pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD maka peneliti memberikan tanda √ pada kolom yang telah tersedia.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses memanipulasi data hasil penelitian sehingga data tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian Purwanto,
2007: 93. Proses memanipulasi diartikan sebagai penyederhanaan suau hasil dari data penelitian ke dalam bentuk yang lebih mudah. Pada teknik analisis
data, peneliti menggunakan kisi-kisi soal dan juga dengan bantuan program komputer Item and Test Analysis ITEMAN versi 3.00. ITEMAN merupakan
perangkat lunak software yang melalui bahasa pemprograman komputer yang diciptakan khusus untuk analisis statistik butir soal dan tes Kusaeri
Suprananto, 2012: 178. Berikut merupakan data yang akan diolah melalui program ITEMAN:
Gambar 3.1 Input Data PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berpedoman dari Kusaeri dan Suprananto 2012: 180 tentang langkah-langkah dalam menjalankan program ITEMAN, penggunaan program
ITEMAN pada penelitian ini yaitu terlebih dahulu peneliti membuat file data dalam bentuk TXT seperti contoh ada pada gambar 3.1. Baris pertama pada
file tersebut berisi jumlah soal dan pengontrol hasil deskripsi data, baris kedua berisi daftar kunci jawaban, baris ketiga berisi jumlah pilihan jawaban,
baris keempat berisi butir soal yang akan dianalisis jika akan dianalisis maka diberi tanda Y yes dan jika tidak maka diberi tanda N no, baris kelima
dan seterusnya berisi tentang data dan jawaban siswa. Langkah berikutnya yaitu data disimpan dalam bentuk TXT. Setelah melakukan input data
kemudian membuka program ITEMAN dan membaca perintah yang ada pada program tersebut seperti yang ada pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.2 Program ITEMAN Gambar 3.2 merupakan program ITEMAN yang digunakan untuk
menganalisis butir soal. Dalam program tersebut berisi perintah yang mengharuskan untuk memasukkan nama file dan memberi nama file deskripsi
analisis. Setelah melakukan perintah yang terdapat pada program ITEMAN, kemudian akan muncul hasil analisis seperti yang terdapat pada lampiran 9.
Penggunaan program ITEMAN digunakan untuk melihat hasil reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan efektivitas pengecoh soal yang kemudian
akan dianalisis. Berikut merupakan contoh Output dari program ITEMAN:
Gambar 3.3 Output ITEMAN Gambar 3.3 memaparkan hasil Output ITEMAN pada butir soal nomor 1.
Pada gambar di atas terdapat tiga lingkaran yaitu pada lingkaran pertama dari sebelah kiri memaparkan Prop. Correct atau hasil tingkat kesukaran butir
soal yaitu memiliki indeks sebesar 0,790, lingkaran kedua memaparkan Point Biser atau daya beda butir soal yaitu memiliki indeks sebesar 0,327, dan
lingkaran ketiga memaparkan Prop. Endorsing atau efektivitas pengecoh butir soal yang memiliki indeks pada pilihan jawaban A sebesar 0,790,
pilihan jawaban B sebesar 0,40, pilihan jawaban C sebesar 0,104, dan piiha jawaban D sebesar 0,056, sedangkan pilihan jawaban lain tidak menjawab
atau memilih lebih dari satu jawaban sebesar 0,010. Hasil dari reliabilitas berdasarkan Output ITEMAN yaitu dapat dilihat pada gambar 3.4 di halaman
55. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3.4 Output ITEMAN Reliabilitas Gambar di atas memaparkan Output ITEMAN pada bagian paling bawah yang
salah satunya meliputi besarnya koefisien reliabilitas pada suatu tes. Dalam gambar tersebut terdapat bagian yang dilingkari, pada bagian tersebut
merupakan besarnya korelasi pada suatu tes yaitu dengan nilai Alpha sebesar 0,777. Analisis pada penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu sebagai
berikut: 1.
Analisis Kualitatif Analisis kualitatif pada penelitian ini digunakan untuk menguji
validitas isi pada soal UAS pilihan ganda Tahun Pelajaran 20142015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD. Antara soal dengan kisi-
kisi dilakukan pencocokan apakah sesuai atau tidak. Purwanto 2009: 120 menyatakan bahwa butir-butir THB dinyatakan valid logically
valid apabila setelah mencermati isi butir-butir yang ditulis telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan kesesuaian dengan kisi-kisi. Soal dan kisi-kisi soal yang berisi SK, KD, serta Indikator dapat dilihat pada lampiran 8.
Setelah mengetahui kategori validitas isi pada setiap butir soal, kemudian dibuat persentase berdasarkan kategori, dan untuk lebih jelasnya setelah
itu dibuat pie chart dari hasil persentase. 2.
Analisis Kuantitatif a.
Reliabilitas Reliabilitas merupakan ketetapan hasil suatu tes yang
dilaksanakan secara berkali-kali, diberikan pada kelompok yang sama dalam waktu yang berbeda. Koefisien reliabilitas dapat dilihat
dari koefisien Alpha yang terdapat pada Output ITEMAN Azwar, 1996: 183. Setelah mengetahui koefisien reliabilitas kemudian dapat
diketahui tingkat reliabilitas soal dengan berpedoman pada pendapat Basuki dan Haryanto 2014: 119 membagi kategori koefisien
reliabilitas menjadi lima kelompok. Kategori amat rendah koefisien antara 0,00 ≤ r ≤ 0,19, kategori rendah koefisien antara 0,20 ≤ r
≤ 0,39, kategori cukup koefisien antara 0,40 ≤ r ≤ 0,69, kategori tinggi koefisien antara
0,70 ≤ r ≤ 0,89, dan kategori amat tinggi koefisien antara
0,90 ≤ r ≤ 1,00. b.
Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran memiliki arti pengukuran kesulitan suatu
soal berupa tingkatan yang dinyatakan dalam bentuk indeks atau bilangan. Indeks tingkat kesukaran dapat dilihat melalui Prop.
Correct yang terdapat pada Output ITEMAN. Prop. Correct PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar butir soal Kusaeri Suprananto, 2012: 179. Setelah melihat indeks
tingkat kesukaran, kemudian ditentukan kategori tingkat kesukaran dengan berpedoman pada pernyataan Purwanto 2009: 101 yang
membagi tingkat kesukaran menjadi lima ketegori, tingkat kesukaran dalam kategori sangat sukar memiliki indeks kesukaran antara 0,00 -
0,19, tingkat kesukaran dalam kategori sukar memiliki indeks kesukaran antara 0,20 - 0,39, sedangkan tingkat kesukaran dalam
kategori sedang memiliki indeks kesukaran antara 0,40 - 0,59, tingkat kesukaran dalam kategori mudah memiliki indeks kesukaran
antara 0,60 - 0,79, sedangkan tingkat kesukaran dalam kategori sangat mudah memiliki indeks kesukaran antara 0,80-1,00. Setelah
mengetahui kategori tingkat kesukaran pada setiap butir soal, kemudian dibuat persentase berdasarkan kategori tingkat kesukaran,
dan untuk lebih jelasnya setelah itu dibuat pie chart dari hasil persentase.
c. Daya Beda
Daya beda merupakan kemampuan suatu soal dalam membedakan antara peserta didik yang memiliki pengetahuan tinggi
dan pengetahuan yang rendah terhadap suatu materi. Indeks daya beda dapat dilihat melalui Point Biser yang terdapat pada Output
ITEMAN. Point Biser merupakan korelasi antara butir soal yang bersangkutan dengan skor total tes. Setelah melihat indeks daya beda
soal, kemudian menentukan kategori indeks daya beda berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendapat Ebel dalam Azwar, 1996: 139 bahwa kriteria indeks daya beda yang bagus sekali yaitu 0,40. Apabila indeks daya beda
berkisar antara 0,30-0,39 maka daya beda pada butir soal lumayan bagus tapi mungkin masih perlu peningkatan, apabila indeks daya
beda berkisar antara 0,20-0,29 maka belum memuaskan dan perlu diperbaiki, dan apabila indeks daya beda 0,20 maka butir soal jelek
dan harus dibuang. Setelah mengetahui kategori daya beda pada setiap butir soal, kemudian dibuat persentase berdasarkan kategori
daya beda, dan untuk lebih jelasnya setelah itu dibuat pie chart dari hasil persentase.
d. Efektivitas Pengecoh
Efektivitas pengecoh adalah penyebaran pilihan jawaban yang digunakan untuk menguji peserta didik dalam pemahaman
materi. Indeks efektivitas pengecoh dilihat dari Prop. Endorsing yang terdapat pada Output ITEMAN. Prop. Endorsing menurut
Kusaeri dan Suprananto 2012: 179 menunjukkan proporsi alternatif jawaban yang dijawab oleh peserta tes. Setelah melihat indeks
efektivitas pengecoh, kemudian menentukan kategori efektivitas pengecoh yang berpedoman dari Arikunto 2012: 234 yang
memaparkan bahwa suatu pengecoh dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 pengikut tes. Setelah mengetahui
kategori efektifitas pengecoh pada setiap butir soal, kemudian dibuat persentase berdasarkan kategori efektifitas pengecoh, dan untuk
lebih jelasnya setelah itu dibuat pie chart dari hasil persentase. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN