21 5
Pola reinforcement yang keliru, misalnya diberikan pada saat anak berperilaku wajar.
6 Modelcontoh yang tidak baik dari guru dan teman sebaya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya ketunaan pada anak yaitu faktor kondisi atau
keadaan fisik, faktor keturunan, masalah perkembangan, faktor biologis, faktor psikologis, faktor psikososial, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Dalam hal ini faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya ketunalarasan baik pada faktor yang langsung
berkaitan dengan kondisi individu itu sendiri, maupun faktor yang bersifat di luar individu. Melihat faktor penyebab yang terjadi pada anak tunalaras di atas
guru akan lebih dapat memahami setiap siswa dengan permasalahan yang terjadi pada siswa itu sendiri sehingga akan terjadi hubungan yang baik antara
siswa dengan guru dan dapat menciptakan proses pembelajaran secara optimal. Selain itu juga akan bermanfaat bagi siswa dalam hubungannya dengan
interaksi dan sosialisasi terhadap lingkungannya.
2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Prestasi belajar adalah keberhasilan setelah melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapot. Hal
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina 2011: 92 yang menyatakan, seperti berikut:
“Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang
diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi
22 pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang
studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa ”.
Menurut Sumadi Suryabrata 2007: 297 mengemukakan bahwa “prestasi belajar adalah nilai yang merupakan perumusan terakhir yang dapat
diberikan oleh guru mengenai kemajuanprestasi belajar selama masa tertentu ”.
Sejalan dengan pendapat tersebut Nana Sudjana 2006: 3 mengemukakan bahwa “Prestasi belajar merupakan hasil-hasil belajar yang dicapai oleh siswa
dengan kriteria- kriteria tertentu”. Pendapat lain bahwa “prestasi belajar atau
hasil belajar adalah beragam kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar” Ninik Sri Sukasni, 2011: 5.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah diadakannya evaluasi
dengan kriteria-kriteria tertentu yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Pengertian ini sejalan dengan maksud prestasi belajar dalam variabel penelitian ini bahwa
prestasi belajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport. Prestasi belajar dalam penilaian yang secara
menyeluruh. Sejalan dengan pendapat Muhibbin Syah 2010: 149 berpendapat bahwa prestasi belajar pada dasarnya merupakan hasil belajar atau penilaian
yang menyeluruh, dengan meliputi : 1
Prestasi belajar dalam bentuk kemampuan pengetahuan dan pengertian. Hal ini juga meliputi : ingatan, pemahaman, penegasan,
sintesis, analisis dan evaluasi. 2
Prestasi belajar dalam bentuk ketrampilan intelektual dan ketrampilan sosial.
3 Prestasi belajar dalam bentuk sikap atau nilai.
23 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang pelajarsiswa yang ditunjukkan dengan nilai yang diberikan gurupendidik setelah melalui
kegiatan belajar selama periode tertentu dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi. Sedangkan Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
adalah penguasaan ilmu pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Prestasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan indikator kualitas dan pengetahuan yang dikuasai anak dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tinggi rendahnya
prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial ditentukan oleh sedikit banyak indikator yang dikuasai anak.
Pada penelitian ini, prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang dimaksud adalah suatu hasil yang dicapai siswa berupa nilai setelah melakukan
proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengenai jual beli dengan menggunakan metode karyawisata. Nilai yang dimaksud berupa angka
menyangkut pada ranah kognitif siswa dengan melalui sebuah tes. Hasil dari tes tersebut dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi
belajar siswa. b.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat dari beberapa
aspek. Adapun yang terkait dalam faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berdasarkan pendapat para ahli sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut
24 Mexitalia Setiawati 2002: 3-6 menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua bagian, yaitu: 1
Faktor endogen kondisi di luar individu pelajar a
Bahan Bahan atau alat yang harus dipelajari adalah merupakan masukan
mentah, ikut menentukan bagaimana proses belajar itu terjadi dan bagaimana hasil belajar yang dapat diharapkan. Belajar mengenai
keterampilan dan belajar pemecahan soal tidak sama. Taraf kesukaran serta kompleksitas hal yang harus dipelajari juga
sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
b Lingkungan
Lingkungan alami, misalnya keadaan suhu, kelembapan udara, berpengaruh juga terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada
keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya dari pada belajar pada keadaan udara yang panas dan pengap. Lingkungan
sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya wakilnya maupun berwujud hal lain, berpengaruh terhadap
proses dan hasil belajar.
c Instrumental
Yaitu faktor yang adanya dirancang sesuai hasil belajar dan diharapkan. Faktor ini misalnya gedung, perlengkapan belajar,
alat praktikum, dan fasilitas lainnya. Dapat pula faktor lunak seperti: kurikulum, program, pedoman belajar, tenaga pelajar, dan
sebagainya.
