Motif orang tua murid memilih Sekolah Dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya : studi kasus pada SD Maria Purworejo-Jawa Tengah.

(1)

i

ABSTRAK

MOTIF ORANG TUA MURID MEMILIH SEKOLAH DASAR

MARIA PURWOREJO SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN

PUTRA-PUTRINYA

Studi Kasus pada SD Maria Purworejo- Jawa Tengah

Agustina Amba 112214021

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya. Populasi dalam penelitian ini adalah Orang tuai murid kelas satu sampai kelas enam pada Tahun ajaran 2014/2015, yang berjumlah 223 orang, dengan sampel sebanyak 143 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner.

Teknik analisis data yang digunakana adalah analisis deskriptif dan analisis Cochran Q-Test. Analisis deskriptif digunakan untuk menguraikan karakteristik responden dengan pendekatan prosentase terkait umur, status pekerjaan, pendidikan, penghasilan per bulan dan jarak rumah dengan sekolah. Sedangkan ananlisis Cochran Q-test digunakan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Secara umum karakteristik orang tua murid sekolah dasar Maria Purworejo saat ini adalah orang tua mudah dengan usia antara 30 sampai 40 tahun (32,9%), berpendidikan SLTA (44,1%), sebagai pegawai swasta (23,1%), berpenghasilan antara Rp.1.000.000,- – Rp.2.000.000,- (42,7%) dan bertempat tinggal antara 1 km sampai 2 km dari SD Maria. 2. Hasil analisis Cochran Q-Test menunjukan bahwa motif yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya adalah: Mutu sekolah, gedung sekolah yang bersih dan bagus, lokasi sekolah yang strategis, pelayanan ramah, akreditasi A, sekolah tekrkenal/dikenal dan disiplin.


(2)

ii

ABSTRACT

THE MOTIVES AMONG PARENTS TO CHOOSE St. MARY

ELEMENTARY SCHOOL FOR THEIR CHILDREN

Agustina Amba 112214021

Sanata Dharma University Yogyakarta 2015

This research aimed to know the motives of the patents of the students choosing the St. Mary Elementary School as the education place for their children. The target population in this research are the parents of the students, ranging from the year one up to the year six, in the education year 2014/2015, All the parents were 223, with

the 143 respondents. The way the sample was taken was “quota sampling”, using “questioner technique” to gather the data.

The data analysis technique use is descriptive and Cochran Q-test analysis. Descriptive analysis is used to elaborate the respondents, with a percentage approach in relation to the age, job status, educational attainment, monthly income and residential distance to the school. Whereas Cochran Q-test is used to know the motives of the parents choosing the St. Mary Elementary School as the education place for their children.

The results of this research indicated that: 1) Generally, the characteristics of the parents of the students in the St. Mary Elementary School are the young parents, aging from the 30 up to the 40 years of age (32,9%), education attainment is senior high school graduates (44,1%), non-govermental employees (23,1%), monthly income is ranging from Rp. 1.000.000,- up to Rp. 2.000.000,-(42,7%), and residential distance is 1 to 2 km from the St. Mary Elementary School. 2) The Cochran Q-test result analysis indicated that the motives have significant effect on the parents’ decisions to choose the St. Mary Elementary School as education place for their children are: The quality of the school, the school building which is good and clean, the location of the school is accessible, a friendly service, accreditation from the state


(3)

i

MOTIF ORANG TUA MURID MEMILIH SEKOLAH DASAR

MARIA PURWOREJO SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN

PUTRA-PUTRINYA

Studi Kasus pada: Sekolah Dasar Maria, Purworejo - Jawa Tengah

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh: Agustina Amba NIM: 112214021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

Skripsi


(4)

(5)

iii


(6)

iv

Motto

Serahkan masa lalumu pada belas kasih Allah, dan percayakanlah masa depanmu pada penyelenggaraan-Nya. Kemudian isilah saat ini dengan perbuatan kasih yang tulus." ~ St. Agustinus ~

Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanian harus lebih besar dari pada ketakutan. Selalu lakukan kebaikan dengan cara terbaik. Karena dengan cara itulah kedamaian akan tercipta.

Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Tuhan yang Maha Kuasa 2. Konggregasiku Tercinta (Tarekat Puteri Bunda Hati Kudus) 3. Orang Tuaku dan adik-adikku Terima kasih atas dukungan, doa dan perhatiannya.


(7)

(8)

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah yang Maha Kasih atas karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motif Orang Tua Murid Memilih Sekolah Dasar Maria Purworejo Sebagai Tempat Pendidikan Putra-putrinya. Studi Kasus pada Sekolah Dasar Maria, Purworejo-Jawa Tengah”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H.Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A, selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si, selaku dosen Pembimbing II, yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

5. John Philio Simandjuntak, S.E., M.M, selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan yang sangat berguna.

6. Sr. M. Winanda PBHK, selaku Kepala Sekolah SD Maria Purworejo-Jawa Tengah yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

7. Para guru dan karyawan serta semua responden (orang tua/wali murid) sekolah dasar Maria Purworejo yang telah membantu penulis dalam proses penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitan dengan baik dan lancar.


(10)

viii

9. Tarekatku khususnya Pemimpin Tarekat Puteri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia dan para Dewannya, yang senantiasa mendukungku dengan doa dan


(11)

(12)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN DAFTAR ISI ... vii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... viii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... ix

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... x

HALAMAN ABSTRAK ... xi

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Landasan Teori ... 5

1. Pemasaran ... 5

a. Pengertian pemasaran ... 5

b. Proses Pemasaran ... 5


(13)

xi

d. Strategi Pemasaran ... 7

2. Pemasarn Jasa ... 8

a. Pengertian Jasa ... 8

b. Karkteristik Jasa ... 8

c. Mutu/Kualitas Jasa ... 9

d. Pemasaran Jasa ... 10

3. Perilaku Konsumen ... 12

a. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen ... 13

b. Pengambilan Keputusan Konsumen ... 16

4. Motif ... 17

a. Pengertian Motif ... 17

b. Kategori Utama Motif ... 18

5. Pendidikan sekolah Dasar ... 21

a. Pengertian Pendidikan Dasar ... 21

b. Tujuan Pendidikan Dasar ... 22

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pendidikan ... 24

d. Sumber-sumber Pendidikan ... 24

6. Sekolah Dasar St. Maria Purworejo- Jawah Tengah ... 25

B. Penelitian Sebelumnya ... 25

C. Desain Penelitian ... 26


(14)

xii

BAB III: METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 29

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29

D. Variabel Penelitian ... 30

E. Defenisi Operasional ... 30

F. Populasi dan Sampel ... 33

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 35

H. Teknik Pengumpulan Data ... 36

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 37

1. Uji Validitas ... 37

2. Uji Reabilitas ... 38

J. Teknik Analisis Data ... 39

1. Analisis Deskriptif ... 39

2. Analisis Cochran Q-Test ... 40

BAB IV: GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 43

A. Sejarah SD Maria Purworejo ... 43

B. Visi, Misi dan Motto SD Maria ... 44

1. Visi SD Maria Purworejo ... 44

2. Misi SD Maria Purworejo ... 44

3. Motto SD Maria Purworejo ... 45

C. Kegiatan Usaha ... 46


(15)

xiii

BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Gambaran Ringkas Pelaksanaan Penelitian ... 56

1. Pra Survei ... 56

2. Pengumpulan Data ... 56

3. Pengujian Instrumen Penelitian ... 57

B. Analisis Deskriptif ... 60

1. Deskripsi Responden ... 61

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur ... 61

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 62

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjan ... 63

d. Deskripsi Responden Berdasarkan penghasilan ... 64

e. Deskripsi Responden Berdasarkan Jarah ... 65

2. Analisis Deskripsi Variabel ... 65

C. Analisis Cochran Q-Test ... 67

D. Pembahasan ... 84

BAB VI: KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 90

C. Keterbatasan Penelitian ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Perhitungan Quota Sampel Perkelas ... 36

V.1 Uji Validilitas ... 58

V.2 Hasil Uji Reabilitas ... 60

V.3 Karakteristik Umur Responden ... 61

V.4 Karakteristik Pendidikan Responden ... 62

V.5 Karakteristik Pekerjaan Responden ... 63

V.6 Karakteristik Penghasilan Responden ... 64

V.7 Karakteristik Jarak Rumah Dengan Sekolah ... 65

V.8 Jumlah Jawaban Ya dan Tidak ... 66

V.9 Matrix Jawaban Responden ... 67

V.10 Statistik 19 Motif Orang Tua Murid ... 69

V.11 Statistik 18 Motif Orang Tua Murid ... 70

V.12 Statistik 17 Motif Orang Tua Murid ... 71

V.13 Statistik 16 Motif Orang Tua Murid ... 72

V.14 Statistik 15 Motif Orang Tua Murid ... 74

V.15 Statistik 14 Motif Orang Tua Murid ... 75

V.16 Statistik 13 Motif Orang Tua Murid ... 76

V.17 Statistik 12 Motif Orang Tua Murid ... 77

V.18 Statistik 11 Motif Orang Tua Murid ... 78

V.19 Statistik 10Motif Orang Tua Murid ... 80

V.20 Statistik 9 Motif Orang Tua Murid ... 81

V.21 Statistik 8 Motif Orang Tua Murid ... 82


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

IV.1 Papan Visi dan Misi Sekola ... 44

IV.2 Papan Motto Sekolah ... 45

IV.3 Gambar Gedung 1 ... 48

IV.4 Gambar gedung 2 ... 48

IV.5 Gedung Serba Guna ... 49

IV.6 Ruang Kelas ... 49

IV.7 Ruang Perpustakaan ... 50

IV.8 Laboratorium Komputer ... 50

IV.9 Ruang Serbaguna... 51

IV.10 Ruang Kantin... 52

IV.11 Ruang UKS ... 54


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 94

Lampiran 2 Kuisoner penelitin ... 95

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Responden ... 97

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas ... 103

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas ... 107

Lampiran 6 Hasil Uji Cochran Q-Test ... 110


(19)

xvii

ABSTRAK

MOTIF ORANG TUA MURID MEMILIH SEKOLAH DASAR

MARIA PURWOREJO SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN

PUTRA-PUTRINYA

Studi Kasus pada SD Maria Purworejo- Jawa Tengah

Agustina Amba 112214021

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya. Populasi dalam penelitian ini adalah Orang tuai murid kelas satu sampai kelas enam pada Tahun ajaran 2014/2015, yang berjumlah 223 orang, dengan sampel sebanyak 143 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner.

Teknik analisis data yang digunakana adalah analisis deskriptif dan analisis Cochran Q-Test. Analisis deskriptif digunakan untuk menguraikan karakteristik responden dengan pendekatan prosentase terkait umur, status pekerjaan, pendidikan, penghasilan per bulan dan jarak rumah dengan sekolah. Sedangkan ananlisis Cochran Q-test digunakan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Secara umum karakteristik orang tua murid sekolah dasar Maria Purworejo saat ini adalah orang tua mudah dengan usia antara 30 sampai 40 tahun (32,9%), berpendidikan SLTA (44,1%), sebagai pegawai swasta (23,1%), berpenghasilan antara Rp.1.000.000,- – Rp.2.000.000,- (42,7%) dan bertempat tinggal antara 1 km sampai 2 km dari SD Maria. 2. Hasil analisis Cochran Q-Test menunjukan bahwa motif yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya adalah: Mutu sekolah, gedung sekolah yang bersih dan bagus, lokasi sekolah yang strategis, pelayanan ramah, akreditasi A, sekolah tekrkenal/dikenal dan disiplin.


(20)

xviii

ABSTRACT

THE MOTIVES AMONG PARENTS TO CHOOSE St. MARY

ELEMENTARY SCHOOL FOR THEIR CHILDREN

Agustina Amba 112214021

Sanata Dharma University Yogyakarta 2015

This research aimed to know the motives of the patents of the students choosing the St. Mary Elementary School as the education place for their children. The target population in this research are the parents of the students, ranging from the year one up to the year six, in the education year 2014/2015, All the parents were 223, with the 143 respondents. The way the sample was taken was “quota sampling”, using “questioner technique” to gather the data.

The data analysis technique use is descriptive and Cochran Q-test analysis. Descriptive analysis is used to elaborate the respondents, with a percentage approach in relation to the age, job status, educational attainment, monthly income and residential distance to the school. Whereas Cochran Q-test is used to know the motives of the parents choosing the St. Mary Elementary School as the education place for their children.

The results of this research indicated that: 1) Generally, the characteristics of the parents of the students in the St. Mary Elementary School are the young parents, aging from the 30 up to the 40 years of age (32,9%), education attainment is senior high school graduates (44,1%), non-govermental employees (23,1%), monthly income is ranging from Rp. 1.000.000,- up to Rp. 2.000.000,-(42,7%), and residential distance is 1 to 2 km from the St. Mary Elementary School. 2) The Cochran Q-test result analysis indicated that the motives have significant effect on the parents‟ decisions to choose the St. Mary Elementary School as education place for their children are: The quality of the school, the school building which is good and clean, the location of the school is accessible, a friendly service, accreditation from the state education department “A”, the school is well known and observes discipline.


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mutu dan kualitas pendidikan menjadi motif yang umum bagi orang tua murid pada saat ini dalam memilih sekolah bagi putra-putrinya. Berbeda dengan zaman dulu, motif orang tua murid memilih sekolah dasar bagi putra-putrinya mungkin lebih sederhana seperti: Dekat dengan rumah, yang penting sekolah atau karena tidak ada pilihan lain. Pada saat ini dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya kebijakan pendidikan dasar 9 tahun (gratis) yang dicanangkan pemerintah sebagai program wajib belajar yang juga merupakan wujud komitmen pemerintah dalam melaksanakan amanat dan ketentuan Konstitusi (Ali, 2009:17), motif orang tua dalam memilih sekolah pun bisa lebih bervariasi.

Dampak dari perkembangan dan kemajuan teknologi serta kebijakan pendidikan gratis oleh pemerintah ini, makin terasa dalam beberapa tahun terakhir khususnya bagi sekolah swasta dalam mempertahankan dan mendapatkan calon murid baru pada setiap tahun ajaran. Berbagai tawaran seperti: sekolah dasar unggulan, pendidikan murah bahkan gratis, fasilitas yang lebih lengkap dan canggih, gedung yang mewah dan lain-lain, ada di


(22)

mana-mana. Orang tua bisa dengan mudah memilih sekolah sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.

Salah satu faktor yang memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih dan menggunakan suatu produk dan jasa adalah motif (Kotler dan Armstrong, 2008:173). Akan tetapi motif yang ada dalam diri seseorang bukanlah sesuatu yang dapat dilihat tetapi dapat disimpulkan berdasarkan perilaku yang nampak, karena motif berperan sebagai pendorong jiwa individu untuk bertindak sesuai dengan apa yang dipikirkan (persepsi) dan apa yang telah dipelajari. Iklan adalah salah satu media promosi selain informasi dari mulut ke mulut (Aksa dan Ratnasari, 2011:104,107) yang dapat memberikan informasi untuk memengaruhi pikiran dan perasaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa (Peter dan Olson, 2013:6).

Dengan demikian mengetahui dan memahami motif orang tua murid dalam memilih sekolah dasar adalah penting. Pihak sekolah dapat memanfaatkannya untuk merancang strategi pemasaran. Oleh karena itu diharapkan dengan mengetahui dan memahami motif orang tua/wali murid saat ini dalam memilih sekolah dasar Maria-Purworejo, pihak sekolah dapat memanfaatkannya untuk merancang strategi promosi sekolah demi untuk mendapatkan sebanyak mungkin calon murid potensial.


(23)

B. Rumusan Masalah

Apa motif orang tua murid memilih SD Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan dasar bagi putra-putrinya?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah motif. Motif yang berhubungan dengan: Mutu Sekolah, gedung sekolah bagus dan bersih, UKS yang bersih, perpustakaan lengkap dan nyaman, kegiatan ekstrakurikuler, lokasi sekolah yang strategis, pelayanan yang ramah, akreditasi baik, sekolah sudah dikenal, guru yang profesional, disiplin, kantin yang bersih, biaya sekolah yang terjangkau, sekolah keluarga (alumni), sarana prasarana sekolah yang memadai, berasal dari TK yang sama, dekat dengan rumah, kenal guru dan pegawai, sekolah katolik dan kualitas lulusan yang dapat diterima di SMP favorit.

D. Tujuan Penelitian

Mengetahui motif orang tua/wali murid memilih sekolah sekolah dasar Maria -Purworejo.


(24)

1. Bagi pihak sekolah adalah, diharapkan kiranya dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk promosi sekolah demi mendapatkan jumlah calon murid potensial yang lebih banyak pada tahun - tahun mendatang.

2. Bagi pihak peneliti adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman yang baru tentang pengaruh motif orang tua zaman ini dalam mengambil keputusan untuk pendidikan dasar bagi putra-putrinya.

3. Bagi pihak USD adalah sebagai tambahan koleksi kepustakaan yang dapat dijadikan refensi bagi yang membutuhkan.


(25)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

1. Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran (Marketing) menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Defenisi secara luas dari pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Oleh karena itu manajemen pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008:10) adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar tersebut.

b. Proses Pemasaran

Proses pemasaran (Marketing) menurut Philip Kotler dan Gary Arsmtrong terdiri atas lima langkah yakni:

1) Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan.

2) Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan (penawaran pemasaran produk, jasa dan pengalaman).


(26)

3) Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul (kepuasan)

4) Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan.

5) Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan.

c. Tujuan Pemasaran

Tujuan pemasaran adalah mengupayakan pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia. Para pemasar senantiasa dituntut untuk bisa mencapai

kinerja pemasaran yang maksimal dengan sumber daya terbatas ( Hermawan, 2012:48).

Tujuan dari manajer pemasaran adalah menemukan, menarik, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi pelanggan. (Kotler dan Armstrong, 2008:10). Maka pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing, oleh karena itu riset pemasaran diperlukan. Riset pemasaran dapat membantu pemasar menilai potensi pasar dan pangsa pasar atau untuk mengukur efektivitas penetapan harga, produk, distribusi dan kegiatan promosi (Kotler dan Armstrong, 2008:123).


