Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1)Sekolah Dasar.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA LINGKUGAN SEKITAR RUMAHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR Nari Budi Lestari

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013, peneliti menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, berpikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian otentik.

Perangkat pembelajaran ini dikembangkan sesuai prosedur pengembangan bahan ajar milik Jerold E. Kemp dan prosedur penelitian pengembangan oleh Bolg dan Gall. Prosedur pengembangan tersebut dijadikan sebuah model pengembangan yang lebih sederhana. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, sehingga dapat menghasilkan desain produk pengembangan yang layak digunakan. Penelitian ini menggunakan instrumen dari daftar pertanyaan analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru kelas 1 SD BOBKRI Gondolayu, sedangkan kuesioner digunakan untuk memvalidasi perangkat pembelajaran dan dilakukan oleh 2 pakar kurikulum SD 2013 serta 2 guru kelas 1 SD.

Berdasarkan validasi pakar kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 4,2 (baik) dan skor 4,5 (sangat baik), serta validasi dari guru kelas 1 SD menghasilkan skor 4,6 (sangat baik) dan skor 4,7 (sangat baik). Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi tersebut memperoleh rerata skor 4,5 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek dari instrumen yaitu, (a) identitas RPPTH, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) skenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa.


(2)

ABSTRACT

Learning Tools Development Subtheme: “Environment around My House” Refers to 2013 Elementary School Curriculum for First Grade of Elementary

Students Nari Budi Lestari Sanata Dharma University

2015

This study is a development study type. In developing learning toolsrefer to 2013 Elementary School Curriculum, author used integrative thematic approaches, scientific and high level thinking approaches, character education and authentic assessment.

The learning toolsare developed according to Jerold E. Kemp’s material development procedure and development study procedure by Bolg and Gall.The development procedures are packed into a simpler development model. There are five stages in the development procedure used in this study: (1) potential and problems, (2) data collecting, (3) product design, (4) experts validation, (5) design revision, so that these stages will make a fit development product design. The study usesinstruments from question lists of requirement analysis and questioners. Interviewsare served to analyzefirst grade BOBKRI Gondolayu elementary schoolteacher’s need while questioners are used to validate learning toolsand served by two 2013 elementary school curriculum experts and two first grade elementary school teachers.

According to the validation of the 2013 elementary school curriculum experts resulted in 4.2 (good) score and 4.5 (very good) score. Validation from the first grade elementary school teachers resulted in 4.6 (very good) and 4.7 (very good) score. The validated learning toolshave a score average of4.5 and categorized as “very good”. It can be seen from the aspects of the instruments, (a) RPPTH identity, (b) indicator formulation, (c) goal formulation, (d) learning material selection, (e) learning sources selection, (f) learning media selection, (g) learning methods, (h) learning scenarios, (i) assessment, (j) students worksheets, and (k) language.


(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

SUBTEMA LINGKUNGAN SEKITAR RUMAHKU MENGACU

KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1)

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Nari Budi Lestari

Nim : 111134062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

SUBTEMA LINGKUNGAN SEKITAR RUMAHKU MENGACU

KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1)

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Nari Budi Lestari

Nim : 111134062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

(8)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

TUHAN YESUS KRISTUS

Penuntun Hidupku

Papa dan Mamaku tercinta

Koenari dan Sri Liana

yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat.

Aprilia Ayomi Putri, Renanda Christya Anggita dan Ignasia Meilina

Terimakasih atas segala semangat yang diberikan saat saya mengalami berbagai

masalah.

Sahabat-sahabatku mahasiswa PGSD kelasA

Terimakasih atas segala semangat, dukungan, hiburan, dan perhatian yang telah

kalian berikan

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

Universitas Sanata Dharma


(9)

v MOTTO

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi

orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

(Amsal 1:7)

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu

akan mendapatkan; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu

(Matius 7:7)


(10)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Februari 2015


(11)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Nari Budi Lestari

NomorMahasiswa : 111134062

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Lingkungan Sekitar Rumahku Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Februari 2015

Yang menyatakan


(12)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA LINGKUGAN SEKITAR RUMAHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR Nari Budi Lestari

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013, peneliti menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, berpikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian otentik.

Perangkat pembelajaran ini dikembangkan sesuai prosedur pengembangan bahan ajar milik Jerold E. Kemp dan prosedur penelitian pengembangan oleh Bolg dan Gall. Prosedur pengembangan tersebut dijadikan sebuah model pengembangan yang lebih sederhana. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 langkah: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, sehingga dapat menghasilkan desain produk pengembangan yang layak digunakan. Penelitian ini menggunakan instrumen dari daftar pertanyaan analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru kelas 1 SD BOBKRI Gondolayu, sedangkan kuesioner digunakan untuk memvalidasi perangkat pembelajaran dan dilakukan oleh 2 pakar kurikulum SD 2013 serta 2 guru kelas 1 SD.

Berdasarkan validasi pakar kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 4,2 (baik) dan skor 4,5 (sangat baik), serta validasi dari guru kelas 1 SD menghasilkan skor 4,6 (sangat baik) dan skor 4,7 (sangat baik). Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi tersebut memperoleh rerata skor 4,5 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek dari instrumen yaitu, (a) identitas RPPTH, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) skenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa.


(13)

ix ABSTRACT

Learning Tools Development Subtheme: “Environment around My House” Refers to 2013 Elementary School Curriculum for First Grade of Elementary

Students Nari Budi Lestari Sanata Dharma University

2015

This study is a development study type. In developing learning toolsrefer to 2013 Elementary School Curriculum, author used integrative thematic approaches, scientific and high level thinking approaches, character education and authentic assessment.

The learning toolsare developed according to Jerold E. Kemp’s material development procedure and development study procedure by Bolg and Gall.The development procedures are packed into a simpler development model. There are five stages in the development procedure used in this study: (1) potential and problems, (2) data collecting, (3) product design, (4) experts validation, (5) design revision, so that these stages will make a fit development product design. The study usesinstruments from question lists of requirement analysis and questioners. Interviewsare served to analyzefirst grade BOBKRI Gondolayu elementary schoolteacher’s need while questioners are used to validate learning toolsand served by two 2013 elementary school curriculum experts and two first grade elementary school teachers.

According to the validation of the 2013 elementary school curriculum experts resulted in 4.2 (good) score and 4.5 (very good) score. Validation from the first grade elementary school teachers resulted in 4.6 (very good) and 4.7 (very good) score. The validated learning toolshave a score average of4.5 and categorized as “very good”. It can be seen from the aspects of the instruments, (a) RPPTH identity, (b) indicator formulation, (c) goal formulation, (d) learning material selection, (e) learning sources selection, (f) learning media selection, (g) learning methods, (h) learning scenarios, (i) assessment, (j) students worksheets, and (k) language.


(14)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa melimpahkan kasihNya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan

Perangkat pembelajaran Subtema Lingkungan Sekitar Rumahku Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar dapat penulis

selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Penguji. 6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 7. Ibu Kristin selaku guru kelas I SD BOBKRI GONDOLAYU yang telah

bersedia melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan.

8. Haryati, S.Pd. selaku guru kelas I SD yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.


(15)

xi

9. Edwin Dwi Septiyanto, S.Pd. selaku guru kelas I SD yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10. Triyatno, S.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

11. Hudiharsi S. C, S.Pd.SD selaku validator Pakar Kurikulum 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

12. Orang tuaku Koenari dan Sri Liana yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Gregorius Rudi Setyawan, S.T yang telah setia mendampingi dan mengantar kemanapun dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman kelas A angkatan 2011 yang selalu mendukung dan memberikan semangat

15. Segenap pihak yang tidak bias disebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 26 Februari 2015 Penulis


(16)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3 Tujuan Penelitian ...5

1.4 Manfaat Penelitian ...5

1.5 Batasan Istilah ...6

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ...8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ...9

2.1.1 Kurikulum SD 2013 ...9

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ...10

2.1.1.2 Penguatan Pendidikan Karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ...15


(17)

xiii

Halaman

2.1.1.3 Pendekatan Tematik Integratif ...20

2.1.1.4 Pendekatan Saintifik ...23

2.1.1.5 Penilaian Otentik...28

2.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ...31

2.2.1 Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan...38

2.3 Penelitian yang Relevan ...40

2.4 Kerangka Berpikir...43

2.5 Pertanyaan Penelitian ...44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...46

3.2 Prosedur Pengembangan ...49

3.2.1 Potensi dan Masalah...51

3.2.2 Pengumpulan Data ...51

3.2.3 Desain Produk ...51

3.2.4 Validasi Desain ...52

3.2.5 Revisi Desain...52

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian...53

3.4 Instrumen Penelitian ...54

3.5 Teknik Pengumpulan Data...54

3.6 Teknik Analisis Data...55

3.6.1 Data Kualitataif ...55

3.6.2 Data Kuantitatif ...55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ...59

4.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...59

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...63

4.2 Deskripsi Produk Awal ...64

4.2.1 Silabus ...64

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ...65


(18)

xiv

Halaman

4.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk...68

4.3.2 Data Validasi Guru SD yang Sudah Melaksanakan Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk...70

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan...71

4.4.1 Kajian Produk Akhir...71

4.4.1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ...71

4.5 Pembahasan...75

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...80

5.2 Keterbatasan Pengembangan...81

5.3 Saran ...81

DAFTAR PUSTAKA ...83


(19)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum...12

Tabel 2.Kategori Pengklasifikasian Proses Kognitif...19

Tabel 3.Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Sciencetific...24

Tabel 4.Waktu Pelaksanaan Penelitian ...53

Tabel 5.Konversi Nilai Skala Lima...55

Tabel 6. Kriteria Skor Skala Lima ...57

Tabel 7. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ...70

Tabel 8.Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas 1 ...76


(20)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 14

Gambar 2 Taksonomi Bloom versi Revisi ... 18

Gambar 3.Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ... 32

Gambar 4, Langkah-langkah Penggunaan R&D... 46


(21)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Penelitian Wawancara...87

Lampiran 2 Surat Bukti Wawancara...89

Lampiran 3 Insrtumen Analisis Kebutuhan...89

Lampiran 4 Data mentah Validator Ahli...94

Lampiran 5 Data Mentah Validator Guru...103


(22)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang besar dengan sumber daya alamnya yang melimpah, dengan demikian tentu Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi salah satu bangsa yang maju, bermartabat dan lebih baik. Untuk mewujudkan itu semua, tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kreatif yang memiliki visi yang jelas dan terarah untuk kemajuan bangsa. Untuk dapat memenuhi tujuan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas tentunya pendidikan adalah faktor terpenting yang tidak dapat dipisahkan.

Pendidikan yang sering dikenal di masyarakat merupakan pendidikan dalam arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh peserta didik melalui pendidik dan biasanya dilakukan pada suatu lembaga atau institusi. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan juga mempunyai kepribadian yang baik dalam hal kompetensi, keterampilan, sikap, maupun religiusitas.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap-tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenjang pendidikan (Oemar, 2011: 18). Oemar juga mengatakan bahwa pendidikan nasional berakar dari kebudayaan


(23)

nasional, dan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikulum dapat berlandaskan faktor-faktor seperti tujuan filsafat dan pendidikan nasional, sosial budaya dan agama yang berlaku, perkembangan peserta didik, keadaan lingkungan sekitar, kebutuhan pembangunan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang melakukan penyederhanaan materi dan dilakukan secara tematik integratif dan saintifik. Kurikulum 2013 juga akan menambahkan jam pelajaran dengan tujuan membantu peserta didik untuk mampu lebih baik dalam melakukan aktivitas belajar seperti observasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan apa yang mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran, dan diharapkan peserta didik memiliki kompetensi, keterampilan, dan sikap yang jauh lebih baik. Kurikulum 2013 juga lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif pendidikan karakter maupun budi pekerti luhur dalam Kurikulum 2013 diterapkan kesemua bidang studi.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan ketepatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya (Daryanto, 2012: 1). Sebagai aktor utama, seorang guru harus memiliki pengetahuan dalam menyusun rencana pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 (Hidayat, 2013: 113). Menjadi seorang guru yang efektif adalah sebuah proses yang tidak pernah


(24)

berhenti. Sebagai seorang guru, komunikasi yang terampil, kemampuan memimpin kelas, gaya pengajaran, dan pengetahuan untuk merencakan dan memberikan pelajaran berkualitas tinggi merupakan aspek yang penting (Gania: 2011: 67). Penyusunan rencana pembelajaran ini diwujudkan dalam pembuatan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu KR Guru kelas I SD BOPKRI Gondolayu, pada hari Selasa, tanggal 15 April 2014, pukul 19.00 WIB, diperoleh informasi bahwa guru membutuhkan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter mengacu Kurikulum 2013. Hal tersebut dikarenakan pendidikan karakter sangatlah penting ditanamkan pada siswa SD. Karakter belum terbentuk secara optimal pada siswa SD terutama karakter jujur, tanggung jawab, dan kerjasama.

Ibu KR menyadari bahwa pemahamannya terhadap Kurikulum SD 2013 masih sangat terbatas karena kurang maksimalnya sosialisasi dari dinas pendidikan. Kesulitan yang dihadapi ibu KR terletak pada penilaian otentik, beliau mengungkapkan bahwa penilaian tersebut sangat rumit dan membingungkan. Sama halnya dengan menyusun rubrik penilaian non tes beliau menuturkan masih sangat memerlukan contoh-contoh rubrik penilaian, karena beliau masih merasa kesulitan dalam membuatnya. Pemahaman guru terhadap pendidikan karakter hanya sebatas nilai yang berkaitan dengan tingkah laku siswa, sedangkan penanamannya pada diri siswa masih sangat kurang. Guru hanya menanamkan nilai karakter pada keseharian siswa di sekolah. Guru belum mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia


(25)

terutama dalam pengembangan bahan ajar karena guru masih merasa kesulitan. Guru sulit dalam menghubungkan nilai karakter yang sesuai dengan materi Bahasa Indonesia khususnya keterampilan mendengarkan. Kesulitan guru dikarenakan buku-buku penunjangnya belum menampilkan pendidikan karakter. Selain itu, tingkat pemahaman dan perkembangan siswa berbeda-beda. Faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan teman sebaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa.

Berdasarkan survei kebutuhan, dapat disimpulkan bahwa guru masih sangat memerlukan reverensi perangkat pembelajaran yang lengkap dan sesuai dengan Kurikulum 2013 agar implementasi Kurikulum SD 2013 berhasil diterapkan di seluruh sekolah-sekolah. Oleh sebab itu, peneliti mencoba mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum SD 2013 pada Subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum?


(26)

1.2.3 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut guru SD kelas 1?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu KurikulumSD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum.

1.3.3 Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu KurikulumSD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut guru SD kelas 1.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa

Penelitian ini memberikan pengalaman dan pengetahuan yang baru terutama semakin terampil dalam membuat bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema lingkungan sekitar rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.4.2 Bagi Guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 subtema lingkungan sekitar rumahku


(27)

mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.4.3 Bagi Siswa

Bahan ajar ini membantu siswa kelas I Sekolah Dasar dalam melakukan pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 subtema lingkungan sekitar rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.4.4 Bagi Sekolah

Sebagai tambahan refrensi bagi sekolah dalam mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 subtema lingkungan sekitar rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.4.5 Bagi Prodi

Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 subtema lingkungan sekitar rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Kurikulum SD 2013 merupakan salah satu instrumental input dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.


(28)

1.5.2 Penguatan Pendidikan karakter memperkuat aspek karakter atau nilai-nilai kebaikan. Sekarang ini banyak terdapat fakta-fakta terjadinya kemerosotan karakter pada anak-anak. Karakter merupakan hal yang penting dan mendasar bagi manusia, karakter semesti dibentuk sejak manusia itu masih kanak-kanak. Penguatan pendidikan karakter ditanamkan melalui proses pembelajaran.

1.5.3 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi merupakan proses kognitif yang bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik, kemampuan tersebut tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja tetapi juga kemampuan berpikir yang lain seperti memahami, menganalisis, dan lainnya.

1.5.4 Pendekatan tematik integratif dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran tersebut dibuat pertema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain.

1.5.5 Pendekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara saintifik tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran

1.5.6 Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media


(29)

pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap yaitu: 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) materi ajar, 5) sumber belajar, 6) media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, dan 10) lembar kerja siswa.

1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.3 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.4 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik dapat menilai kemampuan siswa dari segi pengetahuan, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual.


(30)

9 BAB 2

LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

Kurikulum didefinisikan sebagai suatu bahan tertulis yang berisi tentang program-program pendidikan untuk sekolah. Program-program pendidikan ini harus dilaksanakan oleh sekolah dari tahun ke tahun (Hidayat, 2013: 20). Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Terdapat dua dimensi dari pengertian kurikulum tersebut yaitu (1) rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran dan (2) cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran (UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Kini pemerintah Indonesia sedang menyusun sebuah kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013 yang dianggap dapat mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan (Ahmadi, 2014: 77). Perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan dilakukan agar pendidikan di Indonesia tidak semakin tertinggal (Rizali, 2009: 13). Sebagian orang masih menganggap kurikulum sama dengan bahan ajar atau buku- buku pelajaran. Apabila terjadi perubahan kurikulum berarti identik dengan digantinya bahan ajar atau buku-buku pelajaran. Padahal, perubahan dari kurikulum KTSP 2006 ke kurikulum 2013 merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan capaian pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013


(31)

adalah terjadinya keseimbangan antara kompentensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2.1.1.1 Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan lima faktor yaitu tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, dan penguatan materi (Permen No 67, 2013: 1). Tantangan internal ini terkait dengan kondisi pendidikan dan perkembangan penduduk Indonesia. Kondisi pendidikan mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Terkait dengan perkembangan penduduk, Indonesia saat ini memiliki penduduk usia produktif yang lebih banyak dari usia tidak produktif. Jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncak pada tahun 2020- 2035 hingga 70%. Untuk mengahadapi hal tersebut perlu dilakukan upaya untuk membuat penduduk usia produktif ini menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan. Tantangan Eksternal terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan (Permen No 67, 2013: 2).


(32)

Selain tantangan internal dan eksternal, dilakukan penyempurnaan dalam pola pikir pengembangan kurikulum 2013. Berikut adalah pola pikir pengembangan kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya :

1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);

3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;

7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;


(33)

8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Penguatan tata kelola di dalam Kurikulum 2013 juga dilakukan sebagai berikut ini :

1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;

2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

Tata kelola pelaksanaan kurikulum dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum

(Suyanto dalam Husamah, 2013)

Elemen Ukuran Tata

Kelola

KTSP 2006 Kurikulum 2013

Guru Kewenangan Hampir mutlak Terbatas

Kompetensi Harust inggi Sebaiknya tinggi.

Beban Berat Ringan

Efektivitas waktu untuk kegiatan pembelajaran

Rendah Tinggi

Buku Peran penerbit Besar Kecil

Variasi materi dan proses

Tinggi Rendah

Variasi beban siswa

Tinggi Rendah

Siswa Hasil pembelajaran Tergantung sepenuhnya

oleh guru

Tidak sepenuhnya tergantung oleh guru.


(34)

penyimpangan Besar

penyimpangan

Tinggi Rendah

Pengawasan Sulit, hampir tidak mungkin

Mudah Penyusunan

Silabus

Guru Hampir mutlak Pengembangan

dari yang sudah disiapkan.

