Peningkatan prestasi belajar dalam operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan garis bilangan model wayang pada pelajaran matematika siswa kelas V SD N 2 Kalimendong semester 1 tahun 2010/2011.

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM OPERASI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN MODEL WAYANG

PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

SD N 2 KALMENDONG SEMESTER I TAHUN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Waluyo NIM : 081134213

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(2)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM OPERASI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

MENGGUNAKAN GARIS BILANGAN MODEL WAYANG

PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

SD N 2 KALMENDONG SEMESTER I TAHUN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Waluyo NIM : 081134213

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010


(3)

(4)

(5)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta

Adikku tercinta

Kakek dan Nenekku tercinta

Sahabat dan teman-temanku

Almamaterku: Universitas Sanata Dharma


(6)

MOTTO

‘’Jadilah yang terbaik tapi jangan pernah merasa yang terbaik,

dan jangan menganggap bahwa baik saja sudah cukup,kalau lebih

baik masih mungkin di dapat. Jadilah orang yang bisa bermanfaat

bagi

orang

lain,

binatang

dan

alam

yang

kita

tempati....bersenanglah jika kamu ditugaskan oleh Tuhan di bumi

ini sebagai penjawab doa-doa orang lain,dan bersedihlah kamu jika

kamu jadi penyebab keburukan atau penyebab kegagalan orang

lain"


(7)

(8)

(9)

ABSTRAK

Waluyo. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar Dalam Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Garis Bilangan Model Wayang Pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD N 2 Kalimendong Semester I Tahun 2010/2011.. Skripsi S1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Latar belakang pelaksanaan penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas V SD N 2 Kalimendong, dikarenakan (a) guru dalam mengajar cenderung ceramah dan kurangnya penggunaan alat peraga (b) guru tidak menggunakan media ataupun alat peraga, (c) terkadang guru tidak menggunakan model pembelajaran inovatif. Sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diterima siswa dengan baik. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah dengan pembelajaran menggunakan garis bilangan model wayang dapat meningkatkan prestasi belajar pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa SD N 2 Kalimendong Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian dilaksanakan di SD N 2 Kalimendong pada bulan November sampai Desember 2010. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V SD N 2 Kalimendong. Penelitian ini menggunakan garis bilangan model wayang sebagai alat bantu siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Teknik pengumpulan datanya menggunakan alat ukur tes untuk mengetahui nilai ketuntasan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan garis bilangan model wayang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SD N 2 Kalimendong pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Nilai ketuntasan siswa dari 17 siswa yang memenuhi nilai KKM sebelum tindakan adalah 47,05%. Pada siklus I 76,47% siswa dapat tuntas, dan pada siklus II meningkat menjadi 88,23% siswa dapat tuntas. Jadi, pembelajaran dengan penggunaan garis bilangan model wayang dapat meningkatkan prestasi belajar operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa SD N 2 Kalimendong Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.

Kata Kunci: prestasi, operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, model pembelajaran garis bilangan model wayang.


(10)

ABSTRACT

Waluyo, 2011. Increase in Learning Achievement in the Integer Summation and Reduction Operation Unsing Puppet Model Number Line in Math for 5th Grade Students of SDN 2 Kalimendong 1st Semester Year 2010/2011. S1 Thesis. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

This study type is classroom action research (PTK). Background of this study implementation is the low learning achievement of 5th grade students of SDN 2 Kalimendong in arithmetic operations of integer addition and subtraction, because: (a) teachers tend to lecture in learning and lack of props application, (b) teachers don't use props or media, (c) sometimes the teachers don't use an innovative learning model, so the material that presented is not well accepted by students. Therefore, researchers conducted this study to determine whether with using puppet model number line can improve the learning achievement on the integer addition and subtraction operations on SDN 2 Kalimendong students 1st Semester Academic Year 2010/2011.

The research was conducted in SDN 2 Kalimendong in November to December 2010. In this study, the subjects were SDN 2 Kalimendong 5th grade students. This study uses the puppets model number line as a tool for students in conducting the integer addition and subtraction operations. Data collection technique was using a test gauge to determine the thoroughness value of students.

The results showed that the use of puppet model number line can improve the achievement of SDN 2 Kalimendong students in integer addition and subtraction operations. Students thoroughness value from 17 students who meet the KKM value before the action was 47.05%. In first cycle 76.47% students was complete, and the second cycle increased to 88.23% students. So , learning with using puppet model number line can improve the learning achievement of SDN 2 Kalimendong 1st Semester 5th grade students Academic Year 2010/2011 in integer addition and subtraction operation.

Keywords: achievement, the integer addition and subtraction operation, puppet model number line.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas segala berkat, rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Dalam Operasi Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Garis Bilangan Model Wayang Pada

Pelajaran Matematika Kelas V SD N 2 Kalimendong Tahun Ajaran 2010/2011.”

dapat berjalan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh.

Penulis menyadari bahwa dalam persiapan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. R. Rohandi, M.Ed. Ph.D. selaku Dekan FKIP USD.

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Ketua Program Studi PGSD USD, terima kasih banyak atas bantuan dan bimbingannya yang diberikan untuk membantu saya sehingga skripsi saya dapat selesai.

3. Drs. Sukardjono, M.Pd. selaku pembimbing I, terima kasih banyak atas bimbingan, perhatian, dan kesabaran Bapak dalam membimbing saya sehingga skripsi ini dapat selesai.

4. Drs. Y. B. Adimassana, M.A. selaku pembimbing II, terima kasih banyak atas bimbingan, perhatian, dan kesabaran Bapak dalam membimbing saya sehingga skripsi ini dapat selesai.


(12)

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...…….... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………...……. iv

HALAMAN MOTTO ………..……. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………...…..…. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK …………...……... vii

ABSTRAK ………... viii

ABSTRACT ………... ix

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR ISI ……….... xii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah... 4

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Batasan Istilah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ... 8

B. Hasil Belajar ... 9

C. Perkembangan Intelektual Anak ... 10

D. Alat Peraga ... 11

E. Operasi Bilangan... 13


(14)

F. Garis Bilangan dan Model Wayang ...16

G. Kerangka Berfikir ... 26

H. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Setting Penelitian ... 29

C. Rencana Tindakan Tiap Siklus ... 30

1. Siklus I ... 31

2. Siklus II ... 34

D. Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Instrumen Penelitian ... 38

1. Pengumpulan Data ... 38

2. Analisis Data ... 38

3. Instrumen Penelitian ... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 44

1. Kegiatan Siklus I ... 44

a. Persiapan Siklus I ... 44

b. Rencana Tindakan Siklus I ... 45

c. Pelaksanaan Siklus I ... 46

d. Pengamatan ...48

e. Refleksi Siklus I ... 49

f. Hasil Pengukuran ...50

g. Hasil Analisis Data ... 51

2. Kegiatan Siklus II a. Persiapan Siklus II ... 52

b. Rencana Tindakan Siklus II ... 53

c. Pelaksanaan Sikuls II ... 53

d. Pengamatan ...55


(15)

e. Refleksi Siklus II ... 56

f. Hasil Pengukuran Siklus II ... 56

g. Hasil Analisis Data Siklus II ...57

B. Pembahasan ... 59

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 66


(16)

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 1. Model Penelitian ...…………... 28


(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kriteria Keberhasilan...……... 29

Tabel 2. Kualifikasi Koefisien Korelasi ... 40

Tabel 3. Rubrik Evaluasi ... 42

Tabel 4. Nilai dan Ketuntasan Siswa Siklus I ... 50

Tabel 5. Analisis Data Siklus I ... 51

Tabel 6. Nilai dan Ketuntasan Siswa Siklus II ... 57

Tabel 7. Analisis Data Siklus I dan II ... 58

Tabel 8. Perbandingan Antara Kondisi Awal, Siklus I dan II ... 59

Tabel 9. Perbandingan Jumlah Siswa yang Memenuhi KKM Pada Kondisi Awal, Siklus I dan II ... 62


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ……… 67

Lampiran 2 RPP Siklus I Pertemuan 1...……… 72

Lampiran 3 RPP Siklus I Pertemuan 2 ………. 75

Lampiran 4 RPP Siklus II Pertemuan 1....………. 78

Lampiran 5 RPP Siklus II Pertemuan 2 ...……… 81

Lampiran 6 LKS Siklus I Pertemuan 1 ...……….... 84

Lampiran 7 Kunci Jawaban LKS I Pertemuan 1 ... 88

Lampiran 8 LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 91

Lampiran 9 Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 95

Lampiran 10 LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 98

Lampiran 11 Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 102

Lampiran 12 LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 105

Lampiran 13 Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 109

Lampiran 14 Evaluasi Siklus I ... 112

Lampiran 15 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 116

Lampiran 16 Evaluasi Siklus II ... 121

Lampiran 17 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 124

Lampiran 18 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 129

Lampiran 19 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 130

Lampiran 20 Kegiatan Guru ... 131

Lampiran 21 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa... 133

Lampiran 22 Lembar Observasi Siswa ... 135

Lampiran 23 Tabel Validitas Butir Soal Siklus I ... 143

Lampiran 24 Tabel Validitas Butir Soal Siklus II ... 144

Lampiran 25 Tabel Validitas Konstruk Siklus I ... 145

Lampiran 26 Tabel Validitas Konstruk Siklus II ... 146

Lampiran 27 Tabel Reliabilitas Siklus I ... 147

Lampiran 28 Tabel Reliabilitas Siklus II ... 149

Lampiran 29 Reliabilitas Instrumen Dengan Formula Alpha Cronbach Siklus I... 151

Lampiran 30 Reliabilitas Instrumen Dengan Formula Alpha Cronbach Siklus II ... 152

Lampiran 31 Skor Evaluasi Siklus I ... 153

Lampiran 32 Ketuntasan Nilai Siklus I ... 154

Lampiran 33 Skor Evaluasi Siklus II ... 155

Lampiran 34 Ketuntasan Nilai Siklus II ... 156


(19)

Lampiran 35 Perbandingan Jumlah Siswa yang memenuhi KKM ,

Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II ... .. 157

Lampiran 36 Jadwal Penelitian ... 159

Lampiran 37 Hasil Kerja Siswa ... 160

Lampiran 38 Dokumentasi ... 176


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika bagi anak pada umumnya merupakan pelajaran yang dianggap sulit ,menjenuhkan dan membosankan untuk dipelajari. Sebagai seorang guru yang provesional tentu masalah tersebut menjadi tantangan yang menarik untuk mengubah paradigma tersebut. Guru yang profesional juga harus mampu mengubah pembelajaran matematika yang dianggap sulit itu, menjadi mudah dan bisa menyenangkan waktu dipelajari bukan malah murid menjadi bosan. Matematika sangat penting dipelajari karena dalam kehidupan sehari-hari makin banyak kegiatan yang dilakukan dengan mengunakan matematika.

Menurut beberapa ahli, matematika merupakan ilmu yang sangat berguna dalam kehidupan, karena dalam kehidupan dari sejak membuka mata hingga kembali tidur manusia tidak terlepas dari matematika. Hal ini dikemukakan oleh Kline dalam Suherman dan kawan-kawan (2004:17)

menyatakan bahwa “matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang

dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan

sosial, ekonomi dan alam”. oleh karena itu konsep-konsep matematika

haruslah dipahami oleh siswa sekolah dasar secara dini, yang pada akhirnya terampil dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


(21)

Dengan matematika diharapkan dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan namun sayangnya, pengembangan sistem atau model pembelajaran matematika tidak sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama pada anak-anak usia SD dan anak-anak dapat mempelajari matematika dengan mudah dan senang.

Kenyataan yang terjadi di lapangan berbeda hal ini dapat ditemukan pada SD Negeri 2 Kalimendong Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo, pada umumnya anak-anak mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika. Banyak persoalan yang muncul pada sistem bilangan bulat bagi siswa – siswa sekolah dasar kelas 5, misalnya pada waktu mereka akan melakukan operasi hitung seperti : 5 + (-8) ; (-6) + 5 ; (-3) – (-6) dan sebagainya.

Matematika bagi anak SD berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya dan banyak yang dijumpai di lingkungan siswa sebagai sumber belajar, sebagai contoh

“Pengukuran benda – benda yang mempunyai ukuran angka tidak bulat,

seperti panjang meja, luas tanah dan lain – lain”. Hal ini sesuai prinsip pembelajaran memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sumber belajar. Kenyataannya di SD N 2 Kalimendong Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo pembelajaran matematika belum berpusat pada siswa cenderung berpusat pada guru sehingga siswa pasif dalam belajar, kecenderungan ini


(22)

disebabkan kurangnya guru dalam menggunakan media pada benda-benda konkret sekitar siswa sangat menunjang dalam proses pembelajaran.

Peneliti ingin mencoba salah satu alat peraga yang ada disekitar yaitu berupa wayang. Hal tersebut dikarenakan, wayang merupakan tontonan yang di gemari oleh sebagian besar masyakat desa Kalimendong karena tiap ada acara Merdi Deso Masyarakat Kalimendong pasti mengadakan pementasan wayang. Selain itu wayang merupakan warisan budaya leluhur dan dalam cerita pewayangan juga banyak diceritakn hal-hal yang baik dan tentang masalah kehidupan manusia. Berdasarkan fakta di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian agar dapat mengetahui perkembangan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di SD N 2 Kalimendong Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dan diskusi dengan guru kelas 5 dan teman sejawat ada beberapa masalah yaitu :

1) Minat siswa terhadap pelajaran,pemahaman dan hasil evaluasi masih rendah.

2) Guru dalam mengajar cenderung dengan ceramah dan kurangnya penggunaan alat peraga.

3) Orang tua juga kurang mendukung dalam hal belajar anak, karena pada umumnya masyarakat Kalimendong kurang memperhatikan anaknya ketika belajar dan tidak pernah menanyakan nilai atau apa yang telah didapat pada waktu belajar disekolah. Parahnya lagi ketika orang tua


(23)

menyuruh anaknya untuk belajar tetapi orang tuanya sendiri tidak menemaninya dalam belajar melainkan nonton sinetron.

B. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka idenfikasi masalah dibatasi pada masalah :

Materi dalam penelitian ini adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, serta menggunakan model pembelajaran garis bilangan model wayang.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan analisis masalah, penulis mengadakan diskusi dengan teman sejawat sehingga terdapat rumusan masalah sebagai berikut :

Apakah penggunaan alat peraga garis bilangan model wayang dapat meningkatkan prestasi belajar operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V SD N 2 Kalimendong ?

D. Batasan Istilah

Batasan pengertian terhadap judul penelitian dimaksudkan untuk memperjelas istilah-istilah sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi tafsir tentang istilah ( konsep ) yang akan di pakai:


(24)

1. Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah : penambahan dan pengurangan sekelompok atau lebih bilangan bulat menjadi satu bilangan bulat.

2. Garis bilangan adalah : sesuatu yang ada panjangnya, atau kekelan panjang yang ada satuan jumlah atau angka

3. Wayang adalah : gambar atau tiruan orang yang di buat dari kulit, kayu untuk mempertunjukkan suatu lakon. Merupakan teknik pembelajaran baru yang berbungan dengan penggunaan boneka atau wayang.

4. Prestasi Belajar adalah : perubahan tingkah laku yang semula tidak mampu menjadi mampu dan tidak terampil menjadi terampil.

E. Tujuan Penelitian

Perbaikan pembelajaran ini ingin mengetahui seberapa jauh peningkatan pemahaman operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat apabila menggunakan media garis bilangan model wayang.

Adapun secara khusus perbaikan pembelajaran ini bertujuan untuk : Mengetahui peningkatan hasil belajar pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat baik positif maupun negatif dalam pembejaran matematika di kelas V SD N 2 Kalimendong.


(25)

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini bermanfaat untuk memperbaiki pembelajaran dan guru dapat mengembangkan media yang lain untuk pembelajaran atau mengadaptasi serta dapat mengadopsi alat peraga yang cocok bagi siswa serta yang bisa di dapat dari sekitar lingkungan.

Melalui penelitian ini guru juga mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menerima hasil perbaikan yang ditemukan orang lain, namun ia sendiri adalah perancang dan pelaku perbaikan tersebut.

2. Bagi sekolah

Berdasarkan penelitian perbaikan pembelajaran yang telah penulis laksanakan melalui tahapan–tahapan sesuai siklus-siklus yang telah direncanakan, akan ditemukan satu bentuk pembelajaran yang tepat dengan materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, yang diharapkan ada suatu proses perubahan tingkah laku yang dapat diukur, dengan perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil belajar yang ia lakukan.

3. Bagi Universitas

Berdasarkan penelitian perbaikan pembelajaran yang telah peneliti laksanakan maka Universitas juga dapat masukan baru bahan perkuliahan dan juga oleh mahasiswa sebagai khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bacaan mahasiswa.


(26)

4. Bagi Peneliti

Berdasarkan penelitian perbaikan pembelajaran yang telah peneliti laksanakan maka Peneliti juga dapat pengalaman baru dan disamping itu Peneliti juga lebih termotivasi dalam melakukan inovasi pembelajaran di SD.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Menurut Cronbach yang dikutip oleh Slameto (1991:07) menyatakan

bahwa: “hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara individu dengan

lingkungannya dan perubahan itu tetap. Karena interaksi tersebut bisa berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nuhi Nasution (1992:03) yang menyatakan : 1) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun potensial. 2) Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. 3) Perubahan itu terjadi karena usaha.

Meningkatkan pemahaman materi pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan pita garis bilangan dan model wayang. Dalam proses belajar mengajar sarana pendidikan dalam hal ini adalah alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting dan bahkan dalam hal-hal tertentu akan menentukan keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena adanya interaksi dan hasilnya bisa berupa pengetahuan, sikap maupun ketermpilan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.


(28)

B. Hasil belajar

Hasil belajar adalah semua kemampuan atau tingkah laku baru yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar. Nana Sujana (1998:22) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang diterima siswa setelah menerima pengalaman belajar. Pada bagian lain Arikunto (1990:133) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perubahan yang diamati dan diukur.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas hasil belajar diperoleh setelah siswa mengikuti rangkaian pengalaman belajar, sebagaimana diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2003:27) bahwa hasil belajar merupakan gambaran siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.

Hasil belajar yang optimal terkait dengan perilaku guru dalam membimbing siswanya. Guru dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar melalui berbagai cara, mulai dari penyampaian materi pelajaran yang menarik dan bervariasi, penggunaan metoda yang tepat, sampai pada pemilihan alat peraga yang digunakan sesuai dengan materi pelajaran.

Dengan memadukan semua unsur tujuan, bahan pelajaran, perilaku siswa, dan pribadi guru dalam suatu proses pembelajaran, akan tercapai keberhasilan belajar siswa. Keberhasilah belajar siswa mungkin tidak optimal apabila salah satu unsur yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa tidak dilakukan dengan baik dan tepat.


(29)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan itu tetap yang terjadi pada siswa pada setiap aspek kemampuan yang dapat diukur dan diamati setelah melalui proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.

C. Perkembangan Intelektual Anak

Menurut Piaget dalam Suherman dkk (2003:37) memaparkan perkembangan kognitif anak ke dalam empat tahapan yaitu : 1. tahap sensori motorik ( lahir – 2 tahun ), 2. tahap operasional ( 2 tahun – 4 tahun ), 3. tahap operasional konkret ( 6 tahun – 11 tahun ), 4. tahap operasional formal ( 11 tahun ke atas ). Menurut Piaget, siswa kelas V SD berada pada tahap operasional konkret.

Karakterisitik dan Perkembangan belajar siswa di Sekolah Dasar. Ciri-ciri sifat anak pada usia 11-12 tahun, yaitu :

1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret 2. Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar

3. Anak membutuhkan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan tugasnya

4. Pada masa ini anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah

5. Pada masa ini anak gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama


(30)

Anak usia 11-12 tahun, menurut Piaget anak pada masa operasional konkret. Pada periode ini anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir beraneka. Kemampuan mengelompokkan berkembang tetapi masih terbatas pada hal-hal yang konkret. Artinya pada tingkat ini siswa telah mampu melakukan klasifikasi benda-benda, menemukan persamaan dan perbedaan diantara kelompok benda.

Menurut Kohnstman dalam Suryabrata (2004:193) mengatakan bahwa anak yang berusia 7 sampai 13 tahun berada pada masa intelektual. Menurut Buhler dalam buku yang sama (2004:205) mengatakan anak pada usia ini mempunyai perhatian pada kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit. Menurut Kroh masih dalam buku yang sama (2004:205) mengatakan bahwa anak pada usia 10 – 12 tahun, mempunyai sifat realisme kritis sangat diperlukan benda-benda konkrit atau media dalam pembelajaran.

Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa siswa SD Kelas V yang berusia 10 – 11 tahun, pada tahap operasional konkret, oleh sebab itu sangat diperlukan benda konkret atau media dalam pembelajaran supaya pelajaran matematika yang bersifat abstrak dapat di konkretkan dan dapat diterima dengan mudah.

D. Alat Peraga

Menurut I.L Pasaribu (1992) mengungkapkan alat peraga adalah alat untuk membantu pengajar menyampaikan pengetahuan dan keterampilan. Dengan


(31)

batasan itu dapat dipahami bahwa alat peraga bukan menggantikan pengajar tetapi alat peraga pembantu dalam menunaikan tugasnya.

Dalam penggunaan alat peraga pada pembelajaran matematika tentunya guru harus mempunyai strategi mengajar yang tepat agar siswa paham materi yang disampaikan guru. Menurut buku Strategi Belajar Mengajar (2001:90) dengan siswa mengikuti pelajaran guru, siswa akan memahami pelajaran yang disampaikan guru. Adapun faktor-faktor dalam memilih alat peraga yaitu : 1) berdaya guna, 2) keserdehanaan, 3) jumlah waktu yang tersedia dalam menyediakan alat peraga 4) biaya. Untuk itu seorang guru yang provesional harus dapat memilih alat peraga yang tepat, dan sesuai dengan perkembagan karakteristik anak usia SD.

Dalam mengajarkan Matematika modern kita harus berusaha agar anak-anak itu lebih banyak mengerti dan mengikuti pelajaran Matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam Matematika akan lebih besar. Anak-anak akan lebih besar minatnya dalam Matematika bila pelajaran itu disajikan dengan baik dan menarik. Dengan dipergunakan alat peraga maka anak-anak akan lebih tertarik dalam Matematika. Jadi secara singkat gunanya alat peraga Matematika itu ialah :

1. Supaya anak-anak lebih besar minatnya

2. Supaya anak-anak dapat dibantu daya tiliknya sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya.


(32)

3. Supaya anak-anak dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam sekitar dan masyarakat. ( Ruseffendi, 1979:383).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan alat peraga adalah alat bantu dalam pembelajaran, bukan menggantikan pengajar, dan dalam memilih alat peraga juga harus diperhatikan faktor : guna, kesederhanaan,waktu dan biaya. Alat peraga juga berguna untuk : memperbesar minat anak, anak dibantu daya tiliknya sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya, dan anak dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam sekitar masyarakat. Dalam penelitian ini alat peraga yang digunakan adalah garis bilangan model wayang.

E. Operasi Bilangan

Marilah kita melihat bermacam-macam bilangan. Kemudian kita bahas satu persatu ,bilangan ada berbagai macam antara lain :

Bilangan Kardinal ( cardinal number) ialah bilangan yang berhubungan dengan banyaknya suatu himpunan. Contoh : Saya punya kucing seekor

Abang saya punya kelereng 2 biji Ibu saya punya tiga potong baju.

Bilangan Asli bilangan asli (counting numbers atau natural numbers) merupakan bilangan yang pertama-tama dipakai oleh orang primitif. Contoh bilangan asli yaitu :

1.Bilangan genap, yaitu 2, 4, 6, 8, 10 dan seterusnya. 2.Bilangan ganjil, yaitu 1, 3, 5, 7, 9 dan seterusnya.


(33)

3.Bilangan prim (prima), misalnya 2, 3, 5, 7, 11 dan seterusnya. 4.Bilangan komposit, misalnya 4, 6, 8, 9, 10 dan seterusnya. Bilangan Cacah yaitu himpunan semua bilangan asli dengan nol. Contoh : 0, 1, 2, 3, 4, dan seterusnya

Bilangan Bulat yaitu -100, -2, -1, 0, 1, 2, 10, dan seterusnya atau 0, 1, 2 dan seterusnya

Bilangan rasional adalah bilangan bulat, bilangan yang dapat dinyatakan dengan pecahan atau bentuk desimal, dan campurannya. Contoh 1/2, , ¼, 0,75 dan seterusnya atau dapat ditulis bilangan rasional adalah Q

Jadi Q dapat dirumuskan sebagai : Q = p B dan q

Bilangan Irasional contoh √ ,√ ,√6, dan seterusnya atau √ , a bilangan cacah Bilangan Real bilangan real merupakan gabungan bilangan rasional dengan bilangan irasional.

Operasi bilangan yang fundamental dalam aljabar sebagaimana dalam ilmu-hitung (aritmatika). Adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Penjumlahan. Apabila dua bilabngan a dan b dijumlahkan, maka hasilnya ditunjukkan dengan a + b. Jadi 3 + 2 = 5.

Pengurangan. Apabila bilangan b dikurangi bilangan a, perbedaannya ditunjukkan dengan a – b. Jadi 6 – 2 = 4. Pengurangan juga dapat didefinisikan dalam bentuk penjumlahan. Yaitu kita definisikan a – b merupakan bilangan x sedemikian rupa sehingga ditambah b sama dengan a, atau x + b = a. Contoh, 8 –


(34)

3 adalah bilangan x yang apabila ditambah 3 sama dengan 8, atau x + 3 = 8 ; jadi 8 – 3 = 5.

Perkalian. Hasil kali dua bilangan a dan b adalah bilangan c sehingga a x b = c. Operasi perkalian ditunjukkan dengan tanda silang atau titik atau kurung. Jadi 5 x 3 = 5 . 3 = 5(3) = (5)(3) = 15, di mana faktor-faktornya adalah 5 dan 3 dan hasilkalinya adalah 15. Apabila huruf-huruf digunakan dalam aljabar, maka tanda p x q biasanya dihindari karena x bisa dikaburkan dengan huruf yang menyatakan sebuah bilangan.

Pembagian. Apabila sebuah bilangan a dibagi dengan sebuah bilangan b, maka hasil bagi yang diperoleh ditulis a : b atau atau ⁄ , dimana a disebut yang dibagi dan b pembagi. Pembagian dengan nol tidak didefinisikan. Pembagian dapat didefinisikan dalam bentuk perkalian, yaitu kita pandang ⁄ sebagai suatu bilangan x yang setelah dikalikan dengan b sama dengan a, atau bx = a. Contoh,

6⁄ adalah bilangan x sedemikian rupa sehingga 3 dikalikan dengan x sama dengan 6, atau 3x = 6. Jadi 6⁄ = 2. ( Spigel, 1986:1).

Operasi penjumlahan pada himpunan bilangan bulat, memiliki sifat : tertutup, asosiatif, komutatif, ada elemen netral, ada invers.

