Panduan pengembangan penelitian Universitas Widyagama 2005 – 2025

(1)

PANDUAN DAN PROGRAM

PENGEMBANGAN PENELITIAN

MENUJU

RESEARCH AND ENTREPRENEURSHIP

UNIVERSITY

2005 –2025

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

JUNI 2005


(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah akhirnya naskah ini terselesaikan. Naskah memuat konsep dan panduan bagi program pengembangan penelitian Universitas Widyagama Malang periode 2005 hingga 2025. Tugas penyusunan naskah adalah bagian dari mengoperasikan identitas ilmiah Universitas Widyagama menuju Research and Entrepreneurship University.

Terima kasih disampaikan kepada Rektor atas arahan dan diskusi guna menajamkan bahasan. Tim penyusun juga mengucapkan penghargaan kepada forum rapat pimpinan Universitas, ketua jurusan/bagian dan kepala UPT pada tanggal 2 Juni 2005 atas respon positif saat tim mempresentasikan tugas ini. Tim juga berterimakasih kepada LPPM atas ketersediaan data-data penelitian dan pengabdian masyarakat. Kepada para dosen, penyusun juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas partisipasi memberikan jawaban kuesioner yang telah disiapkan. Pertanyaan dalam kuesioner memang agak rinci sehingga telah meminta perhatian para dosen. Tanpa data primer tersebut, bahasan dalam naskah ini tidak memiliki landasan akademik yang kuat. Data primer dan sekunder tersebut justru memperkaya deskripsi keadaan sumberdaya penelitian khususnya aspek dosen.

Tim penyusun telah berupaya keras dengan sedetil mungkin mendeskripsikan (secara kuantitatif) keadaan sumberdaya penelitian di Universitas Widyagama. Namun karena luasnya cakupan perihal yang mempengaruhi penelitian, kemungkinan ada saja yang terlewati. Karenanya kami secara terbuka bersedia mendiskusikannya.

Semoga naskah ini memberikan manfaat, dan tentu saja perlu dielaborasi lebih lanjut oleh unit kerja yang relevan.

Malang, Juni 2005


(3)

SAMBUTAN REKTOR

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Dengan menetapkan identitas ilmiah menuju Research and Entrepreneurship University, Universitas ini membutuhkan semacam cetak biru (blue-print) untuk mengoperasikan identitas tersebut. Naskah ini berkehendak menjadi panduan yang memuat program-program pengembangan penelitian Universitas Widyagama dalam dua puluh tahun ke depan (2005 hingga 2025).

Naskah ini disusun atas dasar kajian akademik yang memuat data primer dan sekunder untuk mendeskripsikan secara kuantitatif keadaan sumberdaya penelitian dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir. Kinerja penelitian dosen diuraikan secara rinci sehingga merupakan bahan evaluasi diri bagi pengembangan penelitian. Banyak data menunjukkan otokritik karena kinerja penelitian dosen dan keadaan sumberdayanya belum optimal bekerja. Namun saran pemecahan sudah terfasilitasi dalam program-program yang rinci lebih dari susunan prioritas, memuat stakeholder, jumlah atau volume target, dan waktu pencapaian. Program-program penelitian tersebut dapat dielaborasi lebih lanjut, disesuaikan dengan keadaan fakultas, jurusan atau UPT atau unit kerja yang terkait. Karenanya saya meminta kepada unit-unit kerja untuk memanfaatkan dan mempelajarinya dengan seksama.

Terima kasih disampaikan kepada Tim penyusun atas kerja keras menyelesaikan tugas ini. Pengalaman saudara merupakan modal penting untuk membentuk etos kerja khususnya dalam mengembangkan penelitian di Universitas Widyagama Malang. Penghargaan juga disampaikan kepada semua pihak atas bantuannya mendukung pekerjaan tim ini. Semoga Allah SWT memberkahi upaya kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Malang, 20 Juni 2005 Rektor

Prof. Dr. Hj. Muryati, SE., MM NDP. 2004146


(4)

SUSUNAN TIM PENYUSUN

Penanggungjawab : Rektor Universitas Widyagama Ketua : Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS Anggota : Dr. M Sodik, Msi

: Sirajuddin, SH., MH : Ir. Aji Suraji, MSc


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR SAMBUTAN REKTOR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

LAMPIRAN SINGKATAN

I. PENDAHULUAN ……… 1

1. Latar Belakang ……… 1

2. Tujuan ……….. 4

3. Manfaat ……… 4

II. POTENSI INTERNAL ……… 5

1. Gambaran Umum ……….……… 5

2. Modal Dasar ………..……… 7

3. Sumberdaya Manusia ………..……… 10

III. PELUANG DAN PENDEKATAN ……… 17

1. Peluang ……… 17

2. Pendekatan ……… 19

IV. PROGRAM PENGEMBANGAN PENELITIAN……….…… 29

1. Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) ……… 29

2. Pengembangan Sumberdaya Penunjang ……….………… 32

3. Peningkatan Kualitas Belajar Mengajar ………..…… 37

4. Pengembangan Kompetensi ………..……… 38

5. Pengembangan Unit Bisnis ………..……… 42

6. Hibah Penelitian LPPM ……… 43

7. Sosialisasi Kebijakan Penelitian ……… 44

8. Reward and Punishment ………..……… 46

9. Output Penelitian yang Dicapai ……….… 47

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 49

1. Kesimpulan ……….……… 49

2. Rekomendasi ………….……… 51

DAFTAR PUSTAKA 53


(6)

DAFTAR TABEL

No T e k s Halaman

1 Kinerja Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dosen Universitas

Widyagama ………. 11

2 Jumlah Penelitian, Karya Ilmiah dan Rencana Penelitian Dosen Dosen Universitas Widyagama ……… 13

3 Kemampuan Dosen dalam Penguasaan Perangkat Lunak ……… 14

4 Persepsi Dosen tentang Kendala dalam Melaksanakan Penelitian .. 15

5 Persepsi Dosen tentang Saran dalam Pengembangan Penelitian …. 16 6 Analisis SWOT untuk Pengembangan Penelitian ……… 18

7 Matriks Pendekatan Pengembangan Penelitian ……… 21

8 Perkembangan Jumlah Sumberdaya Manusia ……… 29

9 Perkembangan Sumberdaya Penunjang ………..……… 32

10 Perkembangan Proses Belajar Mengajar, Pengembangan Kompetensi dan Unit Bisnis ……… 38

11 Perkembangan Hibah Penelitian, Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Penelitian dan Reward ……… 44

12 Perkembangan Proposal, Ketua Peneliti dan Nilai Dana Penelitian yang Disetujui ……….. 48


(7)

DAFTAR GAMBAR

No T e k s Halaman

1 Mekanisme pengendalian di dalam sistem penelitian………. 20

LAMPIRAN

No T e k s Halaman 1 Struktur Organisasi Universitas Widyagama Malang (OTK, 2003) …… 55

2 Daftar Penelitian……….………..… 56

3 Daftar Pengabdian Masyarakat………..… 62

4 Daftar Kegiatan/Penelitian kerjasama ………..… 66

5 Daftar Pertanyaan……… 67

6 Biodata, Kinerja dan Persepsi Penelitian Dosen……… 70

7 Target dan Tahapan untuk Menuju Research and Entrepreneurship University……… 72 8 a Website Universitas Widyagama Malang (www.widyagama.ac.id) … 73 9 Daftar Website yang Memberikan Research Fellowship (diakses dari www.google.com pada tanggal 18 Mei 2005) ……… 74 10 Surat Tugas Tim Pengembang Penelitian……… 78


(8)

Tuku kayu digawe kusen

Golek godhong nggo mbungkus ketan

Kabeh bapak lan ibu dosen

Ayo digiatke penelitian

Awan-awan diundang kajatan

Ate budhal digandoli adhike

Yen awak giat penelitian

Insya Allah tambah ilmu lan rejekine

Golek bathok digawe tutup

Kepapag kanca lawas pura-pura gak kenal

Ngajar thok durung cukup

Komplite penelitian lan nulis ing jurnal


(9)

SINGKATAN

AUSAID : United States Agency for International Development BAN-PT : Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi CCIT : Center for Computing and Information Technology CIDA : Canadian International Development Agency Dirjen DIKTI : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

DP3M : Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat FE : Fakultas Ekonomi

FH : Fakultas Hukum FP : Fakultas Pertanian

FT : Fakultas Teknik GBPP : Garis Besar Proses Pembelajaran HAKI Hak Atas Kekayaan Intelektual HELTS : Higher Education Long Term Strategy HMJ : Himpunan Mahasiswa Jurusan

IFS : International Foundation for Science IT : Information Technology

ITSF : International Toray Science Foundation JICA : Japan International Cooperation Agency LAAM : Lembaga Aplikasi Akuntansi dan Manajemen LATMA : Lembaga Aplikasi Teknologi dan Manajemen LKBH : Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum

LP3T : Lembaga Pemberdayaan Pengembangan Pertanian Terpadu LPPM : Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat MH : Magister Hukum

MM : Magister Manajemen MOU : Memory of Understanding OTK : Organisasi dan Tata Kerja

P2K : Pusat Pengembangan Kewirausahaan PHB : Penelitian Hibah Bersaing

PHK : Program Hibah Kompetisi PKM : Program Kreativitas Mahasiswa

PMKK : Pengelola Masjid dan Kegiatan Keagamaan PTN : Perguruan tinggi negeri

PTS : Perguruan tinggi swasta

RAISE : Relevance, Academic atmosphere, Internal management and organization, Sustainability, and Efficiency and productivity

RUK : Riset Unggulan Kemitraan RUT : Riset Unggulan Terpadu SAP : Satuan Acara Perkuliahan SDM : Sumberdaya manusia SPP : Sumbangan Pembinaan Pendidikan SPSS : Statistical Package for Social Science

SWOT : Strength, Weakness, Opportunity and Threat TOEFL : Test of English for Foreign Language UJI Usaha Jasa Industri

UKM : Usaha Kecil dan Menengah UMM : Universitas Muhammadiyah Malang UPT : Unit Pelaksana Teknis

USAID : United States Agency for International Development WIGAPALA : Widyagama Pencinta Alam


(10)

Penyelenggaran pendidikan tinggi di Indonesia mengacu kepada pelaksanaan tridarma perguruan tinggi. Di Universitas Widyagama, pelaksanaan tridarma perguruan tinggi telah berjalan sejak lembaga ini berdiri dan mengalami dinamika yang makin baik. Proses belajar mengajar telah berjalan sistematik dan menjadi modal bagi pengembangan kegiatan akademik lainnya. Kegiatan penelitian dan pengabdian yang dikoordinasi oleh LPPM juga cukup signifikan. Beberapa proposal atau kegiatan mampu dilaksanakan atas kerjasama dengan DIKTI, Pemda atau lembaga lain. Namun demikian, kegiatan tridarma tersebut masih memerlukan penekanan dan fokus agar menghasilkan keluaran yang lebih baik, lebih berkualitas dan optimal. Hal tersebut dapat dilakukan melalui dua langkah strategis yang sama-sama berlandaskan pada pemantapan proses belajar mengajar. Langkah pertama bersifat vertikal, yakni melaksanakan fokus peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan keilmuan. Hal tersebut diimplementasikan dalam suatu program-program keilmuan yang komprehensif untuk memberdayakan sumberdaya manusia, laboratorium dan penunjangnya. Langkah kedua bersifat horizontal, yakni peningkatan kualitas pengabdian masyarakat kemampuan berwirausaha dan pembentukan jaringan (networking). Hal tersebut diimplementasikan dalam suatu program-program vokasional (ketrampilan) yang komprehensif untuk memberdayakan sumberdaya manusia, laboratorium dan penunjangnya.

Sementara itu telah terjadi perkembangan lingkungan strategis yang sangat signifikan mempengaruhi Universitas Widyagama. Pertama, perkembangan ekonomi global mengarah kepada peningkatan kualitas individu dalam hal berwirausaha dan penguasaan informasi. Hal ini menuntut kesiapan universitas untuk memperbaiki program-program akademiknya yang berorientasi kepada peningkatan kualitas lulusannya. Kedua, ditetapkannya kota Malang sebagai kota pendidikan internasional. Hal ini berimplikasi kepada tuntutan dan kesiapan Universitas masuk ke dalam komunitas akademik internasional (international academic community). Hal ini membutuhkan perubahan kerangka berpikir yang


(11)

baru dan modern khususnya di kalangan sivitas akademika. Universitas ini harus senantiasa haus informasi agar supaya mampu menangkap peluang-peluang bagi pengembangan lembaga. Selain itu, setidaknya kualitas tridarma juga harus mampu mengacu dan diacu oleh komunitas internasional.