Pemerintah Hanya sampai SK-KD Mutlak Penyusunan

Rencana pelaksanaan pembelajaran tematik harian tematik harian

Guru hampir Mutlak Kecil, kecuali

untuk

pengembangan dari yang ada pada buku teks

Supervisi penyusunan dan

pemantauapemerintah daerah

Supervisi

pelaksanaan dan pemantauan Pelaksanaan

pembelajaran

Guru Mutlak Hampir mutlak

Pemerintah daerah Pemantauan kesesuaian dengan rencana

Pemantauan kesesuaian dengan buku teks

Penajaminan Mutu

Pemerintah Sulit, karena variasi terlalu besar

Mudah, karena mengarah pada pedoman yang sama.

Faktor terakhir dalam pengembangan kurikulum 2013 adalah penguatan materi. Penguatan materi ini dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik (Permen No 67, 2013: 3). Pendalaman dan perluasan materi ini didasarkan pada materi-materi pembelajaran yang dikembangkan di negara-negara maju, namun tetap dibandingkan dengan kondisi yang ada di Indonesia (Husamah, 2013: 10).

Pengembangan kurikulum 2013 turut mengubah elemen dari kurikulum yang sebelumnya. Ada empat standar kurikulum yang mengalami perubahan yaitu, standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian.


(35)

Gambar 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 dikutip dari Press Workshop:Impementasi Kurikulum 2013

Keempat standar tersebut terdapat dalam gambar di atas. Selanjutnya keempat standar tersebut dirumuskan ke dalam tujuh elemen sebagai berikut, (1) Kompetensi Lulusan, terdapat peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard

skills yang meliputi aspek kompetisi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (2)

Kedudukan Mata Pelajaran, kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. (3) Pendekatan, kompentensi di sekolah dasar dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua pelajaran. (4) Struktur Kurikulum, setiap jenjang pendidikan memiliki struktur kurikulum yang berbeda. Pada jenjang sekolah dasar menggunakan struktur kurikulum holistik berbasis sains, jumlah mata pelajaran yang semula 10 di ubah menjadi 6 dan jumlah jam bertambah 4jp/ minggu akibat dari perubahan pendekatan pembelajaran. (5) Proses Pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas, siswa tidak hanya memperoleh sumber belajar dari guru saja, sikap diajarkan melalui contoh dan teladan, pembelajaran di sekolah dasar menjadi tematik terpadu, dan dilengkapi dengan kegiatan mengamati, menanya,


(36)

mengolah, menalar, menyajikan, dan menyimpulkan, dan mencipta. (6) Penilaian dilakukan secara otentik yaitu mengukur seluruh kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. (7) Kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah dasar antara lain Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan Bahasa Inggris.

Berdasarkan elemen perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa dilakukannya penataaan ulang Standar Nasional Pendidikan untuk menyempurnakan pendidikan Nasional di Indonesia melalui implementasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar.

2.1.1.2 Penguatan Pendidikan karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Ryan menyatakan bahwa, kata karakter berasal dari bahasa Yunani

eharassein yang berarti “to engrave”(dalam Suyadi, 2013: 5). Kata “to engrave” itu sendiri dapat diterjemahkan menjadi mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 2000: 214). Arti ini sama dengan arti kata

character (dalam bahasa Inggris) yang juga berarti mengukir, melukis,

memahatkan, atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 2000: 107). Karakter memiliki arti lain di dalam bahasa Indonesia, menurut Kamus Bahasa Indonesia (2011: 213), karakter adalah sifat-sifat khas yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Suyadi (2013: 5) mengkaitkan karakter kedalam diri seseorang yang diartikan sebagai orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat atau berwatak tertentu dan watak tersebut yang membedakan dirinya dengan orang lain.


(37)

Lickona (dalam Adisusilo, 2012: 81) menyatakan bahwa ada 11 prinsip untuk menerapkan pendidikan karakter secara efektif yaitu, (1) kembangkan nilai-nilai universal/ dasar sebagai fondasinya, (2) definisikan “karakter” secara komprehensif yang mencakup pikiran, perasaan, dan perilaku, (3) gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif, (4) ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian, (5) beri peserta didik kesempatan untuk melakukan tindakan moral, (6) buat kurikulum akademik yang bermakna dan yang menghormati semua peserta didik, mengembangkan sifat-sifat positif dan membantu peserta didik untuk berhasil, (7) mendorong motivasi peserta didik, (8) melibat seluruh civitas sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral, (9) tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral, (10) libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra, (11) evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh mana peserta didik memenisfestasikan karakter yang baik.

Menurut Samani (2012: 45) pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, dan serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikanwatak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Menurut Sudarminta (dalam Zubaedi 2011: 3), praktik pendidikan semestinya memperkuat aspek karakter atau nilai-nilai kebaikan. Sekarang ini


(38)

banyak terdapat fakta-fakta terjadinya kemerosotan karakter pada anak-anak. Karakter merupakan hal yang penting dan mendasar bagi manusia, karakter semesti dibentuk sejak manusia itu masih kanak-kanak. Penguatan pendidikan karakter ditanamkan melalui proses pembelajaran.

Menurut Sastraprateja (dalam Mahsudin 2013: 55), Pendidikan Karakter adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada diri seseorang. Mardiatmaja dalam Mahsudin (2013: 55) menyatakan bahwa pendidikan nilai merupakan bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkan secara integral dalam keseluruhan hidup.

Menurut Daryanto (2013: 43) pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan, dam teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan rakwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila. Pendidikan karakter berfungsi, (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiranbaik, dan berperilaku baik, (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultural, (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga,


(39)

satuan pendidikan, ma dan media massa (Dar Benyamin. S B tingkat tinggi merupak pengetahuan peserta di berpikir dalam Taksono sebagai dasar dalam pe kurikulum di sekola memahami, menata d taksonomi Bloom di pengaruh yang luas da dari Anderson dan K hanya memiliki satu di dua dimensi yaitu kog Tabel Taksonomi. Di memahami, dll. Beri direvisi :

Gambar 2. Taksonom

n, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerinta aryanto, 2013: 44).

