Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema jenis-jenis pekerjaan untuk siswa kelas IV SD.

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU

KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA JENIS-JENIS PEKERJAAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Aleksander Tena Sawu Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 164 (baik) . Dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 183 (baik) dan 155 ( baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 167,3 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak diujicobakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(2)

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME JENIS-JENIS PEKERJAAN FOR FOURTH GRADE OF

ELEMENTARY SCHOOL. Aleksander Tena Sawu Universitas Sanata Dharma

2015

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Borg and Gall. Those development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 164 (good) . The two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 183 (good) and 155 (good). The learning instrument got mean score 167.3 and it was categorized as good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be tested as a learning tools instrument refers to 2013 curriculum.


(3)

i

KURIKULUM SD 2013 PADA SUB TEMA JENIS-JENIS PEKERJAAN

UNTUK SISWA KELAS IV SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Aleksander Tena Sawu NIM. 111134303

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Yang selalu mendengarkan setiap doa dan permohonanku

Bapak tercinta D. E. Sawu Memu Idolaku dan Motivator handal dalam hidupku

Mama tercinta Margaretha Du’e

Terima kasih untuk semua doa dan nasihat yang tak pernah henti

Nenekku tersayang Fabiola Ngene Terima kasih untuk semua doanya

Ketujuh saudara-saudariku

Agustinus Marianus Memu Sawu, Christina Ngadha Sawu. Quirinus Rato Sawu, Chrispianus Pala Sawu, Lusia Ngene Sawu, Hubertus Benediktus Bate Sawu, Vinsentius Philipus Balu Sawu.

yang selalu mendukung dan menghiburku

Yang Terkasih

Teman-teman PPGT 2011 yang selalu ada dan tak pernah henti menjadi teman-temanku

Yang Terkasih

Adik-adikku Gilly, Tya Netto dan Nona Say yang selalu memberikan semangat

Yang Terkasih

Sahabat sejati Tommy dan Anno yang tak pernah henti memberi semangat

Yang Tersayang

Tatty Dhae yang selalu memberikan semangat dan motivasi

Yang terkasih

Pamong asrama Student Residence Sanata Dharma, Adik-adik PPGT 2 dan 3 yang selalu memberi dukungan dengan cara mereka sendiri

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma


(7)

v

Tabung kesenangan untuk hari esok

Untuk menggapai angan dan impian butuh kejujuran dan perjuangan


(8)

(9)

(10)

viii

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU

KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA JENIS-JENIS PEKERJAAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Aleksander Tena Sawu Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 164 (baik) . Dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 183 (baik) dan 155 ( baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 167,3 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak diujicobakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(11)

ix

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME JENIS-JENIS PEKERJAAN FOR FOURTH GRADE OF

ELEMENTARY SCHOOL. Aleksander Tena Sawu Universitas Sanata Dharma

2015

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Borg and Gall. Those development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 164 (good) . The two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 183 (good) and 155 (good). The learning instrument got mean score 167.3 and it was categorized as good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be tested as a learning tools instrument refers to 2013 curriculum.


(12)

x

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Berkat dan Rahmatnya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Jenis-Jenis Pekerjaan Untuk Siswa Kelas IV SD dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J, B.S.T.,M.A; selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Koordinator Pelaksana Program Profesi Guru Terintegrasi Universitas Sanata Dharma sekaligus validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

4. Rusmawan, S.Pd., M. Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu setia mendampingi dan selalu merelakan waktu dari awal sampe akhir penulisan skripsi ini

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. Sarjono, S. Pd. Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah

7. Sri Rejeki selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yang telah meluangkan waktu dalam penjelasan survei kebutuhan Kurikulum 2013

8. Mar Atul Mukaromah, S. Pd selaku guru SDN 3 Perumnas yang telah membantu dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Kartika Kirana, S. S. selaku guru SDKE Mangunan yang telah membantu dalam melakukan validasi produk penelitian


(13)

xi

11.Kakak Gusti Memu, Allyn Ngadha, Quin Rato, adik Pian Pala, Elsa Ngene, Obe Bate, Entin Balu yang selalu memberi semangat.

12.Adik adik PPGT angkatan II dan III : Gili, Nona Say, Tya, Offin, Hilda, Ririn, Lilly, Olha, Rahma, Esta, Yanti, dan Sohan yang selalu memberi semangat.

