Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika bagi anak pada umumnya merupakan pelajaran yang dianggap sulit ,menjenuhkan dan membosankan untuk dipelajari. Sebagai seorang guru yang provesional tentu masalah tersebut menjadi tantangan yang menarik untuk mengubah paradigma tersebut. Guru yang profesional juga harus mampu mengubah pembelajaran matematika yang dianggap sulit itu, menjadi mudah dan bisa menyenangkan waktu dipelajari bukan malah murid menjadi bosan. Matematika sangat penting dipelajari karena dalam kehidupan sehari-hari makin banyak kegiatan yang dilakukan dengan mengunakan matematika. Menurut beberapa ahli, matematika merupakan ilmu yang sangat berguna dalam kehidupan, karena dalam kehidupan dari sejak membuka mata hingga kembali tidur manusia tidak terlepas dari matematika. Hal ini dikemukakan oleh Kline dalam Suherman dan kawan-kawan 2004:17 menyatakan bahwa “matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam”. oleh karena itu konsep-konsep matematika haruslah dipahami oleh siswa sekolah dasar secara dini, yang pada akhirnya terampil dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 1 Dengan matematika diharapkan dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan namun sayangnya, pengembangan sistem atau model pembelajaran matematika tidak sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama pada anak-anak usia SD dan anak-anak dapat mempelajari matematika dengan mudah dan senang. Kenyataan yang terjadi di lapangan berbeda hal ini dapat ditemukan pada SD Negeri 2 Kalimendong Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo, pada umumnya anak-anak mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika. Banyak persoalan yang muncul pada sistem bilangan bulat bagi siswa – siswa sekolah dasar kelas 5, misalnya pada waktu mereka akan melakukan operasi hitung seperti : 5 + -8 ; -6 + 5 ; -3 – -6 dan sebagainya. Matematika bagi anak SD berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya dan banyak yang dijumpai di lingkungan siswa sebagai sumber belajar, sebagai contoh “Pengukuran benda – benda yang mempunyai ukuran angka tidak bulat, seperti panjang meja, luas tanah dan lain – lain”. Hal ini sesuai prinsip pembelajaran memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sumber belajar. Kenyataannya di SD N 2 Kalimendong Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo pembelajaran matematika belum berpusat pada siswa cenderung berpusat pada guru sehingga siswa pasif dalam belajar, kecenderungan ini 2 disebabkan kurangnya guru dalam menggunakan media pada benda-benda konkret sekitar siswa sangat menunjang dalam proses pembelajaran. Peneliti ingin mencoba salah satu alat peraga yang ada disekitar yaitu berupa wayang. Hal tersebut dikarenakan, wayang merupakan tontonan yang di gemari oleh sebagian besar masyakat desa Kalimendong karena tiap ada acara Merdi Deso Masyarakat Kalimendong pasti mengadakan pementasan wayang. Selain itu wayang merupakan warisan budaya leluhur dan dalam cerita pewayangan juga banyak diceritakn hal-hal yang baik dan tentang masalah kehidupan manusia. Berdasarkan fakta di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian agar dapat mengetahui perkembangan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di SD N 2 Kalimendong Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dan diskusi dengan guru kelas 5 dan teman sejawat ada beberapa masalah yaitu : 1 Minat siswa terhadap pelajaran,pemahaman dan hasil evaluasi masih rendah. 2 Guru dalam mengajar cenderung dengan ceramah dan kurangnya penggunaan alat peraga. 3 Orang tua juga kurang mendukung dalam hal belajar anak, karena pada umumnya masyarakat Kalimendong kurang memperhatikan anaknya ketika belajar dan tidak pernah menanyakan nilai atau apa yang telah didapat pada waktu belajar disekolah. Parahnya lagi ketika orang tua 3 menyuruh anaknya untuk belajar tetapi orang tuanya sendiri tidak menemaninya dalam belajar melainkan nonton sinetron.

B. Pembatasan Masalah