S Bloom (dalam Windie 2013: 6) menjelaskan upakan proses kognitif yang bermanfaat untuk m a didik. Daryanto (2012: 35) mengungkapkan b ksonomi Bloom telah digunakan lebih dari

penyusunan tujuan pembelajaran, penyusunan kolah. Kerangka pikir tersebut memudahka

a dan mengimplementasikan tujuan pembela dianggap menjadi sesuatu yang penting da s dalam waktu yang lama. Taksonomi Bloom m n Krathwol. Menurut Anderson (2010: 43) Takson

tu dimensi, sedangkan taksonomi yang telah di kognitif dan pengetahuan. Interelasi antara ke Dimensi proses kognitif berisikan enam kateg erikut ini taksonomi tingkatan berpikir Bloom

aksonomi Bloom versi Revisi (Daryanto, 2012:

ntah, dunia, usaha,

skan bahwa berpikir uk mengembangkan n bahwa tingkatan dari setengah abad usunan penilaian, dan hkan guru dalam belajaran, sehingga dan mempunyai mendapat koreksi Taksonomi Bloom h direvisi memiliki keduanya disebut tegori, mengingat, loom yang telah


(40)

Menurut Daryanto, (2012: 36) kategori-kategori pada taksonomi Bloom disusun menjadi sebuah hierarki kumulatif yang artinya penguasaan kategori kompleks mensyaratkan penguasaan semua kategori di bawahnya yang kurang kompleks. Hal ini sejalan dengan Anderson (2010: 43) yang mengungkapkan bahawa kontinum yang mendasari dimensi proses kognitif dianggap sebagai tingkat-tingkat kognisi yang kompleks. Memahami dianggap merupakan tingkat kognisi yang lebih kompleks mengingat; mengaplikasikan diyakini lebih kompleks secara kognitif daripada memahami, dan seterusnya. Hal demikian juga disampaikan oleh Daryanto.

Anderson (2010: 43) menjelaskan setiap kategori-kategori dimensi kognitif dalam taksonomi Bloom yang telah di revisi. Kategori- kategori tersebut merupakan pengklasifikasian proses-proses kognitf secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan dibidang pendidikan. Setiap kategori akan ditunjukkan dalam tabel berikut :

Tabel 2. Kategori pengklasifikasian proses kognitif dikutip dari Anderson (2010: 44)

Kategori Proses Proses Kognitif

1. Mengingat Mengambil pengetahuan dari memori jangka

panjang

2. Memahami Mengkonstruk makna dari materi

pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru

3. Mengaplikasikan Menerapkan atau menggunakan suatu

prosedur dalam keadaan tertentu

4. Menganalisis Memecah-mecah materi menjadi

bagian-bagian penyusunannya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan

5. Mengevaluasi Mengambil keputusan berdasarkan kriteria


(41)

6. Mencipta Memadukan bagian-bagian untuk

membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk orosinal

2.1.1.3 Pendekatan tematik integratif

Kurikulum 2013 berusaha untuk melakukan upaya penyedehanaan dengan menggunakan pendekatan tematik integratif. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada ketelibatan siswa dalam proses belajar secara akif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya (Pusat Kurikulum Balitbang: 2006: 6)

Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/ jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk menggantikan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006: 5). Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih dan dengan beragam pengalaman siswa, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Maka pada umumnya pembelajaran tematik/ terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengkaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dan pengalaman kehidupan nyata


(42)

sehari-hari siswa sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. (Subroto, 2003: 9)

Trianto (2009: 78) mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Pembelajaran ini menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara ilmiah tentang dunia disekitar mereka.

Yani (2014: 115) menyampaiakan filosofi pembelajaran tematik yang berbasis pada pembelajaran tentang kehidupan nyata, peserta didik didorong untuk memperoleh pengalaman langsung dan terlatih dalam menemukan pengetahuan yang dipelajarinya. Peserta didik tidak perlu dibingungkan dengan batas-batas disiplin akademik dari setiap mata pelajaran.

Kurniasih (2014: 176) mengungkapkan pendekatan tematik integratif dimaksudkan bahwa dalam pembelajaran tersebut dibuat pertema dengan mengacu karakteristik peserta didik dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain.

Pratsowo (2013: 123) mengungkapkan pembelajaran tematik dan pembelajaran terpadu mengandung makna yang ambigu, sama namun juga berbeda. “Sama” dalam artian bahwa kedua model pembelajaran ini pada


(43)

hakikatnya sama-sama suatu pbentuk pembelajaran yang dikembangkan melalui proses pemaduan. Makna “berbeda” dari keduanya dikarenakan pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu, sehingga cakupan maknya lelebih luas pembelajaran terpadu dibandingkan pembelajaran tematik. Dengan kata lain, model pembelajaran tematik pasti merupakan model pembelajaran terpadu, namun pembelajaran terpadu belum tentu merupakan model tematik.

Pembelajaran tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu memiliki beberapa keuntungan yang dapat dicapai (Panduan KTSP dalam Trianto, 2009: 83) adalah :

1. Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu

2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama

3. Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan

4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa

5. Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas

6. Siswa lebih bergairah karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain

7. Guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga


(44)

pertemuan dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan materi.

Yani (2014: 118) Pembelajaran tematik integratif pada Kurikulum 2013 dipilih model spider webbed atau model jaring laba-laba. Hal ini dipilih karena paling mudah memadukan berbagai aspek dan kompetensi. Model jaring laba-laba ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema. Setelah tema disepakati, maka dikembangkanlah menjadi sub-tema dengan tetap memperlihatkan keterkaitan antarmata pelajaran lain. Setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajaran yang mendukung.

2.1.1.4 Pendekatan Saintifik

Dalam Kurikulum SD 2013 pendekatan saintifik atau pendekatan sains menyebabkan semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh mata pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam (Kurniasih, 2014:141). Kurniasih (2014: 176) juga mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara saintifik tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran pendekatan saintifik ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


(45)

Tabel 3. Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Kegiatan Aktivitas Pembelajaran

Mengamati Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak (tanpa dan dengan alat).

Menanya • Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersifat hipotesis.

• Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan).

Mencoba • Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan.

• Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen).

• Mengumpulkan data.

Menalar • Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan data/ kategori. • Menyimpulkan dari hasil analisis data.

Dimulai dari unstructured-uni structure-multi structure-complicated structure.

Mengkomunikasikan • Menyampaikan hasil konseptualisasi.

• Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya.

Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum dan prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan: 2014: 34).

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki beberapa karakteristik yaitu, (1) berpusat kepada siswa, (2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, (3) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya


(46)

keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, (4) dapat mengembangkan karakter siswa.

Pendekatan saintifik juga memiliki tujuan, berikut ini adalah tujuan dari pendekatan saintifik yang dikemukakan oleh Hosnan dalam bukunya yang berjudul Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Hosnan mengungkapakan bahwa pendekatan saintifik memiliki enam tujuan yaitu, (1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, (2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (6) untuk mengembangkan karakter siswa.