2 Faktor eksogen kondisi di dalam individu pelajar
a Kondisi fisik
Kondisi fisiologis umumnya dari pelajar sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Orang yang dalam keadaan
segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang dalam keadaan lemah dan sakit. Anak yang kekurangan gizi, belajarnya
tidak sebaik anak yang sehat, mereka lebih lekas lelah, mudah mengantuk, dan sulit menerima pelajaran. Kekurangan gizi
disertai anemia akan mengurangi ketahanan fisik anak sehingga konsentrasi belajar menurun dan akhirnya akan mempengaruhi
prestasi belajar.
Selain kondisi fisiologis umum, berfungsi alat panca indera dengan baik merupakan syarat yang memungkinkan belajar itu
belajar berlangsung dengan baik. Dalam system pendidikan dewasa ini, diantara panca indera manusia yang paling memegang
peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal yang dipelajari oleh manusia,
dipelajarinya melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat fisik dan bahkan
cacat mental akan menghambat dirinya di dalam menangkap
25 pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi hasil
prestasi belajarnya di sekolah. b
Kondisi Psikologis 1
Kecerdasan Itelegensi atau kecerdasan merupakan faktor yang besar
peranannya dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mengikuti program pendidikan. Pada umumnya, system nilai
yang ditekankan dalam dunia pendidikan adalah pencapaian prestasi belajar. Sering kegagalan dalam mencapai prestasi yang
diharapkan dapat dicari keterangannya antara lain dengan hasil tes itelengensi. Adapaun unsur penting yang sering dihubungkan
dengan kepandaian seseorang yaitu daya ingat. Kuatnya daya ingat tergantung dari tiga faktor yaitu kapasitas otak, minat
perhatian seseorang, dan asosiasi dengan peristiwa lainnya. 2
Bakat Bakat ditinjau terutama dari segi kemampuan individu untuk
melakukan sesuatu dengan sedikit sekali tergantung pada latihan mengenai hal tersebut.
3 Motivasi
Motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar. Adapaun dua macam motivasi yaitu motivasi intrinsik dari dalam yaitu
motivasi yang berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena memang dalam diri sendiri telah ada dorongan itu. Motivasi
ekstrinsik dari luar yaitu motivasi yang berfungsi karena ada rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik lebih menunjang
keberhasilan belajar dari pada motivasi ekstrinsik. 4
Konsentrasi Kemampuan konsentrasi dalam belajar mutlak diperlukan.
Keluhan kurang konsentrasi sering ditemui, terutama pada anak kecil, sering didapati adanya gangguan pemusatan perhatian bisa
disertai dengan hiperaktif ataupun tanpa hiperaktif. Didalam setiap langkah belajar, apakah itu didalam kelas atau tak kala
belajar sendiri diperlukan konsentrasi pikiran yang tinggi.
Beedasarkan pendapat di atas, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar masih luas lagi. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar jika dilihat
sangat bervariasi dalam berbagai segi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Daryanto 2010 : 36- 41 bahwa faktor yang mempengaruhi
belajar adalah sebagai berikut: 1 faktor intern yang dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh, faktor
26 psikologi meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
dan kesiapan, dan faktor kelelahan. 2 faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan, faktor sekolah meliputi:
metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran
di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah, dan faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, dan
bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan uraian pendapat di atas, maka dapat disimpulkan faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor eksogen yang berasal dari luar meliputi: bahan, lingkungan, dan instrumental
dan faktor endogen yang berasal dari dalam meliputi: kondisi fisik dan kondisi psikologis seperti kecerdasar, bakat, motivasi, dan konsentrasi. Selain
kedua faktor tersebut ada juga faktor sistem pembelajaran yang diterapkan pada sekolah. Sistem pembelajaran dalam penelitian ini adalah penggunaan
metode karyawisata pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Melalui metode karyawisata, yaitu dengan pembelajaran yang dilaksanakan di luar
kelas untuk mempelajarai materi jual beli dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dimana siswa mengamati dan mengalami suatu peristiwa
secara langsung, maka dapat menimbulkan minat siswa terhadap pembelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial yang dilaksanakan. Adanya minat siswa, maka dapat
27 mempengaruhi serta meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada
pembelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial.
3. Tinjauan Tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial