Pengertian Manajemen Pendidikan Manajemen Pendidikan

24 birokrasi karena sasaran yang dituju berkaitan dengan psikologi para siswa. e. Pendidikan adalah milik bersama dan untuk kepentingan bersama semua pihak di lingkungan sekolah. Maka manajemen sekolah berusaha menggalang kerjasama untuk semua pihak dalam melaksanakan misi pendidikan.

d. Sekolah Dasar

Didalam total system berupa pendidikan formal, secara yuridis formal sekolah dasar merupakan unit yang terendah dan ditempatkan sebagai persyaratan untuk memasuki sekolah pada tingkat berikutnya. Menurut kurikulum sekolah dasar 1975 yang dimaksud sekolah dasar adalah : Sekolah Dasar, untuk selanjutnya disingkat SD ialah Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan sebagai dasar untuk mempersiapkan siswanya yang dapat ataupun tidak dapat melanjutkan pelajarannya ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi, untuk menjadi warga Negara yang baik. Selanjutnya didalam kurikulum yang sama dinyatakan pula tujuan Institusional sebagai Tujuan Umum Pendidikan di Sekolah Dasar ialah agar lulusannya: 25 a. Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik b. Sehat jasmani dan rohani c. Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk: 1 Melanjtkan pelajaran 2 Bekerja di masyarakat 3 Mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.

e. Motif yang mendorong orang tua murid memilih sekolah dasar:

Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan diatas maka disimpulakan motif-motif yang menjadi pendorong adalah sebagai berikut: 1 Wajah sekolah dari segi fisikalnya, seperti gedung sekolah. Wajah sekolah yang terlihat secara fisik dapat mempengaruhi kesan dan tanggapan konsumen terhadap pelayanan pendidikan sekolah, sehingga keadaan fisik sekolah penting untuk menjadi pertimbangan dalam upaya pengembangan atau peningkatan kualitas pelayanan. Gedung sekolah merupakan bagian dari sumber-sumber pendidikan, yang antara lain terdiri dari ruang kelas, bangku, meja, papan tulis, halaman dan tempat olah raga, perpustakaan, laboratorium, alat peraga, papan pengumuman, UKS, kantin dan prasarana lain seperti tempat parkir, lapangan, tumbuhan 26 pelindungpenghijauan dan lain-lain Seri Manajemen Pendidikan,1995:26. 2 Kiprahnya atau kinerjanya, seperti a Kegiatan manajemen, adiministrasi, dan kebijakan yang telah berhasil dirumuskan. Sekolah sebagai suatu institusi, memerlukan proses organisasi dan manajemen yang mengatur semua kegiatan yang terdapat dalam institusi. Sebagai institusi, sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah, didukung oleh sejumlah tenaga pendidik atau guru, pegawai tata usaha, dan tenaga staf lainnya. Kegiatan manajemen ini dilaksanakan dengan tujuan agar dapat menciptakan sekolah yang efektif dan meningkatkan mutu pendidikan. Peran kepala sekolah sebagai manajer, menentukan kinerja pelayanan sekolah. Maka kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang besar untuk dapat memberikan teladan kepada semua warga sekolah, melaksanakan manajemen secara terbuka, melibatkan peran semua komponen sekolah secara aktif, dan melakukan pertanggungjawaban kepada orang tua dan masyarakat. 27 b Kegiatan intrakurikuler proses pembelajaran pengajaran. Kegiatan intrakurikuler pada umumnya merupakan program pembelajaran klasikal terjadwal dan rutin. Proses pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan proses interaksi eduktif, yaitu proses pendidikan bukan hanya proses pengajaran yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik, dengan menggunakan bahan ajar dalam kurikulum yang berlaku, bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Suparlan, 2008: 106. Lebih dari itu, kegiatan pendidikan di sekolah pengajaran, pembimbingan, pelatihan dalam berbagai mata pelajaran memuat nilai-nilai kemanusiaan yang membantu siswa untuk menemukan nilai-nilai kemanusiaan itu dan dapat menggunakannya dalam kehidupannya. Pengajaran di sekolah yang ditujukan kepada siswa harus bersifat mendidik membangun manusia seutuhnya, pengajaran bukan hanya berperan menyumbang dalam pembinaan intelektual penambahan pengetahuan serta melatih kerja akal dan bukan hanya mementingkan nilai praktis pragmatis yang berupa pelatihan ketrampilan kerja, tetapi jasa sekolah hendaknya sampai pada pengembangan kepribadian siswa yang mencakup pula pembentukan kognitif kehendak dan pembentukan afektif yang berpuncak pada pengalaman hidup yang