1.Tertutup : Untuk setiap a, b B di dapat c B sehingga a + b = c Misal : 5 + (-7) = -2 dengan 5, -7, -2 B 2.Asosiatif : Untuk setiap a, b, c B berlaku :

a + (b + c) = (a + b) + c

Misal : 5 + (-3) + 7) = (5 + (-3) + 7

3.Komutatif : Untuk setiap a, b, B berlaku a + b = b + a


(35)

Misal : (-5) + 8 = 8 + (-5)

4.Ada elemen netral yaitu 0, sedemikian sehingga untuk setiap a B berlaku a + 0 =

a = 0 + a Misal : (-5) + 0 = -5 = 0 + (-5)

5.Ada invers : Untuk setiap a B ada invers tambah yaitu –a sedemikian sehingga

a + (-a) = 0

Misal : 7 + (-7) = 0 = (-7) + 7

Operasi perkalian pada himpunan bilangan bulat memiliki sifat-sifat seperti operasi penjumlahan bilangan asli. ( Sanyoto, 1978:42).

Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa bilangan terdiri dari, bilangan kardinal, asli, cacah, bulat, rasional, irrasional, real dan kompleks, dan operasi hitung yang fundamental dalam aljabar adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Operasi penjumlahan bilangan bulat memiliki sifat : tertutup, asosiatif, komutatif, ada elemen netral dan ada invers.

F. Garis Bilangan dan Model Wayang

Garis Bilangan adalah suatu garis yang menggambarkan bilangan-bilangan nyata (real), dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut


(36)

1)Garis bilangan itu biasanya digambarkan mendatar 2)Ditetapkan dulu suatu titik asal 0.

3) Dengan mengambil satuan panjang tertentu, maka ke arah kanan disebut arah positip (jadi, semakin ke kanan bilangan yang digambarkan semakin besar), sedang ke arah kiri disebut arah negatip (semakin ke kiri bilangan yang diwakilinya semakin kecil).

4)Setiap titik dari garis bilangan itu mewakili tepat satu bilangan real, dan sebaliknya setiap bilangan real diwakili oleh tepat satu titik pada garis bilangan itu.

Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran mengenai garis bilangan ini berhubungan dengan Konsep kekekalan panjang. Spesifikasi alat peraga garis bilangan adalah alat peraga ini terdiri dari pita berskala dan model yang pendekatannya berhubungan dengan konsep kekekalan panjang, dan terbuat dari kayu tiap titik angka dibuat lubang kecil.

Model yang digunakan adalah wayang atau benda lain, yang terpenting harus mempunyai sisi muka dan sisi belakang. Proses operasinya berpegang pada prinsip bahwa, panjang keseluruhan sama dengan jumlah panjang masing-masing bagian-bagiannya.

Ilustrasi pernyataan ini dapat dilihat pada gambar berikut :

 Deskripsi a + b : a b


(37)

 Deskripsi a + (-b) : 

        

 Deskripsi a – b : 

a

-b a + (-b)

a

-b a -b

 Deskripsi a - (-b) : a -b

a – (-b)

Prinsip kerja atau aturan penggunaan alat peraga pita garis bilangan dan model wayang adalah sebagai berikut

1. Posisi awal benda yang menjadi model harus berada pada skala nol.

2. Jika bilangan pertama bertanda positif, maka bagian muka model menghadap ke bilangan positif dan kemudian langkahkan ke skala yang sesuai dengan besarnya bilangan yang pertama.


(38)

 Jika bilangan pertama bertanda negatif, maka bagian muka model menghadap ke bilangan negatif dan kemudian langkahkan ke skala yang sesuai dengan besarnya bilangan pertama. 

?

3. Jika model dilangkahkan maju, dalam prinsip operasi hitung, istilah maju

diartikan sebagai “tambah (+)”.

+

 Jika model dilangkahkan mundur, dalam prinsip operasi hitung, istilah

mundur diartikan sebagai “kurang (-)” 


(39)

-4. Gerakan maju dan mundurnya model tergantung dari bilangan penambah atau pengurangnya.

 Gerakan maju : 

Jika bilangan penambahnya merupakan bilangan positif, maka model bergerak maju ke arah bilangan positif, dan sebaliknya jika bilangan penambahnya merupakan bilangan negatif, maka model bergerak maju ke arah bilangan negatif. 

Ini dapat dilihat gambar dibawah ini yaitu : gambar I. 

+b

+ (-b)

(gb.I)

 Gerakan mundur : 

Jika bilangan pengurangnya merupakan bilangan positif, maka model bergerak mundur dengan sisi muka menghadap ke bilangan positif, dan sebaliknya jika bilangan pengurangnya merupakan bilangan negatif, maka model bergerak mundur dengan sisi muka menghadap ke bilangan negatif dapat dilihat pada gambar II. 


(40)

-b

-(-b)

(gb.II) Catatan :

-Gerakan maju digambarkan sebagai : awal akhir -Gerakan mundur digambarkan sebagai : awal akhir


(41)

Kunci :

+ Positif : arah wayang yai tu bergerak maju (-) Negatif : arah wayang yai tu bergerak mundur

+ Jumlah : arah posisi way ang yaitu tetap

- Kurang : arah posisi way ang yaitu be rbalik arah

Posisi hadap wayang tidak berpe ngaruh ter hadap hasil operasi pen jumlahan maupun pengurangan pada bilangan bulat

Contoh operasi penj umlahan bilangan bulat : 1)

+

3

5 -1 0 -9 -8 -7 - 6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5 + 3 = n, n = 8 Keteranga n :

1. Posisi wayan g pertama-t ama pada s kala angka nol dan ara h wayang m enghadap kekanan.

2. Suku pertama pada opera si pejumla han bilangan bulat pada gambar di atas adalah angka lima maka arah gerak wayang yaitu maju lim a langkah kedepan.

3. Ga mbar di ata s adalah op erasi penjumlahan maka hadap wayang yait u tetap.


(42)

4. Angka yang ditambahkan pada oparasi penjumlahan bilangan bulat di atas adalah positif tiga maka arah wayang bergerak maju tiga langkah kedepan. 5. Jadi hasil operasi penjumlahan bilangan bulat di atas adalah delapan.

2)

+

(-4)

7 10 9 8 7 6

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 -5 6 7 8 9 10

7 + (-4) = n, n = 3

Keterangan langkah-langkah operasi penjumlahan menggunakan wayang pada gambar diatas adalah sebagai berikut :

1. Posisi wayang pertama-tama pada skala angka nol dan hadap wayang pada posisi pertama atau normal adalah menghadap kekanan.

2. Suku pertama pada operasi penjumlahan di atas adalah positif tujuh maka wayang bergerak maju tujuh langkah kedepan.

3. Dan operasi pada gambar di atas adalah penjumlahan maka hadap wayang tetap yaitu pada posisi hadap kekanan.

4. Angka yang ditambahkan yaitu negatif empat maka arah gerak wayang yaitu mundur empat langkah kebelakang.

5. Jadi hasil penjumlahan penjumlahan pada operasi penjumlahan bilangan bulat di atas adalah tiga.


(43)

Contoh operasi pengurangan bilangan bulat : 1)

-

4

(-5)

-1 0 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(-5) – 4 = n, n = (-9) Keteranga n :

1. Posisi wayan g pertama-tama pada s kala angka nol dan arah wa yang meng hadap keka nan.

2. Suku pertama pada opera si pengura ngan bilangan bulat pada gambar di atas adalah negatif lima m aka arah gerak wayang yaitu mundur 5 langkah kebelakang

3. Ga mbar di ata s adalah op erasi peng urangan maka hadap wa yang yaitu berbalik arah

4. A ngka yang mengurangi pada oparasi penguran ngan bilangan bulat di atas adalah positif 4 maka arah wayang bergerak maju em pat langkah kedepan.

5. Ja di hasil operasi pengurangan bilan gan bulat d i atas adalah negatif sembilan.


(44)

2)

-

(-9)

(-7)

-1 0 -9 -8 -7 - 6 -5 -4 -3 - -1 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(-7) – (-9) = n, n = 2 Keteranga n :

1. Posisi wayan g pertama-tama pada s kala angka nol dan arah wa yang meng hadap keka nan.

2. Suku pertama pada opera si pengura ngan bilangan bulat pada gambar di atas adalah negatif tujuh maka arah gerak waya ng yaitu mundur tujuh langk ah kebelakang.

3. Ga mbar di ata s adalah op erasi peng urangan maka hadap wa yang yaitu berbalik arah

4. A ngka yang mengurangi pada oparasi penguran ngan bilangan bulat di atas adalah negatif sembilan maka arah wayang bergerak mundur sembil an langkah kebelakang. 5. Ja di hasil operasi pengurangan bilan gan bulat d i atas


(45)

G. Kerangka Berpikir

Keberhasilan pembelajaran khususnya dalam penyampaian materi pelajaran dan peningkatan pemahan dalam belajar operasi hitung bilangan bulat, sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang baik antara guru dan murid. Proses pembelajaran yang baik dan menyenangkan juga perlu didukung dengan alat peraga yang baik dan efektif dalam pelajaran, maka seorang guru harus mempunyai strategi dan pemilihan alat peraga yang tepat dalam pembelajaran tersebut.

Penggunaan alat peraga garis bilangan dan model wayang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Alat peraga garis bilangan model wayang juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar anak dan mampu mengatasi kesulitan pemahaman oparasi hitung bilangan bulat. Selain itu dengan penggunaan alat peraga, juga dapat lebih mengongkretkan sesuatu yang abstrak bagi siswa menjadi konkret atau nyata sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan siswa dapat menangkap sesuatu pelajaran dengan mudah. Dengan penggunaan alat peraga wayang di gunakan karena wayang salah satu tontonan yang digemari oleh masyarakat sekitar kalimendong, dan wayang merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi siswa SD N 2 Kalimendong.

Berdasarkan uraian di atas maka penggunaan alat peraga garis bilangan model wayang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.


(46)

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan konseptual teori kerangka berpikir, maka dapat diajukan

hipotesis sebagai berikut : “Melalui penggunaan alat peraga garis bilangan model

wayang dapat meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V SD N 2 Kalimendong semester 1 tahun 2010/2011.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meningkatkan pemahaman operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V SD N Kalimendong semester 1 tahun ajaran 2010/2011. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas(PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan peraktek dan proses dalam pembelajaran.

Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengunakan model penelitian dari (Kemmis dan Tanggart, 1988) yang telah dimodifikasi.

P1

P2

SIKLUS 1 SIKLUS 2

R1

T1-O1

R2

T2-O2

Keterangan :

P1 : Perencanaan Siklus 1 P2 :Perencanaan Siklus 2

T1-O1 : Tindakan&Observasi Siklus 1 T2-O2 :Tindakan&Observas Siklus 2 R1 : Refleksi Siklus 1 R2 :Refleksi Siklus 2

Bagan I. Model Penelitian


(48)

Penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus, hal ini dimaksudkan apabila pada siklus pertama belum tercapai target yang diinginkan maka dilanjutkan pada siklus yang kedua. Tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan, dan tiap pertemuan ada 2 jam pelajaran tiap jam 35 menit.

Kriteria keberhasilan

Tabel 1. Kriteria Keberhasilan

Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II siklus III

Kemampuan Siswa yang Diharapkan Diharapkan Diharapkan melakukan nilainya 40% siswa 50% siswa 60% siswa

penjumlahan memenuhi yang yang yang

bilangan KKM 30% nilainya di nilainya di nilainya di

bulat atas KKM atas KKM atas KKM

B. Seting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kalimendong. Adapun alamat Sekolah Dasar Negeri Kalimendong adalah dusun Krasak, Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

2. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua kelas V Sekolah Dasar Negeri Kalimendong yang terdiri dari 1 kelas. Jumlah seluruh siswa kelas V


(49)

adalah 21 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

3. Obyek Penelitian

Penelitian ini memiliki sasaran/objek yang akan diteliti yaitu peningkatan prestasi belajar dalam operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif-negatif menggunakan alat peraga garis bilangan model wayang pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kalimendong semester 1 tahun pelajaran 2010/2011.

4. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dari bulan oktober sampai november.

C. Rencana Tindakan 1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri Kalimendong b. Melakukan wawancara dan observasi pada proses pembelajaran di kelas

V Sekolah Dasar Negeri Kalimendong.

c. Menyusun silabus dengan standar kompetensi “Melakukan operasi

hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah” dan kompetensi dasar “Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan

sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran”

d. Pembatasan materi yang akan diujikan, yaitu memilih pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif-negatif .


(50)

e. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I pertemuan 1 pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat positif negatif ≤10. Siklus I pertemuan 2 pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat positif negatif ≤20.

f. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 2) siklus II pertemuan 1 pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat positif negatif ≤25. Siklus II pertemuan 2 pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat positif negatif ≤30.

g. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 3) siklus III pertemuan 1 pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat positif negatif ≤40 Siklus III pertemuan 2 pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat positif negatif ≤50.

h. Merancang pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa dengan memperhatikan penyebaran kemampuan siswa berdasarkan nilai ulangan materi sebelumnya (dalam setiap pertemuan anggota kelompok berbeda atau berubah).

i. Membuat rubrik penilaian dan pedoman penskoran untuk kerja kelompok, dan evaluasi.

2. Rencana Tindakan a. Siklus I

1) Siklus I Pertemuan 1 a) Pendahuluan (7 menit)


(51)

™Guru mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran siswa dan guru memperkenalkan diri

™Memotivasi siswa, memberikan pertanyaan sebagai apersepsi dan menuliskan judul pelajaran di papan tulis serta menyampaikan tujuan yang diharapkan

™Guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran

b) Kegiatan inti (50 menit)

™Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan dan bilangan positif-negatif menggunakan garis bilangan yang telah dimodifikasi dengan kayu ≤10.

™Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3–5 (kelompok berbeda dengan )siswa pada setiap anggota kelompok.

™Setiap siswa diberikan LKS dan mengerjakannya daam kelompok.

™Guru berkeliling mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang mengalami kesulitan.

™Siswa bersama guru membahas soal yang ada di LKS c) Penutup (13 menit)

™Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari serangkaian pembelajaran yang telah dilakukan.


(52)

Selama kegiatan belajar berlangsung observer juga melakukan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran.

™Refleksi

Guru bersama dengan observer melakukan refleksi besama. 2) Siklus I Pertemuan 2

a) Pendahuluan (7 menit)

™Guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran.

™Guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran.

™Guru memberitahukan tujuan pembelajaran (merujuk pada indikator).

b) Kegiatan inti (50 menit)

™Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan bilangan positif-negatif menggunakan garis bilangan yang telah dimodifikasi dan ditambah dengan wayang ≤20.

™Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3–5 siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

™Setiap siswa diberikan LKS dan mengerjakannya daam kelompok.

™Guru berkeliling mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang mengalami kesulitan.


(53)

™Siswa bersama guru membahas soal yang ada di LKS. ™Evaluasi

c) Penutup (10 menit)

™Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari serangkaian pembelajaran yang telah dilakukan.

™Pengamatan

Selama kegiatan belajar berlangsung observer juga melakukan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran.

™Refleksi

Guru bersama dengan observer melakukan refleksi besama. ™Guru bersama observer juga merancang siklus berikutnya.

b. Siklus II

1) Siklus II Pertemuan 1 a) Pendahuluan (7 menit)

™Guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

™Guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran

™Guru memberitahukan tujuan pembelajaran (merujuk pada indikator)

™Guru menyampaikan manfaat mempelajari penjumlahan bilangan bulat positif-negatif.


(54)

b) Kegiatan inti (50 menit)

™Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan positif-negatif menggunakan garis bilangan yang telah dimodifikasi dan ditambah dengan wayang ≤25.

™Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3–5 (kelompok berbeda dengan )siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

™Setiap siswa diberikan LKS dan mengerjakannya daam kelompok.

™Guru berkeliling mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang mengalami kesulitan.

™Siswa bersama guru membahas soal yang ada di LKS. c) Penutup (13 menit)

™Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari serangkaian pembelajaran yang telah dilakukan.

™Pengamatan

Selama kegiatan belajar berlangsung observer juga melakukan pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran.

™Refleksi


(55)

2) Siklus II Pertemuan 2 a) Pendahuluan (10 menit)

™Guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran.

™Guru mengkondisikan siswa dan memastikan siswa siap menerima pelajaran.

™Guru memberitahukan tujuan pembelajaran (merujuk pada indikator).

™Guru menyampaikan manfaat mempelajari penjumlahan bilangan bulat positif-negatif.

b) Kegiatan inti (50 menit)

™Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan positif-negatif menggunakan garis bilangan yang telah dimodifikasi ≤30.

™Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3–5 siswa pada setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5.

™Setiap siswa diberikan LKS dan mengerjakannya daam kelompok.

™Guru berkeliling mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang mengalami kesulitan.

™Siswa bersama guru membahas soal yang ada di LKS. ™Evaluasi


(56)

™Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari serangkaian pembelajaran yang telah dilakukan.

™Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung observer juga melakukan pengamatan.

™Refleksi

Guru bersama dengan observer melakukan refleksi bersama. 3. Pelaksanaan

Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan. 4. Observasi

Mengamati proses pembelajaran dan pengumpulan hasil pekerjaan siswa dengan tujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan siswa dalam memahami materi.

5. Refleksi

- Mengidentifikasi kesulitan, hambatan dan keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

- Membuat kesimpulan tentang prestasi hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal cerita operasi hitung campuran bilangan bulat. - Merancang / memodifikasi tindakan berikutnya sebagai


(57)

D. Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Instrumen Penelitian 1. Pengumpulan Data

Pada pratindakan, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan guru kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kinerja dalam kelompok, dan evaluasi. Skor dari kinerja kelompok, dan skor evaluasi dijumlah, setelah dijumlah didapat skor akhir. Dari skor akhir diubah menjadi nilai.

