41 2.
Library Research Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan
membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal
ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan
yang berkenaan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Analisa Pengujian Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi Ghozali, 2009:19. Dengan menggunakan pengujian statistik berbantuan
software Statistical Product and Service Solution SPSS versi 20 akan diketahui rata-rata, nilai minimum dan maksimum, dan standar deviasi dari
setiap variabel yang digunakan.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi dependen variabel, independen variabel ataupun keduanya mempunyai
42 distribusi yang normal atau tidak. Salah satu cara untuk melihat data
yang telah memenuhi uji Normalitas adalah dengan menggunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk menguji apakah model
regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah bila distribusi errornya normal atau mendekati normal. Terdapat
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2009:160.
1 Pengujian Normalitas Menggunakan P-Plot Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Deteksi normalitas dapat dilakukan
dengan: a Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2 Pengujian Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam penelitian ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas
43 dengan menggunakan statistik Kolmogorov
– Smirnov Ghozali, 2009:160. Cara untuk mendeteksi normalitas dengan menentukan
terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu: Hipotesis nol H
o
: data terdistribusi secara normal Hipotesis Alternatif H
a
: data tidak terdistribusi secara normal
b. Uji Multikolinearitas
Ghozali 2009:105 menyatakan bahwa Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali,
2009:106. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance Inflatiion Factor VIF dari hasil analisis dengan
menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output SPSS melalui grafik
44 scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi
– Y sesungguhnya yang telah di-studentized Ghozali, 2009:139. Dasar
analisis dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka pada
sumbu Y,
maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama
lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data rentet waktu time series karena “gangguan” pada
seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data
crossection silang waktu, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi
45 karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu
kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali 2009:139. Adanya autokorelasi dapat
mengakibatkan: 1 Varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasi.
2 Model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.
3 Varians dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi, sehingga koefisien estimasi yang diperoleh kurang akurat. Uji t tidak berlaku
lagi, jika uji t tersebut tetap digunakan, maka kesimpulan yang diperoleh salah.
Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept
konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen hipotesis yang akan diuji adalah:
H
o
: tidak ada autokorelasi r = 0 H
a
: ada autokorel asi r ≠ 0
Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan
Jika
Tdk ada autokorelasi positif Tdk ada autokorelasi positif
Tdk ada korelasi negatif Tdk ada korelasi negatif
Tdk ada autokorelasi positf atau negatif
Tolak No decision
Tolak No decision
Tdk ditolak 0 d dl
dl ≤ d ≤ du 4 dl d 4
4
– da ≤ d ≤ 4 - dl Du d 4 - du
Sumber: Ghozali, 2009:99
46
3. Uji Hipotesis Penelitian