Adapun prinsip dari pendekatan saintifik yaitu, (1) pembelajaran berpusat kepada siswa, (2) pembelajaran membentuk students self concept, (3) pembelajaran terhidar dari verbalisme, (4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip, (5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, (6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, (7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi, (8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.


(47)

Pendekatan saintifik memiliki lima langkah umum yaitu, menggali informasi melalui observing/ pengamatan, questioning/ bertanya, experimenting/ percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, associating/ menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jaringan/ networking (Hosnan, 2014: 37).

Yani (2014: 125) menjelaskan setiap langkah pembelajaran keterampilan proses sains dalam Kurikulum 2013 sebagai berikut:

1. Mengamati, yaitu kegiatan peserta didik diperoleh untuk memperoleh dunia nyata melalui berbagai alat indra pengelihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba. Proses mengamati dapat dilakukan melalui kegiatan observasi lingkungan, menonton video, mengamati gambar, membaca tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca buku, mendengar radio, menyimak cerita, dan berselancar mencari informasi yang ada di media masa atau jejaring internet.

2. Menanya, yaitu kegiatan peserta didik untuk menyatakan secara eksplisit dan rasional apa yang ingin diketahui baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, atau kepada peserta didik lainnya. Pertanyaan dapat berupa meminta informasi, konfirmasi, menyama pendapat, atau bersifat hipotetif.

3. Mengeksperimen, kegiatannya berupa mengumpulkan data melalui kegiatan observasi, wawancara atau uji coba di laboratorium. Kegiatan


(48)

mengumpulkan dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data seunder, observasi lapangan, uji coba, wawancara, menyebarkan kuisioner, dan lain-lain. Data yang diperoleh memiliki sifat yang dapat dianalisis dan disimpulkan.

4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan peserta didik untuk mengkritisi, menilai, membandingkan, interpretasi data, atau mengajukan pendapatnya berdasarkan data hasil penelitian. Secara khusus, arti mengasosiasi dapat diartikan dengan proses membandingkan antara data yang telah diperolehnya dengan teori yang telah diketahuinya sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting. Kegiatan mengasosiasi dapat berupa membuat kategori,menentukan hubungan antar data/ kategori, dan menyimpulkan dari hasil analisis data. Penemuan prinsip dan konsep penting diharapkan dapat menambah skema kognitif peserta didik, memperluas pengalaman dan wawasan pengetahuannya.

5. Mengkomunikasikan yaitu kegiatan peserta didik untuk menyampaikan hasil temuannya di hadapan orang lain. Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan yang dapat dibantu oleh perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Artinya, peserta didik dapat menyampaikan dalam forum diskusi kelas atau diunggah di internet.


(49)

2.1.1.5 Penilaian Otentik

Menurut Mardapi (2012: 169) asesmen otentik bertujuan untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi yang dimiliki bersifat multi dimensi, oleh karena itu semuadimensi tersebut sedapat mungkin diukur. Dimensi kemampuan pendidik yang paling sederhana adalah kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Oleh karena itu, ketiga aspek tersebut harus dilakukan asesmen. Hasilnya berupa profil peserta didik. Hasil ini digunakan menyusun strategi belajar berikutnya.

Yani (2014: 145) menyampaikan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang nyata dan dibuktikan dengan kinerja dan atau hasil-hasil yang dibuat oleh peserta didik. Untuk memperoleh hasil penilaian otentik dibutuhkan proses pengumpulan data selengkap mungkin sehingga memberikan gambaran perkembangan dan hasil belajar peserta didik.

Abidin (dalam Yani 2014: 146) mengemukakan bahwa penilaian otentik adalah mengukur, memonitor, dan menilai semua aspek hasil belajar, baik yang sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktifitas dan perolehan belajar selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.

Asesmen otentik ini digunakan sesuai prosedur akan memiliki kesalahan pengukuran yang kecil. Namun asesmen otentik ini memerlukan waktu yang relatif lama bagi pendidik untuk mengetahui kompetensi peserta didik, informasinya bersifat holistik, menyeluruh tentang kemampuan peserta didik. (Mardapi, 2012: 170)


(50)

Asesmen otentik dapat diterapkan pada pembelajaran aktif dan kreatif untuk mata pelajaran apa saja. Lakah pertama dalam melakukan asesmen otentik adalah menetapkan konstruk pembelajaran aktif dan pembelajaran kreatifitas. Konstruk ini bisa diambil dari buku tes, kemudian dikembangkan konstruk aspek afektif dan aspek psikomotorik . Definisi teoritis dari buku teks ini kemudian diopersionalkan sehingga bisa dijabarkan indikatornya. Hal penting dalam asesmen otentik adalah penyusunan rubrik yaitu pedoman penskroran berikut penafsirannya (Mardapi, 2012: 170).

Menurut Kurniasih (2014: 179) penilaian otentik ialah penilaian secara untuh, meliputi kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional dan dampak pengiring dari pembelajaran. Dengan kata lain, penilaian otentik ini dapat lebih mudah membantu para guru dalam mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebab, untuk ketiga kompetensi tersebut ada instrumen penilaian masing-masing. Hal ini sejalan dengan Kusaeri (2014: 48) yaitu penilaian otentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input, proses, output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional dan dampak pengiring dari pembelajaran.

Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input) proses dan keluaran


(51)

(output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang meberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti : membaca dan meringkasnya, ekperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multimedia, membuat karangan, dan diskusi kelas (Kusaeri, 2014: 48).

Kusaeri (2014: 49) menambahkan bahwa kata lain dari penilaian otentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian otentik ada kalanya disebut penialain responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian otentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan, pengayaan, atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi SNP (Standar Nasional Pendidikan).


(52)

Penilaian otentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikansi atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Isitilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi, sedangkan istilah otentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel (Daryanto, 2014: 113).

Penilaian otentik bertujuan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Penilaian model ini menekankan pada pengukuran kinerja, doing something, melakukan sesuatu yang merupakan penerapan dari imu pengetahuan yang telah dikuasai secara teoritis. Penilaian otentik dalam implementasi kurikulum 2103 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari : (1) penilaian kompetensi sikap melalui obeservasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik dan jurnal, (2) pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan, (3) Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio (Daryanto, 2014: 114).

2.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik (Ahmadi, 2014: 64). Menurut Sudjana (2001: 92), untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran


(53)

diperlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Bedasarkan uraian tersebut, peneliti membuat pengembangan model perangkat pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan milik Kemp.

