105 dapat dijadikan acuan untuk menerapkan metode serupa pada pembelajaran lain
yang bersifat abstrak untuk anak tunalaras. Kegunaan lain penelitian ini yaitu sebagai motivasi bagi guru-guru lain
untuk labih kreatif dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran khususnya untuk siswa tunalaras dimana siswa tunalaras
memiliki perilaku yang menyimpang sehingga dalam belajar mengalami kesulitan seperti halnya yang bersifat abstrak. Hal ini menuntut agar guru dapat memilih
metode ataupun media yang tepat sehingga siswa tunalaras dapat terbantu memahami materi pembelajaran yang disampaikan. Selain itu, penelitian ini juga
bermanfaat untuk mengembangkan penelitian sejenis atau penelitian yang relevan sehingga dapat dijadikan acuan bagi penelitian lain.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian mengenai metode karyawisata yang dilaksanakan di kelas III SLB E Prayuwana Yogyakarta dalam pelaksanaannya masih mengalami beberapa
keterbatasan, yaitu penelitian ini hanya pada aspek kognitif siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan pada aspek afektif siswa
dalam gangguan perilaku bermasalahnya yang tidak dapat dikontrol untuk mengikuti arahan dari peneliti atau guru kelaskolabolator kurang dijelaskan
dalam penelitian ini yaitu karena keterbatasan waktu dan tenaga oleh peneliti dan
kolabolator.
106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode karyawisata dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial pada siswa tunalaras kelas III SLB E Prayuwana Yogyakarta. Proses peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan dari
melakukan tes pra tindakantes sebelum tindakan untuk mengetahui kemampuan awal. Pada tes pra tindakan menunjukkan bahwa siswa belum mencapai KKM
yang ditentukan yaitu 75, kemudian dilakukan tindakan siklus 1. Tes setelah tindakan pada siklus 1 menunjukkan peningkatan namun masih terdapat siswa
yang belum mencapai KKM, dengan demikian dilakukan tindakan siklus 2. Tes setelah tindakan pada siklus 2 dengan tindakan yang dimodifikasi dari
tindakan siklus 1 menunjukkan peningkatan terhadap seluruh siswa. Hasil tes pra tindakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa yaitu siswa AT mendapat
nilai 44 dan SNH mendapat nilai 44. Rata-rata nilai siswa pada kegiatan pra tindakan menunjukkan hasil yang masih di bawah KKM yaitu dengan rata-rata
kelas 44 empat puluh empat. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 menunjukkan peningkatan pada siswa AT sebesar 36 dengan nilai 80 dan siswa
SNH sebesar 16 dengan nilai 60. Rata-rata nilai siswa pada kegiatan siklus 1 menunjukkan peningkatan sebesar 26 dengan nilai rata-rata kelas 70 tujuh
puluh yaitu hasil masih di bawah KKM.