74
6 jam dengan perbandingan alat 1:1 ternyata lebih efektif jika siswa menggunakan alat dengan perbandingan 1 alat 2 siswa selama 10 jam. Jadi
laboratorium harus efisien dalam mendayagunakan kemampuan yang dimiliki sesuai kemampuannya.
4.2.2 Sasaran dan Tujuan Dalam Perencanaan
Laboratorium sekolah sangat vital mendukung pelaksanaan proses pembelajaran. Bagi siswa program keahlian tata busana, laboratorium disebut
bengkel kerja atau tempat kerja tata busana yang di dalamnya berisi mesin- mesin konveksi serta peralatan lain yang mendukung kerja. Fungsi
laboratorium sebagai tempat kerja siswa harus selalu dijaga kesiapan dan kondisinya melalui pengelolaan atau manajemen yang baik. Untuk itu
laboratorium tata busana membutuhkan perencanaan yang sistematis agar betul-betul siap melayani siswa.
Pada tahapan inilah dibutuhkan orang-orang yang bertanggungjawab
mengelola agar laboratorium berfungsi dengan baik.
Gambar: 4.7 Aktivitas siswa di laboratorium
tata busana
Pengelolaan laboratorium tata busana menjadi tanggungjawab ketua laboratorium dibantu guru penanggungjawab ruang dan penanggungjawab
Maintenance Repair M R. Berdasarkan dokumen yang diperoleh
75
diketahui bahwa ketua laboratorium mempunyai tanggungjawab dan tugas yang berbeda dengan penanggungjawab ruang dan M R.
Ketua laboratorium bertanggungjawab kepada ketua bidang keahlian atas pengelolaan laboratorium masing-masing agar siap untuk pelaksanaan
PBM praktik produktif. Penanggungjawab M R bertanggungjawab kepada ketua bidang keahlian atas kesiapan alat praktik agar selalu dalam kondisi siap
pakai untuk PBM praktik. Adapun tanggungjawab penanggungjawab ruang adalah bertanggungjawab kepada ketua laboratorium dan alat atas pengelolaan
peralatan praktik pada masing-masing ruang agar siap untuk pelaksanaan PBM praktik produktif. Tugas ketua laboratorium, penanggungjawab M R,
dan penanggungjawab ruang sebagaimana pada tabel berikut: Tabel: 4.4
Tugas ketua, penanggungjawab M R dan ruang pada laboratorium tata busana
Jabatan Tugas
Ketua Bengkel a. Merencanakan jadwal bengkel
b. Memonitor kondisi inventaris bengkel c. Merencanakan dan mengkoordinasikan perbaikan peralatan
agar selalu siap digunakan untuk PBM d. Menyusun daftar kebutuhan alat dan bahan guna
mengoptimalkan bengkel untuk PBM e. Menyusun daftar inventaris alat dan perabot di dalam
bengkel masing-masing f. Mengatur tata letak peralatan dalam bengkel dengan prinsip
rapi, indah dan nyaman untuk melakukan aktivitas dalam di bengkel
g. Memonitor kondisi peralatan agar selalui siap untuk digunakan PBM
h. Menciptakan terlaksananya 7 K bengkel masing-masing. i. Menyelenggarakan administrasi penggunaan alat dan
perawatan atau perbaikan di bengkel masing-masing. j. Menyampaikan laporan rutin kondisi bengkel kepada ketua
bidang keahlian k. Membantua ketua bidang keahlian menyusun kebutuhan
76
peralatan guna mengoptimalkan bengkel untuk PBM l. Membantu keua bidang keahlian mengadakan atau
mensosialisasikan kebutuhan peralatan m. Mendistribusikan peralatan kepada penanggungjawab
bengkel. n. Menyelenggarakan administrasi yang diperlukan di gudang
peralatan o. Menyampaikan laporan rutin kepada ketua bidang keahlian
Penanggungjawab M R
p. Menyusun kebutuhan perawatan perbaikan alat q. Memperbaiki alat praktik
r. Mencatat dalam kartu perawatan s. Melaporkan hasil perawatan kepada penanggungjawab
bengkel Penanggungjawab
Ruang t. Menyusun rencana kebutuhan peralatan pada tiap ruang
praktik u. Menginventarisasi peralatan yang ada ke dalam buku
peralatan pada masing-masing ruang praktik v. Menyampaikan laporan pelaksanaan program kerja kepada
ketua bengkel dan alat
Sumber: Program Kerja Program Keahlian Tata Busana SMK Negeri 3 Magelang Tahun 2008
Program kerja menurut Ibu Asturi dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu program jangka panjang, menengah, dan jangka pendek, sebagaimana
penuturan beliau berikut ini: program kerja kami kelompokkan menjadi tiga, yaitu jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Semua itu mempunyai sasaran sendiri-sendiri. Jangka pendek jelas untuk
memenuhi kebutuhan sekolah dalam waktu dekat, sementara program jangka panjang lebih diarahkan untuk mewujudkan visi
dan misi sekolah. Penyusunan program sekolah kita laksanakan bersama-sama. Seluruh elemen sekolah coba kita sertakan agar
77
tidak menimbulkan ketidakpuasan. Kalau ada program yang dianggap berhasil, maka itulah prestasi sekolah, sedangkan jika
ada program yang tidak berhasil, itu juga dianggap sebagai resiko. Artinya tidak ada pihak yang menyatakan paling berjasa, dan
sebagainya 01KSSMKN32008: 18-28.
