Universitas Widyagama Malang Menuju Research and Entrepreneurship University
27
a. Kebijakan Eksternal
Kebijakan eksternal meliputi kebijakan pemerintah, lembaga penelitian dalam negeri, atau lembaga luar negeri dimana sivitas akademika dapat mengambil
manfaat sebanyak-banyaknya untuk mendukung penelitian. Terhadap kebijakan DIKTI seperti diuraikan sebelumnya PDM, SKW, PHB dll, lihat panduan penelitian
dan pengabdian masyarakat Edisi VI yang diterbitkan oleh DIKTI, Universitas ini sudah mampu mengaksesnya. Kebijakan lainnya yang perlu dimanfaatkan adalah
Kementrian Riset dan Teknologi RUT, RUK, dll, Departemen Kehakiman dan HAM untuk HAKI dan paten dan Kopertis.
Kebikajan lembaga penelitian domestik berasal dari banyak dan ragam lembaga. Universitas ini perlu mengakses Ford Foundation, Toyota Foundation,
Kehati, Yayasan Damandiri, dan sebagainya. LSM lingkungan hidup, LSM HAM, dan LSM Kesehatan bisanya memperoleh dukungan dana dari luar negeri dalam jumlah
signifikan. Hal ini perlu diidentifikasi untuk terciptanya kerjasama penelitian dengan prinsip win-win.
Lembaga-lembaga luar negeri baik itu berasal dari LSM, pemerintah, atau badan internasional juga menyediakan akses bagi penelitian. Lembaga itu meliputi
Educational Center atau Research and Development Agency di tiap negara, Perguruan tinggi, USAID, AUSAID, CIDA, Aga Khan, Magsasay, International
Foundation for Science IFS. Lembaga ini bahkan menyediakan beasiswa untuk program master atau doktor. Terbukti beberapa dosen telah memanfaatkan hal ini,
yakni Khisbullah Huda, Budi Saneto, Gigih Priyandoko dan kawan-kawan di Malaysia.
b. Kebijakan Internal
Kebijakan Universitas Widyagama melalui LPPM sedemikian telah mampu mengakomodasi penelitian dan pengabdian masyarakat. Sekalipun dengan dana
yang relatif terbatas, beberapa proposal telah didanai Universitas untuk memberikan pengalaman awal atau latihan penelitian. Hal ini telah berlangsung sejak lama.
Unsur pembinaan penelitian ditekankan untuk memperbaiki kualitas proposal agar berhasi lolos kompetisi di DIKTI.
Universitas Widyagama Malang Menuju Research and Entrepreneurship University
28
LPPM juga telah menjalin berbagai kerjasama proyek penelitian, studi kebijakan, atau pelatihan dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, atau lembaga lain. Ini
merupakan wujud implementasi dari pengalaman penelitian dan kepercayaan terhadap kompetensi Universitas Widyagama untuk memecahkan permasalahan
pembangunan. Kerjasama dengan pemda antara lain kota Batu, kabupaten Malang, dan propinsi Jawa Timur. Kerjasama dengan Depdiknas pernah terjalin dalam hal
pelatihan kewirausahaan berbasis sampah kota. Kerjasama dengan Yayasan Damandiri untuk peningkatan ekonomi Usaha Kecil dan Menengah UKM.
LPPM juga sedang berupaya memberi penghargaan
incentive policy
kepada sivitas akademika yang memiliki prestasi menonjol. Upaya-upaya dosen yang kreatif
dan memperoleh penghargaan masyarakat, sudah saatnya diberi reward sepantasnya untuk memberikan motivasi bagi sivitas akademika lain. Prestasi itu
misalnya tampil dalam forum ilmiah bergengsi, menulis di media masa, atau karya teknologi tepat guna yang menonjol. Universitas perlu memberikan honorarium
tambahan untuk prestasi tersebut, tidak terbatas pada format beaya perjalanan.
Universitas Widyagama Malang Menuju Research and Entrepreneurship University
29
IV. PROGRAM PENGEMBANGAN PENELITIAN
Program-program pengembangan penelitian disusun untuk mencapai target atau sasaran hingga 20 tahun ke depan sejak 2005 hingga tahun 2025, secara lengkap
disajikan dalam Lampiran 7. Program diturunkan atas dasar pendekatan pengembangan penelitian dan diklasifikasikan untuk menyederhanakan
implementasi di lapangan. Tidak semua aspek ditelaah, hanya yang relevan dengan pengembangan penelitian yang diuraikan. Target program adalah untuk
menghasilkan output penelitian.
1. Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia a. Studi pascasarjana
Studi pascasarjana diarahkan kepada studi doktor. Lulusan program magister hampir sudah dicapai oleh sebagian besar dosen. Pada tahun 2005, jumlah doktor di
Universitas Widyagama mencapai 8 orang Tabel 8. Pada tahuh 2007, jumlah doktor diperkirakan mencapai 20 orang, yang akan datang dari Malaysia dan
berbagai perguruan tinggi dalam negeri. Ke depan, direncanakan jumlah doktor rata-rata naik 5 orang setiap dua tahun. Ini berarti 2 hingga 3 orang dosen per
tahun harus diberangkatkan untuk mencapai target tersebut.
Tabel 8. Perkembangan Jumlah Sumberdaya Manusia
Dosen Tahun
Profesor Doktor Master Jumlah Mahasiswa
2005 2 8
100 3200
2007 3 20
110 3500
2009 4 25
115 3750
2011 6 30
120 4000
2013 8 35
125 4250
2015 12 40
130 4500
2017 16 45
130 4500
2019 20 50
130 4750
2021 24 55
130 4750
2023 28 60
130 5000
2025 32 60
130 5000
Implementasi program studi doktor memerlukan dukungan dan inisiatif program studi. Program studi merencanakan kebutuhan pengembangan staf dosen sesuai