2. Analisis data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan statistik deskriptif.

Menghitung skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa ke dalam nilai dengan rumus :

N = 100

dimana :

N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Untuk menentukan skor rata-rata kelas dengan cara: M = ∑


(58)

M = Mean

∑X = jumlah semua skor N = jumlah siswa

Dalam penelitian ini digunakan instrument berupa tes tertulis. Untuk memastikan bahwa item-item soal sahih dan handal, perlu dilakukan analisis item-item soal dan dilakukan pengujian validitas serta reliabilitas soal. Dari beberapa indikator yang telah ditentukan peneliti, peneliti membuat 10 soal yang akan diujikan pada siswa.

a. Pengujian Validitas

Dalam Masidjo (1995:242), validitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid selain dilihat langsung dari keadaan dirinya juga dapat dilihat setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Koefisien validitas tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Validitas item soal diukur dengan menganalisis signifikasi hubungan (uji korelasi) antara skor setiap nomor soal dengan total skor yang didapat oleh masing-masing siswa. Nilai korelasinya dikelompokan sebagai berikut


(59)

Tabel 2. Kualifikasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Kualifikasi

± 0,91 – ± 1,00 Sangat tinggi

± 0,71 – ± 0,90 Tinggi

± 0,41 – ± 0,71 Cukup

± 0,21 – ± 0,40 Rendah

± Negatif – ± 0,20 Sangat rendah

Pengukuran validitas analisis butir item menggunakan rumus CORREL pada Microsoft excel. Misalkan variabel yang hendak diuji validitasnya adalah butir item test-retest 1 siswa kelas V SD N 2 Kalimendong tentang operasi penjumlahan bilangan dan pengurangan bilangan bulat, dengan 15 butir item instrumen, dan 17 orang siswa. Untuk menguji validitas dapat menguji korelasi skor-skor setiap butir item dengan skor total variabelnya. Kriterianya: suatu item instrumen valid jika nilai korelasinya adalah lebih besar atau sama dengan r tabel.

Butir item yang memenuhi kriteria validitas adalah soal yang akan digunakan untuk melakukan penelitian pada siswa kelas V SD N 2 Kalimendong.


(60)

b. Pengujian Reliabilitas

Dalam Masidjo (1995:209), reliabilitas suatu tes adalah taraf samapai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas (rtt). Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara - 1,00 sampai dengan 1,00. Untuk menguji taraf reliabilitanya peneliti menggunakan metode Alpha Crombach. Reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Crombach menggunakan rumus:

1

Keterangan:

k = banyak belahan tes (banyak butir soal)

=varians belahan j = 1, 2, ..., k (varians skor soal no 1, 2, ..., k) =varians skor total


(61)

3. Instrumen Penelitian Rubrik Evaluasi

Tabel 3. Rubrik Evaluasi

No No Soal Bobot

Skala Penilaian

Skor

1 2 3 4 5

1 No 1 1

2 No 2 1

3 No 3 1

4 No 4 1

5 No 5 1

6 No 6 1

7 No 7 1

8 No 8 1

9 No 9 1

10 No 10 1

Total Skor

Petunjuk Pengisian:

1. Memberi tanda cek (V) pada kolom skala penilaian untuk setiap aspek.

2. Arti skala 1-5: 5 = sangat baik 4 = baik 3 = cukup


(62)

2 = kurang 1 = sangat kurang

Deskripsi untuk Kriteria Penilaian Soal No. 1-10: 5 = Cara dan jawaban benar

4 = Cara benar, jawaban salah 3 = Cara salah, jawaban benar

2 = Menuliskan cara dan jawaban salah


(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Kalimendong dengan jumlah siswa 17 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan pembelajaran dan materi yang berbeda namun masih dalam satu kompetensi dasar yang sama, serta standar kompetensi yang sama pula. Masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilakukan melalui proses yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

1. Kegiatan Siklus I a. Persiapan Siklus I

Peneliti berdiskusi dengan kedua observer untuk mempersiapkan yang akan digunakan dalam siklus I. Hasil diskusi peneliti dengan observer adalah sebagai berikut :

1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk melaksanakan penelitian.

2. Materi pembelajaran adalah Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

3. Indikator pembelajaran :

- Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. - Melakukan operasi hitung campuran dengan bilangan bulat


(64)

- Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bilangan bulat.

4. Menentukan jumlah kelompok siswa yaitu empat kelompok, tiga kelompok terdiri dari empat siswa dan satu kelompok terdiri dari lima siswa.

5. Silabus, RPP, dan kisi-kisi soal evaluasi I. (Terlampir) 6. Instrumen pembelajaran :

- Lembar Kerja Siswa (Terlampir) - Soal Evaluasi I (Terlampir) - Kunci Jawaban (Terlampir)

7. Siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan ( 4 x 35 menit). 8. Pengamatan :

- Lembar pengamatan (Terlampir) - Kamera

b. Rencana Tindakan Siklus I

Peneliti merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dalam meteri bilangan bulat dengan menggunkan garis bilangan model wayang dan mengembangkannya dalam RPP, LKS, kisi-kisi soal, dan instrument penelitian yang akan digunakan.

Siklus I ini terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus I ini membahas penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sampe ≥20 dengan menggunakan garis bilangan model wayang. Pada siklus ini siswa dibagi dalam empat


(65)

kelompok, tiga kelompok terdiri dari empat siswa dan satu kelompok terdiri dari lima siswa. Setiap siswa bekerja berdasarkan LKS dan petunjuk guru.

c. Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada hari selasa, 30 Nopember 2010 pukul 07.35 – 08.45 dan hari Sabtu, 4 Desember 2010 pukul 08.10 - 09.20. Pada siklus I ini peneliti menggunakan garis bilangan model wayang. Siswa dibagi dalam empat kelompok, yaitu tiga kelompok terdiri dari empat siswa dan satu kelompok terdiri dari lima siswa. Materi yang dibahas yaitu Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat.

Pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan berbagai sumber buku dan LKS untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran. Pembagian anggota kelompok dibuat heterogen berdasarkan kemampuan siswa. Agar kemampuan anak yang kurang, dapat mengikuti kemampuan anak yang lebih. Pembelajaran awal dimulai dengan berdoa bersama, kemudian salam dan mengabsen siswa. Apersepsi digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan disampaikan oleh guru, agar anak lebih mudah memahami pengetahuan yang lebih kompleks. Apersepsi yang dilakukan adalah tanya jawab yang berhubungan dengan bilangan bulat. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian indikator pembelajaran. Guru menjelaskan tentang bilangan bulat.

Pada kegiatan pembelajaran inti siswa dibagi dalam empat kelompok, yaitu tiga kelompok terdiri dari empat siswa dan satu kelompok terdiri dari lima siswa. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan penjelasan tentang


(66)

bagaimana cara mengerjakan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan garis bilangan model wayang.

Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa di dalam kelompok dan membagikan Lembar Kerja Kelompok kepada setiap kelompok. Dalam soal kelompok tersebut, siswa diminta untuk menjelaskan bagaimana caranya wayang berjalan dan berhenti pada hasil operasi bilangan bulat tersebut. Dengan ketentuan sebagai berikut : pertama-tama wayang pada posisi angka 0 (nol) dan arah hadap wayang harus menghadap ke kanan, apabila angka + positif maka arah gerakan wayang maju, (-) negatif arah gerak wayang yaitu mundur, (+) Penjumalah arah hadap wayang tetap dan (-) Pengurangan hadap wayang yaitu berbalik arah. Contoh: 5 + (-3) = n, n = 2. Penjelasan cara mengerjakan dengan menggunakan garis bilangan model wayang yaitu : pertama-tama wayang pada skala angka 0 (nol) hadap wayang yaitu ke kanan suku perpertama-tama pada operasi diatas adala positif 5 (lima) maka arah wayang maju lima langkah ke kanan, pada operasi bilangan bulat diatas adalah penjumlahan maka hadap wayang tetap, kemudian angka yang ditambahkan pada operasi diatas adalah negatif 3 (tiga) maka wayang bergerak mundur tiga langkah, jadi hasil pada operasi bilangan bulat diatas adalah positif 2 (dua). Setiap kelompok diberikan satu garis bilangan model wayang, setiap kelompok juga di dibagikan satu lembar kerja kelompok, setiap kelompok mengerjakan tugasnya sesuai dengan petunjuk guru, kemudian setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya. Beberapa anggota kelompok diminta maju kedepan menuliskan hasil kerja kelompok di papan tulis. kemudian hasil kerja kelompok dibahas bersama guru dan siswa.


(67)

Dalam membahas hasil kerja siswa ini ternyata ada kelompok yang pekerjaannya salah, kemudian guru menjelaskan kesalahan yang telah dilakukan oleh kelompok.

Setelah pembahasan berakhir masuklah pada kegiatan akhir yaitu menyimpulkan hasil dari kerja kelompok dan materi yang diberikan guru, serta memberikan catatan kepada siswa. Kesimpulan pelajaran ini adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ≥20. Setelah memberikan catatan guru membagikan soal evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ≥20. Sebelum pembelajaran ditutup guru dan siswa merefleksikan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, meliputi kesulitan yang masih dialami oleh siswa dan yang dapatkan dari pembelajaran yang telah dilakukan dengan tanya jawab.

d. Pengamatan

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan observer adalah sebagai berikut :

1. Siswa merasa senang dan semangat sewaktu pembagian kelompok.

2. Siswa merasa senang waktu mengerjakan soal kelompok dengan menggunakan alat peraga garis bilangan karena bisa sambil bermain.

3. Komunikasi siswa berjalan baik dalam diskusi dan kerja kelompok.


(68)

4. Dalam pembelajaran, masih ada kelompok yang ramai saat berdiskusi karena siswa sibuk dengan dirinya masing-masing. 5. Terdapat empat siswa yang masih bingung dan satu dalam

mengerjakan tugasnya.