Upaya menuju peningkatan kualitas dan untuk antisipasi lingkungan strategis pada dasarnya telah terwadahi di dalam rambu-rambu kualitas pendidikan tinggi (Dirjen DIKTI) yang disebut dengan RAISE, yakni singkatan dari komponen-komponen Relevance, Academic Atmosphere, Internal Management and Organization, Sustainability, dan Efficiency and productivity. Relevance atau relevansi, adalah peningkatan kualitas melalui upaya identifikasi kebutuhan

stakeholder melalui pengembangan kurikulum dan kerjasama. Academic Atmosphere atau Suasana Akademik, adalah upaya meningkatkan kualitas dan mendekatkan hubungan sivitas akademika dalam kaidah-kaidah akademik. Internal Management and Organization atau Pengelolaan Internal dan Pengorganisasian, adalah upaya peningkatan komitmen dan perbaikan manajemen pendidikan tinggi.

Sustainability atau Keberlangsungan Institusi adalah meletakkan perencanaan dan kebijakan jangka panjang. Efficiency and productivity atau Efisiensi dan Produktivitas adalah meningkatkan efisiensi dan hasil-hasil kegiatan akademis yang berkualitas. RAISE adalah ukuran normatif yang dipatuhi oleh setiap program pendidikan tinggi secara umum. Kinerja RAISE menjadi baku tolok ukur Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Komponen RAISE kembali ditekankan dalam Strategi Jangka Panjang Pendidikan (Higher Education Long Term Strategy, HELTS) 2003 – 2010 oleh Dirjen DIKTI.

Namun demikian, menuju capaian ke depan bagi Universitas memerlukan lebih dari RAISE. Universitas Widyagama perlu memiliki identitas ilmiah yang menjadi kebanggaan sivitas akademika. Identitas ilmiah dapat mengacu dan sejalan kepada visi dan misi universitas disesuaikan kemampuan sumberdaya internal. Identitas ilmiah memiliki motivasi ke dalam (internal) dan bersifat menarik serta memberikan manfaat ke luar (external). Identitas ilmiah tersebut, dengan pengelolaan yang baik, dapat menjadi brand atau image Universitas yang akan dikenal oleh komunitas akademik maupun masyarakat luas. Untuk itu, identitas ilmiah juga sejalan dengan


(12)

kaidah-kaidah akademik yang disetujui secara universal, yakni non diskriminasi, persamaan hak dimuka hukum, dan menjunjung nilai-nilai (manfaat) kemanusiaan.

Identitas ilmiah beberapa perguruan tinggi telah dikenal dengan baik oleh masyarakat. IOWA State University (Amerika Serikat) dikenal dengan rural university. Hal ini disebabkan universitas tersebut lebih memfokuskan kepada keilmuan bidang pertanian, perdesaan dan wilayah hinterland. Dalhousie University (Nova Scotia, Canada) melekat dengan ocean and coastal university. Universitas ini memiliki kompetensi yang berbasis ilmu-ilmu kelautan dan pesisir. Wilayah teluk tersebut memiliki beda pasang surut tertinggi di dunia. IPB Bogor memiliki identitas

research based university karena berkeinginan menjadi Universitas yang besar dari kegiatan laboratorium, kerjasama dan karya akademik bermutu. IPB tidak mau besar dengan membuka kelas ekstensi atau kelas jauh. Universitas Indonesia (Jakarta) dan Airlangga (Surabaya) memiliki identitas ilmiah kurang lebih sama dengan IPB. Sementara itu, perguruan tinggi swasta Universitas Kristen Petra Surabaya memiliki identitas global university. Sejalan dengan kemampuan

networking yang berlandaskan ideologi.

Universitas Widyagama telah menetapkan identitas ilmiah menuju research and entrepreneurship university. Ada tiga kata kunci penting yang perlu diuraikan. Pertama kata menuju. Menuju menunjukkan makna tekad, dinamis dan sekaligus jujur. Universitas pada saat ini menyadari masih belum memiliki kompetensi dan kualitas yang seperti diharapkan. Oleh karena itu Universitas Widyagama bertekad akan mencapai tujuan itu melalui kebijakan dan program relevan yang dapat dioperasikan. Kedua kata Research. Research menunjukkan (tekad): (i) proses pembelajaran sivitas akedemika Universitas Widyagama yang tidak pernah berhenti untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari kebenaran bagi kepentingan umat manusia, (ii) pencapaian ukuran mutu penelitian atau kinerja kompetensi perguruan tinggi di dalam komunitas akademik internasional, dan (iii) landasan bagi kerangka berpikir yang obyektif dan sistematis bagi terbentuknya pendewasaan (dan kompetensi) sivitas akademika dan Universitas. Ketiga kata entrepreneurship.

Entrepreneurship menunjukkan kemampuan Universitas dalam hal: (i) komitmen yang tinggi sivitas akedemika untuk berinteraksi dengan dunia nyata, menghadapi


(13)

berbagai masalah dan tantangannya, (ii) kompetensi berspektrum luas sehingga menempatkan universitas dapat berkiprah dalam berbagai kegiatan dan lapangan, dan (iii) antisipasi lingkungan strategis yang mengarah kepada globalisasi dan kemajuan teknologi informasi. Tiga kata tersebut menunjukkan bahwa Universitas Widyagama bertekad meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya akademik yang berkualitas untuk kepentingan keilmuan maupun kemasyarakatan.

Implementasi research dan entrepreneurship tidak dapat saling terpisah. Keduanya saling bersinergi satu sama lain (ke arah vertikal dan horizontal) memperkaya kompetensi akademik, serta menghasilkan ragam dan kualitas penelitian atau karya ilmiah yang bermutu. Oleh karenanya implementasi identitas ilmiah menuju research and entrepreneurship university perlu disusun dan diproyeksi dalam program-program yang berorientasi ke depan.

1.2. Tujuan

Tujuan penyusunan dokumen ini adalah:

b. mengidentifikasi keadaan dan permasalahan sumberdaya penelitian di Universitas Widyagama.

c. menyusun panduan dan program-program relevan bagi pengembangan penelitian di Universitas Widyagama menuju research and entrepreneurship university. d. memproyeksikan kebutuhan sumberdaya penelitian di Universitas Widyagama

dalam periode 2005 hingga 2025 menuju research and entrepreneurship university

1.3. Manfaat

a. sebagai bahan pertimbangan bagi penyusunan kebijakan dan program pengembangan penelitian di Universitas Widyagama menuju research and entrepreneurship university

b. sebagai wacana bagi seluruh sivitas akademika tentang kebutuhan dan pencapaian sumberdaya penelitian di Universitas Widyagama menuju research and entrepreneurship university


(14)

II. POTENSI INTERNAL

2.1. Gambaran Umum

Universitas Widyagama Malang didirikan pada tanggal 24 Pebruari 1985, merupakan integrasi dan perkembangan lebih lanjut dari Akademi/Sekolah Tinggi/Institut Widyagama. Pendirian lembaga ini bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia berpendidikan tinggi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, cerdas, kreatif dan terampil serta mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. Universitas Widyagama Malang dikembangkan dengan berazaskan Pancasila, Undang-undang Dasar Republik Indonesia dan Pola Ilmiah Pokok (PIP). Pola Ilmiah Pokok (PIP) adalah cara pandang ideologis yang melandasi penyelenggaraan dan pengembangan Universitas, meliputi Keindonesiaan, Keislaman, dan

Kewiraswastaan.

Keindonesiaan, menunjukkan komitmen Universitas Widyagama Malang sebagai institusi beserta sivitas akademika dan alumninya kepada nilai-nilai Keindonesiaan (Commitment to the Indonesian Values), yaitu nilai-nilai fundamental yang telah disepakati sebagai dasar falsafah negara Pancasila (nilai Ketuhanan, nilai Kernanusian, nilai Persatuan, nilai Kerakyatan/Demokrasi, dan nilai Keadilan).

Keislaman, menunjukkan komitmen Universitas Widyagama Malang sebagai institusi beserta sivitas akademika dan lulusannya kepada nilai-nilai keislaman

(Commitment to the Islamic Values), sehingga nilai-nilai Islam akan menjadi sumber penggalian, pengembangan, dan pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sekaligus menciptakan etika pergaulan kampus yang Islami. Ketiga unsur utama

Dienullah Islam, yaitu Iman (kepercayaan yang benar kepada AllahiTauhid), Islam

(bukti penyerahan diri secara total dan ikhlas kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan-NYA), dan Ikhsan (kebaikan dalam sikap mental dan tindakan serta amalan) diharapkan bisa menjadikan misi dan fungsi "rahmatan lil alamin " ajaran Islam sebagai sebuah realitas.

Kewiraswastaan (Kewirausahaan), yang menunjukkan kemandirian Universitas Widyagarna Malang sebagai institusi beserta watak sivitas akademika dan


(15)

lulusannya. Esensi pengertian wiraswasta berasal dari kata 'wira' yang berarti berani, 'swa' yang artinya berdiri, dan 'sta' yang berarti sendiri, sehingga secara keseluruhan kewiraswastaan berarti mempunyai watak atau sifat "berani berdiri sendiri ", mandiri atau tidak tergantung (independent).

Berdasarkan Statuta 2003, Universitas Widyagama Malang mempunyai visi menjadi universitas yang maju di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada rnasyarakat, untuk menghasilkan lulusan yang bermoral, berkebangsaan, dan mandiri serta berperan aktif dalam memajukan peradaban, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta mampu memecahkan berbagai masalah masyarakat.

Sedangkan misi Universitas Widyagama Malang adalah:

a. Menyelenggarakan proses pendidikan untuk menghantarkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, memiliki rasa kebangsaan, berjiwa entrepreneur, berkemampuan akademik dan/atau profesional sehingga mampu berperan secara bermakna di segala aspek kehidupan masyarakat;

b. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesejahteraan masyarakat berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia;

c. Meningkatkan peranan universitas agar mampu menjadi pilihan rujukan masyarakat ilmiah yang kritis, kreatif, inovatif dan cepat tanggap terhadap, perubahan yang terjadi di masyarakat melalui Tri Darma Perguruan Tinggi;

Selanjutnya Universitas memiliki tujuan :

a. Mempersiapkan sumber daya manusia berpendidikan tinggi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, cerdas, kreatif dan terampil, serta mampu mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian.

b. Menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau seni guna mendorong pengembangan nilai-nilai budaya dan peradaban manusia

c. Mempunyai kemampuan dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan konsep pemecahan masalah berdasarkan metode ilmiah


(16)

2.2 Modal Dasar

Universitas Widyagama memiliki modal dasar bagi pengembangan penelitian ke depan sebagai berikut:

1. Universitas Widyagama Malang memiIiki 4 (empat) fakultas dan Program pascasarjana, yaitu :

- Fakultas Ekonomi dengan 2 (dua) Program Studi, yaitu Program Studi Manajemen dan Akuntansi

- Fakultas Teknik dengan 4 (empat) Program Studi, yaitu Program Studi Teknik Elektro, Mesin, Sipil dan Industri

- Fakultas Hukum dengan 1 (satu) Program Studi Ilmu Hukum

- Fakultas Pertanian dengan 3 (tiga) Program Studi, yaitu Program Studi Agribisnis, Agronomi, dan Teknologi Hasil Pertanian

- Program Pascasarjana memiliki dua program studi, yakni Magister Manajemen (MM) dan Hukum (MH)

- Program Diploma, terdiri D3 Keuangan/Perbankan Syariah, D3 Otomotif, dan D2 Teknik Informatika (CCIT)

2. Universitas Widyagama Malang memiIiki lembaga-lembaga penunjang akademik sebagai berikut :

- Pendidikan Bahasa

- Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) - Pengelola Masjid dan Kegiatan Keagamaan (PMKK) - Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH)

- Aplikasi Teknologi dan Manajemen (LATMA) - Aplikasi Akuntansi dan Manajemen (LAAM)

- Pemberdayaan Pengembangan Pertanian Terpadu (LP3T)

- Laboratorium pada masing-masing fakultas/program studi untuk keperluan praktikum mahasiswa dan implementasi program kemasyarakatan.