(27)

d. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran menurut Peter dan Olson (2007: 27) dari sudut pandang analisis konsumen adalah serangkaian rangsangan ditempatkan pada lingkungan konsumen yang dirancang untuk memengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen. Stimulus ini melibatkan produk, merek, kemasan, iklan, kupon, kartu kredit, label harga, komunikasi para penjual dll. Strategi pemasaran diperlukan sebagai poros roda kerena merupakan pusat kegiatan pemasar yang dirancang oleh organisasi pemasaran untuk memengaruhi konsumen.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:58) strategi pemasaran adalah logika pemasaran di mana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan di mana perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan dilayani dan bagaimana cara melayaninya.

Strategi pemasaran mengacu pada rencana perusahaan yang mengalokasikan sumber daya dalam rangka menghasilkan keuntungan dengan memosisikan produk atau jasa dan menagetkan pada kelompok konsumen spesifik. Dalam arti luas strategi pemasaran terdiri dari tujuan, strategi dan taktih. Tujuan adalah tujuan perusahaan yang ingin dicapai, strategi adalah sarana untuk mencapai tujuan sedangkan taktik adalah tindakan spesifik yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Herwawan, 2012:48)


(28)

2. Pemasaran Jasa

a. Pengertian Jasa

Menurut Kotler (2005:134), Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Jasa bersifat tidak berwujud, tidak tepisahkan, bervariasi dan mudah lenyap. masing masing karakteristik ini membawa tantangan dan memerlukan strategi tertentu.

Jasa menurut Jasfar (2005:17) adalah setiap tindakan atau aktivitas dan bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud, konsumen terlibat secara aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan.

b. Karakteristik Jasa

Karakteristik Jasa menurut Kotler dan Armstrong (2008:292-293), perusahan atau organisasi harus mempertimbangkan empat karakteristik jasa ketika merancang program pemasaran yakni:

1) Jasa tak berwujud (service intangibility) berarti bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar atau dibaui sebelum jasa dibeli. Contohnya, orang yang menjalani bedah plastik tidak dapat melihat hasilnya sebelum membeli.

2) Jasa tak terpisahkan (service inseparability) berarti jasa-jasa dibuat dan dikonsumsi pada saat yang sama dan tidak dapat dipisahkan dari


(29)

penyedianya tanpa mempedulikan apakah penyedia jasa itu orang atau mesin.

3) Variabilitas jasa (service variability) berarti bahwa kualitas jasa bisa sangat beragam dan tergantung pada siapa yang menyediakannya dan kapan, di mana dan bagaimana jasa itu disediakan.

4) Jasa dapat musnah (service perishability) berarti bahwa jasa-jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan beberapa saat kemudian.

c. Mutu/Kualitas Jasa

Mutu/kualitas Jasa adalah bagaimana tanggapan konsumen terhadap jasa yang dikonsumsi atau yang dirasakannya. Dimensi kualitas jasa sangat berhubungan dengan apa yang diinginkan konsumen. Kualitas jasa dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi konsumen, hal ini berarti bahwa citra kualitas jasa yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi konsumen (Jasfar, 2005:47-48)

Menurut American Society for Quality Control, kualitas jasa adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten, dan dengan kata lain kualitas jasa adalah sejauh mana jasa memenuhi spesifikasinya atau melebihi harapan. Harapan para pelanggan didasarkan pada informasi dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman di masa lalu, dan komunikasi eksternal seperti iklan dan berbagai promosi lain (Aksa dan Ratnasari, 2011:104, 107).


(30)

Berbagai penelitian telah menemukan lima penentu mutu jasa (Kotler, 2005:123) yakni:

1) Keandalan; adalah kemampuan melaksanakan layanan yang disajikan secara meyakinkan dan akurat.

2) Daya tanggap; kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.

3) Jaminan; pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan.

4) Empati; kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan.

5) Benda berwujud; penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan dan bahan komunikasi.

d. Pemaran Jasa

Pemasaran jasa menurut Kotler dan Armstrong (2008:295) terdiri atas beberapa jenis:

1) Pemasaran eksternal (pemasaran dengan metode 4P).

2) Pemasaran internal berarti bahwa perusahaan harus mengorientasikan dan memotivasi karyawan yang berhubungan langsung dengan pelanggan dan orang-orang jasa pendukung untuk bekerja sebagai satu tim guna memberikan kepuasan kepada pelanggan.

3) Pemasaran interaktif yang berarti bahwa kualitas jasa sangat tergantung pada kualitas interaksi pembeli-penjual selama transaksi jasa.


(31)

Faktor-faktor yang mendorong pentingnya pemasaran jasa menurut Aksa dan Ratnasari (2011:2) adalah:

1) Perubahan demografis. Contohnya, meningkatnya harapan hidup dan perluasan kota.

2) Perubahan sosial. Contohnya, meningkatnya jumlah wanita kerja dan meningkatnya kualitas hidup.

3) Perubahan ekonomi. Contohnya, globalisasi meningkatkan komunikasi jasa.

4) Perubahan Politik dan Hukum. Contohnya, tumbuhnya departemen pemerintah dan meningkatnya permintaan jasa hukum.

Organisasi jasa menghadapi tiga tugas dalam pemasaran yakni: (1) organisasi tersebut harus membedakan tawaran, penyerahan dan citranya. (2) organisasi harus mengelolah mutu dan jasa guna memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. (3) organisasi harus mengelolah produktivitas karyawan dengan mengupayakan karyawannya bekerja lebih trampil (Kotler, 2005: 134).

Perusahaan jasa yang baik, menggunakan pemasaran untuk memposisikan diri mereka sendiri secara kuat dalam pasar sasaran terpilih karena jasa berbeda dari produk yang berwujud maka jasa sering memerlukan pendekatan pemasaran tambahan seperti pemasaran

interaktif/kualitas interaksi antara penjual dan pembeli (Kotler dan Armstrong, 2008:293).


(32)

3. Perilaku Konsumen

American marketing Association mendefenisikan perilaku konsumen (concumer behavior) sebagai dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan di mana manusia melakukan pertukaran aspek aspek kehidupan dengan kata lain perilaku konsumen melibatkan pemikiran dan perasaan yang mereka alami serta tindakan yang mereka lakukan dalam proses konsumsi. Hal-hal yang memengaruhi pikiran dan perasaan serta tindakan mereka, meliputi iklan, informasi harga, pengepakan, penampilan produk, blogs, dll (Peter dan Olson, 2013:6).

Perilaku konsumen bersifat dinamis, melibatkan interaksi dan pertukaran oleh karena itu sangat penting untuk dikenali karena pemikiran dan perasaan serta tindakan individu konsumen, kelompok target konsumen dan masyarakat luas berubah secara konstan. Fakta bahwa konsumen dan lingkungan berubah secara konstan menunjukan pentingnya penelitian dan analisis konsumen secara terus menerus oleh pemasar agar selalu mengikuti tren terbaru (Peter dan Olson, 2013:6).

Supranto dan Limakrisna (2007:4) perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis yang memuat tiga hal penting yakni: (1) bersifat dinamis sehingga susah ditebak dan diramalkan. (2) melibatkan interaksi: kognisi, afeksi, perilaku dan kejadian di sekitar/lingkungan konsumen. (3) melibatkan pertukaran, seperti menukar barang milik penjual dengan uang milik pembeli. Defenisi secara sederhana: perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai,


(33)

mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahuluinya dan mengikuti tindakan ini.

a. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Supranto dan Limakrina (2007:17) faktor–faktor yang memengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

1) Faktor Eksternal

Faktor eksternal meliputi: budaya, subbudaya, status sosial, demografi, famili dan kelompok rujukan.

2) Faktor Internal

faktor internal meliputi: persepsi, pembelajaran, memori, motivasi, kepribadian, emosi dan sikap. Persepsi pada dasarnya merupakan proses dengan mana individual menerima dan memberikan arti kepada rangsangan. Motivasi adalah alasan untuk berperilaku. Kepribadian adalah karakteristik kecenderungan merespon individu melintasi situasi yang serupa/mirip. Emosi adalah perasaan kuat yang secara relatif tidak terkontrol yang memengaruhi perilaku. Sikap ialah suatu organisasi yang tahan lama mengenai motivational, emosional, perseptual dan proses kognitif yang terkait dengan beberapa aspek lingkungan kita.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:159) faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen terdiri atas:


(34)

a) Budaya (culture), adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar. Tumbuh di dalam suatu masyarakat, seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan institusi penting lainnya.

b) Sub budaya, yakni sekelompok masyarakat yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum. Sub budaya membentuk segmen pasar yang penting.

c) Kelas sosial, yakni pembagian masyarakat yang relative permanen dan berjenjang di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

2) Faktor sosial, kelas sosial terdiri dari

a) Kelompok referensi (Kelompok kecil). Kelompok referensi bertindak sebagai titik perbandingan atau titik referensi langsung atau tidak langsung dalam bentuk sikap atau perilaku seseorang. b) Keluarga. Anggota keluarga bisa sangat berpengaruh terhadap

perilaku seseorang.

c) Peran dan status. Orang biasanya memilih produk yang sesuai dengan peran dan status mereka seperti pimpinan kantor dll.

3) Faktor Pribadi. Keputusan pembeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti:

a) Usia dan tahap siklus hidup. tahap siklus hidup keluarga tradisional meliputi bujangan muda dan pasangan menikah serta anak-anak.


(35)

b) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang memengaruhi barang dan jasa yang mereka beli seperti pekerja eksekutif membeli pakaian bisnis. c) Situasi ekonomi. Situasi ekonomi seseorang akan memengaruhi

pilihan produk.

d) Gaya hidup. Orang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda, karena gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya.

e) Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian seseorang mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan orang itu sendiri. Contoh: Produsen kopi telah menemukan bahwa peminum kopi berat cenderung mempunyai kemampuan sosialisasi yang tinggi.

4) Faktor psikologis. Faktor psikologis terdiri dari:

a) Motivasi. Kebutuhan psikologis timbul dari kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai tingkat intensitas yang kuat. b) Persepsi. Cara orang bertindak dipengaruhi oleh persepsi dirinya

tentang sebuah situasi. Persepsi adalah proses di mana orang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.


(36)

c) Pembelajaran. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui interaksi dorongan, rangsangan, pertanda, respons dan penguatan.

d) Keyakinan dan sikap. Keyakinan bisa didasarkan atas pengetahuan nyata, pendapat atau iman yang bisa membawa muatan emosi atau tidak. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu dan sikap adalah evaluasi, perasaan dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah obyek atau ide.

b. Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Peter dan Olson (2007:50), pengambilan keputusan konsumen melibatkan dua proses yakni proses kognitif interpretasi dan integrasi. Kedua proses ini dipengaruhi oleh pengetahuan produk, arti dan kepercayaan dalam memori. Pengetahuan, arti dan kepercayaan dapat disimpan dalam memori kemudian memori diaktifkan kembali dan digunakan pada proses integrasi. Proses interpretasi membutuhkan pemaparan informasi dan melibatkan dua proses kognitif yang terkait yakni perhatian dan pemahaman. Sedangkan proses integrasi mencakup cara konsumen mengkombinasikan berbagai jenis pengetahuan yang berbeda untuk membentuk evaluasi produk dan berbagai perilaku dalam memilih di antara perilaku alternative seperti pembelian.


(37)

Menurut Kolter dan Armstrong (2008:173) pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh motif bawah sadar yang bahkan tidak dipahami sepenuhnya oleh si pembeli.

4. Motif

a. Pengertian Motif

Motif atau dorongan adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut (Kotler dan Arsmtrong, 2008: 172).

Motif menurut Arep dan Tanjung (2003:12) adalah sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang, dasar pikiran dan pendapat serta sesuatu yang menjadi pokok.

Motif menurut Supranto dan Limakrisna (2007:93) merupakan konstruk mewakili kekuatan dalam (inner force) yang tak kelihatan dan memaksa suatu respon perilaku dan memberikan pengarahan khusus terhadap respon. Suatu motif memberikan alasan mengapa seseorang berbuat sesuatu.

Banyak teori motivasi yang dirancang untuk menjelaskan perilaku sebagian besar manusia secara umum di antaranya menurut Maslow. Hirarki kebutuhan menurut maslow didasarkan pada 4 premis (Supranto dan Limakrisna, 2007:93) yakni:

1) Semua manusia memerlukan suatu set motif yang mirip melalui anugerah genetik dan interaksi sosial.


(38)

3) Motif yang lebih mendasar harus dipenuhi sampai pada tingkat minimum, sebelum motif lain mulai dipenuhi.

4) Ketika motif dasar sudah bisa dipenuhi, motif selanjutnya akan timbul.

b. Kategori Utama Motif

Mc Guire mengembangkan suatu sistem klasifikasi yang mengorganisir berbagai teori motif psikologi dalam 16 kategori kemudian membagi menjadi empat kategori utama berdasarkan dua kriteria (Supranto dan Limakrisna, 2007:95) yakni:

1) Motif preservasi/pemeliharaan kognitif yang terbagi atas:

a) Kebutuhan untuk konsistensi (active, internal). Motif ini mencerminkan keinginan dasar untuk mempunyai semua “facets

( sikap, perilaku, opini/pendapat, citra diri dan pandangan orang lain) atau sebagian dari dirinya sendiri, konsisten satu sama lainnya. Cirinya, konsumen segan menerima informasi yang tidak cocok dengan kepercayaan yang ada.

b) Kebutuhan atribusi (active, external). Set motif ini berkenaan dengan kebutuhan kita untuk menentukan siapa atau apa yang menyebabkan sesuatu terjadi pada kita. Cirinya adalah konsumen menerima promosi tergantung dari siapa? ( teman atau orang lain).

c) Kebutuhan mengkategorikan (Passive, internal). Motif ini mencerminkan kebutuhan orang untuk kategori atau pengelompokan dan mengorganisasi informasi dan pengalaman yang diterima. Contoh, harga yang sama bisa menimbulkan dua arti yang berbeda.


(39)

d) Kebutuhan untuk obyektifikasi (passive, external). Motif ini mencerminkan kebutuhan untuk symbol/lambang yang terlihat memungkinkan orang untuk menarik kesimpulan tentang apa yang mereka rasakan dan ketahui. Contoh: Pakaian bisa menunjukan makna halus dari suatu citra yang diinginkan.

2) Motif tumbuh kognitif, yang terbagi atas:

a) Kebutuhan untuk otonomi (active, internal). Motif ini mencerminkan kebutuhan untuk independensi dan individualitas yang merupakan suatu karakteristik dari budaya Amerika. Contoh, konsumen memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa yang unik tertentu sebagai bentuk ekspresi otonominya.

b) Kebutuhan untuk stimulasi (active, external). Motif ini mencerminkan kebutuhan orang untuk sering mencari keanekaragaman dan perbedaan dari kebutuhan dan keinginan yang selalu berubah karena bosan atau ingin mengganti merek.

c) Kebutuhan teteological (passive, internal). Konsumen merupakan pasangan berpola yang mempunyai citra dari hasil atau keadaan akhir yang diinginkan. Motif ini mendorong orang untuk lebih memilih media massa seperti bioskop, televisi dan buku-buku yang sesuai pandangan mereka.

d) Kebutuhan utilitarian (passive external). Teori ini memandang konsumen sebagai seorang pemecah masalah yang mendekati situasi sebagai peluang untuk mendapatkan informasi yang berguna atau keterampilan baru.


(40)

3) Motif preservasi/pemeliharaan afektif yang terdiri atas:

a) Kebutuhan untuk mereduksi ketegangan (active, internal). Orang menjumpai situasi di dalam hidup mereka sehari-hari yang menimbulkan tingkat stress yang tidak menyenangkan maka orang bisa dimotivasi untuk mencari cara menguranginya dengan produk rekreasi, dll.

b) Kebutuhan untuk ekspresi (active,external). Motif ini berkenaan dengan kebutuhan untuk mengekspresikan identitas diri kepada orang lain. Contoh: Pemakai jam rolex mengekspresikan bahwa pemiliknya adalah orang kaya.

c) Kebutuhan untuk mempertahankan ego (passive, internal). Kebutuhan untuk mempertahankan ego merupakan motif lain yang penting. Seorang konsumen yang merasa tidak aman akan mungkin mempercayai merek yang sangat terkenal untuk produk yang secara kelas sosial terlihat.

d) Kebutuhan untuk penguatan (passive, external). Orang sering termotivasi untuk bertindak dalam cara tertentu sebab mereka memperoleh ganjaran untuk bertingkalaku seperti itu dalam situasi yang mirip pada waktu yang perlu. Maka mengeksploitasi motif ini dengan suatu iklan yang menyatakan “ enter a room you are immediately surrounded by friends sharing your excitement”.


(41)

4) Motif tumbuh afektif yang terbagi atas:

1) Kebutuhan untuk penonjolan (active, internal). Banyak orang mencari sukses dan dominan. Apa yang dianggap penting oleh kelompok ini ialah kekuasaan, prestasi dan penghargaan contoh: pelari cepat, pembalap, dll.

2) Kebutuhan untuk berafiliasi ( active, external). Afiliasi atas keanggotaan merupakan kebutuhan untuk mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan saling memuaskan dengan orang lain. 3) Kebutuhan untuk identifikasi (passive, external). Kebutuhan untuk

identifikasi menyebabkan konsumen bermain dalam berbagai peran karena seseorang akan memperoleh kesenangan dari peranan-peranan yang dimainkan.

4) Kebutuhan untuk modeling (passive, external). Kebutuhan untuk modeling merefleksikan suatu tendensi untuk memberikan dasar perilaku pada lainnya. Pemasar bisa menggunakan motif ini dengan menunjukkan tipe individu yang diinginkan menggunakan merek mereka.

5. Pendidikan Sekolah Dasar

a. Pengertian Pendidikan Dasar

Undang-undang Repoblik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 mendefenisikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan


(42)

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Ahmadi, 2014: 38).

Defenisi pendidikan bisa dilihat dari dua sudut pandang yakni pendidikan sebagai proses dan pendidikan sebagai hasil. Sebagai proses, pendidikan adalah suatu aktivitas interaksi manusia dengan lingkungannya. Sebagai hasil, pendidikan adalah perubahan yang merupakan hasil interaksi manusia dengan lingkungannya yakni perubahan perilaku (Ahmadi, 2014:39).

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional telah mengatur tentang pendidikan dasar dalam pasal 17 ayat 1 dan 2 menegaskan, pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah (Ali, 2009:33).

b. Tujuan Pendidikan Dasar

Menurut Pidarta (2013:12) tujuan pendidikan dasar dalam Peraturan Pemerintah Repoblik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan Pasal 26 Ayat 1 adalah:

1) Meletakkan dasar kecerdasan 2) Meletakkan dasar pengetahuan 3) Meletakkan dasar kepribadian 4) Meletakkan dasar akhlak mulia


(43)

6) Meletakkan dasar untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan dasar menurut Suryadi (2014:106) adalah membentuk kualitas dasar manusia yang memiliki karakter, pengetahuan dasar dan kecakapan dasar yang berguna bagi semua warga negara tanpa membedakan suku bangsa, golongan, jenis kelamin, dan keadaan sosial-ekonomi.

Sedangkan fungsi pendidikan dasar menurut Mohammad Ali (2009:33) adalah:

1) Melalui pendidikan dasar peserta didik dibekali kemampuan dasar yang terkait dengan kemampuan berpikir kritis, membaca, menulis, berhitung, penguasaan dasar-dasar untuk mempelajari sainstek dan kemampuan berkomunikasi yang merupakan tuntutan kemampuan minimal dalam kehidupan bermasyarakat.

2) Pendidikan dasar memberikan dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan berikutnya. Keberhasilan mengikuti pendidikan di sekolah menengah dan perguruan tinggi banyak dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengikuti pendidikan dasar.

Maka secara umum tujuan pendidikan di Indonesia, baik tujuan sekolah, perguruan tinggi, maupun tujuan nasional sudah mencakup ketiga ranah perkembangan manusia seperti yang tertulis dalam teori-teori pendidikan (Pidarta, 2013:15) yaitu perkembangan; Afeksi, kognitif dan psikomotor.


(44)

c. Faktor-faktor yang memengaruhi pendidikan menurut Pidarto (2013:30) adalah :

1) Filsafat negara 2) Agama

3) Sosial, yang mencakup psikologi, peranan kelompok profesi dan keamanan.

4) Kebudayaan, yang diartikan sebagai ilmu, teknologi, kesenian dan norma.

5) Ekonomi, yang mencakup keterampilan berpikir, keterampilan tangan, dan perkembangan ekonomi.

6) Politik, yang mencakup ideologi, cita-cita dan semangat kebangsaan. 7) Demografi, terdiri dari perkembangan penduduk, penyebaran penduduk

dan kepadatan penduduk.

d. Sumber-sumber pendidikan menurut Pidarta (2013:31) adalah: 1) Materi yang dipelajari peserta didik

2) Metode yang dipakai untuk belajar dan mengajar 3) Berbagai alat peraga

4) Berbagai media pendidikan

5) Orang-orang seperti pengelolah, guru, narasumber, dan pengawas 6) Informasi pendidikan

7) Dana pendidikan 8) Sarana pendidikan 9) Prasarana pendidikan.


(45)

6. Sekolah Dasar Santa Maria Purworejo – Jawa Tengah

Sekolah dasar Maria-Purworejo adalah sekolah dasar swasta yang berdiri pada tanggal, 01 Agustus 1927 dengan nama RK Holland Islandse School, di bawah Yayasan Pius. Kini SD Maria yang terletak di Purworejo- Jawa Tengah adalah sekolah dasar umum yang menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan pedoman pelaksanaan pendidikan yang berlaku di Indonesia. SD Maria Purworejo bernaung di bawah Yayasan Asti Dharma milik Tarekat Puteri Bunda Hati Kudus.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan penulis untuk menentukan beberapa hal yang berhubungan dengan teori dan sistematika penelitian. Penelitian oleh Angelina Putri Setya Riyadi dengan judul “ Motif Orang Tua Murid Memilih Sekolah Dasar Sebagai Tempat Pendidikan Dasar Bagi Putra-putrinya. Studi kasus pada sekolah dasar Don Bosko II, Pulomas-Jakarta Timur. Variabel-variabel yang dipakai adalah motif orang tua memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan bagi putra-putrinya sebagai variabel

independent (bebas). Teknik pengambilan sampelnya menggunakan quota sampling, yaitu pengambilan sampel didasarkan atas kelompok-kelompok atau bagian sampel yang disebut quota, sehingga sampel orang tua murid tiap kelas adalah total murid dibagi enam kelas (235/6= 39 orang per kelas). Penelitian ini menggunakan analisis Cochran Q-test dengan bantuan SPSS 16. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hanya 8 dari 20 variabel motif


(46)

yang menjadi motif orang tua murid memilih SD Don Bosco sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya, yakni: Gedung sekolah bagus, alat-alat laboratorium lengkap, sarana olahraga memadai, akreditasi baik, kegiatan ekstrakulikuler beragam, memiliki jaringan sosial yang luas, dekat dengan rumah dan anak yang minta. Sisanya menjadi saran untuk diperhatikan oleh pihak sekolah.

Peneliti ingin mencoba menguji apakah penelitian sebelumnya ini, juga dapat berlaku di sekolah dasar yang lain, dalam hal ini adalah sekolah dasar Maria-Purworejo.

C. Desain Penelitian

Kerangka Konseptual Penelitian

Motif Keputusan Memilih

Motif yang dimaksud terdiri dari: 1. Mutu sekolah

2. Gedung sekolah yang bersih dan bagus 3. UKS yang bersih dan terpelihara

4. Perpustakaan yang lengkap dan nyaman. 5. Kegiatan ektrakurikuler (pengenalan iman) 6. Lokasi sekolah yang strategis (dalam kota) 7. Pelayanan yang ramah.


(47)

9. Sekolah yang sudah dikenal 10. Guru yang profesional 11. Disiplin

12. Kantin yang bersih

13. Uang sekolah yang terjangkau 14. Sekolah keluarga (alumni)

15. Sarana prasarana sekolah yang memadai 16. Karena berasal dari TK yang sama 17. Dekat dengan rumah

18. Kenal dengan guru dan pegawai 19. Sekolah Katolik

20. Kualitas lulusan yang dapat diterima di SMP favorit

X = Motif-motif

Y = Keputusan Orang Tua memilih Sekolah Dasar Maria Purworejo

D. Rumusan Hipotesis

Ho: Motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria-Purworejo adalah: Gedung sekolah yang bersih dan bagus, UKS yang bersih dan terpelihara, perpustakaan yang lengkap dan nyaman, kegiatan ekstrakurikuler (pengenalan iman), lokasi sekolah yang strategis, pelayanan yang ramah, akreditasi baik, sekolah yang sudah dikenal, guru yang profesional, disiplin, kantin yang bersih, uang sekolah yang terjangkau, sekolah keluarga (alumni), sarana prasarana sekolah yang memadai, karena berasal


(48)

dari TK yang sama, dekat dengan rumah, kenal dengan guru dan pegawai, sekolah Katolik, kualitas lulusan yang dapat diterima di SMP favorit. Ha: Setidaknya satu dari antara dua puluh motif di atas, bukan menjadi motif

orang tua murid memilih SD Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan bagi anak-anaknya.


(49)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, dimana hasil penelitiannya hanya berlaku pada subyek dan obyek yang diteliti. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diteliti di tempat penelitian yakni SD Maria Purworejo-Jawa Tengah saat ini.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang bertindak menjadi subyek penelitian adalah orang tua/wali murid sekolah dasar (SD) Maria Purworejo.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian pokok dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah motif orang tua/wali murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian : Desember 2014


(50)

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent)

Variabel dalam penelitian ini adalah motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo – Jawa Tengah.

2. Pengukuran

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan ukuran pada masing-masing pilihan jawaban responden untuk itu digunakan skala Guttman, dimana akan memberikan respon yang tegas pada suatu motif yang terdiri dari dua alternative jawaban “Ya” dan “ Tidak”.

E. Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel dimaksudkan untuk menjabarkan bagian variabel-variabel yang timbul dalam suatu penelitian ke dalam indikator-indikator yang lebih terperinci. Pengertian variabel penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris.Variabel yang diteliti adalah motif orang tua murid memilih sekolah dasar Maria Purworejo-Jawa Tengah.

Motif yang dimaksudkan sebagai dasar pertimbangan orang tua/wali murid dalam membuat keputusan meliputi:

1. Mutu Sekolah adalah mutu/kualitas sekolah adalah bagaimana tanggapan konsumen terhadap jasa sekolah yang dikonsumsi atau yang dirasakannya. Dimensi kualitas jasa pada sekolah sangat berhubungan dengan apa yang diinginkan konsumen. Kualitas jasa dimulai dari


(51)

kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi konsumen, hal ini berarti bahwa citra kualitas jasa yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi konsumen (Jasfar, 2005:47-48)

2. Gedung sekolah yang bersih dan bagus adalah tampilan fisik dari gedung yang dapat menimbulkan kesan dan tanggapan konsumen terhadap pelayanan jasa pendidikan sekolah.

3. UKS yang bersih dan terpelihara adalah tampilan UKS yang dapat memberi kesan positif pada konsumen tentang kepedulian pada pelayanan kesehatan murid.

4. Perpustakaan lengkap dan nyaman adalah koleksi buku-buku yang memadai dan suasana dalam perpustakaan yang dapat memengaruhi minat murid untuk belajar seperti: udara segar, pelayanan ramah, kelengkapan meja kursi yang sesuai kebutuhan murid, warna dinding dan pencahayaan yang cukup.

5. Kegiatan ekstrakurikuler (pengenalan iman) adalah salah satu kegiatan di luar kurikulum wajib yang diberikan untuk pengenalan iman anak melalui kegiatan mengikutsertakan murid dalam kegiatan gereja seperti koor, misdinar dan putra-putri altar, dll.

6. Lokasi sekolah yang strategis adalah letak sekolah di dalam kota, sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan umum, ramai dan aman.


(52)

7. Pelayanan yang ramah adalah pelayanan yang diberikan kepada konsumen (orang tua, para murid dan semua yang berkepentingan) tanpa membeda-bedakan.

8. Akreditasi baik adalah status sekolah dalam penilaian dari pemerintah yang mencerminkan mutu dan kinerja sekolah dalam melaksanakan program pembelajaran yang diselenggarakan.

9. Sekolah yang sudah dikenal adalah sekolah yang mencerminkan beberapa hal seperti yang sudah lama berdiri, mutu dan ciri khas tertentu yang menunjukan keunggulan dari pada sekolah lainnya dalam satu wilayah tertentu.

10. Guru yang profesional adalah guru yang memenuhi syarat-syarat atas dasar panggilan hidup yang dilakukan sepenuh waktu, memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus, menuruti (teori, prinsip dan prosedur ) anggapa-anggapan yang sudah baku sebagai pedoman dalam melayani, memiliki sikap pengabdian kepada masyarakat bukan mencari keuntungan finansial, memiliki kecakapan diagnotik dan kompetensi aplikasi dalam melayani, mempunyai kode etik yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan bekerja melayani kebutuhan masyarakat (Pidarta, 2013: 281).

11. Disiplin adalah keadaan yang menunjukan adanya kepatuhan dan tanggung-jawab dalam menjalankan dan melaksanakan nilai-nilai dan aturan yang ditetapkan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.


(53)

12. Kantin yang bersih adalah keadaan yang mencerminkan sifat bersih yang dapat memengaruhi kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan keamanan makanan yang dijual.

13. Uang sekolah yang terjangkau adalah biaya pendidikan yang dibebankan kepada murid masih terjangkau oleh kemampuan orang tua murid.

14. Sekolah keluarga maksudnya adalah anggota keluarga adalah alumni dari sekolah yang sama.

15. Sarana prasarana sekolah yang memadai adalah media, alat belajar dan sebagainya yang berperan cukup penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan (Pidarta, 2013:277).

16. Karena berasal dari TK yang sama maksudnya adalah TK dan SD adalah milik Yayasan Pendidikan yang sama dan satu.

17. Dekat dengan rumah maksudnya adalah jarak sekolah dengan rumah tempat tingal kurang dari dua kilo meter.

18. Kenal dengan guru dan pegawainya maksudnya adalah keadaan dimana konsumen sudah mengenal guru atau pegawai entah satu kompleks tempat tinggal atau secara pribadi sudah berteman dan saling mengenal. 19. Sekolah Katolik adalah nama sekolah yang mencirikan pendidikan

katolik yakni membangun manusia seutuhnya melayani semua orang seperti Kristus yang menghormati semua orang dan memberikan makna hidup bagi manusia (Dokumen Konsili Vatikan II, 1989:277)

20. Kualitas lulusan yang dapat diterima di SMP favorit adalah lulusan SD Maria yang dapat diterima di SMP favorit di manapun.


(54)

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pupulasi adalah kumpulan dari elemen-eleman atau keseluruhan subyek penelitian (Supranto, 2012:68). Elemen-elemen itu bisa berupa (orang, barang, unit organisasi, rumah tangga, perusahaan industri, dll). Kesimpulan yang diambil berlaku umum dan pasti. Umum berarti berlaku untuk populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini populasinya adalah orang tua/wali murid sekolah dasar Maria Purworejo- Jawa Tengah (Bpk/Ibu/Wali murid) dari kelas satu sampai kelas enam.

2. Sampel.

Sampel adalah segmen populasi yang dipilih dalam riset untuk merepresentasikan populasi secara keseluruhan. Sampel harus representatif sehingga periset dapat membuat perkiraan akurat tentang pemikiran dan perilaku populasi yang lebih besar ( Kotler dan Armstrong, 2008:133). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian orang tua/wali murid SD Maria Purworejo dari kelas 1 sampai dengan kelas VI, yang telah memilih SD Maria Purworejo untuk tempat pendidikan anak-anaknya.

Salah satu cara untuk menentukan jumlah sampel adalah dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane:


(55)

N = Jumlah Populasi

d² = Presisi yang inginkan (misal 5% atau 10%)

d atau presisi yang dipakai adalah 95% atau sig 0,05

n =

n = 143 sampel

Jumlah murid SD Maria Purworejo Tahun ajaran 2014/2015 adalah 223 orang. Sehingga jumlah pupulasi (N) adalah 223. Dari rumus di atas didapatkan jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah sebanyak 143 sampel yakni 143 orang tua murid Bpk/Ibu/Wali murid kelas I sampai kelas VI pada SD Maria Purworejo.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis adalah Non-probability sampling (Sugiyono, 2010:118) yakni dengan cara menentukan jumlah/kuota sampel pada masing-masing kelas. Setelah mendapatkan jumlah/kuota per kelas yang diinginkan, selanjutanya menggunakan teknik

Probalility sampling/random sampling yakni simple random sampling dimana pengambilan sampel dalam tiap kelas dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata yang ada. Pertama-tama, peneliti menentukan quota/jumlah subyek pada tiap kelas yang akan dijadikan sampel kemudian dengan cara acak mengambil sampel dalam tiap kelas dengan cara undian. Untuk mempermudah dalam penyebaran kuisioner maka digunakan metode undian yakni nama-nama murid


(56)

dalam kelas pada tingkat tertentu, ditulis pada kertas kecil kemudian diundi untuk diambil sebagai sampel sesuai dengan jumlah quota pada masing-masing kelas. Orang tua/wali dari murid yang mendapat undian dipilih menjadi sampel dengan mengisi kuisioner.

Tabel III.1

Perhitungan Quota Sampel per Kelas

Kelas

Jumlah murid per kelas

Total dalam %

Jml Total sampel

Quota sampel per kelas (dibulatkan) I 48 21,5 % 143 31

II 37 16,5 % 143 24 III 33 15 % 143 21

IV 29 13 % 143 19

V 30 13,4 % 143 19 VI 46 20,6 % 143 29 Jml 223 100 % 143 143

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek penelitian. Teknik pengumpulan data primer yang digunakan adalah


(57)

menggunakan kuisioner. Teknik pengumpulan data kuisioner paling efektif karena cukup dengan menyiapkan daftar pertanyaan tertulis yang akan dipilih sebagi jawaban oleh responden (Sumarni dan Wahyuni, 2006:89). Hasil kuisioner digunakan untuk mengetahui apakah item yang telah dituliskan di atas merupakan motif orang tua murid memilih SD Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari subyek penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.

I. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahidan sesuatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal, menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan Pearson yang dikenal dengan korelasi produk moment ( Arikunto, 2002:145).


(58)

Uji Validitas dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

Keterangan:

rxy

: Koefisien validitas

N : Banyaknya subyek X : Nilai pembanding

Y : Nilai dari instrument yang akan dicari validitasnya Untuk melihat hasil perhitungan koefisien korelasi ini signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan nilai Besarnya dapat

diperhitungkan dengan menggunakan taraf kesalahan 5%. Jika

> maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid dan begitu sebaliknya.

Atau besarnya rxy dapat dihitung menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi ( %. Jika rxy lebih besar dari maka kuisioner yang

digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.

Arikunto (2002: 245) secara sederhana menggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi atau nilai r sebagai berikut:

Nilai “r” antara 0,200 – 0,400 artinya korelasi x dan y, rendah Nilai “r” antara 0,400 – 0,600 artinya korelasi x dan y, agak rendah Nilai “r” antara 0,600 - 0,800 artinya korelasi x dan y, cukup Nilai “r” antara 0,800 – 1,00 artinya korelasi x dan y, tinggi.


(59)

2. Uji Reliabilitas

Raliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. (Arikunto, 2002:154). Uji reliabilitas ada dua yakni reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.

Dimana:

Rtt : Reliabilitas instrumen Vx : Variansi butir

Vt : Variansi total M : Jumlah butir

Kuesioner dikatakan reliabel apabila alpha > r kritis product moment.

Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6 . Reliabilitas < 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik (Priyatno, 2008:26).


(60)

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah kegiatan dalam analisis data responden dengan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi, menyajikan, dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan untuk pengujian hipotesis (Sugiyono, 2010:206).

a. Deskripsi Responden

Analisis deskripsi responden dilakukan dengan pendekatan prosentase terkait umur, status pekerjaan, pendidikan, penghasilan dan jarak rumah responden dengan sekolah anaknya.

b. Deskripsi Variabel

Analisis deskripsi variabel dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif tentang variabel penelitian dengan pendekatan prosentase.

2. Analisis Cochran Q-test

Analisis Cochran Q-test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya berbentuk nominal dan frekuensi dikotomi. Misalnya jawaban dalam kuesioner berbentuk ya – tidak, gagal-sukses dan selanjutnya jawaban tersebut diberi skor 1 untuk “Ya” dan 0 untuk “Tidak”. (Sugiyono, 2010:333).

Pengujian terhadap signifikansi harga Q hitung dilakukan dengan membandingkan harga Chi Kuadrat (tabel Chi Kuadrat) dengan ketentuan:


(61)

Bila Q hasil menghitung lebih besar atau sama dengan tabel (≥), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

1. Hipótesis yang mau diuji:

Ho: Semua atribut yang diuji mempunyai proporsi jawaban “YA” yang sama.

Ha: Semua atribut yang diuji mempunyai proporsi jawaban “YA” yang berbeda.

Rumus: Mencari Q hitung dengan rumus sebagai berikut

Keterangan:

Q = Q hitung

k = Jumlah atribut yang diuji

Ri = Jumlah “Ya” pada semua atribut untuk 1 responden Ci = Jumlah “Ya” pada 1 atribut untuk semua responden n = Jumlah sampel yang diuji


(62)

Penentuan Q tabel (Qtab):

Dengan α = 0,05, derajat kebebasan (dk) = k – 1, maka diperoleh Q tab (0,05; df) dari tabel Chi Square Distribution.

Keputusan:

Tolak Ho dan terima Ha, jika Q hit > Q tab

Terima Ho dan tolak Ha, jika Q hit< Q tab

Jika tolak Ho berarti proporsi jawaban YA masih berbeda pada semua atribut. Artinya belum ada kesepakatan di antara para responden tentang atribut. Bila hal ini terjadi, maka akan dilakukan pengujian lagi dengan menghilangkan atau membuang atribut yang dimiliki jumlah jawaban YA paling kecil. Jika terima Ho berarti proporsi jawaban “YA” pada semua atribut dianggap sama. Dengan demikian, semua responden dianggap sepakat mengenai semua atribut sebagai faktor yang dipertimbangkan.

Pengujian Q hitung dilakukan terus-menerus sampai diperoleh nilai

Q hitung < Q tabel, dengan derajat kebebasan yang digunakan untuk mencari


(63)

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH DASAR (SD) MARIA PURWOREJO

A. Sejarah SD Maria Purworejo

Sebuah sekolah yang dinamakan RK Holland Inlandase School (HIS) diresmikan pada tanggal 27 September 1922 di Purworejo oleh Romo J.G.A Van Baal, SJ sebagai direktur Yayasan Pius. Sekolah tersebut merupakan hasil upaya Romo H.Van Diesseche, SJ, seorang imam Indonesia Belanda kelahiran Surabaya. Seiring dengan berjalannya waktu, sekolah tersebut mengalami perkembangan yang bagus sehingga pada tahun 1926 sekolah tersebut diberi nama HIS Canisius. Sekolah HIS Canisius merupakan cikal bakal dari SD Maria karena pada tanggal 1 Agustus 1928, sekolah tersebut diambil alih dan dikelolah oleh para Suster Puteri Bunda Hati Kudus dan berubah nama menjadi SD Santa Maria atau lebih dikenal dengan SD Maria.

Pada tahun 2003 SD Maria telah merayakan 75 tahun berdirinya. Beberapa alumni (dalam buku kenangan) menulis kesan-kesan mengenai SD Maria seperti: pembelajaran moralitas dengan contoh konkrit, kehidupan yang terasa akrab sekali, galak untuk menanamkan kedisiplinan, dongeng Ibu Bertha yang memberi motivasi, menggunakan teknik “Jembatan Keledai” warisan Ibu Bertha, pendidikan yang diarahkan untuk selalu ingat Tuhan, tertib, disiplin dan mendidik untuk tidak gampang ikut-ikutan.

SD Maria adalah salah satu sekolah dasar swasta katolik yang bernaung di bawah Yayasan Asti Dharma. Walaupun statusnya adalah sekolah katolik,


(64)

namun terbuka untuk menerima semua kalangan tanpa membeda-bedakan keyakinan.

B. Visi, Misi dan Motto SD Maria Purworejo

1. Visi SD Maria Purworejo:

Gambar IV.1. Papan Visi dan Misi Sekolah

Visi SD Maria Purworejo Adalah

“ Unggul Dalam Prestasi, Berbudaya Kasih dan Cinta Lingkungan” 2. Misi SD Maria Purworejo

Misi SD Maria Purworejo adalah:

a. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. b. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.


(65)

d. Menumbuhkembangkan kreatifitas siswa pada bidang intelektual, seni budaya, olahraga dan keterampilan.

e. Mengembangkan nilai-nilai cinta kasih sebagai dasar kepribadian yang luhur.

f. Meningkatkan suasana persaudaraan dan kekeluargaan

g. Menciptakan kebiasaan bagi warga sekolah untuk disiplin, jujur, peduli dan bertanggungjawab.

3. Motto SD Maria Purworejo.

Gambar IV.2 Papan Motto sekolah

Motto SD Maria Purworejo adalah:

4C ( Compassion, Care, Competence, Change)

a. Compassion, adalah memiliki hati yang berbelaskasih dan


(66)

b. Care, adalah memiliki kepedulian terhadap sesama dan lingkungan serta menjaga keutuhan ciptaan Tuhan.

c. Competence, adalah memiliki kemampuan dan keterampilan sesuai

dengan perannya

d. Change, adalah mau mengubah diri dan aktif membangun dunia menjadi lebih baik.

C. Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha yang dilaksanakan di SD Maria Purworejo terdiri dari proses belajar mengajar dan kegiatan siswa di luar kelas (Ekstrakurikuler) serta hal lain yang diperlukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.

1. Proses belajar mengajar

Kegiatan dalam proses belajar mengajar dilakukan melalui: Pertama, membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar. Kedua, melaksakan proses belajar-mengajar dan ketiga, mengadakan evaluasi. Rencana yang dibuat dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar mencakup program tahunan dan satuan pengajaran (SP) berbentuk silabus baik untuk satu tahun ataupun satu semester. Proses belajar mengajar dilaksanakan melalui berbagai metode sesuai dengan topik dan mata pelajaran seperti ceramah dan diskusi untuk mata pelajaran yang bersifat naratif, serta demonstrasi dan eksperimen untuk pelajaran yang bersifat eksa dan perlu pembuktian. Untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, guru diwajibkan mengadakan ulangan 3-4 kali dalam satu semester dan beberapa kali


(67)

tugas/pekerjaan rumah untuk melihat kemampuan siswa yang akan menjadi bahan penentuan kenaikan kelas dan kelulusan.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk menyalurkan bakat dan minat murid yang dapat menunjang perkembangan kepribadian murid. Kegiatan ini seperti: Seni musik, drumband, olahraga, seni tari, seni suara dan pramuka. Khusus untuk kelas enam diberi kegiatan bimbingan belajar secara intensif untuk persiapan menghadapi ujian nasional.

D. Penjelasan Keadaan Sekolah Dasar Maria Purworejo

1. Bangunan Sekolah

Sekolah SD Maria Purworejo terdiri atas 3 Gedung, yakni: a. Gedung 1 ( Bangunan lama)

Gedung 1 adalah bangunan lama yang tetap dipertahankan karena masih kuat dan unik. Gedung 1 merupakan gedung utama yang berbentuk pola “U” namun karena adanya bangunan baru di tengah lokasi sehingga bangunan kini nampah berbentuk “E”. Bangunan ini digunakan untuk ruang TK Maria dan ruang kelas 1A, 1B, 2A, 2B, kelas 3 sampai kelas 5, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang komputer, kantin, koperasi, UKS, ruang doa, ruang multimedia, ruang musik (gudang alat drumband).


(68)

Gambar IV.3 Gedung 1

b. Gedung 2 (gedung baru).

Gedung 2 merupakan gedung baru dengan dua lantai dan digunakan untuk perpustakaan, ruang kelas 6A dan kelas 6B.


(69)

c. Gedung 3 (gedung serba guna).

Gedung serba guna digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler seperti, seni tari, seni musik, drumband, seni suara, olahraga dan untuk acara-acara sekolah seperti pertunjukan seni, dll.

Gambar IV.5. Gedung serbaguna (tanpak dari depan dan dari dalam)

2. Ruang Kelas.

Ruang kelas SD Maria tidak dilengkapi dengan AC melainkan hanya kipas angin biasa. Meja kursi yang digunakan ada dua macam yakni model sekarang (gambar kiri) dan model dulu/meja antik (gambar kanan).


(70)

Gambar IV.6 Ruang kelas

3. Koleksi Perpustakaan.

Koleksi perpustakaan cukup memadai terdiri dari sejumlah buku bahan pelajaran dan buku cerita anak seperti majalah, buku cerita rakyat dll.

Gambar IV.7 Ruang Perpustakaan

4. Alat Laboratorium

Alat Laboratorium yang dimiliki SD Maria adalah komputer. Ruang komputer dilengkapi dengan AC. Jumlah komputer yang ada sudah cukup memadai untuk digunakan.


