhana atau secara serampangan;
61
K. C. Wheare, Konstitusi Moderen, Op cit: 128.