Program kerja menurut Ibu Retno merupakan salah satu wujud dari perencanaan dalam manajemen. Perencanaan harus mempunyai sasaran yang
jelas, artinya perencanaan harus mampu menjadi semacam panduan. Sasaran adalah hal-hal yang menjadi fokus, dalam hal ini adalah fokus perencanaan.
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan Ibu Cicik Noorhayati. Menurutnya, Sasaran itu adalah sesuatu yang akan dilaksanakan atau yang
terlibat dalam pelaksanaan, apakah itu sumber daya manusia, dana, waktu, tempat, dan sebagainya. Perencanaan juga harus mempunyai tujuan yang jelas.
Dengan sasaran yang telah ditentukan maka upaya dalam melaksanakan setiap program akan segera diketahui hambatan yang
kemungkinan ada. Berdasarkan dokumen yang ada, sasaran dalam perencanaan manajemen laboratorium tata busana masuk dalam program kerja
laboratorium tata busana pada tabel berikut ini:
78
Tabel: 4.5 Program Kerja Laboratorium Tata Busana
Program keahlian Tata Busana SMK Negeri 3 Magelang Tahun 2008
Bidang Garapan Tujuan
Sasaran Hasil yang
diharapkan
Menyusun rencana kebutuhan bahan
dan alat Tersedianya bahan
dan alat praktik Silabus, siswa,
dan guru mata diklat
Siswa dapat praktik sesuai silabus dan
SKNI Pengadaan bahan
praktik Tersedianya bahan
dan alat praktik Ka. Bengkel dan
guru diklat Program diklat
produktif berjalan lancar
penyusunan jadwal praktik
Kelancaran pelaksanaan
program parktik produktif
Guru dan siswa Program produktif
berjalan lancar
inventarisasi alat Mengarsipkan
jumlah alat yang ada pada bidang
tata busana Ka. Bengkel dan
penanggungjawab ruang
Tersusunnya daftar inventaris alat dan
adanya buku inventaris alat secara
lengkap perbaikan dan
perawatan alat praktik
Tersusunya administrasi
perawatan dan perbaikan alat
praktik Penanggungjawab
ruang dan penanggungjawab
M M Semua alat dalam
kondisi siap pakai
Koordinasi guru pembimbing praktik
Penyatuan persepsi tugas-tugas
Ka. Bidang keahlian
Praktik industri berjalan lancar dan
79
dan pelaksanaan praktik industri
pembimbing praktik industri
tertanganinya masalah-masalah
yang ditemukan pelaksanaan uji
kompetensi Mengukur
kemampuan kompetensi peserta
praktik industri Siswa Siswa
memiliki kelayakan dengan
memperoleh sertifikat uji kompetensi
Kunjungan industri Memberi wawasan
prosesd kerja di dunia usahadunia
industri Siswa tingkat 2
Kesiapan siswa memasuki dunia
usahaindustri
Kebersihan ruang praktik dan
sekitarnya Pelaksanaan
kebersihan ruang praktik dan
lingkungan di sekitarnya
Guru praktik dan siswa
Ruang praktik dan lingkungan sekitarnya
bersih dan rapi
Pelaksanaan kelas Kewirausahaan
Membekali keterampilan siswa
dalam bidang usaha dan industri
Siswa tingkat 2 Kesiapan siswa
memasuki dunia usahaindustri
Sumber: Program Kerja Program Keahlian Tata Busana SMK Negeri 3 Magelang Tahun 2008
Menurut Ibu Yuli Astuti, dalam menyusun perencanaan pada laboratorium tata busana, yang menjadi fokus atau pusat perhatian setidaknya
meliputi 3 hal, yaitu personil, pendanaan, dan penentuan waktu. Ketiga hal tersebut merupakan unsur yang akan menentukan keberhasilan setiap kegiatan
80
yang dilaksanakan. Hal senada juga dinyatakan oleh Ibu Cicik Noorhayati. Berikut ini pernyataan Ibu Cicik Noorhayati:
Setiap kegiatan yang dilaksanakan pada program keahlian tata busana, hal-hal yang biasanya mendapat sorotan meliputi orang-
orang atau guru-gurunya, sumber dana yang akan didapatkan, dan waktu. Tempat juga diperhatikan, tapi kan sudah dilaksanakan di
masing-masing ruang busana, sehingga ketiga hal tersebut yang biasanya menjadi bahan pembicaraan. Terutama personil yang
kita perlu hati-hati dalam menunjuk
10KAPRODISMKN32008: 18-23 .
a. Penentuan personil Menurut Ibu Cicik Noorhayati, penentuan personil dalam
perencanaan sangat penting dan menentukan keberhasilan setiap program yang akan dilaksanakan. Laboratorium tata busana tidak hanya
mengandalkan kemampuan satu jenis keterampilan, tapi beberapa keterampilan, seperti menjahit,
bordir, garment, dan
keterampilan lainnya. Penentuan personil harus hati-hati agar
tidak salah orang.
Gambar: 4.8 Pembagian jadwal di
laboratorium tata busana
81
Berdasarkan dokumen yang ada diketahui bahwa laboratorium tata busana dipimpin oleh seorang guru, yang membawahi beberapa
penanggungjawab ruang. Menurut Ibu Asturi, penentuan personil diupayakan disesuaikan dengan kecakapan dan pengalaman guru atas
dasar masukan dari guru-guru. Berikut pernyataan Ibu Asturi: Untuk ketua bengkel dan penanggungjawab ruang, yang
mengusulkan adalah ketua program keahlian, itu juga melalui rapat guru-guru. Biasanya ada rapat di masing-masing program
keahlian, untuk memilih pejabat diusulkan beberapa nama, lalu dilaksanakan pemilihan, nah, yang terpilih diusulkan kepada
kepala sekolah 03KSSMKN32008: 36-40.
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Ibu Cicik Noorhayati. Menurutnya, yang menunjuk ketua laboratorium memang ketua program
keahlian, namun nama yang diusulkan adalah nama hasil rapat guru-guru. Guru-guru yang membahas dan mengusulkan, sehingga ketua program
keahlian hanya mengusulkan kepada kepala sekolah. Ketua laboratorium diusulkan karena beberapa pertimbangan. Berikut ini pernyataan Ibu Cicik
Noorhayati: Dasar yang dijadikan untuk memilih ketua bengkel dan
penanggungjawab ruang antara lain kompetensi atau kemampuan, berpengalaman, bertanggungjawab, siap memajukan sekolah,dan
mempunyai kinerja yang baik. Tidak harus senior, nyatanya salah
82
satu penanggungjawab ruang usianya masih muda
11KAPRODISMKN32008: 30-34 .
Proses pembelajaran yang berlangsung di laboratorium tidak bisa dilepaskan dari peran tenaga teknis atau laboran. Tenaga teknis merupakan
staf yang bertugas di laboratorium, baik membersihkan, mengecek kondisi alat, maupun tenaga fungsional lain. Analisis tenaga teknis atau laboran
dibicarakan oleh ketua program keahlian dengan ketua laboratorium. Pihak program keahlian tata busana hanya menyampaikan kebutuhan kepada
kepala sekolah, dan kepala sekolah yang bertanggungjawab memenuhi kebutuhan tersebut.
Selama ini laboran yang diberi memang tidak berkualifikasi secara spesifik paham terhadap urusan tata busana, tapi dengan bimbingan dan
pendampingan yang dilakukan oleh ketua program keahlian, ketua laboratorium, dan guru-guru lambat laun laboran dapat melaksanakan
tugas dengan baik. Untuk saat ini tidak ada problem apa-apa menyangkut laboran.
b. Pendanaan Pendanaan sangat penting untuk menunjang kelancaran kegiatan,
termasuk kegiatan di laboratorium tata busana. Besar kecilnya dana yang dialokasikan memang tidak menjamin berhasil atau tidaknya kegiatan,
83
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengatur sirkulasi atau lalu lintas pendanaan.
