Nilai absrobansi FGF-2 dan konsentrasi FGF-2 yang didapatkan dari pemeriksaan tertera pada lampiran. Pola FGF-2 dideskripsikan dengan menguji pola distribusinya terlebih
dahulu. Tes normalitas dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk dengan nilai p0,05 yang menyatakan bahwa data memiliki pola distribusi tidak normal; Sehingga FGF-2
dideskripsikan sebagai median 58,42 pgMl max-min: 1366,23-0.0
5.1.7. Distribusi Frekuensi Meningioma Intrakranial Menurut Klasifikasi WHO
Berdasarkan kalsifikasi WHO, distribusi meningioma didapat sebagai berikut, penderita dengan meningioma WHO grade 1 sebanyak 49 penderita 94,2, WHO grade 2
sebanyak 2 penderita 3,8, dan 1 orang penderita WHO grade 3 1,9.
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Meningioma Intrakranial Berdasarkan Grade WHO
Histopatologi n
WHO Grade 1 49
94,2 WHO Grade 2
2 3,8
WHO Grade 3 1
1,9 Total
52 100.0
5.1.8. Kadar FGF-2 Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, dilakukan uji normalitas Shapiro-wilk didapatkan seluruh kelompok memiliki pola distribusi tidak normal FGF-2 Perempuan, p0,05; FGF-2 ,
p0,05. Dengan demikian, dapat disebutkan bahwa nilai dari FGF-2 Laki-laki memiliki median 72,01pgMl max-min: 1366,3-3,2 FGF-2 Perempuan memiliki median 58,42 max-
min: 1143,8-0,0.
Tabel 5.8. Distribusi FGF-2 Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin
Mean Median
SD Min
Max P
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi FGF-2 Kadar FGF-2
Nilai
Mean 148,2
Median 58,4
Std. Deviation 282,2
Minimum 0,0
Maximum 1366,2
Universitas Sumatera Utara
Laki-Laki 156,5
72,0 350,1
3,3 1366,2
0,7 Perempuan
145,1 58,4
258,2 0,0
1143,8
Kemaknaan dalam pengelompokan berdasarkan jenis kelamin ditentukan dengan menggunakan tes Student t jika distribusi data normal dan Mann-Whitney U jika distribusi
data normal. Karena distribusi data tidak normal, maka dilakukan uji tes Mann-Whitney U dengan hasil p: 0,76 p0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan bermakna antara nilai FGF-2 laki-laki dengan perempuan. Mann-Whitney U
5.1.9. Hubungan Antara FGF-2 Dengan Histopatologi Meningioma Intrakranial
Setelah dilakukan telaah deskripsi terhadap data yang diperoleh, selanjutnya akan dicari hubungan antara kadar FGF-2 dengan variabel histopatolgi. Analisis akan dilakukan
dengan menggunakan uji Kruskal – Wallis test.
Tabel 5.9. Distribusi FGF 2 Berdasarkan Histopatologi HIstopatologi
Mean Median
SD Min
Max P
Meningothelial 183,5
63,8 348,0
11,2 1366,2
Transitional 98,9
36,2 162,5
0,0 422,0
Fibroblastic 88,1
56,9 92,4
0,0 259,0
0,4 Angiomatous
53,8 27,3
47,3 25,6
108,5 Atypical
112,5 112,5
0,7 112,0
113,0 Anaplastic
- -
- -
-
Kruskall-Wallis test Berdasarkan tabel diatas, nilai korelasi yang didapat pada hubungan antara kadar
FGF-2 dengan histopatologi adalah p = 0,3 p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak dijumpai hubungan signifikan antara kadar FGF-2 dengan bentuk histopatologi penderita
meningioma intrakranial. Pada tebel diatas anaplastic meningioma tidak memiliki nilai hitung oleh karena hanya memiliki 1 sampel saja.
5.1.10. Hubungan Antara FGF-2 Dengan Derajat WHO Meningioma Intrakranial