Pengetahuan kelompok resiko LSL dalam pencegahan penularan HIVAIDS

2. Pembahasan

2.1 Pengetahuan kelompok resiko LSL dalam pencegahan penularan HIVAIDS

Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan LSL dalam pencegahan penularan HIVAIDS di Klinik Veteran secara umum adalah baik 54,7. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden sudah mengerti dan memahami tentang HIVAIDS. Sesuai dengan data yang didapat pada data demografi diketahui rata-rata usia responden berada pada kelompok usia 26-35 tahun 47,5. Usia tersebut merupakan kelompok usia dewasa muda, dimana menurut teori perkembangan Erik Erikson fase usia dewasa muda merupakan kebutuhan untuk membuat komitmen dengan menciptakan suatu hubungan interpersonal yang erat dan stabil serta mampu mengaktualisasikan diri seutuhnya untuk mempertahankan hubungan tersebut. Usia responden yang telah mencapai dewasa muda menunjukan bahwa responden telah mengalami beragam pengalaman dalam proses kehidupannya. Widianti et al 2007 mengatakan bahwa pengalaman merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Selain itu penelitian ini juga didukung dengan penelitian Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku Pada Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia STBP 2011 terhadap LSL mendapat hasil yang sama yaitu 43,4 responden yang ditemukan adalah dewasa muda berusia 25-34 tahun. Pengetahuan responden yang baik dipengaruhi pula oleh faktor pendidikan. Seperti data yang didapat pendidikan terakhir responden 60,4 adalah SMA atau sederajat. Masa pendidikan responden yang telah mencapai SMA Universitas Sumatera Utara menunjukan bahwa responden telah memperoleh banyak pengetahuan. Ngudi, et al 2010 menyebutkan bahwa pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan responden yang baik disebabkan juga karena petugas kesehatan di klinik Veteran selalu rutin memberikan informasi ataupun pendidikan kesehatan terhadap LSL mengenai HIVAIDS. Hal ini biasanya dilakukan dalam setiap rangkaian pemeriksaan tes HIV dalam bentuk pretes dan postes. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku Pada Kelompok Beresiko Tinggi di Indonesia STBP tahun 2011 terhadap LSL dibeberapa kota-kota besar yaitu Jakarta, Bandung, dan Semarang, dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa pengetahuan komprehensif tentang penularan dan pencegahan HIV dikalangan LSL rendah, terutama dipengaruhi oleh akses untuk mendapatkan informasi tentang HIV. Sedangkan responden pada penelitian yang dilakukan pada Klinik Veteran ini selalu mendapat informasi mengenai HIVAIDS.

2.2 Sikap kelompok resiko LSL dalam pencegahan penularan HIVAIDS