2. Mendesain Stimuli
Kombinasi antara faktor dengan level disebut sebagai satu stimuli atau treatment. Dalam penelitian ini bentuk stimuli yang bisa dibentuk yaitu bobot
buah 1 – 2 kg, bentuk buah bulat, warna kulit buah kuning, warna daging buah putih, tekstur pulen, cita rasa manis pahit dan aroma sedang.
Kemungkinan stimuli dari atribut dan level di penelitian preferensi konsumen durian ini yaitu 3x4x4x4x3x3x2 = 3.456 stimuli. Ada dua cara merancang
kombinasi taraf atribut stimuli, yaitu pendekatan kombinasi berpasangan pairwise combination dan kombinasi lengkap full profile. Dalam
penelitian ini, digunakan kombinasi lengkap full profile. Oleh karena jumlah stimuli terlalu banyak untuk dievaluasi oleh responden maka digunakan
teknik fractional factorial design melalui konsep orthogonal SPSS untuk membantu mereduksi kombinasi stimuli dari 3.456 kemungkinan stimuli
tersebut agar tidak semua kombinasi harus dianalisis lebih lanjut.
3. Mengumpulkan pendapat responden terhadap setiap stimuli yang ada
Responden akan memberikan rating terhadap stimuli yang ada. Penilaian rating menggunakan skala ordinal yang terukur berupa skala likert dengan
angka 1 = sangat tidak suka sekali, 2 = tidak suka sekali, 3 = cukup suka, 4 = suka sekali, 5 = sangat suka sekali. Dari stimuli yang terbentuk, proses
kemudian dilanjutkan dengan proses konjoin. Pendapat setiap responden ini disebut sebagai utility yang dinyatakan dengan angka dan menjadi dasar
perhitungan conjoint.
Universitas Sumatera Utara
4. Melak
Dari dilaku
memp respon
utility nilai
komb merup
sehing
5. Uji K
Predi ketepa
denga dicerm
estima denga
yang m Secara teo
bervariasi stimuli den
kukan pros
pendapat ukan prose
perkirakan nden. Outp
y dan nilai
yang men binasi taraf
pakan nilai gga mendas
Keakuratan
ictive accura atan predik
an pendapat minkan den
asi dengan an sejumlah
menggunak oritis jumla
. Untuk jum ngan ketent
Minim
ses conjoin
responden s conjoint
prediksi ut yang dih
kepentinga nunjukkan
stimuli yan yang menu
sari konsum
n predictive
acy dari has
si dari hasil t responden
ngan adanya aktual. Sem
h holdout sa kan sampel t
ah stimuli mlah stimuli
tuan stimuli mum stimuli
nt dengan m
atas sekia dengan ba
kombinasi hasilkan dar
an importa kecenderun
ang disukai. unjukkan at
men untuk m
e accuracy
sil analisis c l analisis di
n yang seb a korelasi y
mentara itu u ample
sebag tersebut bis
akan sanga i yang terla
i minimal ad i = jumlah l
masukan da
an stimuli antuan per
atribut bua ri proses an
ance values ngan pemi
Nilai kepen tribut buah
membeli bua
conjoint yak
imana hasil benarnya. T
yang tinggi untuk meng
gai penguji h sa selaras jik
at banyak alu banyak b
dalah : level – juml
ata yang ad
yang tela angkat lun
ah durian y nalisis conjo
s . Nilai Ut
ilihan kons ntingan imp
durian yang
ah durian.
kni untuk m conjoint
tid Tingkat pred
dan signifi guji hasil co
hasil apakah ka digunaka
jika faktor bisa dilakuk
lah faktor +
da
ah dikump nak SPSS u
yang diing oint
berupa Utility
merup sumen terh
portance va ng paling pe
mengukur ti dak berbeda
dictive accu fikan antara
onjoint dilak
h proses con an pada pop
r dan level kan pengura
+1 ulkan
untuk inkan
a nilai pakan
hadap alues
enting
ngkat a jauh
uracy hasil
kukan njoint
pulasi juga
angan
Universitas Sumatera Utara
Asumsi pada analisis conjoint berbeda dengan analisis multivariat lainnya, proses conjoint
tidak membutuhkan uji asumsi seperti normalitas, homoskedastisitas, dan lainnya Santoso, 2012.
Dalam evaluasi model, hasil analisis konjoin dinilai untuk akurasi baik individu maupun agregat. Tujuan keduanya adalah memastikan seberapa konsisten model
memprediksi preferensi yang diberikan responden. Untuk memeriksa kecocokan model keseluruhan dapat digunakan nilai korelasinya. Semakin tinggi korelasinya
semakin cocok atau semakin baik modelnya. Untuk data ranking dilihat korelasi antara ranking aktual dan prediksi dengan Tau Kendall, sedangkan data rating
digunakan korelasi Pearson Hair, et al, 2006.
2.3. Penelitian Terdahulu