(71)

Gambar IV.8 Laboratorium Komputer.

5. SPP

Besarnya iuran SPP per siswa tidaklah sama. Iuran SPP disesuaikan dengan kemampuan orang tua dan telah disepakati bersama oleh orang tua murid dan pihak sekolah pada awal tahun ajaran. Namun bila dirata-rata sebesarnya adalah Rp. 76.500,- per anak/bulan.

6. Sarana-prasarana olah raga.

Kegiatan olahraga bisa dilasanakan di luar dan di dalam gedung serbaguna. Fasilitas dalam gedung adalah lapangan voli dan badminton.


(72)

7. Kantin.

Ruang kantin SD Maria Purworejo kira-kira berukuran 4 x 6 m dan hanya menjual makanan jadi seperti snack: Kue, roti dan makanan kering lainnya. Tersedia juga air minum dalam beberapa kemasan seperti aqua mini, aqua botol dan aqua gelas. Semua jenis makanan yang dijual diseleksi demi menjamin makanan sehat dan bermutu.

Gambar: IV.10. Ruang kantin terlihat dari jendela

8. Guru

Guru SD Maria terdiri dari guru tetap Yayasan dan guru honor. Jumlah guru adalah 11 orang, 5 orang berijasah S1 dan 6 orang guru senior berijasah SPG. Untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru, setiap tahun diadakan pembinaan oleh Yayasan Asti Dharma yang membawahi sekolah ini.


(73)

Akreditasi adalah salah satu bentuk penilaian (evaluasi) yang dilakukan oleh pemerintah dan atau lembaga mandiri yang berwenang untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada standar nasional pendidikan. Sekolah Dasar Maria adalah sekolah dengan kategori sekolah potensial dengan NPSN: 20306389 yang telah mendapatkan nilai akreditasi “A”.

10. Lulusan dan Prestasi

Lulusan SD Maria kebanyakan dapat diterima di sekolah menengah pertama favorit seperti SMP Negri Purworejo, SMP Karitas, dsb. Prestasi yang pernah diraih dari tahun 2013- Mei 2014 sebanyak 24 kali diantaranya: Juara 1 siswa berprestasi tingkat kecamatan, juara 1 atletik sprin gawang tingkat kecamatan, juara 1 lomba LCC tingkat kecamatan, juara 1 dan 2 tekondo tingkat kabupaten, juara 2 lomba menari, paduan suara, menyanyi tunggal tingkat kecamatan, juara 2 lari 60 m tingkat provinsi, dll.

11. Ektrakurikuler

Kegiatan ektrakurikuler SD Maria diantaranya: seni musik, seni tari, seni suara, drumband, pramuka, taekondo, kegiatan keagamaan seperti membina iman anak melalui kegiatan gereja dan pembiasaan berdoa (tersedia ruang doa


(74)

khusus di sekolah). Kegiatan ektrakurikuler juga terlihat dari sejumlah prestasi yang diraih oleh siswa.

12. Sarana UKS.

Ruang UKS dilengkapi dengan 3 tempat tidur, obat-obatan dan peralatan medis yang sederhana seperti alat pengukur panas, tensi, selimut, bantal, lemari obat dan tempat cuci tangan.

Gambar IV.11 Ruang UKS

13. Lokasih Sekolah

Lokasih SD Maria terletak di Jl.Urip Sumoharjo No. 28 Tlp. (0275) 322178- Purworejo- Jawa Tengah 54111. Depan Alun-alun kota Purworejo-Jawa Tengah.


(75)

SD Mari

a


(76)

56

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Ringkas Pelaksanaan Penelitian 1. Pra Survei

Pra survey dilakukan dengan tidak terjadwal secara khusus. Peneliti adalah salah satu anggota dari Tarekat PBHK (pemilik sekolah SD Maria-Purworejo) dan sering berkunjung ke Purworejo selama tahun 2014. Pada bulan Juli 2014 sempat berkunjung ke SD Maria dan berjumpa dengan beberapa guru, karyawan dan kepala sekolah. Dari sharing-sharing mereka, peneliti menangkap adanya keprihatinan akan merosotnya jumlah murid dari tahun ketahun. Apalagi beberapa tahun yang lalu SD Karitas (SD Katolik) yang berjarak kira-kira 500 meter dari SD Maria, ditutup karena kekurangan murid. Dari situasi ini timbul keinginan untuk meneliti apa yang menjadi motif orang tua/wali murid memilih SD Maria. Kriteria yang dipilih menjadi motif didasarkan pada situasi dan keadaan yang dimiliki SD Maria saat ini.

2. Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam menguji motif yang direncanakan maka peneliti membuat kuisioner yang terdiri dari dua bagian, yakni: pada bagian pertama berisi identitas responden dalam hal ini orang tua/wali murid dan kedua berisi tentang motif orang tua murid memilih SD Maria.


(77)

3. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk menguji hasil dari kuisioner yang telah diisi responden apakah valid dan reliable maka dilakukan pengujian kuesioner dengan mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif agar dapat dianalisis secara statistik untuk itu digunakan Skala Guttman yakni pengukuran yang dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan seperti: Benar-salah, ya-tidak, dan lain-lain (Sugiyono, 2010:137).

Pemberian bobot jawaban:

Ya = 1 Tidak = 0

Setelah data hasil kuisioner diubah menjadi data kuantitatif dengan memberi bobot pada setiap jawaban seperti di atas, selanjutnya data tersebut dimasukan kedalam program SPSS 20

a. Pengujian Validitas

Pengujian Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dan r tabel menggunakan SPSS 20 dengan degree of freedom (df) = n-1

dimana n = jumlah sampel. Uji validitas dilakukan terhadap duapuluh pertanyaan tentang motif orang tua memilih SD Maria sebagai tempat pendidikan bagi anak-anaknya.

Apabila hasil analisis pada taraf keyakinan 95% menunjukan r hitung

> r tabel maka instrument tersebut dikatakan valid dan bila r hitung ≤ r tabel

maka instrument tersebut dikatan tidak valid. Untuk responden berjumlah 143 orang dengan nilai alpha 5% ( uji dua sisi), diperoleh r tabel sebesar


(78)

Setelah dilakukan perhitungan pengujian terhadap dua puluh variabel ternyata ada satu variabel yang tidak memenuhi syarat dikatakan valid karena r hitung < r tabel yakni variabel X19. (r hitung 0,154 < r tabel

0,163). Untuk itu peneliti mengambil pilihan dengan tidak mengikutkan variabel X19 pada perhitungan selanjutnya. Kemungkinan yang bisa

disimpulkan dari variabel X19 yang tidak memenuhi syarat valid walaupun memiliki nilai “Ya” sebesar 88,8% adalah responden dalam memberikan jawaban, kurang konsisten (asal-asalan) atau kurang paham dengan pernyataan variabel X19.

Berikut adalah tabel hasil perhitungan pengujian validitas yang baru terhadap sembilan belas pertanyaan motif orang tua murid memilih SD Maria Purworejo:

Tabel V.1 Uji Validitas

Vari

abel Pertanyaan

Correted item-total correlation

R

tabel Ket.

X1 Mutu Sekolah 0,477 0,163 Valid

X2 Gedung g bersih dan bagus 0,317 0,163 Valid

X3

UKS bersih dan

terpelihara 0,578 0,163 Valid X4

Perpustakaan yang

nyaman 0,551 0,163 Valid X5

Kegiatan ektrakurikuler (kegiatan

iman/menggereja)

0,442 0,163 Valid

X6 Lokasi strategis (dalam

kota) 0,279 0,163 Valid X7 Pelayanan yang ramah 0,386 0,163 Valid


(1)

NPAR TESTS

/COCHRAN=VAR00001 VAR00002 VAR00006 VAR00007 VAR00008

VAR00009 VAR00011 VAR00015

/MISSING LISTWISE.

Cochran Test

Frequencies

Value

0

1

Item 1

3

140

Item 2

5

138

Item 6

6

137

Item 7

6

137

Item 8

1

142

Item 9

6

137

Item 11 1

142

Item 15 9

134

Test Statistics

N

143

Cochran's Q 14,435

a

df

7

Asymp. Sig. ,044


(2)

NPAR TESTS

/COCHRAN=VAR00001 VAR00002 VAR00006 VAR00007 VAR00008

VAR00009 VAR00011

/MISSING LISTWISE.

Cochran Test

Frequencies

Value

0

1

Item 1

3

140

Item 2

5

138

Item 6

6

137

Item 7

6

137

Item 8

1

142

Item 9

6

137

Item 11 1

142

Test Statistics

N

143

Cochran's Q

9,333

a

df

6

Asymp. Sig.

,156

a. 1 is treated as a success.


(3)

(4)

Tabel r Product Moment Pada Sig.0,05 (Two Tail)

N r N r N r N r N r N r

1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138

2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137

3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137

4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137

5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136

6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136

7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136

8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135

9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135

10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135

11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134

12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134

13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134

14 0.497 54 0.263

94

0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134

15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133

16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133

17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133

18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132

19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132

20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132

21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131

22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131


(5)

24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131

25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13

26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13

27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13

28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129

29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129

30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129

31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129

32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128

33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128

34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128

35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127

36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127

37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127

38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127

39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126


(6)