6. Masih ada beberapa siswa yang nilainya masih kurang. e. Refleksi Siklus I

Pelaksanaan siklus I masih banyak kekurangan, oleh karena itu peneliti perlu memperbaikinya. Peneliti perlu mempersiapkan dengan lebih matangn lagi cara pembelajaran yang lebih baik lagi agar siswa lebih paham lagi terhadap operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pada saat pembelajaran, siswa perlu diawasi agar tidak sibuk dengan dirinya sendiri. Peneliti perlu meningkatkan manajemen kelas, agar pada saat menjelaskan, semua siswa memperhatikan dan siswa tidak bingung dalam mengerjakan tugas. Aspek positif dalam siklus ini adalah siswa aktif mengikuti pembelajaran dan tidak malu bertanya kepada gurunya kemudian siswa sangat baik kerjasamanya didalam mengerjakan tugas kelompok. Sedangkan aspek negatif dalam siklus I ini adalah manajemen waktu pembelajaran yang tidak sesuai dengan rencana.

Peneliti dan observer mendiskusikan pelaksanaan siklus I ini dan hal-hal yang perlu diperbaiki. Hasil diskusi antara peneliti dan observer adalah sebagai berikut :

- Setiap kelompok ditunjuk salah satu siswa sebagai ketua kelompok untuk mengatur anggota kelompok agar mengerjakan tugasnya.


(69)

- Memberikan perhatian khusus dalam menjelaskan langkah-langkah mengerjakan tugas kepada tiga siswa yang masih belum bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.

f. Hasil Pengukuran

Pengukuran pada siklus I dengan alat ukur tes yaitu tes tertulis. Nilai yang hendak dicapai adalah 70 % siswa memenuhi KKM dengan nilai KKM 60. Berikut ini adalah hasil dari tes siklus I:

Tabel 4. Nilai dan Ketuntasan Siswa Siklus I

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan

Ya Tidak

1 S1 56 √

2 S2 60 √

3 S3 56 √

4 S4 40 √

5 S5 60 √

6 S6 60 √

7 S7 90 √

8 S8 70 √

9 S9 74 √

10 S10 64 √

11 S11 60 √

12 S12 80 √

13 S13 84 √

14 S14 66 √

15 S15 60 √

16 S16 30 √

17 S17 80 √

Jumlah 1090 13 4


(70)

g. Hasil Analisis Data

Setelah pembelajaran pada siklus I berakhir perlu diadakan analisis data untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan alat peraga garis bilangan model wayang. Berdasarkan tabel hasil tes siswa dapat dilihat perolehan nilai kelas V untuk evaluasi I adalah 76,47% siswa memenuhi KKM. Nilai pada pre test adalah 47 % siswa memenuhi KKM, sehingga dapat diperoleh analisis data sebagai berikut:

Tabel 5. Analisis Data Siklus I

Jumlah Jumlah siswa Nilai

Data yang memenuhi

Siswa

KKM (%) Rata-rata

Data Awal 17 47,05% 56,35

Siklus I 17 76,47% 64,11

Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa ada peningkatan persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM yaitu dari 47% menjadi 76,47%. Jadi persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM dari kondisi awal ke siklus I naik sekitar 29%. Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM belum memenuhi target peneliti yaitu 80%. Untuk mencapai target persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM 80%, maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II.


(71)

2. Kegiatan Siklus II a. Persiapan Siklus II

Peneliti dan observer berdiskusi untuk melaksanakan siklus II dengan memperbaiki pelaksanaan siklus I untuk diterapkan di siklus II. Hasil diskusi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Materi pembelajaran adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

2. Indikator pembelajaran :

- Melakukan pnjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. - Melakukan operasi hitung campuran dengan bilangan bulat - Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan bilangan

bulat.

3. Menentukan jumlah kelompok siswa yaitu empat kelompok, satu kelompok terdiri dari lima siswa dan tiga kelompok terdiri dari empat siswa.

4. Menyusun silabus, RPP, dan kisi-kisi soal evaluasi II. (Terlampir) 5. Instrumen pembelajaran :

- Lembar Kerja Siswa (Terlampir) - Soal evaluasi II (Terlampir)

6. Silus II dilaksanakan dua pertemuan ( 4 x 35 menit). 7. Pengamatan :

- Lembar pengamatan - Kamera


(72)

b. Rencana Tindakan Siklus II

Perencanaan tindakan siklus II ini tidak jauh berbeda dengan rencana

tindakan siklus I. Peneliti merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yaitu untuk meteri operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan garis bilangan model wayang dan mengembangkannya dalam RPP, LKS, kisi-kisi soal, dan instrument penelitian yang akan digunakan.

Siklus II ini terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus II ini membahas materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sampe 40. Pada siklus ini siswa dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tiga kelompok terdiri dari empat siswa dan satu kelompok terdiri dari lima siswa . Setiap siswa bekerja berdasarkan LKS dan petunjuk guru.

c. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I. Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada hari Selasa, 14 Desember 2010 pukul 07.35 - 08.45 dan hari Rabu, 15 Desember 2010 pukul 09.00 - 10.10. Pada siklus II ini peneliti masih menggunakan garis bilangan model wayang. Siswa dibagi dalam empat kelompok yaitu tiga kelompok terdiri dari empat siswa dan satu kelompok terdiri dari lima siswa. Materi yang dibahas adalah operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ≥40.

Pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan berbagai sumber buku dan LKS untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran. Pembagian anggota


(73)

kelompok dibuat secara acak berdasarkan urutan tempat duduk siswa. Pembelajaran awal dimulai dengan berdoa bersama, kemudian salam dan mengabsen siswa. Kegiatan apersepsi, guru bercerita tentang wayang. Kemudian mengulang sejenak pelajaran Matematika yang telah diajarkan sebelumnya. Setelah itu dilanjutkan dengan penyampaian indikator pembelajaran.

Peneliti menjelaskan pelajaran tentang materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pada kegiatan pembelajaran inti siswa dibagi dalam empat kelompok yaitu tiga kelompok terdiri dari empat siswa dan satu kelompok terdiri dari lima siswa. Siswa berkelompok sesuai kelompok yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya dan peneliti menunjuk ketua kelompok.

Peneliti memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa di dalam kelompok dan membagikan LKS kepada setiap kelompok. Kemudian setiap kelompok diberikan soal. Soal dibagikan kepada setiap anak untuk dikerjakan. Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok, perwakilan dari kelompok melaporkan hasil kerja kelompok kepada didepan kelas, kemudian hasil kerja kelompok dibahas bersama peneliti dan siswa.

Setelah pembahasan berakhir masuklah pada kegiatan akhir yaitu menyimpulkan hasil dari kerja kelompok dan materi yang diberikan peneliti, serta memberikan catatan kepada siswa. Setelah memberikan catatan peneliti membagikan soal evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa pada materi operasi penjulahan dan pengurangan bilangan bulat ≥40. Sebelum pembelajaran ditutup peneliti dan siswa merefleksikan tentang pembelajaran yang telah


(74)

dilaksanakan, meliputi kesulitan yang masih dialami oleh siswa dan yang siswa dapatkan dari pembelajaran yang telah dilakukan dengan tanya jawab.

d. Pengamatan

Peneliti dan observer melakukan pengamatan saat siklus II dilaksanakan dan mendapatkan hasil pengamatan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan siklus II setiap tahapnya sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.

2. Tahap apersepsi pembelajaran terdapat beberapa siswa yang bertanya tentang materi sebelumnya.

3. Pembagian kelompok berjalan dengan lancar.

4. Tahap diskusi kelompok terdapat tiga siswa yang bertanya tentang cara pengisian LKS.

5. Siswa mengikuti pelajaran dengan senang dan semangat. 6. Terdapat beberapa siswa yang bermain saat diskusi kerja

kelompok.

7. Kominukasi antar siswa dalam berdiskusi dan kerja kelompok berjalan baik.


(75)

e. Refleksi Siklus II

Pelaksanaan siklus II berjalan dengan lancar dan peneliti beserta observer mendiskusikan hasil pelaksanaan siklus II. Hasil pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut :

1. Menejemen waktu baik karena pelaksanaan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.

2. Menejemen kelas baik karena siswa cepat mengerti langkah-langkah mengerjakan dalam menyelesaikan tugasnya dan segera melaksanakan.