13.Keluarga besar Bajawa Yogyakarta

14.Teman-teman PPGT 2011 Universitas Sanata Dharma

15.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 16 Maret 2015 Penulis,


(14)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Istilah ... 6


(15)

xiii

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Kurikulum SD 2013 ... a. Rasional Kurikulum SD 2013 ... 13

b. Penyempurnaan Pola Pikir ... 16

c. Penguatan Pendidikan Karakter ... 21

d. Pendekatan Tematik Integratif ... 22

e. Pendekatan Saintifik ... 25

f. Penilaian Otentik ... 28

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 36

B. Penelitian yang Relevan ... 51

C. Kerangka Pikir ... 52

D. Pertanyaan Penelitian ... 53

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 55

B. Prosedur Pengembangan ... 55

C. Jadwal Penelitian ... 59

D. Validasi Produk Kurikulum SD 2013 ... 60

E. Teknik Pengumpulan Data ... 60

F. Instrumen Penelitian ... 62

G. Teknik Analisis Data ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 72

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 73


(16)

xiv

1. Silabus... 79

2. Rencana Pelaksanaan PembelajaranTematik Harian (RPPTH) ... 80

3. Bahan Ajar ... 82

4. Penilaian ... 84

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 86

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas IVPelaksana Kurikulum SD 2013 ... 88

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 93

1. Kajian Produk Akhir ... 93

2. Pembahasan ... 96

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Keterbatasan Penelitian ... 99

C. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(17)

xv

Tabel 1. Perubahan yang Dilakukan Dari Kurikulum KTSP (2006) Ke Kurikulum

2013 ... 17

Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum ... 20

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 59

Tabel 4. Instrumen Survei Kebutuhan ... 62

Tabel 5. Instrumen Lembar Kuesioner Yang Digunakan Untuk Validasi Pakar Kurikulum SD Dan Guru SD ... 64

Tabel 6. Konversi Skor Skala Lima ... 68

Tabel 7. Kriteria Skor Skala Lima ... 70

Tabel 8. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 87

Tabel 9. Saran Guru SD Kelas IVPelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 89

Tabel 10. Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 91

Tabel 11. Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 danGuru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 97


(18)

xvi

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ... 37

Gambar 2. Langkah-Langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 57

Gambar 3. Format Silabus ... 80

Gambar 4. Format RPPTH SD... 82


(19)

xvii

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 106

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 109

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara ... 111

Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 115

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 120

Lampiran 7 Biodata Penulis ... 129


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar merupakan fokus perhatian dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Sekolah dasar merupakan satuan pendikan pertama bagi seorang anak, yang berperan dalam proses pengembangan sikap dan perilaku serta peningkatan keterampilan dan pengetahuan. Pendidikan adalah program terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat berperan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spirirtual, keagamaan, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan.

Untuk mewujudkan pendidikan yang baik dan terencana maka dibutuhkan kurikulum. Menurut Kurinasih (2014:3) Secara etimologis kurikulum adalah tempat berlari dengan kata berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis awal atau start sampai dengan finish, kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.


(21)

Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang erat berkaitan, tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sistem yang dijalankan pada zaman modern ini tak mungkin tanpa melibatkan keikutsertaan kurikulum. Tak mungkin ada kegiatan pendidikan tanpa kurikulum. Kebutuhan akan adanya aktifitas pendidikan selalu berarti kebutuhan adanya kurikulum. Dalam kurikulum itulah tersimpul segala sesuatu yang harus dijadikan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan. Hubungan antara pendidikan dan kurikulum adalah hubungan antara tujuan dan isi pendidikan. Tujuan pendidikan yang akan dicapai, akan dapat terlaksana jika alat, sarana, isi, atau tegasnya kurikulum yang dijadikan acuan yang relevan. Artinya sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Hal itu dapat diartikan bahwa kurikulum dapat membawa kita ke arah tercapainya tujuan pendidikan. Karena kurikulum merupakan isi dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, maka kurikulum berisi nilai-nilai atau cita-cita sesuai dengan pandangan hidup bangsa.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi Abad 21. Pada abad ini, sebagaimana dapat kita bersama saksikan, kemampuankreativitas dan komunikasi akan menjadi sangat penting. Sejalan dengan itu, rumusan kompetensi sikap,pengetahuan, dan keterampilan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013 mengedepankan pentingnyakreativitas dan komunikasi.

Dalam pengembangan dan pengimplementasian kurikulum 2013 tidak terlepas dari pengembangan perangkat pembelajaran. Tujuan dari


(22)

pengembangan perangkat pembelajaran adalah untuk memudahkan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran atau dengan kata lain perangkat pembelajaran bertujuan untuk memberikan ruang kepada siswa selama proses pembelajaran.

Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan perencanaan dan persiapan dalam setiap prosesnya. Pada kurikulum 2013 perangkat pembelajaran sangat penting karena dengan perencanaan yang baik maka, pembelajaran akan berjalan dengan baik. Pada kurikulum 2013 perangkat pembelajaran RPP harus disusun guru dengan kegiatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan tema dan sub tema mata pelajaran. Guru harus kreatif. Media pembelajaran harus dibuat guru sekreatif mungkin agar terlihat menarik bagi siswa. Di samping itu guru juga lebih mudah membuat perangkat pembelajaran karena pemerintah sudah menyediakan buku pegangan guru. Pembelajaran menjadi lebih mudah dan tepat dengan keterpaduan mata pelajaran yang melalui pembelajaran terpadu. Namun, semua itu harus melalui perencanaan dalam setiap perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran dalam kurikulum 2013 meliputi silabus, Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP), penilaian, media pembelajaran dan sumber.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dengan ibu SR guru kelas IV tanggal 17 Mei 2014 di SDN Kalasan 1. Penerapan kurikulum 2013 di sekolah SDN Kalasan 1 belum maksimal, hal ini dikarenakan sebagian besar guru masih kurang memahami kurikulum 2013. Sosialisisi dan


(23)

pelatihan kurikulum di sekolah juga masih kurang dan masih perlu jam terbang yang banyak. Guru di sekolah masih banyak yang kurang memahami dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Guru juga menginginkan bahan ajar yang dapat mempermudah dalam mengajar, yaitu perangkat pembelajaran yang mencakup penggunaan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, lalu pendidikan karakter yang lebih ditonjolkan, serta penilaian otentik yang dapat membantu guru dalam mengevaluasi dan memberikan penilaian proses pembelajaran pada siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema jenis-jenis pekerjaan untuk siswa kelas IV SD”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtemajenis-jenis pekerjaan mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IVSekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtemajenis-jenis pekerjaan mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?


(24)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengembangkan dan memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema jenis-jenis pekerjan mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema jenis-jenis pekerjaan mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IVSekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013.

2. Bagi guru

Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk memberikan inspirasi dan merupakan salah satu referensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013.

3. Bagi siswa

Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa kelas IV SD tahun ajaran 2014/2015.


(25)

4. Bagi Sekolah

Bagi sekolah penelitian ini bermanfaat untuk memberikan inspirasi dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013.

5. Bagi prodi PGSD

Bagi prodi penelitian ini bermanfaat menambah bahan bacaan terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013 pada siswa kelas IV SD tahun ajaran 2014/2015.

E. Batasan Istilah

1. Pendidikan karakter

Merupakan suatu istilah yang dapat mengembangkan kemampuan jadi diri individual menjadi kuat, bernilai, dan mampu mengatasi keterbatasan kondisi karakternya kearah yang lebih baik. Sehingga pembentukan karakter seorang dapat menemukan nilai-nilai kemanusian yang positif bertujuan untuk mengurangai kecenderungan perilaku negatif akan berkurang, proses pengembangan karakter dilakukan dengan kekuatan dan keunikan sesorang secara batiniah/rohaniah, didukung oleh orangtua, lembaga pendidkan, dan dipengaruhi oleh budaya sehingga tercerminlah karakter seorang yang interpersonal, dermawan, kepedulian, dan kecerdasan sosial.


(26)

Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan secara terpadu dan terdapat keterkaitan antar bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema bahkan antar topik melalui pengalaman langsung sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.

3. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang dalam pelaksanaanya memiliki beberapa tahap meliputi: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

4. Penilaian autentik

Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

5. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.


(27)

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian autentik. 6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.


(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI A.Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Menurut Kurinasih (2014:3), secara etimologis kurikulum adalah tempat berlari dengan kata berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis awal atau start sampai dengan finish, kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.

Kurikulum merupakan rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang


(29)

digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.

Pendidikan berdasarkan standar merupakan pendidikan yang menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal yang harus dimiliki oleh warga negara yang dirinci menjadi delapan standar pendidikan yaitu :

a. Standar kompetensi lulusan

Menurut Mulyasa (2013:23) standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan ketujuh kompetensi yang lain. Secara garis besar, ketentuan tentang standar kompetensi lulusan dideskripsikan sebagai berikut:

1) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan 2) Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh

mata pelajaran atau mata kuliah

3) Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

b. Standar isi

Menurut Mulyasa (2013:24) standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

c. Standar proses

Menurut Mulyasa (2013:25) Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Secara garis besar standar proses tersebut dapat didefenisikan sebagai berikut:


(30)

1) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2) Setiap satuan pendidik melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3) Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran. d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

Menurut Mulyasa (2013:25) standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah ktiteria mengenai pendidikkan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat secara jasmani dan rohani serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

2) Pendidik harus mempunyai ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perudang-undangan yang berlaku

3) Seorang pendidik harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial

4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah atau sertifikat, tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui, maka diangkat menjadi pendidik setelah mengikuti uji kelayakan dan kesetaraan


(31)

5) Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan mentri

6) Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki (1) minimal Diploma (D-IV) atau sarjana (S-1), (2) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi, (3) sertifikasi profesi guru untuk PAUD

7) Pendidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat memiliki (1) minimal diploma (D-IV) atau sarjana (S-1), (2) memiliki pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain atau psikologi, (3) memiliki sertifikat profesi guru untuk SD/MI

e. Standar sarana dan prasarana

Menurut Mulyasa (2013:28) standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai rumah belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi, dan sumber lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

f. Standar pengelolaan

Menurut Mulyasa (2013:29) standar pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasioanal agar tercapai afisiensi dan efektivitas penyelenggara pendidikan.

g. Standar pembiayaan

Menurut mulyasa (2013:32) standar pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.


(32)

h. Standar penilaian pendidikan

Menurut Mulyasa (2013:32) standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Kurikulum berbasis kompetensi dirancang dengan tujuan memberikan pengalaman belajar sebebas-bebasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak dengan baik dan benar.

a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1) Tantangan Internal

Pada dasarnya kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum KBK dan KTSP. Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya yakni terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Tantangan yang kedua berkaitan dengan perkembangan penduduk. Perkembangan penduduk yang


(33)

sedemikian pesatnya apabila dibimbing dengan baik tentu akan tercipta begitu banyak sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat mendukung pembanguan di bangsa kita . Akan tetapi apabila tidak diperhatikan tentu akan menjadi beban bagi bangsa kita sendiri. Oleh sebab itu, tantangan besar yang dihadapi adalahbagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban (Kemendikbud, 2013:1-2).

2) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal adalah tantangan yang harus dihadapi. Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan


(34)

eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. Selain itu tantangan eksternal juga berkaitan dengan kompetensi masa depan yakni kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasaan sesuai dengan bakat/ minatnya, memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Tantangan eksternal lain yang berkaitan dengan persepsi masyarakat yakni terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter. Tantangan


(35)

eksternal berkaitan dengan Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi yakni neurologi, psikologi, Observation based (discovery learning dan Collaborative Learning). Tantangan eksternal yang terakhir adalah fenomena negatif yang mengemuka perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, gejolak masyarakat. Melihat tantangan eksternal yang begitu banyak diharapkan kurikulum yang baru tidak hanya menutut intelektual yang bagus akan tetapi pembenahan sikap dan keterampilan sangatlah penting. Intelektual yang bagus didukung dengan skill dan sikap yang baik sangat mendukung perkembangan bangsa menghadapi dunia di masa mendatang.

b. Penyempurnaan Pola Pikir

Pola pikir sangat berpengaruh terhadap apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang lebih khusus dalam dunia pendidikan. Menurut Hidayat (2013:112) jika kurikulum 2006 tidak dilakukan perubahan dan pengembangan tidak bisa dipastikan bagaimana mutu pendidikan serta kualitas keluarannya. Hasil dan dampaknya juga dipertanyakan karena para lulusan yang lahir dari sistem pendidikan yang capaian kompetensi peserta didik kurang jelas dan kurang terarah. Pada tabel dibawah ini dijelaskan apa saja perubahan yang dilakukan dari kurikulum KTSP (2006) ke kurikulum 2013 yang bersumber dari Kemendikbud (2013).


(36)

Tabel 1. Perubahan yang dilakukan dari kurikulum KTSP (2006) ke kurikulum 2013

KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket

Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu

Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan] Semua Jenjang Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri

Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

Semua Jenjang

Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain

Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap dan keterampilan berbahasa}

SD

Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda

Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya,


(37)

mencoba, menalar, mengkomunikasikan. Tiap jenis konten

pembelajaran diajarkan terpisah [separated

curriculum]

Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain [cross

curriculum or integrated curriculum]

SD

Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan

dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya

SD

Banyak sekali alasan kenapa terjadi perubahan kurikulum, disamping alasan kurikulum sebelumnya harus disempurnakan karena banyak kekurangan dimana-mana. Latar belakang yang paling mendasar perubahan kurikulum adalah agar mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa kurikulum KTSP adalah kurikulum yang sangat memberatkan peserta didik, karena terlalu banyak materi pelajaran yang


(38)

harus dipelajari oleh peserta didik. Para siswa menjadi terbebani dengan banyakknya materi yang harus dituntaskan dan dikuasai.

Dalam Mulyasa (2013: 65) disebutkan bahwa pengembangan kurikulum 2013 bertujuan untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hail ini pengembangan kurikulum difokuskan pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai proses belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu memahami dan mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadiakan sebagai penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.

Menurut Kurinasih (2014:32) kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang harus dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Mulyasa (2013: 63) juga berpendapat bahwaPerubahan pola


(39)

berfikir dalam pembelajaran sangat penting, sebagai contoh dari berpusat dari guru menuju berpusat pada siswa, dari satu arah menjadi interaktif dan lain-lain.

Tabel 2. Penyempurnaan pola pikir

No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan

2. Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan


(40)

pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai

5. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)

Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis. Hidayat (2013: 111) berpendapat bahwa jika sistem pendidikan tidak ingin terjebak dalam stagnasi, semangat perubahan perlu terus dilakukan dan merupakan suatu keniscayaan. Kita berharap, perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 tak hanya perampingan mata pelajaran semata, tetapi juga harus mampu menjawab tantangan perubahan dan perkembangan zaman.

c. Penguatan Pendidikan karakter

Menurut Maksudin, (2013:3) mengatakan bahwa karakter adalah jati diri (daya qalbu) yang merupakan saripati kualitas batiniah/rohania manusia yang menanamkannya berupa budi pekerti (sikap dan perbuatan lahiriah). Menurut Raka Gede Raka dkk, (2011:10-20) pendidkan karakter bukanlah hal baru dalam sejarah manusia. Orangtua, dengan berbagai cara,


(41)

sejak dulu kala sebelum ada lembaga pendidikan anak-anak mereka menjadi anak yang baik dan menurut norma-norma yang berlaku dalam budaya mereka. Pengembangan berbagai karakter sebagai tujuannya, seperti beriman, bertakwa, berhaklak mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi dan bertanggung jawab.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, pendidikan karakter merupakan suatu istilah yang dapat mengembangkan kemampuan jati diri individual menjadi kuat, bernilai, dan mampu mengatasi keterbatasan kondisi karakternya kearah yang lebih baik. Sehingga pembentukan karakter seorang dapat menemukan nilai-nilai kemanusian yang positif bertujuan untuk mengurangai kecenderungan perilaku negatif akan berkurang, proses pengembangan karakter dilakukan dengan kekuatan dan keunikan sesorang secara batiniah/rohania, didukung oleh orangtua, lembaga pendidkan, dan dipengaruhi oleh budaya sehingga tercerminlah karakter seorang yang interpesonal, dermawan, kepedulian, dan kecerdasan sosial.

d. Pendekatan Tematik Integratif 1) Pengertian Pembelajaran Tematik

Rusman, (2011:254) mengatakan bahwa pengertian pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif


(42)

menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorentasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Perkembangan ini berangkat dari teori pembelajaran ini yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran dimotori para tokoh Psikologi Gestatl, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorentasi pada kebutuhan perkembangan anak.Pendekatan pembelajaran terpadu menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (lerning by doing).

Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibtakan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.Dalam pelaksanaannya pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran.

2) Pentingnya Tematik Terpadu

Menurut Permendikbud (2013:93-94) mengatakan bahwa kurikulum terpadu sebagai panutan dalam tematik terpadu adalah salah satu pendekatan pembelajaran dimana kompetensi [pengetahuan, keterampilan, dan sikap] dari berbagai mapel digabungkan menjadi satu untuk merumuskan pemahaman yang lebih mendalam dan mendasar


(43)

tentang apa yang harus dikuasai siswa. Telah banyak peneliti pendidikan yang menekankan pentingnya pembelajaran terpadu seperti Susan Drake, Heidi Hayes Jacobs, James Beane and Gordon Vars, dll yang menyatakan bahwa kurikulum adalah terkait, terpadu, lintas disiplin, holistik, dan berbagai istilah lain yang memiliki arti yang sama. James Beane lebih jauh menekankan “When we are confronted in real life with a compelling problem or puzzling situation, we don’t ask which part is mathematics, which part is science, which part is history, and so on. Instead we draw on or seek out knowledge and skill from any and all sources that might be helpful” Bagi sekolah dasar yang menganut sistem guru kelas, tematik terpadu akan memberikan banyak keuntungan antara lain:

Fleksibilitas pemanfaatan waktu dan menyesuaikannya dengan

kebutuhan siswa.

