Pendekatan saintifik Kajian Pustaka
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.Adapun beberapa fungsi bertanya,antara lain:
a Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian
peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran b
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk
dirinya sendiri. c
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban
secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
d Mendorong peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
e Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok. 3
Menalar Associating Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa peserta didik merupakan pelaku
aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi
peserta didikharus lebih aktif daripada pendidik. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-
fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan
berupah pengetahuan.
Penalaran dimaksud
merupakan penalaran ilmiah. Kegiatan “mengasosiasimengolah informasi menalar”
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam permendikbud nomor 81a tahun 2013 adalah memproses
informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yuang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan
keterkaitan satu pendekatan dan model pembelajaran informasi dengan informasi lainnya,menemukan pola dari
keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangklan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif
serta deduktif
dalam menyimpulkan.
Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk
pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiakan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan
memori. Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan
mengolah data atau informasi. 4
Mencoba Experimenting Mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini
adalah : 1
Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum.
2 Mempelajari cara- cara penggunaan alat dan bahan yang
tersedia dan harus disediakan. 3
mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil- hasil ekspermien sebelumnya.
4 Melakukan dan mengamati percobaan
5 Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan
menyajikan data.
6 Menarik kesimpulan atas hasil percobaan
7 Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil
percobaan. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen
atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga tahapan eksperimen
atau mencoba sebagai berikut. a
Persiapan Dalam eksperimen hal-hal yang diperhatikan adalah
menetapkan tujuan eksperimen, mempersiapkan alat atau bahan, dan mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan
jumlah peserta didik serta alat atau bahan yang tersedia b
Pelaksanaan Selama proses eksperimen atau mencoba, pendidik ikut
membimbing dan mengamati proses percobaan. Disini pendidik harus memberikan dorongan dan bantuan terhadap
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar kegiatan itu berhasil dengan baik. Selama proses eksperimen
atau mencoba, pendidik hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan, termaksud membantu mengatasi dan
memecahkan masalah- masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.
c Tindak lanjut
Tindak lanjut dalam bereksperimen adalah peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada pendidik,
pendidik memeriksa hasil eksperimen peserta didik, pendidik memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil
eksperimen, pendidik dan peserta didik mendiskusikan masalah- masalah yang ditemukan selama eksperimen, dan
Pendidik dan peserta didik memeriksa dan meyimpan kembali segala bahan dan alat yang digunakan.
5 Mengkomunikasikan Networking
Pada pendekatan saintifik pendidik diharapkan member kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan
apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan
dinilai oleh pendidik sebagi hasil belajar peserta didik atau kelompok
peserta didik
tersebut. Kegiatan
“mengkomunikasikan” dalam
kegiatan pembelajaran
sebagaimana dalam permendikbud nomor 81a tahun 2013 adalah
menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media
lainnya. Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah
mengembangkan sikap
jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
6 Penilaian Otentik
a. Pengertian Penilaian Otentik
Salah satu yang tercakup pada kurikulum 2013 adalah penilaian otentik. Yang dinamakan penilaian otentik apabila penilaian ini siswa
dapat menampilkan tugas atau situasi yang sesunggguhnya serta mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial
yang bermakna Mueller dalam Kurinasih dan Sani Berlin, 2013:58. Menurut Kunandar 2013:35 penilaian otentik adalah kegiatan menilai
peserta didik yang menekankan apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan
dengan tuntutan kompetensi yang ada di standar kompetensi SK atau kompetensi inti KI dan kompetensi dasar KD. Jadi, dapat ditarik
kesimpulan bahawa penilaian autentik ini mencakup semua aspek. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud
Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan. menurut Permendikbud tersebut standar penilaian pendidikan adalah kriteria
mengenai mekanisme, prosedu, dan instrumen penilaian hasil belajar
siswa. salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 ini ada penilaian autentik.
b. Karakteristik Penilaian Otentik
Menurut Nurhadi dalam Basuki Ismet 2014:171 menyatakan penilaian otentik memiliki 10 karakteristik. Karakter tersebut sebagai
berikut: 1
Melibatkan pengalaman nyata 2
Dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 3
Mencakup penilaian pribadi dan refleksi 4
Yang diukur keterampilan da performansi, bukan mengingat fakta 5
Berkesinambungan 6
Terintegrasi 7
Dapat digunakan sebagai umpan balik 8
Kriteria keberhasialan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas 9
Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman
belajar 10
Bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran.
c. Keunggulan Penilaian Otentik
Basuki Ismet
2014:175-176 menjelaskan
tentang keunggulan dan kelamahan penilaian otentik sebagai berikut.
1 Berfokus pada keterampilan analisis dan keterpaduan
pengetahuan 2
Meningkatkan kreativitas 3
Merefleksikan keterampilan dan pengetahuan dunia nyata 4
Mendorong kerja kolaboratif 5
Meningkatkan keterampilan lisan dan tertulis 6
Langsung menghubungkan kegiatan asesmen, kegiatan pengajaran, dan tujuan pembelajaran
7 Menekankan kepada keterpaduan pembelajaran disepanjang
waktu. d. Kelemahan Penilaian Otentik
1 Memerlukan waktu yang intensif untuk mengelola,
memantau, dan melakukan koordinasi 2
Sulit untuk dikoordinasikan dengan standar pendidikan yang telah ditetapkan secara legal
3 Menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai
yang konsisten 4
Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias
5 Sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa
6 Bisa bersifat tidak praktis untuk kelas yang berisi banyak
siswa
7 Hal yang menantang untuk mengembangkan berbagai jenis
materi ajar dan berbagai kisaran tujuan pembelajaran.