Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, peneliti akan membahas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk yang diharapkan.

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar adalah jenjang pendidikan yang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3 disebutkan sebagai berikut “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara tanggung jawab” Ahmadi, 2014: 49. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak siswa beberapa konsep dasar yang diberikan di sekolah dasar yaitu membaca, menulis, berhitung serta mengembangkan perilaku sosial dan intelektual. Dengan mendapatkan pendidikan di Sekolah Dasar siswa mendapatkan ilmu-ilmu yang mendasar dan tentunya menjadikan anak tersebut menjadi berkualitas. Peningkatan kualitas merupakan teknik dan manajemen, melalui mana kita mengukur karakteristik kualitas dari produk. Dalam peningkatan kualitas siswa mengikuti seluruh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran di sekolah dasar yang salah satunya adalah pelajaran matematika. Pembelajaran matematika adalah salah satu pelajaran yang penting dalam pendidikan, karena pembelajaran matematika sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Adanya pembelajaran matematika siswa diajarkan mengenai perhitungan. Pembuatan soal matematika dengan ranah kognitif dapat menggunakan tahapan taksonomi Bloom dari pengetahuan hingga mencipta. Menurut Bloom dalam Sudiyono, 2006: 49 ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam tahapan berpikir dari yang rendah hingga yang tinggi yaitu pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan penilaian evaluation. Beberapa fakta yang terjadi guru-guru yang memberikan soal kepada muridnya hanya sekedar membuat dan memberikan saja tanpa melihat soal tersebut sudah baik atau belum, guru juga hampir tidak pernah melakukan uji coba terlebih dahulu sebelum memberikan soal kepada siswa sehingga kualitas soal cenderung buruk. Soal yang sudah dibuat dengan sangat hati-hati dan sudah berbagai pertimbangan orang belum tentu soal tersebut dapat dikatakan baik. Soal-soal tersebut masih perlu diuji sesuai tidaknya soal dengan materi dan tujuan dibuatnya dan ukuran kesamaan tingkat kesamaan suatu tes. Soal-soal yang telah lulus dari pengujian dan sudah melalui proses secara teori sudah dapat dikatakan baik. Untuk memastikan soal yang baik tersebut di lapangan perlu dilakukan uji empiris. Pengumpulan data empiris sebagai uji coba dasar yang dilakukan untuk memperbaiki butir- butir soal yang nantinya akan dipilih soal yang terbaik yang akan disusun sebagai tes bentuk akhirnya, sesuai dengan tujuan pengembangan tes hasil belajar. Menurut Arifin 2011: 226 tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Dalam proses pengukuran dan penilaian yang biasa digunakan guru yaitu adalah tes. Dengan adanya tes guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa memahami materi dan guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan program pengajarannya. Peneliti melakukan wawancara di SD 1 Patalan salah satu Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Bantul. Wawancara dilakukan pada tanggal 15 Juni 2016. Peneliti mendapatkan informasi bahwa guru kelas III masih mengalami kesulitan dalam membuat soal, khususnya pada mata pelajaran matematika. Guru memiliki masalah saat mengatur waktu untuk membuat soal sehingga guru hanya membuat saja lalu diberikan kepada siswa tanpa mengetahui kualitas dari soal yang beliau buat, terkadang guru hanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengambil dari buku kumpulan soal dan internet. Soal atau tes yang guru berikan untuk anak-anak hanya sekedar dibuat dan dikerjakan anak-anak tidak dipertimbangkan kualitas dari suatu soal tersebut. Guru kelas membutuhkan contoh tes hasil belajar yang berkualitas dan baik, terutama pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka dan 1.4 Melakukan pengerjaan hitung campuran. Berdasarkan masalah di atas, peneliti akan melakukan penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar”.

B. Batasan Masalah