Menyatukan pembelajaran siswa, konvergensi pemahaman yang

diperolehnya sambil mencegah terjadinya inkonsistensi antar mata pelajaran.

Merefleksikan dunia nyata yang dihadapi anak di rumah dan

lingkungannya.

Selaras dengan cara anak berpikir, dimana menurut penelitian otak

mendukung teori pedagogi dan psikologi bahwa anak menerima banyak hal dan mengolah dan merangkumnya menjadi satu. Sehingga


(44)

mengajarkan secara holistik terpadu adalah sejalan dengan bagaimana otak anak mengolah informasi.

e. Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 yang baru saja dicanangkan lebih ditekankan pada dimensi pedagogik modern dalam proses belajar mengajar yaitu dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik ini merupakan pendekatan yang menggunakan beberapa langkah dalam pengembangannya yakni mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Langkah-langkah yang dipaparkan di atas tidak harus dilakukan secara berurutan, lebih khusus di dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik integratif. Intinya di dalam pelajaran memuat 5 langkah tersebut. Pendekatan saintifik ini juga berguna untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik agar mereka mampu mengenal dan memahami berbagai macam informasi yang datang dari berbagai arah, dari siapa saja, kapan saja, sehingga secara tidak langsung mengajarkan anak untuk mandiri dalam memahami informasi tanpa harus bergantung terus-menerus pada guru.

Pendekatan saintifik ini sangat membantu terbentuknya pembelajaran yang lebih bermakna. Bermakna dalam hal ini berarti peserta didik dapat belajar dengan baik. Mereka mencari tahu sendiri dan menemukan sendiri materi yang dipelajari dari berbagai sumber melalui informasi tanpa harus diberitahu terlebih dahulu oleh guru. Adapun


(45)

tujuan dari pendekatan saintifik ini yaitu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, membentuk kemampuan siswa dalam problem solving secara sistematik, menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memberi pemahaman bagi siswa bahwa belajar itu suatu kebutuhan, agar memperoleh hasil belajar yang tinggi, melatih siswa mengemukakan ide-ide, misalnya dalam menulis artikel, dan dapat mengembangkan karakter siswa.

Pendekatan saintifik ini menggunakan beberapa langkah dalam proses pembelajaran. Beberapa langkah ini tidak harus dijalankan secara berurutan, terlebih pada pembelajaran tematik terpadu, dimana dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu. Sementara kita ketahui setiap mata pelajaran memiliki karakteristik keilmuan yang antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Oleh karena kenyataannya seperti itu dan tetap tercapainya pembelajaran yang bermakna perlu diberikan contoh-contoh agar lebih memperjelas penyajian pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Adapun beberapa langkah pendekatan saintifik yaitu, pertama mengamati yaitu menyajikan obyek secara nyata, misalnya mengamati gambar, lingkungan alam dan sebagainya sehingga membuat peserta didik senang dan sangat tertantang dan akan mudah dalam melaksanakannya. Pada langkah ini sangat membantu dan bermanfaat bagi siswa dalam pemenuhan rasa ingin tahu mereka ; Kedua menanya yaitu kegiatan mengembangkan aspek pengetahuan, sikap, dan


(46)

keterampilan melalui beberapa pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang diajukan berdasarkan hasil mereka mengamati juga sehingga memperjelas dan semakin memenuhi jawaban atas rasa ingin tahu peserta didik. Diharapkan dengan menanya peserta didik mampu mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat; Ketiga menalar yaitu memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan mengumpulkan informasi sebagaimana yang disampaikan Pemendikbud Nomor 81a Tahun 2013. Kegiatan menalar ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan pola keterkaitannya; Keempat mencoba yaitu melakukan percobaaan siswa selama kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah tujuan belajar sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Kelima mengkomunikasikan yaitu menuliskan atau menceritakan apa yang telah peserta didik pelajari, hal ini dilakukan di depan kelas.

Berdasarkan pembahasaan di atas pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan mampu melibatkan siswa secara aktif dalam memahami dan mengenal berbagai materi yang ada melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan


(47)

membentuk jejaring juga mampu mengembangkan dan menerapkan ketiga aspek yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.

f. Penilaian Otentik

Menurut Kurninasi, (2014:47-48) mengatakan bahwa pengertian penilaian dan penilaian autentik pada kurikulum 2013 ini, Ada dua macam penilaian yang digunakan, pertama penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pegelolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, dan yang kedua penilaian autentik merupakan penilaian yang dlakukan secara konperhensif untuk menilai mulai dari masukan, (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi sikap, ranah sikap, pegetahuan, dan ketrampilan. Dari kedua penilaian dijelaskan bahwa, siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Dan dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan akan mengalami perbahan, mulai dari standar isi, standar proses maupun standar komptensi lulusan, dan bahkan standar penilaian pun juga mengalami perubahan.