3. Universitas Widyagama Malang memiIiki 3016 orang mahasiswa aktif pada tahun akademik 2004/2005


(17)

Kampus I, beralamat dii Jl Borobudur 12 Malang dengan luas tanah 2000 m2, dengan bangunan berlantai tiga. Peruntukan kampus I adalah:

- Kantor Pusat (Rektorat)

- Lembaga, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat - Pusat Komputer, Lab Komputer ManaJemen dan Akuntansi - Laboratorium Manajemen dan Laboratorium Akuntansi - Lembaga Bahasa dan Laboratorium Bahasa

- UPT Publikasi dan Informasi - Aula dan Poliklinik

- Ruang Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH)

Kampus II, beralamat di Jl. Borobudur 35 Malang, dengan luas total 8000 m2. Alokasi penggunaan tanah kampus meliputi:

- Gedung kuliah berlantai tiga di atas tanah 3800 M2,

- Gedung Perpustakaan berlantai tiga di atas tanah 1000 M2, - Pusat kegiatan olah raga mahasiswa diatas tanah 1200 M2

- Areal parkir, dan untuk pengembangan kampus seluas 2000 M2. Peruntukan Kampus II adalah:

- Kantor Biro Administrasi: Umum, Keuangan, Akademik dan Kemahasiswaan - Perpustakaan, menyimpan 50 ribu buku dan sebagian terdigitasi

- Fakultas Ekonomi

- Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa

- Musholla, Koperasi Mahasiswa dan Kantin/Cafetaria

Kampus III, beralamat di Jl Taman Borobudur Indah 3 Malang, dengan luas total 14000 m2. Alokasi penggunaan tanah kampus meliputi:

- gedung kuliah dan laboratorium berlantai tiga di atas tanah 1000 m2 - masjid kampus di atas tanah seluas 1200 m2

- tanah untuk pengembangan seluas 3000 m2 di depan kampus dan 8750 m2 Peruntukan Kampus III adalah:

- Kantor YPPI (Yayasan Pernbina Pendidikan Indonesia) - Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian dan Fakultas Hukum - Auditorium


(18)

- Masjid Kampus

- Laboratoriun Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian - Kantin/cafetaria

Kampus IV, beralamat di Jl Sudimoro Malang, seluas 65.000 M2 (6,5 Ha). Peruntukannya adalah untuk Green house, kebun percobaan, dan laboratorium klimatologi Fakultas Pertanian.

Secara keseluruhan, Ketersediaan sarana utama yang mendukung proses belajar mengajar terdiri dari ruang kuliah (42 ruang), Laboratorium. (19 ruang), Workshop/bengkel (1 ruang), perpustakaan 3 lantai, Kebun Percobaan (1 unit), Kolam Percobaan (3 unit) dengan luas total adalah 6571 m2. Dengan demikian rasio luas sarana terhadap mahasiswa adalah 1,54 m2 dan rasio luas sarana terhadap dosen 50,94 m2. Investasi untuk pengembangan diperoleh dari usaha sendiri, kecuali Gedung Perpustakaan mendapatkan bantuan dari Presiden RI dan peralatan CNC/CDCAM Austria bantuan dari Ditjen Dikti. Untuk proyeksi ke depan akan terus dikembangkan dengan menambah infrastruktur dan sarana di kampus II dan kampus III.

5. Universitas Widyagama Malang memiIiki sumber daya manusia sebagai berikut. Dosen tetap (Yaysan dan PNS) berjumlah 129 orang, diantaranya 8 orang bergelar Doktor (S3) dan 39 Magister (S2). Jabatan akademik dosen terdiri 2 guru besar dan sebagian besar masih Lektor ke bawah (75 persen). Karyawan dengan kualifikasi pendidikan sekolah dasar hingga S-1Fisik 4 sebagai berikut:Sedangkan karyawan administrasi berjumlah 148 orang, terdiri tenaga perpustakaan 11 orang, tenaga teknisi 5 orang, dan tenaga laboran 19 orang. Dengan demikian proporsi dosen mencapai 41,48 persen dan tenaga pendukung akademik 58,52 persen. Sistem rekruitmen dan pembinaan sumberdaya manusia diatur daIam Keputusan Dewan Pengurus Yayasan Pembina Pendidikan Indonesia Nomor: 005/K1/YPPIX/1992 dan Nornor: 011 /K/YPPI/XII/1991, sedanglcan sistem kesejahteraan dan sanksi bagi dosen dan karyawan diatur dalam Keputusan Dewan Pengurus Yayasan Pembina Pendidikan Indonesia Nomor- 011/K/YPPI/X/1991 dan Nomor: 012/K/YPPY/X/1991


(19)

Untuk efektifitas penyelenggaran akademik, disusun struktur organisasi Universitas (Lampiran 1) yang terdiri:

1. Dewan Penyantun

2. Unsur pimpinan:Rektor dan Wakil Rektor 3. Senat Universitas

4. Pelaksana akademik a. Fakultas-fakultas b. Lembaga penelitian

c. Lembaga Penelitian pada Masyarakat

d. unsur Pelaksana Akademik lainnya (program pascasarjana) 5. Pelaksana Administrasi

6. Unsur Penunjang (Unit Pelaksana Teknis)

7. Unsur Kelengkapan non-struktural (organisasi mahasiswa intra kampus)

2.3 Sumberdaya Dosen

Keragaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Tim penyusun juga berhasil memperoleh tanggapan dari sebanyak 25 kuesoner (contoh kuesioner pada Lampiran 5), atau sebanyak 18 persen dosen, yakni dua dari FE, lima FH, tiga belas FP dan lima FT. Secara umum kuesioner ingin menggali tanggapan dosen lebih dalam perihal penelitian, karya ilmiah, dan persepsi kendala dan harapan perihal penelitian.

Tabel 1 memperlihatkan kinerja penelitian dan pengabdian masyarakat yang diukur dalam proposal yang didanai oleh Dikti maupun oleh LPPM sendiri. Ukuran ini dapat diperdebatkan karena mungkin saja ada dosen yang melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat tetapi tidak terdata oleh LPPM, misalnya kegiatan mandiri, tesis, disertasi, kerjasama, hibah PHK dan bentuk lain. Masa tahun penelitian masing-masing Fakultas beragam (5 hingga 9 tahun) sesuai dengan ketersediaan data. Sementara data pengabdian terdeteksi selama empat tahun.

Secara keseluruhan telah dihasilkan 127 proposal penelitian dengan alokasi anggaran sedikitnya 366 juta rupiah. FT mendominasi dalam jumlah diikuti FP, FE


(20)

dan FH masing-masing sebesar 59, 42, 17 dan 9 proposal, dengan nilai anggaran 133, 134, 61 dan 39 juta rupiah. FT juga paling produktif yakni menghasilkan 8.43 proposal per tahun, diikuti FP, FE dan FH masing-masing 4.67, 2.83 dan 1.80 proposal per tahun.

Tabel 1 . Kinerja Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dosen Universitas Widyagama

Fakultas

Perihal Kegiatan Unit

Ekonomi Teknik Pertanian Hukum

1 Jumlah penelitian proposal 17 59 42 9

a. DIKTI proposal 4 13 24 6

b. DIKTI (dua tahun terakhir) proposal 2 9 5 3

c.LPPM proposal 13 46 18 3

d. Dosen yang terlibat (peneliti) orang 13 20 19 5

2 Periode data penelitian tahun 6 7 9 5

3 Jumlah pengabdian masyarakat proposal 30 12 44 31

4 Jumlah Dosen orang 52 39 23 15

5 Produktivitas Penelitian Rata-2

a. Penelit Fakultas (=1/2) proposal/th 2.83 8.43 4.67 1.80

b. Penelit dosen (1/(4x2)) proposal/orang.th 0.05 0.22 0.20 0.12 c. Tingkat partisipasi dosen (1d/4) peneliti/dosen 0.25 0.51 0.83 0.33 d. Penelit Dikti dosen (1a/(4x2)) proposal/orang.th 0.013 0.048 0.116 0.080

e. Penelit Dikti dosen 2 th terakhir (1b/(4x2))

proposal/orang.th

0.006 0.033 0.024 0.040 6 Produktivitas Pengabdian Masyarakat Rata-2

a. Fakultas (3/4 tahun) proposal/th 7.50 3.00 11.00 7.75

b. Dosen (3/(4 tahun x 4)) proposal/orang.th 0.14 0.08 0.48 0.52

Periode penelitian: FE enam tahun (2000-2005), FT tujuh tahun (1999-2005), FP sembilan tahun (1997-2005), FH lima tahun (2001-2005). Periode pengabdian masyarakat: semua fakultas empat tahun (2001-2004)

Sumber: LPPM (data lengkap disajikan pada Lampiran 2 dan 3)

Kemampuan memperoleh dana penelitian Dikti paling tinggi ditunjukkan oleh FP, yakni 24 dari 44 proposal, sekitar 50 persen. FT mampu meraih 13 proposal Dikti namun masih di bawah 25 persen dari total proposal. FH memperoleh 6 dari 9 proposal (67 persen). FE meskipun belum optimal namun pernah memperoleh hibah bersaing tahun 2002. Perolehan proposal Dikti dalam dua tahun terakhir agaknya patut diperhatikan. Hal ini disebabkan hibah penelitian LPPM belum dicairkan sama sekali. Hal ini dapat menggambarkan tingkat bersaing dan kualitas dosen yang sesungguhnya, dimana FE, FT, FP dan FH masing-masing memperoleh 2, 9, 5 dan 3 proposal. Data ini memperlihatkan bahwa FP yang selama ini cukup mendominasi proposal Dikti, telah diimbangi oleh fakultas lain khususnya FT. FH bahkan memperoleh 6 dari total 9 proposal dalam lima tahun terakhir.


(21)

Partisipasi dosen dalam penelitian dapat diukur dalam jumlah peneliti yang terlibat. Sebanyak 83 persen dosen FP pernah aktif dalam penelitian Dikti maupun LPPM. FT, FE dan FH memiliki angka partisipasi sebesar 51, 25 dan 33 persen. Yang patut dikritisi adalah rendahnya partisipasi FE dibanding FH padahal masing-masing menghasilkan total 17 dan 9 proposal. Hal ini bermakna bahwa kemampuan meneliti dosen di FE ditemui pada beberapa orang saja, yakni 13 orang dibanding 52 dosen yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan akademik dan gairah meneliti dosen FE perlu mendapat perhatian dilandasi kaidah-kaidah akademik.

Produktivitas penelitian dosen secara individu juga menarik dikemukakan. FT masih tertinggi yakni menghasilkan 0.22 proposal per orang per tahun. Fakultas berikutnya yakni FP, FH dan FE masing-masing sebesar 0.20, 0.12 dan 0.05 proposal per orang per tahun. Angka-angka tersebut mencerminkan produktivitas penelitian dosen yang sangat rendah. Angka berkisar 0.20 pada FT dan FP dapat diartikan bahwa seorang dosen FT atau FP perlu lima tahun untuk menghasilkan satu proposal penelitian. Lebih menyedihkan lagi, perlu 20 tahun seorang dosen FE untuk menghasilkan satu proposal.

Aktivitas penelitian kerjasama yang diorganisasikan oleh LPPM belum optimal diselenggarakan (Lampiran 4). Kerjasama pernah diselenggarakan dengan Pemkot Batu untuk kajian perencanaan pendidikan. Sedangkan pelatihan otomotif terhadap anak jalanan didanai oleh Diretorat Pendidikan Luar Sekolah. Kegiatan semacam ini perlu diorganisasikan secara baik dan terbuka. Hubungan kelembagaan yang baik diperlukan untuk kesinambungan dalam jangka panjang.

Aktivitas dosen dalam pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam kerangka Kuliah Pengabdian Masyarakat, Siaran Radio, atau sesuai kebutuhan masyarakat. FP paling aktif melaksanakan kegiatan ini rata-rata 11 kali dalam setahun. Sementara FH dan FE melakukan 7 hingga 8 kali kegiatan dalam setahun. FT hanya melakukan 3 kegiatan dalam setahun. Pada dasarnya aktivitas kegiatan pengabdian masyarakat dapat disetarakan dengan penelitian. Ia perlu diorganisasikan secara baik dan diinformasikan kepada seluruh sivitas akademika. Bahkan sesungguhnya pengabdian masyarakat memiliki nilai promosi yang tinggi. Penjadwalan dan


(22)

sosialisasi seluas-luasnya akan dapat meningkatkan akses setiap dosen untuk memanfaatkan kegiatan ini.

