4.3.1 Syarat-syarat Terwujudnya Partisipasi
Syarat-syarat terwujutnya partisipasi antara lain: pertama adanya rasa saling percaya antara anggota dalam masyarakat, maupun anggota masyarakat dan pihak
petugas. Rasa saling percaya diciptakan melalui suatu niat baik untuk melakukan sesuatu demi kesejahteraan masyarakat. Kedua adanya ajakan dan kesempatan bagi
anggota masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan atau program. Ketiga adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat. Konsep ini
penting karena masyarakat biasanya bersikap praktis. Keempat adanya contoh dan keteladanan dari para tokoh dan pemimpin masyarakat, terutama mada masyarakat
yang bercorak paternalistik Notoatmojo, 2010:276. Ibu balita datang ke posyandu atas kesadaran diri sendiri tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun. Mereka datang untuk memeriksakan kesehatan anak dan untuk pemantauan pertumbuhan buah hatinya. Berikut hasil wawancara dengan
IB 4, sebagai berikut.
Ibu balita merasa percaya dengan kinerja kader dan bidan yang bertugas di posyandu, karena selain kinaerja kader yang suadah baik kader-kader juga sudah
terlatih dan cekatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu balita yang datang untuk menimbangkan balitanya juga pada warga yang ingin mendapatkan
pelayaan kesehatan lainnya Saya datang ke posyandu atas lesadaran sendiri agar pertumbuhan
dan kesehatan dapat terpantau dengan baik. IB 4
Terbukti dengan sigapnya pelayanan yang dilakukan oleh kader dan bidan jika ada ibu balita yang datang untuk menimbangkan balita mereka. Sehinnga timbullah
kepercayaan dari ibu balita atas kinerja kader yang membuat ibu balita merasa nyaman saat datang ke posyandu.
Ibu-ibu balita ikut berperan serta secara aktif dalam kegiatan posyandu seperti penimbangan, imunisasi, KB, gizi, penanggulangan diare dan ISPA, dan kebersihan
lingkungan. Hal ini di sesuai dengan pendapat dari IB 1
Setelah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di posyandu ibu balita merasa mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Selain bertambah ilmu akan pengasuhan
anak, ibu balita juga mengetahui tumbuh kembang dan kesehatan buah hatinya lewat kegiatan posyandu, warga khususnya ibu balita juga mulai sadar akan pentingnya
perilaku hidup sehat, kebersihan rumah dan lingkungan tinggal. Ibu balita juga dapat bersosialisasi dengan ibu balita lainnya dan dapat bertugar pengalaman dalam
mengasuh anak.
Adapun yang menjadi teladan dan panutan warga dalam kegiatan posyandu yaitu tokoh masyarakat seperti ibu lurah dan ibu-ibu balita yang aktif dalam kegiatan
posyandu. Untuk kinerja kader dan bidan disini yaa udah baik, mereka melayani
ibu baita dengan ramah dan mereka sudah dapat menjalankan tugas- tugasnya dengan baik. IB 4
Saya ikut berperan aktif dalam kegiatan posyandu dengan menimbangkan anak saya di posyandu dan melakukan KB IB 1
Banyak mbak pertumbuhan anak saya terpantau kesehatannya juga, saya menjadi lebih sadar pentingnya menjaga kebersihan IB 4
Berdasarkan hasil wawancara tentang partisipasi masyarakat dalam layanan posyandu berbasis masyarakat di Desa Mergowati Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung, maka dapat ditarik teori subtansial adalah syarat-syarat terwujutnya partipasi masyarakat yaitu pertama adanya rasa percaya pada kader, ibu balita Desa
Mergowati sudah percaya dengan kinerja kader yang bertugas di posyandu, kedua kesadaran tanpa paksaan, ibu balita hadir dalam kegiatan posyandu atas kesadaran
sendiri untuk mengetahui pertumbuhan anak tanpa ada paksaan dari pihak manapun, ketiga adanya manfaat yang diperoleh, ibu balita selain mendapat ilmu, mengetahui
pertumbuhan balita, ibu balita juga mualai sadar akan pentinggya perilaku hidup sehat, keempat adanya teladan dari pihak lain, yang menjadi teladan disini adalah ibu
balita yang aktif dalam kegiatan posyandu dan ibu lurah.
4.3 Layanan Posyandu di Desa Mergowati Kecamatan Kedu Kabupaten