Ahmadi mengungkapkan bahwa (2014: 68) Kemp merupakan model yang membentuk siklus. Model ini berorientasi pada pembelajaran yang menyeluruh dan dapat digunakan diseluruh jenjang pendidikan. Ada 4 unsur yang merupkan dasar dalam membuat model Kemp yaitu, (1) untuk siapa program itu dirancang, (2) apa yang harus dipelajari, (3) bagaimana isi bidang studi dapat dipelajari dengan baik, (4) bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah berlangsung.

Gambar 3. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp yang telah direvisi (Morrison, dkk., 2011: 17)


(54)

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp (dalam Trianto, 2010: 82-89) adalah sebagai berikut :

1. Instructional Problems (Masalah Pembelajaran)

Pada tahap ini dilakukan identifikasi untuk melihat ada tidaknya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi dilapangan. Aspek yang dilihat antara lain menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.

2. Learner Characteristics (Karakteristik Siswa)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa mulai dari ciri, kemampuan, dan pengalaman, baik individu maupun kelompok.

1) Tingkah Laku Awal Siswa

Dilakukan identifikasi terhadap keterampilan-keterampilan khusus yang dimilii oleh siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan-keterampilan khusus tersebut harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif.

2) Karakteristik Siswa

Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik secara individu maupun sebagai


(55)

kelompok. Hasil dari analisis ini dapat dijadikan sebagai gambaran untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.

3. Task Analysis (Analisis Tugas)

Analisis tugas atau disebut juga analisis tujuan tidak lain dari analisis isi pelajara analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk rencana pelajaran dan lember kegiatan siswa.

1) Analisis Struktur Isi

Analisis ini dilakukan untuk mencermati kurikulun yang sesuai mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, subpokok bahasan, serta garis besar perincian isi pokok bahasan.

2) Analisis Konsep

Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutannya dan merinci konsep-konsep yang relevan. Hasil dari analisis ini berupa peta konsep.

3) Analisis Prosedural

Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian, hasil dari analisis ini akan diperoleh peta tugas dan analisis prosedural.


(56)

Analisis ini dilakukan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan mempertimbangkan waktu. Hasil dari analisis ini adalah cakupan konsep/ tugas yang akan diajarkan dalam satu rencana pelajaran. 4. Instructional Objectives (Merumuskan Indikator)

Tahap ini dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional. Fungsi dari merumuskan indikator yaitu sebagai alur untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan sebagai panduan siswa dalam belajar.

5. Content Sequencing (Urutan Materi Pembelajaran)

Pada tahap ini, isi pokok bahasan akan diurutkan terlebuh dahulu. Pokok bahasan yang diurutkan antara pengetahuan prasyarat, familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa.

6. Instructional Strategies (Strategi Pembelajaran)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujian. Kegiatan dalam tahap ini adalah pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuannya.

1) Pemilihan Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran 2) Pemilihan Format


(57)

Menurut Morrison (2011: 16), memilih alat dan bahan yang disesuaikan dengan tujuan dapat membantu keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Jika sumber-sumber pelajaran yang dipilih dan disiapkan dengan baik, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan .menggambarkan isi materi dengan lebih jelas.

8. Development of Instruction (Pengembangan Instruksi)

Morrison (2011: 16) menjelaskan bahwa setelah melengkapi proses analisis dan mendesain media dan sumber belajar, langkah selanjutnya adalah menyiapkan semua bahan ajar seperti halaman web, bahan cetak, dan rekaman video.

9. Evaluation Instrumens (Instrumen Penilaian)

Instrumen penilaian disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Kriteria penilaiannya adalah penilaian acuan patokan sehingga hasil tes belajar yang dikembangkan harus dapat mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran khusus.

10. Revision (Revisi Perangkat)

Kegiatan revisi ini dilakukan secara terus-menerus dalam pembuatan perangkat pembelajaran. Revisi ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Revisi dapat dilakukan setelah melalui tahap telaah oleh


(58)

para pakar, hasil simulasi pembelajaran, hasil uji coba pertama, maupun hasil uji coba kedua.

11. Summative Evaluation (Penilaian Sumatif)

Evaluasi ini digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan untuk pelajaran tertentu.

12. Formative Evaluation (Penilaian Formatif)

Penilaian ini dilakukan untuk menemukan kelemahan dalam perencanaan pembelajaran sehingga berbagai kekurangan ini dapat dihindari sebelum perangkat pembelajaran tersebut dipakai secara luas. 13. Confirmative Evaluation (Evaluasi Penegasan)

Morrison (2011: 18) menjelaskan bahwa proses evaluasi penegasan adalah proses untuk menentukan apakah desain yang telah dirancang tetap sesuai dari waktu ke waktu.

14. Planning (Perencanaan)

Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus-menerus menilai kembali hubungan setiap bagaian itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.

15. Implementation (Pelaksanaan)

Morrison (2011: 18) memaparkan bahwa selain mendesain instruksi, penting juga untuk merencanakan pelaksanaan. Pelaksanaan


(59)

seperti evaluasi formatif dilakukan diawal dalam proses merancang instruksional. Perencanaan dalam pelaksanaan yang dilakukan seawal mungkin, dapat membantu memastikan kelancaran program instruksional.

16. Project Management (Manajemen Proyek)

Manajemen proyek diperlukan untuk mengelola jadwal dan anggaran untuk proyek. Upaya yang diperlukan untuk manajemen proyek ditentukan oleh lingkup proyek.

17. Support Services (Pelayanan Pendukung)

Layanan pendukung sangat menentukan keberhasilan pengembangan perangkat. Selama proses pengembangan dibutuhkaan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait. Beberapa hal lain seperti anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan juga merupakan pelayanan pendukung yang dibutuhkan.

2.2.1 Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan

Peneliti mengembangkan perangkat pembelajara berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH), materi ajar, instrumen penilaian dan Lembar Kerja Siswa (LKS) mengacu Kurikulum SD 2013 yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Menurut Trianto (2010: 69) silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu mencakup kompetensi inti,


(60)

kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Poerwati (2013: 150) menyampaikan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Sedangkan Fadillah menyampaikan bahwa silabus digunakan sebagai acuan dalam membuat dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Terdapat tujuh ruang lingkup dalam silabus yang meliputi (1) kompetensi inti, (2) kompetensi dasar, (3) materi pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) penilaian, (6) alokasi waktu, dan (7) sumber belajar (Fadillah , 2014: 135-136).

Rencana Pelaksanaan Tematik Harian (RPPTH) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai suatu kompentensi yang dijabarkan dalam silabus. RPPTH disusun secara lengkap dan sistematis karena akan dijadikan sebagai panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan (Trianto, 2010: 108). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,


(61)

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.