Persepsi terhadap Penelitian

Tim penyusun juga berhasil memperoleh tanggapan dari sebanyak 24 kuesoner (contoh kuesioner pada Lampiran 5), atau sebanyak 18 persen dosen, yakni dua dari FE, lima FH, tiga belas FP dan empat FT. Secara umum kuesioner ingin menggali tanggapan dosen lebih dalam perihal penelitian, karya ilmiah, dan persepsi kendala dan harapan perihal penelitian.

Kalau Tabel 1 menyajikan hanya penelitian dalam arti proposal yang didanai oleh LPPM atau Dikti, maka Tabel 2 menggambarkan lebih rinci perihal proses penelitian, terkait karya ilmiah dan rencana penelitian. Ditemukan 32 persen dosen telah melaksanakan empat kali atau lebih kegiatan 4 penelitian. Sementara yang sudah mempublikasikan hasil penelitian sebanyak empat kali atau lebih adalah 20 persen. Dengan mudah dihitung, ada 12 persen dosen yang tidak konsisten mempublikasikan hasil penelitiannya. Di lain pihak masih ada 4.0 persen dosen yang tidak sekalipun melaksanakan penelitian, dan 20 persen dosen tidak pernah masuk dalam publikasi ilmiah. Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa pengetahuan, kemampuan dan kebutuhan terhadap kehidupan akademik perlu diberdayakan. Hal ini sangat relevan karena sekitar 24 persen dosen tidak memiliki rencana penelitian.

Tabel 2. Jumlah Penelitian, Karya Ilmiah dan Rencana Penelitian Dosen Dosen Universitas Widyagama

Jumlah

Kegiatan Penelitian Empat

atau lebih Tiga

Dua atau Satu

Tidak ada

Jumlah penelitian yang pernah dikerjakan (maksimal empat judul yang terbaru/menonjol)

8 (32) 6 (24) 10 (40) 1 (4.0) Karya ilmiah (jurnal atau buku) yang dipublikasi

(maksimal empat karya terbaru atau menonjol)

5 (20) 6 (24) 9 (36) 5 (20) Penelitian yang sedang berjalan atau dalam rencana 1 (4.0) 3 (12) 15 (60) 6 (24)


(23)

Ukuran lain untuk menunjukkan kemampuan penelitian adalah penguasaan perangkat lunak komputer (software). Seorang dosen perlu menguasai software untuk menulis, mengolah data, menggunakan pemodelan, menambahkan gambar, presentasi, aplikasi video/audio bahkan hingga kepentingan publisher (Tabel 3). Kemampuan tersebut akan menghasilkan kualitas, efisiensi dan produktivitas penelitian yang tinggi. Dosen universitas Widyagama yang mampu menguasai pengolah kata (sebanyak 64 persen), statistik (44 persen) dan modelling (12 persen). Angka ini tergolong relatif rendah. Hal ini kurang lebih bermakna 36 persen dosen tidak bisa mengetik komputer, 56 persen lemah dalam pengolahan data dan 88 persen tidak menguasai metodologi penelitian. Hal seperti ini perlu segera dibenahi dengan melengkapi sarana penunjang dan pelatihan statistik dan metodologi penelitian. Idealnya, seluruh software (Tabel 3) harus terkuasai dan setiap saat dipresentasikan melalui laptop yang dibawa kemanapun oleh dosen.

Tabel 3. Kemampuan Dosen dalam Penguasaan Perangkat Lunak

Jumlah Jawaban Proporsi

%

1 Word Processor (MS Word dll) 16 64

2 Statistik (SPSS, Minitab, Sazam dll) 11 44

3 Modelling (Stella dll) 3 12

4 Image/gambar (Adobe dll) 5 20

5 Presentasi (MS Powerpoint dll) 14 56

6 Video/Audio (Media Player, Winamp) 4 16

7 Publisher/printing (Frontpage) 3 12

8 Lainnya - 2 8

Tidak menjawab 4 16

Data lengkap disajikan pada Lampiran 6

Rendahnya kemampuan penelitian dosen disebabkan kendala yang bersifat individual dan penunjang, yang masing-masing menyumbang 35.8 dan 64.2 persen (Tabel 4). Kendala individual terbesar adalah waktu terbatas (17.3 persen) dan lemahnya metodologi penelitian (6.2 persen). Waktu terbatas perlu dicermati hati-hati. Mungkin ia berasal dari hal-hal akademik, misalnya sibuk mengajar, menduduki jabatan struktural, atau tugas universitas lain. Yang mencemaskan adalah bila itu berasal dari non akademik, misalnya kerja di tempat lain. Bila hal terakhir benar, maka sesungguhnya terjadi perubahan cara berpikir yang tidak


(24)

produktif bagi dosen sendiri maupun lembaga. Agaknya cara berpikir akademik perlu diberdayakan kembali, sekalipun panduan moral untuk memanfaatkan waktu telah dipahami.

Kendala penunjang lahir dari perpustakaan kurang lengkap (14.8 persen) dan dana penelitian terbatas (12.3 persen). Alasan ini sesungguhnya klasikal yang bisa ditemui dimana saja. Pembenahannya selain pengadaan atau peningkatan anggaran, sesungguhnya adalah mengutamakan cara berpikir akademik. Berpikir positif, komunikasi sejawat, review terus menerus, akan menghasilkan efisiensi penelitian. Dengan komunikasi ke rekan sejawat dapat saling sharing alat dan bahan atau metode analisis tertentu.

Tabel 4. Persepsi Dosen tentang Kendala dalam Melaksanakan Penelitian

No Kendala Penelitian Jumlah Jawaban Proporsi

%

1 Individu 35.8

(a) waktu terbatas 14 17.3

(b) tidak tertarik 1 1.2

(c) tidak ada motivasi atau

keuntungan

3

3.7

(d) belum menguasai metode

penelitian

5

6.2

(e) Tidak menjawab 6 7.4

2 Penunjang atau faktor lingkungan 64.2

(a) alat dan lab analisis terbatas 9 11.1

(b) lingkungan akademis tidak mendukung 7 8.6

(c) perpustakaan kurang lengkap 12 14.8

(d) internet belum ada 9 11.1

(e) dana penelitian terbatas 10 12.3

(f) Tidak menjawab 5 6.2

Data lengkap disajikan pada Lampiran 6

Daftar pertanyaan juga didisain untuk menggali persepsi dosen tentang saran dalam pengembangan penelitian, sekalipun bersifat normatif Secara keseluruhan ditemukan lima saran penting. Tiga saran paling mendominasi adalah (i) peningkatan kapasitas organisasi (23.7 persen), dengan perhatian kepada sistem, manajemen, pembentukan tim riset, dan pengembangan kerjasama; (ii) pengadaan fasilitas penunjang (23.7 persen) yang mendesak meliputi internet, alat lab dan perpustakaan; dan (iii) peningkatan kualitas SDM (21.1 persen), memperhatikan


(25)

kepada peningkatan kemampuan metodologi, asah mental dan motivasi, dan pembinaan kemampuan bahasa Inggris

Tabel 5. Persepsi Dosen tentang Saran dalam Pengembangan Penelitian Hal-hal yang disarankan atau diperbaiki Jumlah

Jawaban Proporsi

%

SDM (kualitas, mental, motivasi, bahasa Inggris) 8 21.1

Lingkungan (atmosfer akademik, informasi) 5 13.2

Fasilitas (internet, lab, perpustakaan) 9 23.7

Organisasi (sistem, manajemen, tim riset, kerjasama) 9 23.7

Dana 7 18.4

38 100.0


(26)

III. PELUANG DAN PENDEKATAN

2.1 Peluang

Peluang pengembangan penelitian ditelaah secara sistemik komprehensif. Konsep RAISE mendasari sebagian penelaahan analisis SWOT (Tabel 6) namun dilihat secara kontekstual. Hal ini mencakup pada tingkat paling tinggi, yakni visi dan misi hingga kegiatan penelitian itu sendiri. Secara umum faktor internal menunjukkan kekuatan dan kelemahan yang cukup klasik dihadapi oleh perguruan tinggi, bahkan oleh perguruan tinggi negeri (PTN). Kekuatan itu merupakan hal normatif, sementara kelemahan terjadi karena fakta yang tidak dapat memenuhi hal normatif. Kelemahan ini umumnya diletakkan pada kesalahan atau ketidak mampuan lingkungan atau bisa karena salah kebijakan.

Kekuatan pada visi dan misi, keuangan dan infrastruktur menunjukkan modal untuk menuju kemampuan pengembangan penelitian. Dengan mengikuti berbagai peraturan akademik DIKTI, Universitas ini sesungguhnya telah berada dalam jalur yang benar. Hal ini dibuktikan dengan partisipasi dosen dalam berbagai penelitian program DIKTI. Namun demikian, beberapa kelemahan harus senantiasa dikritisi. Kelemahan yang bersifat mendasar perlu diperbaiki segera, misalnya belum tersedianya ruang dosen, rendahnya partisipasi dosen dalam meneliti dan lemahnya penguasaan sumber informasi penelitian. Kelemahan tersebut harus dijadikan tantangan untuk diprioritaskan pemecahannya. Beberapa peluang dari faktor eksternal, baik dari pemerintah dan swasta, atau lembaga lainnya, dapat dimanfaatkan untuk mengeliminasi kelemahan. Oleh karenanya Universitas perlu secara terbuka menangkap peluang kerjasama dengan pihak manapun, yang kompetitif atau tidak, secara langsung atau tidak berhubungan dengan penelitian. Hal ini pun sudah berjalan di universitas ini, misalnya program PHK oleh fakultas Teknik, atau program peneltian Dikti.


(27)

Tabel 6. Analisis SWOT untuk Pengembangan Penelitian

KEKUATAN KELEMAHAN TANTANGAN PELUANG

Visi, Misi, Sasaran danTujuan

Realistis, berorientasi ke masa depan berdasar dinamika pembangunan Tujuan dan sasaran jelas

Komunikasi dan sosialisasi visi+misi+tujuan belum optimal

Konsep pengembangan penelitian belum operasional

Gaji belum memadai (shg melemahkan misi)

Opportunity cost dosen bekerja di luar sangat baik Visi+misi+tujuan penelitian perguruan tinggi lain makin baik

Peluang kerjasama untuk meningkatkan kinerja Peluang beasiswa pen-didikan lanjut cukup besar

Keuangan Tersedia dana (dari SPP) untuk penelitian dan studi S2 dan S3, dan pengabdian masyarakat Komitmen dosen beraktivitas menghasilkan sumbangan dana Sudah ada pemahaman tentang sumber-sumber dana penelitian

Pengelolaan tersentralisir di Universitas

Rendahnya dukungan dana untuk penelitian dan pengembangan entrepreneurship Rendahnya partisipasi pencarian sumber dana alternatif

Prosedur yang kaku berakibat mengganggu kelancaran aktivitas Persaingan yang ketat dalam mendapatkan sumber dana alternatif untuk penelitian dan kewirausahaan

Makin terbuka peluang meraih dana untuk tri darma perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri

I nfra-struktur

Perpustakaan, lab sudah beroperasi optimal Kantor, administrasi dan kegiatan penelitian dan kewirausahaan Memiliki website Local area network (IT) Penguasaan software memadai

Buku, jurnal, alat lab belum lengkap dan memadai Ruang dosen belum memadai

Akses referensi secara global belum memadai Belum ada internet

Makin banyak kompetitor untuk mendapat dana bersaing

Semakin banyak dan meluasnya media publikasi hasil penelitian yang berkualitas

Peluang pengembangan infrastruktur cukup besar (semi que, TPSDP, PHK dan lain-lain) Peluang kerja sama dengan berbagai pihak untuk pengembangan infrastruktur

Suasana Akademik

Iklim yang mendukung interaksi antar sivitas akademika baik Bimbingan dan konseling Bedah buku dan pelatihan

Waktu untuk dosen dan mahasiswa diluar jam mengajar masih kurang. Motivasi mahasiswa untuk kegiatan ilmiah masih kurang.

