soal pada penelitian ini dengan menggunakan dua cara, yaitu cara kualiitatif untuk menentukan validitas isi, dan cara kuantitatif
untuk menentukan reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektifitas pengecoh dari butir soal.
4. Validitas Isi
a.
Pengertian Validitas
Validitas sangat erat kaitannya dengan pengukuran dalam evaluasi. Azwar 1996: 173 mengemukakan bahwa validitas
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur tes dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes
yang valid guna pengambilan suatu keputusan dapat saja tidak valid sama sekali guna pengambilan keputusan lain dan bagi kelompok lain.
Menurut Surapranata 2009: 50 validitas merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa
yang seharusnya diukur. Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang
seharusnya diukur. Oleh karena itu, validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung seberapa jauh suatu alat telah berfungsi.
Validitas menurut pendapat Sudjana 2012: 12 adalah ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai
apa yang seharusnya dinilai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas adalah ketepatan suatu tes sesuai dengan tujuan dari
diadakannya tes tersebut. b.
Bentuk-bentuk Validitas Validitas terdiri dari empat bentuk, yaitu Surapranata, 2004: 51:
1 Validitas Isi
Validitas isi content validity adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah butir tes hasil
belajar THB mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur Purwanto, 2009: 120. Contohnya soal pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia dikatakan valid apabila hanya mengukur kemampuan bahasa, bukan mengukur kemampuan matematika.
2 Validitas Konstruk
Sudjana 2012: 14 menyatakan bahwa validitas konstruk construct validity berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian
untuk mengukur konsep kemampuan, minat, sikap dalam berbagai bidang kajian yang terkandung dalam materi yang
diukurnya. Contohnya dalam konsep mengenai hubungan sosial jika dilihat dari pengalaman, indikator empirisnya adalah dapat
bergaul dengan orang lain, dapat bekerja sama dengan siapa pun, dan lain-lain. Apabila hasil tes menunjukkan indikator-indikator
yang tidak berhubungan secara positif satu sama lain, berarti tidak memiliki validitas konstruk yang baik.
3 Validitas Prediksi
Memprediksi menurut pendapat Arikunto 2012, 84 artinya meramal, dengan meramal selalu mengenal hal yang akan datang
jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai
kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Contohnya tes penerimaan siswa baru pada
SMP X berdasarkan hasil tes seleksi setelah peserta tes lulus SD. Peserta tes yang memiliki nilai bagus di tes seleksi tersebut lalu
diterima di SMP X diperkirakan akan berhasil ketika para peserta tes masuk SMP tersebut. Apabila hal itu terjadi, maka tes seleksi
tersebut dikatakan memiliki validitas prediksi yang bagus. Sebaliknya, apabila hasil belajar di SMP kurang baik maka tes
seleksi tersebut tidak memiliki validitas prediksi yang bagus. 4
Validitas Konkuren Validitas konkuren concurrent validity menunjuk pada
hubungan antara tes skor dengan yang dicapai dengan keadaan sekarang Mulyasa, 2009: 55. Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas konkuren apabila hasilnya sesuai dengan pengalaman. Contohnya perbandingan antara ujian akhir nasional dan tugas
memiliki korelasi tinggi atau rendah, apabila indeks korelasi cukup tinggi yaitu mendekati angka satu maka tes yang disusun
tersebut memiliki validitas konkuren. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Validitas Isi
1 Pengertian
Validitas isi content validity adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah butir tes hasil
belajar THB mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur Purwanto, 2009: 120. Sudjana 2012: 13 mengemukakan
bahwa validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut
mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Sedangkan Kusaeri 2014: 54 menyatakan bahwa
validitas isi berkaitan dengan derajat kemampuan instrumen penilaian mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Jadi,
kesimpulan dari definisi-definisi tersebut adalah bahwa validitas isi merupakan pengujian validitas terhadap kesesuaian antara
suatu alat ukur dengan isi atau materi yang telah diberikan dengan cara mencocokkan antara soal dengan kisi-kisi soal.
2 Kriteria Validitas Isi
Untuk pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan
instrumen. Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, Indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir item pertanyaan
atau pernyataan yang telah dijabarkan dari Indikator Sugiyono: 2014: 182. Kusaeri 2014: 54 menyatakan bahwa validitas dapat
dicapai apabila selama pengkonstruksian atau pengembangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
instrumen penilaian disesuaikan dengan kisi-kisi. Artinya, perlu adanya keselarasan antara item yang ada pada instrumen penilaian
dengan kisi-kisi. Pendapat dari Purwanto 2009: 120 juga hampir serupa yaitu butir-butir THB dinyatakan valid logically valid
apabila setelah mencermati isi butir-butir yang ditulis telah menunjukkan kesesuaian dengan kisi-kisi.
5. Reliabilitas