Menurut Permendikbud, (2013:240) Penilaian autentik (authentic assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi.Istilah autentik merupakan sinonim


(48)

dari asli, nyata, valid, atau reliabel.Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

Menurut Kunandar, (2014:35) mengatakan bahwa penilaian autentik dalam kurikulum 2013 mengacu pada permendikbud Nomor 66 Tahuan 2013 tentang standar penilaian pendidikan. Satandar penilaian bertujuan untuk menjamin: (1) perencanaan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (2) pelaksanakan penialan peserta didik secara profesioanl, terbuka, edukatif, efektif, efisien,dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (3) melaporakan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Menurut permendikbud, (2013:3-6) mengatakan bahwa penilaian autentik dan tuntutan kurikulum 2013 yaitu; Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain‐lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas‐tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan


(49)

kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar‐salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting.

Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan


(50)

bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja.

Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas‐tugas yang harus mereka lakukan. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.

Menurut Ormiston dalam Permendikbud, (2013:7) mengatakan bahwa belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas‐tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru


(51)

untuk menentukan cara‐cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda.

Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif.Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.

Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu: (1) mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran (2) mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan


(52)

pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan, (3) menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik, (4) menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah. Jenis-jenis penilaian autentik di antaranya yaitu;

1.Penilaian kinerja, Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi pesertadidik, khususnya dalam proses dan aspek‐aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur‐unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja. Seperti, daftar cek (checklist), catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records), skala penilaian (rating scale), dan memori atau ingatan (memory approach).

2.Penilaian proyek (project assessment), merupakan kegiatan penilaianterhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurutperiode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasiyang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulandata, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Berikut ini tiga hal


(53)

yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari danmengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi maknaatas informasi yang diperoleh, dan menulislaporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran denganpengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yangdibutuhkan oleh peserta didik. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkanoleh peserta didik.

3.Portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio biasa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah‐langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau dibawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik padatempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. Guru menilai


(54)

portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

4.Penilaian tertulis, tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Berdasarkan bebarapa pendapat diatas menjelaskan bahwa

penilaian autentik merupakan penilaian yang bertujuan untuk menilai kinerja, dan hasil belajar peserta didik di saat mengikuti pembelajaran.penilaian autentik ini pun, dilakukan secara menyeluruh untuk menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dari apa yang dikerjakan oleh peserta didik. Dapat diketahui bahwa penilaian autentik ini terdiri dari penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan yang terhakir penilaian tertulis.ialah penilai portofolio dan penilaian projek, sedangkan penilaian hasil belajar peserta didik bisa di lihat dari bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik.


(55)

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Permendikbud, (2013:5) mengatakan bahwa desain pembelajaran merupakan perencanan pembelajaran yang dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengacu pada sandar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian mengimplementasikannya di dalam proses pembelajaran di kelas merupakan wujud nyata dari kompetensi pedagogik tersebut. Perangkat pembelajaran merupakan perwujudan persiapan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Persiapan yang matang dan penyusun rencana kegiatan pembelajaran yang baik setidaknya dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan.

Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Menurut Kemp (1994) dalam Trianto (2010:81) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan dapat dimulai dari titik manapun. Berikut merupakan siklus pengembangan perangkat model Kemp:


(56)

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp

Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.

b. Analisis siswa (Learning Characteristics)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu


(57)

ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto (2010: 83) mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2) Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto (2010: 83) analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 83) bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).


(58)

d. Merumuskan Indikator (Intructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil analisis tujuan. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik.

e. Uratan Isi (Content Sequencing)

Menurut Kemp (2011: 16-17) urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran .

f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategy)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan.

g. Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery) Menurut Kemp (2011: 16-17) menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut.


(59)

h. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusu telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran.

i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resourche) Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan.

j. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan subtansi pengembangan perangkat, tetapi sangat menentukan


(60)

keberhasilan dalam pengembangan perangkat. Dalam proses pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perlusatakan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan.

k. Evaluasi formatif (Formative)

Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari. l. Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil post tes maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan ui akhir untuk pelajaran tertentu. m. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap tahap pengembangan. Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang dilakukan dalam kegiatan validasi perangkat dengan pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas. Validasi ini lebih


(61)

bertujuan pada kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkan perangkat pembelajaran di sekolah.