Program kegiatan ilmiah kurang intensif

Momentum kegiatan ilmiah Nasional dan Internasional belum dimanfaatkan Peluang kerjasama dengan lembaga lain untuk aktivitas ilmiah

Terbuka peluang untuk mengikuti kompetisi tingkat Nasional dan Internasional Peluang pengembangan suasana akademik dari program semi que, TPSDP, PHK dan lain-lain

Penelitian Kemampuan meneliti dosen baik, sudah akses ke Dikti (diterima PHB) Dosen sudah ada yang mempublikasikan di jurnal terakreditasi, menguasai software untuk penelitian Organisasi LPPM sudah operasional

Motivasi dan manajemen waktu dosen kurang Produktivitas penelitian, publikasi karya ilmiah rendah

Dana LPPM terbatas dan tidak lancar

Kerjasama belum optimal Partisipasi dosen rendah Organisasi kegiatan masih lemah

Persaingan internal atau dengan eksternal sangat besar, dari LPPM atau Depdiknas

Kebutuhan akan action research masih besar Informasi tentang sumberdaya penelitian semakin terbuka Kerjasama yang berke-lanjutan terbuka lebar

Kebutuhan lembaga pemerintah dan swasta meningkatkan peluang bagi tenaga akademik untuk melaksanakan penelitian.

Tersedianya dana yang untuk penelitian yang disediakan oleh lembaga pemerintah dan swasta

Pengab-dian Kepada Masyarakat

Produktivitas pengabdian masyarakat cukup baik Kualitas pengabdian pada masyarakat telah menjangkau media radio

Pengab masyarakat antar fakultas belum merata Dana LPPM terbatas dan tidak lancar

Kerjasama belum berkelanjutan

Organisasi kegiatan masih lemah

Kerjasama yang berkelanjutan terbuka lebar

Semakin meluasnya bidang kegiatan, termasuk dari Diknas

Tuntutan akan inovasi baru dalam pengabdian

Terbuka peluang dana pengabdian baik Nasional maupun Internasional Meningkatnya kebutuhan lembaga pemerintah dan swasta untuk peningkatan dan pengembangan SDM

Kelemahan yang cukup signifikan adalah pada rendahnya motivasi dosen untuk meneliti. Hal ini diduga merupakan resultan dari faktor opportunity cost dosen di luar yang lebih baik. Memecahkan kelemahan ini bukan berhadapan dengan hal teknis, terlebih bila manfaat dari luar itu telah berlangsung lama. Mengembalikan ke habitat akademik tersebut mungkin memerlukan upaya yang sabar dan


(28)

berlangsung lama. Untuk itu harus dibangun suatu etos kerja yang tinggi di tingkat struktural khususnya. Faktor keteladanan atau suatu prestasi yang menonjol, harus senantiasa dihasilkan setiap periode. Hal ini akan dapat membangun sekaligus merubah image lama menjadi baru dengan kinerja akademik yang tinggi. Hal ini pun mulai sekarang sudah terbukti. Para dosen sudah terbentuk cara pandangnya terhadap kegiatan pembuatan proposal menjelang bulan Maret. Kegiatan lainnya, betapa Fakultas Teknik senantiasa dihubungkan dengan berbagai keberhasilan. Fakultas Hukum melekat dengan kemasan proses belajar-mengajar yang kreatif dan promotif. Lahirnya Diploma Syariah dan CCIT juga menunjukkan kinerja komitmen lembaga untuk mendiversifikasi program studi.

Berbagai peluang eksternal harus dioptimalkan. Proses sosialisasi internal, komunikasi, atau penguasaan informasi harus diupayakan segera. Informasi yang dikelola secara baik di Universitas merupakan benefit atau daya tarik bagi dosen untuk kembali ke habitat akademik. Universitas ini sudah memiliki website dan konsep pengembangannya. Hanya tinggal selangkah saja, yakni connecting to internet. Dampak dari internet diyakini sangat besar, karena informasi segera mengalir ke sivitas akademika secara masal. Hal ini dapat melahirkan partisipasi yang tinggi dari para dosen untuk menggeluti penelitian.

Informasi perihal sumberdaya penelitian perlu diorganisasikan secara lebih baik. Selain penelitian Hibah LPPM, informasi perihal program-program penelitian dari luar, perlu difasilitasi untuk disampaikan kepada sivitas akademika. Di lain pihak, telah ditemukan aktivitas dosen dalam penelitian di luar LPPM dan Diknas, misalnya kerjasama atau penelitian dalam program PHK. Pengorganisasian info, judul dan penelitinya berguna untuk menghitung kemampuan dan pengelolaan penelitian di masa mendatang.

2.2. Pendekatan

Pendekatan pengembangan penelitian disusun berdasarkan konsep aliran energi di dalam ilmu ekologi (Rambo, 1981). Konsep tersebut menyatakan bahwa aliran input output membentuk suatu sistem yang dinamik, yang memuat proses kontinyu dari interaksi antara subsistem sosial (social system) dan subsistem ekologi


(29)

(ecosystem). Dalam konteks penelitian, subsistem sosial diwakili oleh kelembagaan, atau institusi yang mendukung penelitian secara internal maupun eksternal. Adapun subsistem lingkungan diwakili oleh perangkat keras (hardware) penunjang penelitian. Sebagai sebuah sistem terbuka, sistem penelitian dapat menerima input dari dan mengeluarkan output energi, materi dan informasi ke subsistem sosial dan ekologi lainnya. Aliran input dan output itu selain mempengaruhi internal dinamic

melalui struktur dan fungsi dari setiap komponen juga mencerminkan integritas dan dinamika dari sistem penelitian secara keseluruhan.

INPUT OUTPUT PROSES

HOMEOSTASIS

Gambar 1. Mekanisme pengendalian di dalam sistem penelitian

1. Input

Input dalam sistem penelitian meliputi dosen, mahasiswa atau karyawan di Universitas Widyagama Malang (Tabel 7). Untuk mengembangkan keinginan dan kemampuan meneliti dosen perlu diciptakan lingkungan akademik yang kondusif. Wujud lingkungan akademik antara lain studi pascasarjana dan kenaikan jabatan akademik dosen. Hal ini berarti Universitas perlu mengupayakan dan mendorong dosen untuk studi doktor dan naik jabatan akademik. Lingkungan akademik bermuara kepada hubungan antar sivitas akademika yang optimal. Mahasiswa dan dosen saling berinteraksi menghasilkan karya-karya yang bernuansa akademik. Momentum lomba karya ilmiah, program kreativitas mahasiswa (PKM), dan atau program kompetitif lain dapat menjadi pilihan menghasilkan karya akademik yang bermutu. Kegiatan yang melibatkan mahasiswa akan menjadi promosi yang baik dan efektif melengkapi kegiatan promosi konvensional.


(30)

Peran karyawan mendukung pengembangan penelitian juga sangat diperlukan. Karyawan yang tanggap terhadap kebutuhan penelitian akan memudahkan berjalannya organisasi penelitian. Mereka inilah yang berperan penting dalam menyelenggarakan forum ilmiah yang berkualitas, baik dalam pengelolaan administrasi penelitian maupun penguasaan multi-media secara profesional.

Tabel 7. Matriks Pendekatan Pengembangan Penelitian

Komponen Sasaran Program Stakeholder

1. Dosen Studi pascasarjana, membentuk lingkungan akademik, kenaikan jabatan

Universitas, Fakultas, pemerintah

2. Mahasiswa Promosi, membentuk lingkungan akademik, membuka program studi baru

Jurusan, HMJ Input

3. Karyawan Pelatihan Biro

1. Sumberdaya Penunjang

a. Ruang Dosen Pengadaan Universitas

b. IT/komputer Pengadaan/Pengembangan, Pelatihan Universitas

c. Perpustakaan Pengadaan/Pengembangan Universitas

d. Networking penelitian/ akademik

Pengembangan kerjasama dengan pihak lain, komunikasi profesi ilmiah

Universitas, Fakultas, Jurusan

e. Laboratorium Pengadaan/Pengembangan, pelatihan Universitas, Fakultas, Jurusan

2. Proses Belajar Mengajar Pelatihan penyusunan SAP, Hand out, diktat

Jurusan, Fakultas 3. Pengembangan Kompetensi

a. Pembentukan Riset Group Pembentukan/pengembangan LPPM, Jurusan b. Pengembangan Metodologi Pelatihan metodologi penelitian, alat

analisis

LPPM, Jurusan c. Seminar/Pertemuan ilmiah Seminar rutin/regional/nasional Fakultas, Jurusan d. 5 Kompetensi Unggulan Kegiatan ekstra-kurikulum Universitas

4. Jurnal Ilmiah Akreditasi jurnal Universitas, Fakultas, Proses

5. Unit Bisnis/Jasa lab Pengembangan unit bisnis, Usaha Jasa Industri

Laboratorium, P2K 1. Jumlah proposal yang didanai Gerakan penulisan proposal, membentuk

lingkungan akademik

LPPM, jurusan 2. Nilai dana penelitian Diseminasi sumber/lembaga anggaran

penelitian

LPPM. Lembaga penyandang dana 3. Jumlah orang/peneliti Gerakan penulisan proposal, membentuk

lingkungan akademik

Jurusan

4. Buku Pelatihan penulisan buku Jurusan

5. Naskah yang masuk jurnal terakreditasi

Pelatihan penulisan ilmiah,

pengembangan jurnal, Akreditasi jurnal

Redaksi jurnal, jurusan

6. Paten Pelatihan prosedur paten LPPM. Depkeh&HAM

Output

7. HAKI Pelatihan HAKI LPPM, Depkeh&HAM

1. Kebijakan Eksternal a. Domestik: Pemerintah,

LSM, Swasta

Sosialisasi penelitian DIKTI (PDM, PHB, Dasar, PKM), Ristek (RUT) Bogasari, ITSF, Ford,Toyota, Kehati

LPPM, Depdiknas, Menristek, Lembaga yang relvan b. Luar negri: Pemerintah,

LSM, Swasta

Komunikasi dengan USAID, AUSAID, CIDA, Aga Khan, Magsasay, IFS. University, R&D Agency, Education Center

LPPM, University, Lembaga yang relvan Homeostasis

2. Kebijakan Internal: Universitas, LPPM

Hibah penelitian, pengembangan kerjasama, Reward untuk peneliti


(31)

2. Proses

Aliran input kemudian ikut menjalankan beragam proses dan mekanisme yang komplek, yang sering dipersepsikan sebagai keseimbangan (general equilibrium) dan interaksi dari harapan atau keinginan (policy) dan fakta. Proses yang terjadi sangat dipengaruhi tingkat kompetensi sivitas akademika. Makin tinggi kompetensi dan penunjangnya, akan terjadi dinamika dan kompleksitas penelitian yang tinggi. Sebaliknya, keterbatasan kompetensi mengakibatkan moda penelitian yang sederhana dan produktivitas sivitas akademika yang rendah.

Proses penelitian terdiri dari serangkaian perihal yang mempertemukan terjadinya pembelajaran sivitas akademika dengan lingkungannya, meliputi:

a. Sumberdaya penunjang

Penunjang penelitian berupa berbagai fasilitas ruang dosen, information technology (IT), internet, perpustakaan, jurnal terakreditasi, kerjasama institusional (networking), dan laboratorium. Fasilitas penunjang mutlak diperlukan untuk mendukung kinerja penelitian yang tinggi. Ia membantu peneliti dalam hal: penajaman telaah pustaka, identifikasi masalah, komunikasi ilmiah, aktivitas organisasi profesi dan pengkayaan metode analisis. Sumberdaya ini harus diadakan, diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan kemampuan dan prioritas penggunaan.

Pengadaan fasilitas ruang dosen sangat penting dan mendesak. Tersedianya ruang dosen dengan fasilitas yang mamadai sangat mendukung hubungan antar sivitas akademika. Tanpa adanya ruang dosen seperti saat ini, mengakibatkan hubungan antar sivitas akademika berjalan tidak optimal, misalnya kasus konsultasi pembimbingan skripsi di rumah. Kerjasama dosen mahasiswa menjadi tulang punggung lahirnya ide dan pengkayaan penelitian secara tidak terbatas. Mahasiswa merupakan gudang idealisme dan kreativitas yang dapat melahirkan kualitas penelitian bernilai tinggi. Wadah program kreativitas mahasiswa (PKM) telah membuktikan hal tersebut, Universitas Widyagama secara rutin berpartisipasi.

Sivitas akademika secara bertahap perlu menguasai software Word Processor, Statistik, Modelling, Image, Presentation, Video/Audio, Publisher/printing dan


(32)

multimedia. Penguasaan software akan meningkatkan kepercayaan diri dosen di ruang kelas, forum seminar atau pertemuan ilmiah. Penampilan demikian membuat dosen menjadi tradable di tengah masyarakat, yang pada gilirannya dapat membangun image dan promosi bagi lembaga.

