Tingkatan Sikap Pembentukan Sikap

afektif mencakup peningkatan internalisasi atau komitmen pada perasaan yang diungkapkan sebagai emosi, minat, sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Penyusunan ranah afektif didasarkan pada tingkat kompleksitas perilaku yang merupakan gambaran dari kedalaman respon emosional seseorang yang dipadukan kedalam kepribadian atau sistem nilai seseorang Nurhidayah, 2010.

2.2. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo 2007 Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni: a. Menerima receiving. Diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. b. Merespon responding. Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c. Menghargai valuing. Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab responsibility. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.3. Pembentukan Sikap

sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi antara induvidu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola prilaku masing-masing induvidu sebagai anggota masyarakat. Interaksi sosial itu meliputi hubungan antara induvidu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya. Universitas Sumatera Utara Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain: a. Pengalaman pribadi. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. Bagaimana induvidu beraksi terhadap pengalaman saat ini jarang lepas dari penghayatan terhadap pengalaman-pengalaman dimasa lalu. b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu cendrung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. c. Pengaruh kebudayaan. d. Media masa. Media masa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. e. Lembaga pendidikan agama. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap induvidu terhadap suatu hal. f. Pengaruh faktor emosional. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego Azwar, 2005.

2.4. Pengukuran sikap