Unsur-unsur di atas diperlukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan identifikasi kebutuhan awal akan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru kelas IV SD/MI. Model pengembangan Jerold E. Kemp sangat mudah untuk dipelajari dibandingkan model-model pengembangan yang lain. Pengembangan perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti yakni Silabus, RPPTH, Instrumen Penilaian, dan LKS.

Berdasarkan pengembangan perngakat pembelajaran maka di bawah ini akan dijelaskan pengertian perangkat pembelajaran yaitu; Silabus, (RPP), Penilaian pembelajaran, dan bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai berikut.

a. Silabus

Menurut Hidayat, (2013:100-104) dalam Salim (1987), mengatakan bahwa silabus dapat didefinisikan sebagai ”garis besar, ringkasan, ikhtisar atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Manfaat silabus ialah sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian.

Permendikbud, (2013:5) mengatakan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.


(62)

Silabus paling sedikit memuat: a) Indentitas mata pelajaran; b) Indentitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; c) Kompetensi Inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenaikan kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, dan mata pelajaran; d) Kompetensi dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; e) Tema (khusus SD); f) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi; g) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapakan; h) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; i) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan, j) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan lektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Satandar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menegah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan pengembangan rencana pelakasanaan pembelajaran.


(63)

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Permendikbud, (2013:9-10) mengatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdiri atas:

1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; 3. Kelas/semester;

4. Materi pokok;

5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;


(64)

6. Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan matapelajaran;

7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

a. Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

b. Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam merumuskan indikator perlu memperhatikan beberapa hal:

1) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD. 2) Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya). 3) Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa. 4) Indikator harus dapat menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.


(65)

8. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

9. Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

10. Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

11. Media, alat, dan, sumber pembelajaran

a. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;

b. Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran; yaitu alat bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian kepada siswa.

c. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

12. Langkah –langkah Kegiatan Pembelajaran, mencakup:

a. Pertemuan pertama, berisi pendahuluan; kegiatan Inti, dan penutup. b. Pertemuan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.


(66)

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Daryanto (2014:175-176) Lembar Kegiatan Siswa ( LKS ) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS ini berisi petunjuk,langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa berupa teori atau praktik.LKS ini dilakukan pada kegiatan pembelajaran oleh siswa. Adapun struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut :

1. Judul, mata pelajaran, semester, tempat 2. Petunjuk belajar

3. Kompetensi yang akan dicapai 4. Indikator

5. Informasi pendukung

6. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 7. Penilaian.

d. Penilaian

Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik, sehingga tergambar profil kemampuan peserta didik. Penilaian yang mengarah pada kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi, serta penjejangan penilaian. Penialian bertujuan memberikan masukan informasi secara komperhensif tentang hasil belajar peserta didik, baik saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya.


(67)

Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara sesuai dengan kompetensi diharapkan dapat dicapai peserta didik.

Kunandar, (2014:49) mengatakan bahwa menurut permendikbud tersebut standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenal mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik, penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengelolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semeter, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutuh tingkat kompetensi, ujian nasioanl, dan ujian sekolah/ madrasah.

Menurut Permendikbud, (2013:10-12) mengatakan bahwa penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi.

Sedangkan data yang diperlukan dapat dijaring dan dikumpulkan selama pembelajaran berlangsung melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai. Sehingga diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.Penilaian dilakukan


(68)

secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar).Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter lebih diutamakan dari pada proporsi pembinaan akademik.

Karakteristik penilaian kelas dalam Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut;

1. Belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai yang dibutuhkan.

2. Autentik ialah penilaian dikatakan autentik apabila peserta didik diminta untuk menampilkan tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna (Mueller, 2006). Proses penilaian dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan atau terpadu, sehingga penilaian berjalan bersama-sama dengan proses pembelajaran.

3. Berkesinambungan ialah penilaian dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung dan setelah usai, melalui berbagai jenis ulangan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh


(1)

(2)

(3)

(4)

BIODATA

PENULIS


(5)

Aleksander Tena Sawu lahir di Bajawa, 12 maret 1992. Pendidikan dasar diperoleh di SDI LebijagaBajawa Flores NTT , tamat pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 2 Bajawa Flores NTT, tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMAN 1 Bajawa, Flores NTT, tamat pada tahun 2010.

Pada tahun 2011, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Pendidikan di pergguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi

yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Jenis-Jenis Pekerjaan Untuk Siswa Kelas IV SD”.Pengembangan bahan ajar tersebut dilakukan di SDN Kalasan 1.


(6)

PRODUK

PERANGKAT

PEMBELAJARAN

(DICETAK

TERPISAH)