Peningkatan kompetensi sivitas akademika akan melahirkan permintaan fasilitas perpustakaan atau laboratorium. Pernyataan ini tidak perlu diartikan sebagai beaya. Fasilitas ini dapat diupayakan dengan mensinergikan kompetensi sivitas akademika dan support Universitas untuk menciptakan kerjasama dengan pihak-pihak yang relevan, untuk menghasilkan proyek-proyek kerjasama penelitian institusi. Dana itu akan mengalir masuk bila sivitas akademika memiliki kompetensi dan integritas. b. Proses Belajar dan Mengajar

Proses belajar mengajar yang meliputi perkuliahan tatap muka, praktikum, PKL hingga pembimbingan skripsi, merupakan kawah latihan yang memiliki muatan penelitian yang tinggi, murah dan penuh dengan idealisme. Dosen perlu melengkapi dengan baku mutu berupa SAP, hand-out, modul dan diktat. Dosen yang terlatih bereksperimen dalam proses pembelajaran, akan memperoleh manfaat yang lebih dibanding dosen kebanyakan. Ia berkreasi melebihi baku mutu, ia akan mampu memadukan unsur multimedia di kelas, atau diskusi kelompok di ruang terbuka, dan berimprovisasi di lab. Karenanya, ia akan lebih diterima di masyarakat dan komunitas akademik. Di Universitas Widyagama, beberapa dosen telah membuktikan hal tersebut.

Proses belajar mengajar makin intensif saat pembimbingan skripsi. Hubungan dosen mahasiswa tidak harus kaku seperti dosen masa lalu. Sekarang sumber informasi telah tersedia luas, sehingga dosen tidak harus sok tahu. Yang tepat, seyogyanya dosen mahasiswa saling berbagi info tentang berbagai hal. Dosen dapat memberikan semua konsep dan teori yang pernah ia pelajari. Sebaliknya dosen dapat minta lebih banyak info lapangan dari sekedar pengamatan skripsi ( win-win solution). Mahasiswa akan cepat lulus dan terbimbing secara benar (terhindar plagiat), sementara dosen akan memperoleh pengkayaan ilmu luar biasa.


(33)

c. Pengembangan Kompetensi

Terciptanya suasana akademik akan menghasilkan kompetensi sivitas akademika. Pengembangan kompetensi seringkali membutuhkan lingkungan yang lebih spesifik sesuai dengan fakta kompetensi yang ada atau visi lembaga. Hal ini dapat efektif lahir dari forum-forum terbatas, fokus dan spesifik. Beberapa Universitas mengakomodasi di dalam kelompok studi, atau lebih formal pusat-pusat studi. Dalam forum terbatas itu, didiskusikan metodologi untuk memecahkan permasalahan aktual, melalui seminar internal atau eksternal. Forum kecil itu juga melakukan networking dengan forum sejenis di tempat lain. Hasil komunikasi itu dapat menghasilkan ide atau proposal kerjasama yang bermutu sehingga menghasilkan nilai tambah yang signifikan bagi peneliti atau lembaga.

Universitas perlu memberi ruang yang cukup untuk mengembangkan lembaga Fakultas (seperti LP3T, LAAM). Pemberdayaan lembaga ini atau yang sejenis di bawah LPPM, akan memberikan pengaruh yang signifikan bagi pengembangan penelitian. Ide-ide perorangan untuk membentuk lembaga baru lain, yang mandiri, perlu didukung seiring dengan makin spesifik kompetensi para doktor baru. Berkembangnya kelompok studi ini secara alami adalah benih lahirnya gagasan atau proposal yang bermutu.

Pengembangan kompetensi juga diarahkan kepada mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk memberikan bekal serangkaian kompetensi sedemikian rupa sehingga kualitas lulusan kelak memiliki mutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan khususnya lapangan kerja. Hasil akhir dari program adalah sertifikat kompetensi yang disahkan oleh Rektor dan lembaga dunia kerja, yang diberikan hanya kepada mahasiswa yang telah memenuhi syarat dalam menyelesaikan program-program kompetensi, yang meliputi Aplikasi Komputer, Basic Conversation, Basic IT (Information Technology), Kewirausahaan dan TOEFL.

d. Unit bisnis

Pengembangan unit bisnis adalah pendekatan yang integral dalam kaitan dengan pengembangan penelitian. Penelitian selain bersifat vertikal untuk semakin mendalami atau mencari kebenaran ilmiah, juga bersifat horizontal yang berorientasi aplikasi entrepreneurship dan generating income. Keduanya perlu bersinergi untuk


(34)

saling memperkuat satu sama lain. Perolehan income kemudian digunakan untuk mendorong proses penelitian, memperkuat anggaran lembaga dan untuk kesejahteraan peneliti.

Pengembangan unit bisnis berlandaskan pada aktivitas laboratorium. Melalui penelitian yang teruji, laboratorium dapat mengembangkan teknologi produksi atau jasa yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas. Di beberapa Universitas, jasa lab telah berkembang untuk mendukung analisis mutu, sertifikasi, paket pelatihan, kegiatan konsultasi (hukum, pajak, pertanian), product engineering, bahkan toko atau pusat ritel.

3. Output

Output dari penelitian berupa produk-produk penelitian berupa fisik atau non fisik yang bernilai akademik. Produk fisik dapat dilihat antara lain seperti proposal yang dibeayai, jumlah peneliti, nilai dana yang berasal dari luar institusi, naskah yang dimuat dalam jurnal terakreditasi atau di luar negeri, judul buku, paten, dan HAKI. Sementara produk penelitian non fisik yang tidak kalah penting adalah motivasi dan pengalaman. Sekalipun tidak terhitung (intangible), ia merupakan modal penting untuk pembelajaran kinerja penelitian di masa mendatang. Sivitas akademika yang proposalnya tidak diterima, atau naskah yang tidak layak menurut penerbit, akan memiliki pengalaman yang luar biasa, untuk memperbaiki karya-karyanya.

Kemampuan dosen Universitas Widyagama untuk memperoleh hibah penelitian dari DIKTI semakin tinggi. Pada tahun anggaran 2003, proposal yang didanai oleh Direktoral Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP3M) berjumlah 6 judul, terdiri 4 PDM (2 dari FH, 1 dari FP dan 1 dari FT), 1 Penelitian Dasar (dari FP) dan 1 PHB lanjutan dari tim FE. Pada tahun 2004 dan 2005 jumlahnya menjadi 6 dan 12 judul. Adapun dalam nilai dana penelitian, lembaga ini telah menerima masing-masing 60 juta, 35 juta dan 70 juta rupiah dalam tiga tahun terakhir.

Jumlah peneliti yang terlibat dalam proposal yang dinanai DIKTI cenderung mengalami kenaikan. Dalam periode tiga tahun terakhir, peneliti yang berpartisipasi


(35)

naik, yakni 7, 7 dan 15 orang. Distribusi peneliti juga makin membaik sekalipun masih ditemukan peneliti yang sama pada setiap tahun. Kalau awalnya hanya didominasi ilmu-ilmu eksakta (khususnya pertanian), saat ini peneliti dari bidang ilmu hukum, teknik dan ekonomi mulai unjuk gigi.

Partisipasi dalam penelitian DIKTI yang menonjol adalah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Perkembangan program sinergi antara dosen dan mahasiswa juga membaik seperti program yang disebut sebelumnya. Sudah dua tahun terakhir, mahasiswa diundang untuk mempresentasikan hasil penelitiannya di ajang PIMNAS didukung dosen pembimbingnya.

Sejauh ini, produk penelitian lain masih belum menonjol. Hanya beberapa orang sudah mampu menulis buku, sementara lainnya baru terbatas diktat yang didistribusikan secara internal. Sedangkan peneliti yang memuat naskahnya di jurnal terakreditas belum tercatat. Sementara produk HAKI dan paten masih belum diakses sesuai dengan keterbatasan kompetensi peneliti.

Produk-produk penelitian lain juga pernah dihasilkan namun tidak berhasil atau tidak terpelihara keberlangsungannya. Hal tersebut telah diupayakan misalnya dalam usulan proposal ITSF dan RUT, namun gagal dalam pendanaan. Sedang yang pernah berhasil didanai antara lain Bogasari.

4. Homeostasis

Homeostasis merupakan mekanisme yang terdiri dari: identifikasi materi, energi, dan informasi dari output; pengorganisasiannya; dan penyelesaian konflik di dalamnya; yang diperlukan bagi sistem penelitian untuk senantiasa dalam kinerja yang tinggi. Mekanisme homeostasis penelitian telah berjalan dengan baik di Universitas-universitas besar di Indonesia atau di luar negeri. Mekanisme homeostasis diwujudkan secara tepat dalam kebijakan penelitian (internal maupun eksternal) yang kondusif untuk mendukung penelitian, misalnya tersedianya informasi, penghargaan, organisasi yang efektif, dan perilaku yang mengutamakan kaidah-kaidah keilmuan.


(36)

a. Kebijakan Eksternal

Kebijakan eksternal meliputi kebijakan pemerintah, lembaga penelitian dalam negeri, atau lembaga luar negeri dimana sivitas akademika dapat mengambil manfaat sebanyak-banyaknya untuk mendukung penelitian. Terhadap kebijakan DIKTI seperti diuraikan sebelumnya (PDM, SKW, PHB dll, lihat panduan penelitian dan pengabdian masyarakat Edisi VI yang diterbitkan oleh DIKTI), Universitas ini sudah mampu mengaksesnya. Kebijakan lainnya yang perlu dimanfaatkan adalah Kementrian Riset dan Teknologi (RUT, RUK, dll), Departemen Kehakiman dan HAM (untuk HAKI dan paten) dan Kopertis.

Kebikajan lembaga penelitian domestik berasal dari banyak dan ragam lembaga. Universitas ini perlu mengakses Ford Foundation, Toyota Foundation, Kehati, Yayasan Damandiri, dan sebagainya. LSM lingkungan hidup, LSM HAM, dan LSM Kesehatan bisanya memperoleh dukungan dana dari luar negeri dalam jumlah signifikan. Hal ini perlu diidentifikasi untuk terciptanya kerjasama penelitian dengan prinsip win-win.

Lembaga-lembaga luar negeri baik itu berasal dari LSM, pemerintah, atau badan internasional juga menyediakan akses bagi penelitian. Lembaga itu meliputi Educational Center atau Research and Development Agency di tiap negara, Perguruan tinggi, USAID, AUSAID, CIDA, Aga Khan, Magsasay, International Foundation for Science (IFS). Lembaga ini bahkan menyediakan beasiswa untuk program master atau doktor. Terbukti beberapa dosen telah memanfaatkan hal ini, yakni Khisbullah Huda, Budi Saneto, Gigih Priyandoko dan kawan-kawan di Malaysia. b. Kebijakan Internal

Kebijakan Universitas Widyagama melalui LPPM sedemikian telah mampu mengakomodasi penelitian dan pengabdian masyarakat. Sekalipun dengan dana yang relatif terbatas, beberapa proposal telah didanai Universitas untuk memberikan pengalaman awal atau latihan penelitian. Hal ini telah berlangsung sejak lama. Unsur pembinaan penelitian ditekankan untuk memperbaiki kualitas proposal agar berhasi lolos kompetisi di DIKTI.


(37)

LPPM juga telah menjalin berbagai kerjasama proyek penelitian, studi kebijakan, atau pelatihan dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, atau lembaga lain. Ini merupakan wujud implementasi dari pengalaman penelitian dan kepercayaan terhadap kompetensi Universitas Widyagama untuk memecahkan permasalahan pembangunan. Kerjasama dengan pemda antara lain kota Batu, kabupaten Malang, dan propinsi Jawa Timur. Kerjasama dengan Depdiknas pernah terjalin dalam hal pelatihan kewirausahaan berbasis sampah kota. Kerjasama dengan Yayasan Damandiri untuk peningkatan ekonomi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

LPPM juga sedang berupaya memberi penghargaan (incentive policy) kepada sivitas akademika yang memiliki prestasi menonjol. Upaya-upaya dosen yang kreatif dan memperoleh penghargaan masyarakat, sudah saatnya diberi reward sepantasnya untuk memberikan motivasi bagi sivitas akademika lain. Prestasi itu misalnya tampil dalam forum ilmiah bergengsi, menulis di media masa, atau karya teknologi tepat guna yang menonjol. Universitas perlu memberikan honorarium tambahan untuk prestasi tersebut, tidak terbatas pada format beaya perjalanan.