3. Nilai tes evaluasi II meningkat dari nilai evaluasi I. f. Hasil Pengukuran Siklus II

Pengukuran pada siklus II dengan alat ukur tes yaitu tes tertulis. Nilai yang hendak dicapai adalah 80 % jumlah siswa yang memenuhi KKM dengan nilai KKM 60. Berikut ini adalah hasil dari tes pada siklus II:


(76)

Tabel 6. Nilai dan Ketuntasan Siswa Siklus II

No Nama Siswa Nilai

Ketuntasan

Ya Tidak

1 S1 60 √

2 S2 70 √

3 S3 66 √

4

S

4 40 √

5 S5 70 √

6 S6 74 √

7 S7 92 √

8

S

8 70

9 S9 76 √

10

S

10 66 √

11

S

11 66

12

S

12 84 √

13

S

13 90

14

S

14 66 √

15

S

15 60 √

16

S

16 34 √

17

S

17 82

Jumlah 1168 15 2

Rata-rata/Persentase 68,70 88,23% 11,76%

g. Hasil Analisis Data siklus II

Setelah pembelajaran pada siklus II berakhir perlu diadakan analisis data untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang diajarkan oleh guru


(77)

dengan menggunakan garis bilangan model wayang. Berdasarkan tabel hasil tes siswa dapat dilihat perolehan nilai kelas V untuk evaluasi II adalah 88,23% memenuhi KKM. Nilai pada siklus I adalah 76,47% memenuhi KKM, sehingga dapat diperoleh analisis data sebagai berikut

Tabel 7. Analisis Data Siklus I dan II

Data Jumlah Jumlah siswa Nilai

Siswa

yang memenuhi

Rata-rata KKM (%)

Data Awal 17 47,05 % 5,6

Siklus I 17 76,47 % 64,11

Siklus II 17 88,23 % 68,70

Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa ada peningkatan persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM yaitu dari 76,47% menjadi 88,23%. Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM dari siklus I ke siklus II naik 11,76%. Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM yang diharapkan adalah 80%. Pelaksanaan siklus II mengahasilkan 88,23% nilai yang memenuhi KKM, sehingga penelitian ini memenuhi target yang hendak dicapai oleh peneliti.


(78)

B. Pembahasan

Dari pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini didapati hasil sebagai berikut :

Tabel 8. Perbandingan Antara Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No. Nama Siswa Nilai Sebelum Nilai Siklus I Nilai Siklus

Tindakan II

1. Siswa 1 50 56 60

2. Siswa 2 54 60 70

3. Siswa 3 50 56 66

4. Siswa 4 30 40 40

5. Siswa 5 52 60 70

6. Siswa 6 54 60 74

7. Siswa 7 76 90 92

8. Siswa 8 60 70 70

9. Siswa 9 68 74 76

10. Siswa 10 60 64 66

11. Siswa 11 54 60 66

12. Siswa 12 74 80 84

13. Siswa 13 74 84 90

14. Siswa 14 74 66 66

15. Siswa 15 52 60 60

16. Siswa 16 20 30 34

17. Siswa 17 70 80 80

Jumlah 958 1090 1168

Rata-rata 56,35 64,11 68,70

Persentase 47,05% 76,47% 88,23%

Jumlah siswa yang

8 13 15

memenuhi KKM


(79)

Dari tabel di atas dapat dilihat perbandingan jumlah siswa yang mencapai KKM pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II. Siklus I dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga garis bilangan model wayang dan pada Siklus I semua siswa nilainya mengalami peningkatan dari sebelum diadakannya tindakan, hal ini disebabkan antara lain : siswa memperhatikan penjelasan dari guru, siswa dapat menggunakan alat peraga garis bilangan model wayang dengan lancar dan dapat menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan lancar. Tetapi tidak semua nilai siswa dapat mencapai KKM hal ini disebabkan dari kemampuan siswa itu sendiri. Siswa yang nilainya di atas KKM ada 13 siswa (76,47%), dan 4 siswa (23,52%) yang nilainya di bawah KKM. Hasil penelitian pada siklus I ini belum berhasil, karena target yang harus dicapai pada penelitian ini adalah 80% siswa yang memenuhi KKM dan siklus I baru mencapai 76,47% maka akan dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga garis bilangan model wayang, dan pada siklus II ini ada beberapa siswa yang mengalami peningkatan, dan ada beberapa siswa yang nilainya tetap. Siswa yang mengalami peningkatan adalah siswa 1, siswa 2, siswa 3, siswa 5, siswa 6, siswa 7, siswa 9, siswa 10, siswa 11, siswa 12, siswa 13, dan siswa 16. Siswa yang mengalami peningkatan disebabkan beberapa hal antara lain : siswa memperhatikan penjelasan dari guru, siswa dapat menggunakan alat peraga garis bilangan model wayang dengan baik dan siswa dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan baik. Siswa yang nilainya tetap adalah siswa 4, siswa 8, siswa 14, siswa 15 dan siswa 17. Hal ini disebabkan karena beberapa


(80)

hal antara lain : siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru, siswa ramai sendiri, kurangnya kemampuan dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa dari 17 siswa, yang nilainya di atas KKM ada 15 siswa (88,23%) dan 2 siswa (11,76%) yang nilainya di bawah KKM. Hasil penelitian pada siklus II ini sudah berhasil, karena target yang ingin dicapai adalah 80%, dan hasil penelitian pada siklus II udah mencapai 88,23% sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya.

Berdasarkan analisis data maka diperoleh hasil yaitu persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM pada siklus I adalah 76,47%, sedangkan siklus II adalah 88,23%. Dari hasil pelaksanaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Penelitian pada siklus I dan siklus II berhasil mencapai target persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM setiap siklus karena yang diperoleh dari tes evaluasi yaitu siklus I 76,47% dan siklus II 88,23%, persentase yang diharapkan pada siklus I 70% dan siklus II 80%.

b. Penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus III karena target persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM sudah tercapai.

c. Pembelajaran menggunakan alat peraga garis bilangan model wayang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD N 2 kalimendong tahun pelajaran 2010/2011 dalam pelajaran matematika operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.


(1)

(2)

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

DINAS PENDIDIKAN

UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN LEKSONO

SD N 2 KALIMENDONG

Alamat : Krasak, Kalimendong, Leksono, Wonosobo

SURAT KETERANGAN

Nomor : ...

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SD N 2 Kalimendong, kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah Menerangkan bahwa :

Nama : Waluyo

No Mahasiswa : 081134213

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Perguruan Tinggi : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada bulan Desember 2010 dalam rangka penyusunan Skripsi di SD Negeri 2 Kalimendong, Leksono,

Wonosobo, dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Dalam Operasi

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Garis Bilangan Model Wayang Pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 2

Kalimendong Semester I Tahun 2010/2011.”

Demikian surat keterangan ini diberikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Waluyo. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar Dalam Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Garis Bilangan Model Wayang Pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD N 2 Kalimendong Semester I Tahun 2010/2011.. Skripsi S1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Latar belakang pelaksanaan penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas V SD N 2 Kalimendong, dikarenakan (a) guru dalam mengajar cenderung ceramah dan kurangnya penggunaan alat peraga (b) guru tidak menggunakan media ataupun alat peraga, (c) terkadang guru tidak menggunakan model pembelajaran inovatif. Sehingga materi yang disampaikan tidak dapat diterima siswa dengan baik. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah dengan pembelajaran menggunakan garis bilangan model wayang dapat meningkatkan prestasi belajar pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa SD N 2 Kalimendong Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian dilaksanakan di SD N 2 Kalimendong pada bulan November sampai Desember 2010. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V SD N 2 Kalimendong. Penelitian ini menggunakan garis bilangan model wayang sebagai alat bantu siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Teknik pengumpulan datanya menggunakan alat ukur tes untuk mengetahui nilai ketuntasan siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan garis bilangan model wayang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SD N 2 Kalimendong pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Nilai ketuntasan siswa dari 17 siswa yang memenuhi nilai KKM sebelum tindakan adalah 47,05%. Pada siklus I 76,47% siswa dapat tuntas, dan pada siklus II meningkat menjadi 88,23% siswa dapat tuntas. Jadi, pembelajaran dengan penggunaan garis bilangan model wayang dapat meningkatkan prestasi belajar operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa SD N 2 Kalimendong Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011.

Kata Kunci: prestasi, operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, model pembelajaran garis bilangan model wayang.


(6)

ABSTRACT

Waluyo, 2011. Increase in Learning Achievement in the Integer Summation and Reduction Operation Unsing Puppet Model Number Line in Math for 5th Grade Students of SDN 2 Kalimendong 1st Semester Year 2010/2011. S1 Thesis. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

This study type is classroom action research (PTK). Background of this study implementation is the low learning achievement of 5th grade students of SDN 2 Kalimendong in arithmetic operations of integer addition and subtraction, because: (a) teachers tend to lecture in learning and lack of props application, (b) teachers don't use props or media, (c) sometimes the teachers don't use an innovative learning model, so the material that presented is not well accepted by students. Therefore, researchers conducted this study to determine whether with using puppet model number line can improve the learning achievement on the integer addition and subtraction operations on SDN 2 Kalimendong students 1st Semester Academic Year 2010/2011.

The research was conducted in SDN 2 Kalimendong in November to December 2010. In this study, the subjects were SDN 2 Kalimendong 5th grade students. This study uses the puppets model number line as a tool for students in conducting the integer addition and subtraction operations. Data collection technique was using a test gauge to determine the thoroughness value of students.

The results showed that the use of puppet model number line can improve the achievement of SDN 2 Kalimendong students in integer addition and subtraction operations. Students thoroughness value from 17 students who meet the KKM value before the action was 47.05%. In first cycle 76.47% students was complete, and the second cycle increased to 88.23% students. So , learning with using puppet model number line can improve the learning achievement of SDN 2 Kalimendong 1st Semester 5th grade students Academic Year 2010/2011 in integer addition and subtraction operation.

Keywords: achievement, the integer addition and subtraction operation, puppet

model number line.