94 b Siswa dan guru mampu melaksanakan metode cooperative learning
tipe NHT dengan baik dan maksimal. Kegiatan pembelajaran berjalan lancar dan kondisi kelas kondusif.
c Hasil belajar siswa pada pengetahuan bahan makanan dari kacang- kacangan dan hasil olahannya mencapai 91.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian dihentikan pada siklus II karena tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sudah terlaksana semua.
5.
Pencapaian Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pengetahuan Bahan Makanan Dari Kacang-Kacangan Dan Hasil Olahannya
Kelas X Boga 4 Program Keahlian Jasa Boga SMK N 4 Yogyakarta.
Hasil belajar siswa dalam pembelajaran pengetahua bahan makanan dari kacang-kacangan dan hasil olahannya dapat diketahui dari data yang di
sajikan dari tes pencapaian hasil belajar. Hasil belajar siswa pada pembelajaran pengetahua bahan makanan dari kacang-kacangan dan hasil
olahannya di SMK N 4 Yogyakarta yaitu sebagai berikut:
a. Pra Siklus
Pada data pra siklus dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada pengetahuan bahan makanan dari kacang-kacangan dan hasil olahannya
yang dicapai siswa pada yaitu dari 22 siswa, hanya 6 siswa 27 yang sudah mampu mencapai KKM. Masih ada 16siswa 73 belum mencapai
KKM dan rata-rata yang dicapai siswa yaitu hanya68,6.
b. Siklus I
Pada penelitian siklus I diketahui bahwa hasil belajar siswa pada pengetahuan bahan makanan yang dicapai siswa yaitu dari 22 siswa, 17siswa
95 78 yang sudah mampu mencapai KKM. Masih ada 5 siswa 22 belum
mencapai KKM dan nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa yaitu 77,2. Hasil di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada
siklus I dibandingkan dengan pra siklus.Hasil belajar pengetahuan bahan makanan mengalami peningkatan baik pencapaian KKM maupun nilai rata-
rata kelas dari pra siklus ke siklus I. Hal ini menunjukkan kemajuan yang baik.
c. Siklus II
Berdasarkan penelitian pada siklus II diketahui bahwa hasil belajar pengetahuan bahan makanan dari kacang-kacangan dan hasil olahannya
yang dicapai siswa yaitu dari 22 siswa, 2 siswa belum mencapai KKM dan 20 siswa telah mencapai KKM dengan nilai rata-rata satu kelas mencapai 91.
Hasil di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Peningkatan hasil belajar ditentukan
dari peningkatan ketuntasan belajar siswa. Hasil belajar pengetahuan bahan makanan siswa pada siklus II meningkat 13 dari 78 menjadi 91.
Besarnya peningkatan hasil belajar siswa dalam pengetahua bahan makanan dari kacang-kacanganan dan hasil olahannya pada mata pelajaran
pengetahuan bahan makanan dari pra siklus, siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Table 14.Peningkatan Pencapaian KKM Pra Siklus, Siklus I Ke Siklus II Keterangan
Jumlah Siswa Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Tuntas 6 27
17 78 20 91
Belum Tuntas 16 73
5 22 2 9
Peningkatan Hasil Belajar 51
13
96 Berdasarkan tabel di atas hasil belajar pengetahuan bahan makanan dari
kacang-kacangan dan hasil olahannya meningkat, yaitu mencapai 91 siswa mencapai nilai di atas KKM.Hal ini dapat membuktikan bahwa penerapan
metode cooperative learning tipe NHT Numbered Head Togheter dapat
meningkatkan hasil belajar pengetahuan bahan makanan siswa SMK N 4 Yogyakarta.
6.
Peningkatan Hasil
Belajar Siswa
Pada Pembelajaran
Pengetahuan Bahan Makanan Kelas X Boga 4 Program Keahlian Jasa Boga SMK N 4 Yogyakarta Setelah Menerapkan Metode
Cooperative Learning Tipe NHT Numbered Head Togheter.
Pencapaian hasil belajar pra siklus ditentukan berdasarkan hasil evaluasi tes yang diberikan kepada 22 siswa kelas X Boga 4 pada pembelajaran
pengetahuan bahan makanan dengan metode yang diterapkan oleh guru pada pra siklus diatas, menunjukkan tingkat keberhasilan siswa hanya 27
atau 6 siswa yang mencapai KKM. Dengan demikian prosentase siswa yang tidak tuntas sebesar 73 atau 16 siswa yang belum mencapai nilai KKM.Hal
ini membuat rata-rata kelas masih dibawah standar KKM. Target yang ingin dicapai peneliti dalam penerapan metode
cooperative learning tipe NHT Numbered Head Togetherdari segi hasil belajar dikatakan
berhasil apabila 90 siswa mencapai nilai KKM ≥75. Sedangkan dari segi pembelajaran dikatakan berhasil apabila pembelajaran berlangsung 75 dari
rencana yang disusun berdasarkan sintak metode cooperative learning tipe
NHT. Pada siklus I dilakukan tindakan menggunakan metode cooperative
learning tipe NHT dimana peningkatan hasil belajar sangat terlihat yaitu 17 siswa tuntas atau 78, dan 5 belum tuntas. Maka berlanjut pada siklus II
dari 22 siswa 2 siswa atau 9 belum tuntas dan 20 siswa atau 91 tuntas.
97 Pengamatan dilakukan terhadap peningkatan hasil belajar pengetahuan
bahan makanan melalui lembar observasi serta tes formatif.Di bawah ini disajikan gambar grafik peningkatan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan
siklus II.
Gambar 19.Grafik Pencapain KKM Pengetahuan Bahan Makanan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa setelah diberikan perlakuan menggunakan metode
cooperative learning tipe NHT tersebut hasil belajar siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya.
Table 15. Peningkatan Rata-Rata Kelas X Boga 4 Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Siklus Nilai Rata-Rata
Pra Siklus 68,8
Siklus I 77, 2
Siklus II 81,5
Hasil belajar siswa yang meningkat tersebut juga berpengaruh terhadap peningkatan rata-rata kelas X Boga 4 yaitu pada pra siklus rata-rata kelas X
Boga 4 hanya 68,8 kemudian setelah dilakukan siklus I rata-rata kelas miningkat menjadi 77, 2 dan pada siklus II rata-rata kelas menjadi 81,5
20 40
60 80
100
Pra Siklus Siklus I
Siklus II 27
78 91
P en
cap ai
an K
K M
98 peningkatan ini sangat signifikan bila dibandingkan dengan sebelum diberikan
perlakuan. Untuk lebih jelasnya berikut adalah data dan grafik nilai rata-rata kelas keterlaksanaan metode
cooperative learning tipe NHT pada pra siklus, siklus I, siklus II:
Gambar 20.Grafik Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas X Boga 4 Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
C. Pembahasan