Materi ajar merupakan materi yang disampaiakan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Materi ajar mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan (Fadillah , 2014: 136). Materi ajar dibuat dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak usia dini.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk peserta didik dalam memperoleh, menganalisis, dan menafsir data dari peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Trianto 2010: 101). Menurut Prastowo (2013: 401) penilaian dapat diartikan juga sebagai usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, serta menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan maupun perkembangannya yang telah dicapai, baik berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran.

Menurut Trianto (2007: 73), Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Terdapat beberapa komponen dalam LKS seperti : judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan, serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi (Trianto, 2009: 223).

2.3 Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat digunakan


(62)

sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran:

Pertama, penelitian pengembangan berjudul “Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbassis Masalah”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Resti Fauziah, Ade Gafar Abdullah dan Dadang Lukman Hakimdi peserta didik kelas X program keahlian TEI di SMK Negeri 1 Kota Cimahi. Peneliti menggunakan metode kombinasi antara pre-experimental design dengan desain penelitian one-shot case study. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi dan wawancara. Penelitian ini menghasilkan RPP berbasis pendekatan saintifik melalui model problem based learning, dan mendapat tanggapan positif dari guru dan peserta didik, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan hard dan soft skill peserta didik.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh K. Dewi pengembangan yang

berjudul, “ Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu dengan Setting Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kinerja Ilmiah Siswa”. Penelitian ini menghasilkan produk perangkat pembelajaran IPA terpadu dengan setting inkuiri terbimbing yang valid, praktis, dan efektif. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi buku siswa dan buku pegangan guru. Metode penelitian dilakukan dengan analisis deskriptif tentang validitas, kepraktisan, dan efektivitas perangkat pembelajaran. Dari hasil penelitian diperoleh: (1) validitas perangkat pembelajaran berada pada kategori sangat valid dengan nilai validitas buku siswa 3,57 dan buku pegangan guru 3,63, (2)


(63)

kepraktisan perangkat pembelajaran berada pada kategori sangat praktis, dengan nilai keterlaksanaan perangkat pembelajaran pada kategori praktis dan sangat praktis, rata-rata nilai respon guru 3,87 dan respon siswa 3,66, (3) keefektivan perangkat, nilai rata-rata pemahaman konsep 85,16 dan kinerja ilmiah yang berupa penilaian unjuk kerja dan sikap berada diatas KKM, sehingga dinyatakan 100% tuntas. Hal ini berarti, perangkat pembelajaran memenuhi kriteria valid, praktis, dan efisien sehingga dapat diimplementasikan dalam lingkup yang luas.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nurul Chotimah pengembangan

yang berjudul, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bervisi SETS Materi Sistem Koordinasi”. Penelitian ini menghasilkan produk perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui peran pembelajaran biologi bervisi SETS dalam peningkatan hasil belajar biologi siswa MAN Lasem Rembang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, keaktifan, keterampilan proses, respon positif dari siswa dan guru, dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan rangkuman dari ketiga penelitian di atas diketahui bahwa penelitian yang dilakukan hanya berfokus pada pengembangan perangkat pembelajaran. Penelitian pengembangan yang akan dilakukan oleh peneliti diperluas sesuai Kurikulum SD 2013 yang berlangsung pada tahun ajaran 2014/ 2015 ini. Selain itu, pengembangan perangkat pembelajaran yang meliputi Silabus, RPP, Bahan Ajar, dan LKS ini didesain sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa kelas satu (I) sekolah dasar. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan


(64)

ketiga penelitian tersebut. Penelitian ini akan mengembangakan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk kelas satu (I) SD.

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka berfikir tentang pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa sekolah dasar kelas I. Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis yang dilakukan pemerintah untuk dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat di masa depan. Pemerintah telah menyiapkan bahan ajar berupa buku guru dan buku siswa sesuai dengan kurikulum 2013, tetapi masih perlu adanya tambahan agar perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang spesifik dibutuhkan seorang guru agar dapat mengajarkan Kurikulum SD 2013.

Berdasarkan alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas I. Pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik menjadi ciri utama dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013 khususnya pada perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti. Penerapan pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran juga terdapat dalam perangkat pembelajaran. Perkembangan karakter (sikap spiritual dan sikap sosial), keterampilan, dan pengetahuan adalah tujuan dari Kurikulum 2013, Penilaian otentik digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti yaitu tema 6 dengan judul Lingkungan Bersih Sehat dan Asri pada subtema Lingkungan Sekitar Rumahku. Peneliti memilih subtema Lingkungan Sekitar Rumahku


(65)

dikarenakan tema tersebut cukup penting bagi siswa agar siswa memahami tentang pentingnya lingkungan sekitar rumah yang bersih dan sehat.

2.5 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

2.5.1 Bagaimana langkah-langkah mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

Kurikulum SD 2013 1. Rasional dan elemen perubahan. 2. Pendidikan karakter.

3. Pendekatan yang digunakan yaitu tematik integratif dan saintifik.

4. Menggunakan penilaian otentik.

Survei Kebutuhan 1. Kurang pelatihan Kurikulum SD 2013 bagi guru

2. Guru memahami perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa

3. Guru sudah memiliki pemahaman yang cukup dalam pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik.

4. Guru kesulitan dalam membuat penilaian otentik, khususnya dalam membuat penilaian nontes

5. Guru sudah paham mengenai pendidikan karakter yang dikembangkan oleh pemerintah.

6. Guru masih memerlukan contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013.

Spesifikasi produk yang dikembangkan 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. 3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik 5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik


(66)

2.5.2 Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut guru kelas I?

2.5.3 Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Sekitar Rumahku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum?


(67)

46 BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian dan pengembangan atau sering disebut Research and Development.

Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu, dan juga menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297) atau suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru yang telah ada yang dapat dipertanggung jawabkan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Reserach and development karena penelitian ini akan menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran untuk kelas 1 SD dengan subtema Lingkungan Sekitar Rumahku.

Ada 10 prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall sebagai berikut :

Gambar 4 Langkah-Langkah penggunaan Metode R&D

Potensi dan Masalah Pengumpula n data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Produksi Masal


(1)

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

112

LAMPIRAN 6

BIODATA PENULIS

Nari Budi Lestari lahir di Magelang, 6 Juli 1992. Pendidikan dasar diperoleh di SD N Kedungsari 5, Magelang. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N 5, Magelang. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA EL-Shadai, Magelang.

Pada tahun 2011, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pada akhir studi di perguruan tinggi, penulis menyusun sebuah skripsi dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Lingkungan Sekitar Rumahku Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI