Peran Masing-asing Instrumen Gendang Kulcapi Posisi pemain Gendang Kulcapi

Keteng-keteng merupakan alat musik yang terbuat dari bambu. Bunyi keteng- keteng dihasilkan dari dua buah “senar” yang diambil dari kulit bambu itu sendiri bamboo idiochord. Pada ruas bambu tersebut dibuat satu lobang resonator dan tepat di atasnya ditempatkan sebilah potongan bambu dengan cara melekatkan bilahan itu ke salah satu senar keteng-keteng. Bilahan bambu itu disebut gung, karena peran musikal dan warna bunyinya menyerupai gung dalam Gendang sarune. Bunyi musik yang dihasilkan keteng-keteng merupakan gabungan dari alat-alat musik pengiring Gendang sarune kecuali sarune karena pola permainan keteng- keteng menghasilkan bunyi pola ritem: gendang singanaki, gendang singindungi, penganak dan gung yang dimainkan oleh hanya seorang pemain keteng-keteng. Menurut Sempa Sitepu 1982: 192 kemungkinan terciptanya alat musik ini keteng-keteng ialah untuk menanggulangi kesulitan memanggil gendang Gendang Sarune dan untuk acara yang tidak begitu besar seperti ndilo tendi memanggil roh atau erpangir ku lau, alat tersebut dapat menggantikannya. Balobat digunakan sebagai pembawa melodi menggantikan sarune dalam Gendang sarune

4.3.1.4 Mangkok

Mangkok yang dimaksud dalam hal ini adalah semacam cawan chinese glass- bowl yang pada dasarnya bukan merupakan alat musik, namun dalam gendang telu sedalanen, mangkok tersebut digunakan sebagai instrumen pembawa ritmis. Selain sebagai alat musik, mangkok juga merupakan perlengkapan penting dari guru sibaso dukun dalam sistem kepercayaan tradisional Karo. Mangkok tersebut digunakan sebagai tempat air suci atau air bunga atau juga beras dalam ritual tertentu. Ketika mangkok digunakan atau dipakai sebagai alat musik dalam Gendang telu sendalanen biasanya diisi air putih biasa, tujuannya agar bunyi yang dihasilkan mangkok tersebut menjadi lebih nyaring.

4.3.2 Peran Masing-asing Instrumen Gendang Kulcapi

Universitas Sumatera Utara Secara struktur musikal, Gendang kulcapi mengacu kepada struktur musikal Gendang sarune, dimana peran musikalnya dibagi dalam dua bagian penting, yakni satu alat musik sebagai pembawa melodi, yang lainnya sebagai istrumen musik pengiring. Dalam gendang kulcapi, Kulcapi balobat berperan sebagai alat musik pembawa melodi. Keteng-keteng dan mangkok memiliki peranan sebagai musik pengiring. Namun keteng-keteng sebagai alat musik pengiring memiliki peran yang unik, yakni menghasilkan bunyi imitasi tiruan dari bunyi empat alat musik pengiring yang terdapat pada Gendang sarune. Dalam pola permainan alat musik keteng-keteng terdapat sora “bunyi” penganak, gung, cak-cak pola ritem singanaki dan singindungi. Pola pukulan mangkok merupakan pukulan konstan berulang-ulang mengikuti pola permainan penganak atau gung dalam Gendang sarune

4.3.3 Posisi pemain Gendang Kulcapi

Para pemain Gendang Kulcapi bermain musik dalam posisi duduk. Alat musik Kulcapi dimainkan dengan posisi tangan kanan memangku ujung alat musik sekaligus jari tangan kanan memegang kuis-kuis, yaitu alat petik yang terbuat dari kayu atau kadang-kadang dari tanduk binatang. Sementara tangan kiri memegang kerahong neck Kulcapi sekaligus jari-jari tangan kiri berperan menekan senar Kulcapi dalam memainkan melodi. Keteng-keteng dimainkan dengan meletakkan alat musik tersebut di lantai di depan pemain, mangkok juga ditempatkan dalam posisi serupa. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian yang elah penulis jelaskan pada bab-bab sebelumnya maka pada bab ini penulis akan mengambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan dan sebagai langkah terakhir penulis akan mabuat saran sebagai penutup tulisan ini.

5.1 Kesimpulan

Awalnya kulcapi hanya dapat dimankan tunggal dan seiring dengan perkembangan perjalanan kulcapi maka kemudian dimainkan pada ansambel dan kemudian dikolaborasikan dengan alat musik keyboard. Sebelumnya kulcapi hanya dimainkan pada upacara ritual saja namun kemudian kulcapi dimainkan pada acara hiburan yakni gendang guro-guro aron yang dulunya diprakarsai oleh Alm. Djasa Tarigan Alat musik kulcapi sudah sangat jarang ditemukan dilihat dari permintaan masyarakat Karo untuk mengiringi acara hiburan pada berbagai bentuk jenis acara hiburan sebgai contoh gendang guro-guro aron. Namun dalam pembuatannya, kulcapi sudah semakin marak hal ini terlihat dari semakin banyaknya pengrajinpembuat alat musik tradisional Karo salah satunya kulcapi sebagai refrensi Bapak Pauji Ginting. Untuk itu perlu diadakan sebuah perhatian untuk pengembangan kulcapi lebih dalam lagi. Dalam proses pembuatan kulcapi mulai dari bahan yang digunakan sampai dengan peralatannya sangatlah sederhana atau dengan kata lain bisa dijangkau, bahan baku yang dibutuhkan adalah sebuah balok kayu utama biasanya dipakai kayu tualang bisa juga kayu nangka dan kayu tambahan sebagai tutup resonator. Namun perlu sebuah keahlian khusus dalam pembuatannya. Dalam proses belajar, seorang peminat music kulcapi dapat bermain dengan memainkan teknik dasar kulcapi seperti yang dijelaskan sebelumnya, dan untuk Universitas Sumatera Utara