(38)

IV. PROGRAM PENGEMBANGAN PENELITIAN

Program-program pengembangan penelitian disusun untuk mencapai target atau sasaran hingga 20 tahun ke depan (sejak 2005 hingga tahun 2025, secara lengkap disajikan dalam Lampiran 7). Program diturunkan atas dasar pendekatan pengembangan penelitian dan diklasifikasikan untuk menyederhanakan implementasi di lapangan. Tidak semua aspek ditelaah, hanya yang relevan dengan pengembangan penelitian yang diuraikan. Target program adalah untuk menghasilkan output penelitian.

1. Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia a. Studi pascasarjana

Studi pascasarjana diarahkan kepada studi doktor. Lulusan program magister hampir sudah dicapai oleh sebagian besar dosen. Pada tahun 2005, jumlah doktor di Universitas Widyagama mencapai 8 orang (Tabel 8). Pada tahuh 2007, jumlah doktor diperkirakan mencapai 20 orang, yang akan datang dari Malaysia dan berbagai perguruan tinggi dalam negeri. Ke depan, direncanakan jumlah doktor rata-rata naik 5 orang setiap dua tahun. Ini berarti 2 hingga 3 orang dosen per tahun harus diberangkatkan untuk mencapai target tersebut.

Tabel 8. Perkembangan Jumlah Sumberdaya Manusia Dosen

Tahun

Profesor Doktor Master Jumlah Mahasiswa

2005 2 8 100 3200

2007 3 20 110 3500

2009 4 25 115 3750

2011 6 30 120 4000

2013 8 35 125 4250

2015 12 40 130 4500

2017 16 45 130 4500

2019 20 50 130 4750

2021 24 55 130 4750

2023 28 60 130 5000

2025 32 60 130 5000

Implementasi program studi doktor memerlukan dukungan dan inisiatif program studi. Program studi merencanakan kebutuhan pengembangan staf dosen sesuai


(39)

dengan visi lembaga. Fakultas dan Rektorat mengakomodasi perencanaan pengembangan staf tersebut dalam kebijakan tahunan. Dalam konteks ini, usulan studi doktor sudah masuk ke Universitas selambat-lambatnya pada bulan Januari disesuaikan jadwal penerimaan mahasiswa pascasarjana baru di dalam negeri. Sedang jadwal usulan studi doktor ke luar negeri menyesuaikan. Universitas sangat mendukung usulan-usulan studi doktor atau magister yang memperoleh beasiswa dari dalam atau bahkan luar negeri.

b. Kenaikan jabatan akademik

Kenaikan jabatan akademik dilaksanakan dalam kerangka aturan MENPAN, baik bagi dosen yayasan maupun PNS. Hingga saat ini sebagian besar (<75 persen) dosen masih Lektor ke bawah. Sementara yang bergelar guru besar baru dua orang. Hingga tahun 2015 diperkirakan akan ada 12 profesor, atau bertambah rata-rata satu profesor per tahun. Universitas sangat mendukung kenaikan jabatan bagi para dosen yang memenuhi syarat, khususnya para doktor baru atau yang memiliki produktivitas akademik yang tinggi.

Implementasi kenaikan jabatan akademik perlu melibatkan peran senat Fakultas (untuk naik ke Lektor) dan senat Universitas (untuk naik ke Lektor Kepala). Dalam mengevaluasi kenaikan jabatan, senat perlu memperhatikan aturan Universitas tentang etika dosen maupun plagiat. Usulan naik jabatan harus sudah masuk ke Rektorat selambat-lambatnya bulan Desember dan Juni masing-masing menyesuaikan dengan keluarnya tmt SK naik Jabatan dari Mendiknas pada bulan Maret dan Oktober.

c. Peningkatan aktivitas kemahasiswaan

Aktivitas kemahasiswaan formal yang secara langsung terkait dengan pengembangan penelitian adalah pada himpunan mahasiswa jurusan (HMJ). Koordinasi yang baik antara HMJ dengan jurusan dapat diarahkan untuk menangkap momentum akademik tertentu. Mahasiswa pada dasarnya memiliki energi dan idealisme yang tinggi. Hal ini harus diakomodasi baik secara formal kelembagaan, maupun non-formal melalui hubungan sivitas akademika. Bahkan hubungan non formal dianggap lebih fleksibel dan efektif untuk menghasilkan produktivitas, disesuaikan dengan kompetensinya masing-masing.


(40)

Kegiatan kemahasiswaan merupakan bagian penting dalam kegiatan promosi Universitas. Idealisme mahasiswa akan lebih diterima masyarakat dan berdampak lebih signifikan untuk membangun image lembaga. Aktivitas mahasiswa yang terbukti menonjol antara lain: rekayasa teknologi tepat guna atau robotik (FT), kepedulian lingkungan hidup (WIGAPALA dan FH), teknologi olahan pangan (FP), olimpiade akuntansi (FE). Jenis kegiatan lain perlu digali dan dikembangkan sesuai dengan kompetensi jurusan. Aktivitas mahasiswa tersebut diharapkan akan mampu mendongkrak promosi PMB, yang akan menaikkan student body menjadi 4000 pada tahun 2011 dan 5000 mahasiswa pada tahun 2025.

Implementasi aktivitas kemahasiswaan ini perlu dikoordinasikan dalam penyusunan program HMJ. Perencanaan yang matang akan dapat dimasukkan dalam anggaran kegiatan kemahasiswaan (oleh HMJ maupun bagian kemahasiswaan) maupun dalam rangka kegiatan promosi. Rektor dapat memberikan perhatian kepada kegiatan mahasiswa yang menonjol. Sementara format non-formal untuk meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam bidang penelitian memerlukan kreatifitas dan bimbingan dosen pembimbing. Ketua jurusan dapat mengambil alih peran ini dengan memberi informasi perihal momentum akademik (lomba karya ilmiah, hari ulang tahun tertentu) dan mensupport dosen-dosen yang beraktivitas untuk kemahasiswaan.

Pendirian dan diversifikasi program studi baru menjadi alternatif yang strategis untuk meningkatkan student body. Program studi ditentukan berdasarkan kebutuhan masyarakat (vokasional) maupun atas alasan pengembangan keilmuan. Diversifikasi program studi diarahkan untuk lebih mengeksplorasi kompetensi dari sumberdaya dosen, mahasiswa dan penunjangnya. Kerjasama dengan pihak lain sangat dipentingkan untuk membangun aliansi atau networking demi tercapainya mutu dan keberlanjutan program. Pengembangan Diploma (D3) Syariah dan CCIT (Center for Computing and Information Technology) adalah salah satu pilihan yang tepat. Program-program studi lain yang relevan hingga sepuluh tahun mendatang misalnya kepaniteraan, pengolahan pangan, pariwisata atau bahasa Inggris.


(41)

2. Pengembangan Sumberdaya Penunjang a. Pengadaan Ruang Dosen

Pengadaan ruang dosen dirasakan sangat mendesak. Sejak berdirinya Universitas, katakan tahun 1985, baru pada tahun 2005 telah terealisasi ruang dosen dengan fasilitas meja dan kursi di Fakultas Pertanian dan Ekonomi. Itupun belum untuk semua dosen. Hal ini memiliki makna yang mendasar, selama ini Universitas tidak memelihara lingkungan akademik sebagaimana mestinya. Dampaknya lebih rumit dari yang dibayangkan. Waktu selama dua puluh tahun sangat mungkin bagi dosen (berinvestasi) memilih bidang selain akademik, atau melahirkan budaya akademik yang tidak semestinya, atau menganggap kampus bukan sumber manfaat atau idealisme. Hal ini telah menjadi kebiasaan pada kasus konsultasi pembimbingan skripsi di rumah,. Diperkirakan merubah cara berpikir dan mengembalikan ke habitat akademik semula bukan hal yang mudah.

Tabel 9. Perkembangan Sumberdaya Penunjang Perpustakaan

Tahun Ruang

Dosen Internet Digitasi

Pertumbu-han jml

buku

Kerjasama ilmiah kelembagaan

Labo-ratorium

Jurnal terakreditas %

Meja+kursi unit/line % %

MOU/

lembaga Proposal % Kegunaan unit/judul

2005 <30 30 <50 <5 0 <5 <25 3

2007 50 60 90 7 1 7 40 4

2009 75 90 100 9 2 10 60 4

2011 90 120 100 12 4 13 70 5

2013 100 150 100 12 5 15 80 5

2015 100 175 100 12 5 17 90 6

2017 100 200 100 12 6 20 90 6

2019 100 250 100 15 7 25 90 7

2021 100 300 100 15 8 30 100 7

2023 100 300 100 15 9 35 100 8

2025 100 300 100 15 10 40 100 8

Implementasi pengadaan ruang dosen harus segera dilaksanakan. Semakin cepat direalisasikan menunjukkan komitmen lembaga menuju research university. Dalam lima tahun ke depan (Tabel 9), seluruh dosen seyogyanya sudah memiliki meja dan kursi sendiri. Sarana fisik meja dan kursi diharapkan secara bertahap akan memulihkan kembali budaya akademik yang mungkin telah luntur. Meja kursi akan menjadi tumpuan sumber informasi, media komunikasi, wadah kebersamaan,


(42)

proses pembelajaran dan lahirnya beragam manfaat akademis maupun non akademis. Untuk itu, Rektor perlu memprioritaskan anggaran untuk pengadaan ruang dosen hingga lima tahun mendatang. Tanpa berupaya mendiskriminasi, meja dan kursi dosen perlu diadakan pada tahun ini juga kepada para doktor. Mereka merupakan rujukan tidak hanya bagi para dosen, dan mahasiswa, tetapi juga sebagai think tank bagi Universitas maupun untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap kompetensi mereka.

b. Pengembangan Internet

Pengadaan dan pengembangan internet di kampus juga sudah sangat mendesak. Tahapnya hanya tinggal selangkah saja, yakni hanya connect to internet. Universitas ini sudah memiliki modal antara lain: (i) website (sekalipun meminjam server lembaga lain, Lampiran 8), (ii) jaringan internal (fiber optik), (iii) komputer yang kompatibel (setara Pentium IV), dan (iv) SDM yang memadai untuk rekayasa dan mengembangkan website.

Manfaat internet bagi pengembangan penelitian telah diketahui. Beberapa dosen yang rutin memperoleh dana penelitian DIKTI atau menulis karya ilmiah tidak asing dengan internet. Mereka itu mengeluarkan beaya sendiri (yang tidak kecil) untuk memperoleh manfaat pengetahuan dari internet, melalui Warnet atau PC di rumah. Namun demikian cara berpikir demikian tidak menyebar ke dosen-dosen yang lain karena berbagai alasan teknis. Karenanya, adanya internet di kampus dapat dipandang sebagai subsidi kepada dosen, atau bentuk kesejahteraan non finansial dalam rangka mendukung gairah penelitian dan komunikasi keilmuan.

Implementasi program pengadaan internet dalam jangka pendek (tahun 2005) adalah connecting sekitar 30 line komputer yang sudah ada di berbagai unit. Jumlah tersebut berasal dari 10 unit kerja (4 Fakultas, LPPM, Biro, Pascasarjana, Rektorat, Puskom, Perpustakaan) yang masing-masing terdiri 3 line. Dalam lima tahun ke depan, jumlahnya akan mencapai 100 line dimana sebagian dapat diakses secara gratis oleh mahasiswa. Untuk menuju target 300 komputer pada tahun 2025, setiap tahun Rektorat perlu merencanakan dan mengalokasikan pengadaan komputer, pengembangan hardware disertai kebijakan pengembangan website untuk mendukung fungsi layanan internet. Di beberapa perguruan tinggi lain,


(43)

mekanisme pengadaan komputer dan internet mengandalkan pembeayaan yang berasal dari mahasiswa baru. Mahasiswa baru tersebut, kemudian secara bebas menggunakannya, dan secara alami berpromosi kepada lingkungan terdekatnya.

c. Perpustakaan

Keberadaan perpustakaan dan internet adalah sejalan untuk mendukung pengembangan penelitian. Tidak semua layanan perpustakaan tersedia di internet, demikian juga sebaliknya. Di perpustakaan dapat ditemukan texbook atau jurnal terbaru yang memuat karya akademik yang telah teruji atau dipatenkan (HAKI). Sementara di internet ditemukan jurnal (yang agak lama) dan karya ilmiah dalam wacana oleh para peneliti, penulis atau sukarelawan. Dua-duanya sangat bermanfaat bagi tujuan penelitian. Namun demikian, saat sekarang layanan perpustakaan juga makin komplek dengan perkembangan teknologi digital. Dengan terbentuknya forum kerjasama perpustakaan perguruan tinggi, memungkinkan seseorang dapat melihat koleksi buku, jurnal, atau CD-ROM di perpustakaan perguruan tinggi lain. Universitas Widyagama telah menjadi anggota forum

digitalibrary se Jawa Timur. Potensi tersebut nampaknya belum termanfaatkan karena dua hal, yakni (i) belum ada komputer connect dengan internet, (ii) belum seluruh buku ter-record secara digital (kurang dari 50 persen).

Implementasi program pengembangan perpustakaan selain connect internet adalah pada (i) digitasi pustaka dan (ii) pengadaan buku. Program digitasi pustaka dalam lima tahun ke depan harus sudah mencapai keseluruhan buku dan pustaka lainnya. Digitasi juga mencakup materi yang didownload dari internet. Program pengadaan buku (hard copy) juga harus dilanjutkan sekalipun ada buku-buku on-line di internet. Pertumbuhan jumlah buku baru (termasuk jurnal) diharapkan akan tumbuh hingga 15 persen per tahun. Buku-buku tersebut dapat diperoleh dari sumbangan lembaga lain (misal Asia Foundation), alumni maupun pemerintah. Kreatifitas perpustakaan memanfaatkan atau berkomunikasi dengan lembaga-lembaga nasional maupun internasional, atau masuk dalam mailing list organisasi pustaka, akan dengan mudah menerima bahan-bahan pustaka dalam jumlah sangat besar dan beragam. Rektor dapat mengembangkan komunikasi antara Kepala perpustakaan dengan dosen atau ketua jurusan untuk menggali info-info tersebut.


(1)

Tabel 12. Perkembangan Proposal, Ketua Peneliti dan Nilai Dana Penelitian yang Disetujui

Jumlah judul proposal yg diterima Tahun

PKM PDM PHB RUT Lain-2 Jumlah

Jumlah ketua peneliti

Nilai dana penelitian --- judul --- orang juta rp

2005 5 12 1 0 1 19 17 167

2007 10 20 5 3 3 41 37 770

2009 15 25 7 5 5 57 51 1175

2011 20 30 9 7 6 72 65 1540

2013 25 35 11 9 7 87 78 1905

2015 30 40 13 10 9 102 92 2210

2017 35 45 15 12 10 117 105 2575

2019 40 50 17 13 12 132 119 2880

2021 40 50 19 14 14 137 123 3140

2023 45 55 22 15 15 152 137 3445

2025 45 55 25 16 15 156 140 3665

Output penelitian buku, paten dan HAKI mengalami kenaikan sekalipun masih dalam jumlah terbatas. Sementara publikasi dalam jurnal akan mengalami kenaikan drastis. Perkembangan tiga produk pertama berkenaan dengan karakteristik, prosedur dan tingkat persaingan yang lebih rumit sehingga memerlukan waktu dan kecermatan. Namun hal ini akan terpecahkan seiring dengan terkuasainya kompetensi sehingga dalam dua puluh tahun ke depan akan tercapai 25 buku, 10 paten dan 10 HAKI per tahun. Sementara itu jumlah publikasi dari para dosen akan naik sangat tajam hingga 20 tahun ke depan. Para dosen umumnya telah terlatih sejak sepuluh tahun yang lalu melalui jurnal di Universitas ini. Beberapa bahkan menulis di jurnal terakreditasi di lembaga lain. Dengan tiga jurnal yang dalam waktu dekat terakreditasi, produktivitas itu akan terwadahi. Para doktor alumni luar negeri diyakini akan punya banyak publikasi yang digerakkan dari almamaternya.


(2)

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Keadaan sumberdaya penelitian (yang berasal dari data LPPM) di Universitas Widyagama disajikan sebagai berikut:

1. Kebijakan penelitian di Universitas Widyagama berjalan dalam kerangka tridarma perguruan tinggi dan sesuai peraturan dan kebijakan Dirjen Dikti.

2. Kinerja penelitian di Universitas Widyagama cukup memadai. Dalam waktu sembilan tahun terakhir telah menghasilkan 127 proposal penelitian dengan alokasi anggaran sedikitnya 366 juta rupiah. Distribusi proposal antar fakultas masing-masing sebesar 59, 42, 17 dan 9 proposal untuk FT FP, FE dan FH, dengan nilai anggaran 133, 134, 61 dan 39 juta rupiah. FT paling produktif yakni menghasilkan 8.43 proposal per tahun, diikuti FP, FE dan FH masing-masing 4.67, 2.83 dan 1.80 proposal per tahun.

3. Dosen juga sudah akses ke penelitian program Dirjen Dikti. FP memperoleh 24 proposal, FT mampu meraih 13 proposal, dan FE 4 proposal dan FH 6 proposal. FE memperoleh penelitian hibah bersaing pada tahun 2002. Perolehan dana Dikti dalam dua tahun terakhir telah menunjukkan partisipasi yang merata antar fakultas, yakni FE, FT, FP dan FH masing-masing memperoleh 2, 9, 5 dan 3 proposal.

4. Partisipasi dosen dalam penelitian secara umum masih relatif rendah. Jumlah dosen yang aktif meneliti pada FP, FT, FE dan FH masing-masing sebesar 83, 51, 25 dan 33 persen. Di FE, dosen yang pernah melakukan penelitian dan terdata di LPPM hanya ditemukan 13 nama dibanding 52 dosen secara keseluruhan. Di lain pihak, produktivitas penelitian dosen juga rendah. Dosen FT, FP, FH dan FE menghasilkan masing-masing sebesar 0.22, 0.20, 0.12 dan 0.05 proposal per orang per tahun. Angka berkisar 0.20 pada FT dan FP dapat diartikan bahwa seorang dosen FT atau FP perlu lima tahun untuk menghasilkan satu proposal penelitian.


(3)

Persepsi dosen (yang diolah dari data kuesioner) perihal penelitian disampaikan sebagai berikut.

1. Intensitas kegiatan penelitian dosen umumnya masih rendah. Dosen yang melaksanakan empat atau lebih kegiatan penelitian ditemukan sebanyak 32 persen. Sementara yang melakukan satu hingga tiga kali sebanyak 64 persen. Sisanya, sebanyak 4 persen dosen tidak pernah penelitian. Di sisi lain, dosen dengan empat atau lebih karya ilmiah terpublikasi ditemukan sebanyak 20 persen, yang memiliki satu hingga tiga publikasi sebanyak 70 persen, dan 20 persen dosen tidak punya publikasi ilmiah. Sementara dosen yang meneliti (empat kali atau lebih) tetapi tidak konsisten mempublikasikan karyanya sebanyak 12 persen

2. Penguasaan dosen terhadap perangkat lunak (software) komputer untuk mendukung penelitian masih perlu ditingkatkan. Dosen yang menguasai pengolah kata sebanyak 64 persen, statistik 44 persen dan modelling 12 persen. Hal ini kurang lebih bermakna 36 persen dosen tidak bisa mengetik komputer, 56 persen lemah dalam pengolahan data dan 88 persen tidak menguasai metodologi penelitian.

3. Kendala penelitian yang dihadapi dosen berasal dari faktor individual dan penunjang, yang masing-masing menyumbang 35.8 dan 64.2 persen. Kendala individual terbesar adalah waktu terbatas (17.3 persen) dan lemahnya metodologi penelitian (6.2 persen). Kendala penunjang lahir dari fasilitas perpustakaan kurang lengkap (14.8 persen) dan dana penelitian terbatas (12.3 persen).

4. Tiga saran penting yang disampaikan dosen bagi pengembangan penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, peningkatan kapasitas organisasi (23.7 persen), dengan perhatian kepada sistem, manajemen, pembentukan tim riset, dan pengembangan kerjasama. Kedua, pengadaan fasilitas penunjang (23.7 persen) yang mendesak meliputi internet, alat lab dan perpustakaan. Ketiga peningkatan kualitas SDM (21.1 persen), memperhatikan kepada peningkatan kemampuan metodologi, asah mental dan motivasi, dan pembinaan kemampuan bahasa Inggris


(4)

5.2. Rekomendasi

Program-program pengembangan penelitian yang disusun sejak 2005 hingga tahun 2025 (Bab IV) merupakan deskripsi yang rinci mengenai isyu pokok, stakehoder, jumlah atau volume target, dan reasoning bagi tersusunnya kegiatan yang siap operasional. Hal tersebut pada dasarnya telah menyajikan arahan dan prioritas kecuali alasan anggaran. Rekomendasi berikut menekankan kembali khususnya perihal yang bersifat mendasar yang dalam jangka pendek (paling tidak dalam lima tahun) perlu direalisasikan.

1. Pengembangan Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM)

a. Studi pascasarjana terutama studi doktor ke luar negeri sebanyak rata-rata 2 hingga 3 orang dosen per tahun

b. Pembenahan dan percepatan kenaikan jabatan akademik terutama ke lektor kepala dan guru besar sesuai aturan yang berlaku

c. Peningkatan aktivitas kemahasiswaan di tingkat jurusan (HMJ). 2. Pengembangan Sumberdaya Penunjang

a. Pengadaan meja kursi dosen bagi para doktor baru, dan secara bertahap bagi seluruh dosen di Fakultas Teknik, Hukum dan Ekonomi.

b. Pengadaan internet pada tahun 2005 sekitar 30 line komputer di 10 unit kerja (4 Fakultas, LPPM, Biro, Pascasarjana, Rektorat, Puskom, Perpustakaan) c. Implementasi

digitalibrary dan digitasi materi pustaka.

d. Kerjasama penelitian yang dimotori oleh Fakultas Teknik

e. Pengembangan laboratorium melalui bantuan depdiknas maupun kompetitif hibah PHK

f. Jurnal terakreditasi MABIS (FE), Widya Agrika (FP) dan Widya Yuridika (FH) 3. Peningkatan Kualitas Belajar Mengajar melalui penyusunan GBPP yang dalam

lima tahun ke depan diharapkan mencapai 100. 4. Pengembangan Kompetensi

a. Pemberdayaan Kelompok Studi Wanita, Pusat Studi Pembangunan Wilayah dan Lingkungan Hidup, LP3T, LKBH, LAAM, atau LATG.

b. Pelatihan metodologi penelitian yang bersifat (i) fokus yakni penyusunan proposal menjelang deadline DP3M DIKTI, RUT, Bogasari atau hibah lainnya,


(5)

dan (ii) non fokus yakni pelatihan analisis statistika, telaah pustaka, pemodelan, dan sumber dan prosedur pendanaan.

c. Peningkatan aktivitas seminar rutin internal, dan melanjutkan tradisi seminar nasional menjelang Dies Natalis Universitas.

d.

Implementasi lima kompetensi unggulan (Aplikasi Komputer, basic

conversation, Basic Information Technology, Kewirausahaan, dan TOEFL)

kepada mahasiswa

5. Pengembangan Unit Bisnis LKBH (FH), akuntan publik (FE), lab mesin (FT), dan lab pangan (FP) menggunakan format Usaha Jasa Industri (UJI) Dikti

6. Hibah Penelitian LPPM sesuai jadwal dan sistematik dan diarahkan bagi penulis buku, naskah publikasi, teknologi tepat guna (Paten) dan HAKI.

7. Sosialisasi Kebijakan Penelitian mencakup (i) program-program Ristek (RUT), lembaga lain (Bogasari) atau bahkan dari luar negeri, (ii) pendataan penelitian dosen di luar LPPM dan Diknas, misalnya penelitian tesis, disertasi, kerjasama, penelitian program PHK atau yang sejenis, karya ilmiah, atau kegiatan sejenis pengabdian masyarakat,

8. Reward and Punishment

a.

Reward bagi juara dalam forum ilmiah bergengsi, menulis di media massa

nasional, atau pemenang karya teknologi tepat guna.

b.

Punishment berupa tidak naik jabatan atau sanksi lain bagi yang

c.

berperilaku plagiat


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Dikti. 2003. Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2003 – 2010 oleh Dirjen DIKTI.

OTK. 2003. Organisasi dan Tata Kerja Universitas Widyagama Malang.

Rambo, A. T. 1981. Conceptual approaches to human ecology: a sourcebook on alternative paradigms for the study of human interactions with the environment. East-West Environment and Policy Institute, Honolulu, Hawaii. 49p.