Menurut Ibu Yuli Astuti, laboratorium tata busana yang terdiri dari 5 ruang membutuhkan sejumlah dana untuk operasional. Operasional yang
dimaksud adalah pembelian bahan-bahan praktik dan perawatan mesin- mesin. Berikut penuturan Ibu Yuli Astuti:
Selama 1 tahun, bengkel tata busana harus menyediakan bahan- bahan yang digunakan untuk praktek siswa, baik siswa kelas X,
XI dan siswa kelas XII. Bengkel tata busana juga harus menyediakan dana untuk pemeliharaan alat-alat serta
mengupayakan untuk membeli keperluan lain. Sumbernya, ya
dari sekolah 08KALABSMKN32008: 3-7.
Berdasarkan dokumen diketahui bahwa sumber dana untuk mendukung kegiatan di laboratorium tata busana diperoleh dari komite
sekolah. Pihak sekolah khususnya laboratorium tata busana juga berusaha mendapatkan dana dari pihak lain, seperti mitra sekolah, dan usaha lain..
Pihak sekolah juga berupaya untuk mencari tambahan dana dengan menjual hasil karya siswa kepada masyarakat. Dengan demikian
kebutuhan dana untuk menunjang kegiatan belajar di laboratorium dapat tercukupi.
Menurut Ibu Retno, siswa dibekali mata pelajaran kewirausahaan, dan salah satu tugasnya adalah memasarkan hasil karya, baik melalui butik
84
atau toko-toko yang lain. Hasil penjualan karya siswa sebagian untuk membeli bahan praktik dan sebagian untuk siswa sendiri. Prinsipnya
keuntungan penjualan karya siswa akan dikembalikan lagi untuk siswa. c. Alokasi Waktu
Berdasarkan dokumen, proses belajar mengajar di SMK Negeri 3 Magelang, khususnya program keahlian tata busana jadwalnya disesuaikan
dengan kalender pendidikan yang disusun oleh Dinas Pendidikan Kota Magelang. Penyesuaian yang dilakukan adalah dengan menyusun jadwal
pembelajaran, termasuk pembelajaran di laboratorium tata busana. Berdasarkan dokumen yang ada, laboratorium tata busana pada masing-
masing ruang masih terbatas melayani sekitar 20 siswa. Padahal jumlah siswa setiap angkatan jumlahnya lebih dari 20.
Solusi yang ditempuh dari keterbatasan ruang adalah dengan menyusun jadwal secara teratur agar seluruh siswa dapat terlayani pada
masing-masing ruang. Menurut penuturan Ibu Retno, untuk mensiasati keterbatasan tersebut, siswa dibagi menjadi beberapa shif kelompok yang
masing-masing shif terdiri dari 20 siswa. Dengan demikian, seluruh siswa dapat terlayani dengan baik.
Berdasarkan tuturan Ibu Retno, dalam prakteknya hal-hal yang direncanakan dalam manajemen laboratorium tata busana adalah pengaturan
ruangsetting praktek, pembagian jadwal praktek, pembagian waktu, pembiayaan, pengadaan dan perawatan alat praktik, pemasangan pameran
85
pekerjaan siswa, praktek kerja prakerin, dan sosialisasi tata tertib di dalam bengkel.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yuli Astuti, perencanaan khususnya yang di bengkel tata busana mempunyai tujuan yang positif.
Berikut pernyataan Ibu Yuli Astuti: Perencanaan harus disusun dengan baik karena tujuannya sangat
positif, yaitu mempersiapkan sebaik mungkin agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, untuk memastikan
bahwa proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, agar dapat diperkirakan segala kebutuhan bahan-bahan yang
diperlukan dalam proses pembelajaran, memberi gambaran tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, sebagai pengendali agar
kegiatan yang berlangsung dibengkel berlangsung dengan baik
07KALABSMKN32008: 57-63 .
Hal senada disampaikan oleh Ibu Cicik Noorhayati. Menurutnya, penyusunan perencanaan di laboratorium tata busana itu dilakukan agar ketika
proses pembelajaran berlangsung, laboratorium tata busana sudah mempersiapkan diri, sehingga segala kekurangan bisa segera dipenuhi. Jika
kekurangan sudah diketahui, maka proses pemenuhan atau pelengkapan sarana prasarana laboratorium tata busana lebih terkontrol karena kebutuhannya jelas.
Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa laboratorium tata busana juga mengoptimalkan peran unit produksi untuk melatih siswa bekerja
86
dan berjiwa wirausaha, meskipun itu masil dalam bentuk pendirian butik. Hal tersebut diakui oleh Ibu Cicik Noorhayati. Menurut beliau, unit produksi
merupakan upaya mengkomersialisasikan laboratorium agar laboratorium khususnya tata busana mendapat sedikit masukan yang dapat dipergunakan
untuk mendukung operasional pembelajaran sehari-hari.
4.2.3 Tahap-tahap Dalam Perencanaan