ketika akan membentuk pola gerak tertentu dari tari Karo, misalnya ketika posisi kedua tangan diatas bahu. Sedangkan ncemet jari diperlukan saat
melakukan petik gerakan tangan mengepal, dan pucuk jari diletakkan dimuka kening penari terutama pada tari muda-mudi.
Dalam tarian Karo, geseran kaki, goyang pinggangpinggul, dan main mata tidak diperbolehkan, karena dianggap tidak sopan dan melanggar norma-
norma adat istiadat masyarakat Karo. Idealnya dalam menarikan tarian Karo, gerakan kaki harus dilakukan dengan melangkah atau odak, gerakan pinggang
harus mengikuti ayunan badan atau ole, serta pandangan mata penari hanya boleh mengarah diagonal kebawah, tertuju pada lutut pasangan menarinya.
Namun belakangan ini, dalam budaya kontemporer Karo, terutama setelah populernya lagu-lagu Karo versi baru, maka terciptalah beberapa tari
baru dengan peraturan tertentu, seperti Piso Surit, Tari Terang Bulan, Tari Mbuah Page, dan lain-lain. Dengan demikian secara otomatis terjadi juga
perubahan-perubahan norma dalam budaya tari Karo dalam konteks global. Tari pada masyarakat Karo dalam penggunaannya dibedakan dalam tiga
bagian, yaitu:
2.5.3. 1 Tari yang Berkaitan dengan Adat Komunal
Tari yang berkaitan dengan adat adalah tari yang merupakan bagian dari suatu upacara adat. Upacara yang dimaksud adalah upacara memasuki rumah
baru, pesta perkawinan, upacara kematian dan lain-lain. Tarian adat yang bersifat komunal biasanya dilakukan oleh kelompok merga atau kelompok
sangkep nggeluh, bersama-sama dengan kelompok sukut pemilik hajatantuan rumah, masing-masing kelompok menari dengan posisi berhadap-hadapan.
Universitas Sumatera Utara
Bagi kelompok sukut tarian itu merupakan tarian penyambutan atau penghormatan atas kehadiran tamu-tamu adat.
Sedangkan bagi kelompok tamu adat, tarian ini merupakan aktivitas pembuka sebelum mereka menyampaikan kata-kata adat berisikan pesan dan
nasehat kepada keluarga yang memiliki hajatan.
2.5.3. 2 Tari yang Berkaitan dengan ReligiRitual
Tari yang berkaitan dengan ritual ini biasanya dibawakan oleh seorang Guru sibaso dukun dalam upacara ritual. Tari yang dibawakan oleh Guru,
disesuaikan dengan keperluan atau jenis upacara yang dilaksanakan. Beberapa tari Karo yang berkaitan dengan upacara ritual adalah; Tari tungkat tari untuk
mengusir roh-roh jahat, Tari njujung baka tari yang menggunakan keranjang yang berisi sesaji untuk persembahan, Tari seluk tarian kesurupan, dan lain
sebagainya. Upacara yang berkaitan dengan ritual yang dilakonkan oleh Guru sibaso
dukun, adalah berdasarkan tuntunan ilmu atau roh penuntunnya. Kerana ketika seorang guru dukun memimpin upacara, biasanya beliau memanggil jinujung-
nya junjungan-nya untuk ‘masuk’ ke dalam dirinya. sehingga gerakan tarinya tidak lagi memiliki struktur yang baku, berbeda dengan pola gerak tari Karo
pada umumnya. Tetapi secara umum gerakan yang khas pada tarian ini adalah gerakan
murjah-urjah melompat dengan mengangkat kaki secara bergantian.
2.5.3. 3 Tari Yang Berkaitan Dengan Hiburan
Tari Karo yang sifatnya hiburan biasanya ditarikan oleh dua orang atau lebih muda-mudi dengan cara berpasang-pasangan, diantaranya adalah: Tari
Universitas Sumatera Utara
pecat-pecat seberaya, Tari lima serangke, Tari piso surit, Tari roti manis, dan lain sebagainya.
Tari-tarian jenis ini pada umunya sudah memiliki komposisi yang baku, dengan kata lain koreografinya telah tersusun dengan tetap. Tari-tarian hiburan
lain yang sangat digemari oleh masyarakat Karo, diantaranya adalah Ndikar tari pencak silat, Adu Perkolong-kolong tarian yang dibawakan oleh sepasang
Perkolong-kolong dan melakukan aksi atau cerita lucu yang menghibur, serta Gundala-gundala drama tari topeng Karo.
2.5.4. Seni Pahat Ukir