Hubungan antara Budaya Perusahaan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

41 Menurut Siagian 1997:153, organisasi memiliki beberapa ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengukur produktivitasnya, yaitu : 58 1. Ukuran waktu, yaitu berapa lama seseorang yang membutuhkan jasa tertentu memperolehnya. 2. Ukuran harga dalam arti berapa besar uang yang dikeluarkan untuk memperoleh jasa yang dibutuhkan itu. 3. Ukuran nilai-nilai sosial budaya, dalam arti cara penghasil jasa menyampaikan produknya kepada kliennya. 4. Ukuran, ketelitian yang menunjukkan apakah jasa yang diberikan akurat atau tidak.

1.5.8 Hubungan antara Budaya Perusahaan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Budaya perusahaan sering juga disebut budaya kerja, karena tidak bisa dipisahkan dengan kinerja performance sumber daya manusia. Budaya perusahaan memang sulit didefenisikan secara tegas dan sulit diukur namun bisa dirasakan oleh sumber daya manusia di dalam perusahaan tersebut. Menurut Harris dan Moran dalam bukunya Managing Cultural Differences, baru sejak dekade yang lalu akhir 70-an atau awal 80-an para eksekutif dan cendekiawan benar-benar mulai memahami bagaimana Budaya PerusahaanOrganisasi berdampak pada perilaku, moral atau semangat, dan produktivitas di pekerjaan. 59 58 Siagian, op.cit., hal.153. 59 Kisdarto Atmosoerapto, op.cit., hal.73. Universitas Sumatera Utara 42 Jika orang-orang bergabung dalam sebuah perusahaan, mereka akan membawa nilai-nilai, norma-norma perilaku dan kepercayaan yang mereka miliki sebelum bergabung dengan perusahaan tersebut. Tetapi seringkali nilai-nilai serta norma perilaku yang telah mereka punyai kurang membantu mereka untuk sukses dalam perusahaan bahkan kadang nilai-nilai dan norma perilaku yang mereka miliki tidak sesuai dengan budaya perusahaan di tempat ia akan bekerja. Maka setiap perusahaan seringkali memberikan training untuk menyesuaikan dengan budaya perusahaancorporate culture yang ada di perusahaan tempat mereka akan bekerja. Pada dasarnya peningkatan sumber daya manusia sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan bagi atau oleh setiap organisasi agar dapat mendukung dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu perlu adanya pembinaan, pengarahan dan bimbingan bagi setiap tenaga kerja agar lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan tahapan usaha bagi pendayagunaan tenaga kerja secara maksimal. produktivitas kerja dimiliki oleh suatu organisasi pada hakekatnya merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja yang harus dipenuhi oleh pegawai, sedangkan terbentuknya persyaratan itu sendiri harus diupayakan oleh pimpinan organisasi. Universitas Sumatera Utara 43 Pada saat ini manajemen lebih memahami bahwa komponen-komponen budaya seperti adat istiadat kebiasaan, tradisi, peraturan-peraturan rules, aturan-aturan regulation, kebijakan dan prosedur bisa membuat pekerjaan lebih menyenangkan sehingga bisa meningkatkan produktivitas, memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan daya saing perusahaan. Produktivitas itu menggambarkan sejauh mana upaya yang dilakukan untuk mampu mencapai sesuatu hasil. Besarannya dapat dicerminkan dari perbandingan antara output masukan atau bagaimana efektivitas SDM-nya dan efisiensi pengelolaan sistem efisiensi manajemen bisa menghasilkan efek sinergis. Timpe Dale A 1989, meninjau ratusan penemuan studi dan wawasan dari ribuan manager yang telah berpartisipasi dalam seminar tetang produktivitas, mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang sekaligus sebagai faktor kunci untuk mencapai produktivitas dan kreativitas yang tinggi : 60 1. Keahlian dan manajemen yang bertanggung jawab. Manajemen adalah faktor utama dalam setiap produktivitas perusahaan dan merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh semua perusahaan dalam mencapai puncak produktivitas. 2. Kepemimpinan dan budaya organisasi yang diciptakan Kepemimpinan yang efektif mempunyai peran yang sangat menentukan karena peranannya sebagai penunjuk jalan bagi yang harus dilalui untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpanan merupakan bagian dari budaya organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan yang efektif akan menumbuhkembangkan budaya organisasi sehingga produktivitas yang tinggi dengan perbaikan terus menerus sustainable improvement dapat dicapai. Oleh karena itu, pimpinan puncak harus mempunyai visi yang menunjukkan kemana perusahaan harus menuju dan manajemen mengajarkan bagaimana cara terbaik untuk mencapai tujuan. 60 Sri Budi CY, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit UMM Press, Malang, 2005, hal.205. Universitas Sumatera Utara 44 3. Kesederhanaan organisasi dan operasional Peraturan, prosedur, dan birokrasi dibuat seminimal mungkin sehingga memberikan kebebasan bekerja secara maksimal pada karyawan. 4. Kepegawaian yang efektif Menambah lebih banyak karyawan belum tentu berarti meningkatkan produktivitas. Dan sebelum mempekerjakan orang baru, seharusnya dipastikan dahulu bahwa karyawan yang ada sekarang sudah berkinerja menurut kemampuan. 5. Tugas yang menantang Tugas merupakan kunci untuk proses yang kreatif dan produktif. Setiap individu mempunyai suatu suasana khusus kegiatan kreatif dan produktif yang tinggi. 6. Perencanaan dan pengendalian tujuan Perencanaan yang tidak efektif menyebabkan kebocoran besar dalam produktivitas. Sebaliknya perencanaan yang efektif dapat meningkatkan produktivitas operasional, yaitu membantu memastikan penggunaan sumber daya dengan sebaik-baiknya, memadukan semua aspek program ke dalam sesuatu yang efisien. 7. Pelatihan manajerial khusus Karena manajemen jelas menjadi faktor utama bagi produktivitas organisasi mana pun, menjadi sangat penting bahwa organisasi mengembangkan suatu komitmen terhadap produktivitas dalam seluruh tim manajemennya, dan memberikan kepada anggota tim tersebut sarana yang berguna untuk menerapkan usaha peningkatan produktivitas yang efektif dalam seluruh organisasi. Selain itu ada juga faktor-faktor umum yang mempengaruhi produktivitas secara umum menurut Muchdarsyah Sinungan yaitu : 61 1. Manusia 61 Muchdarsyah Sinungan, op.cit., hal.56. Universitas Sumatera Utara 45 Meliputi kuantitas, keahlian, latar belakang pendidikan dan kebudayaa, kemampuan sikap, minat, struktur pekerjaan, keahlian dan umur kadang- kadang jenis kelamin dari angkatan kerja. 2. Modal Meliputi modal tetap mesin, gedung, alat-alat, volume dan strukturnya, teknologi research and development litbang, bahan baku. 3. MetodeProses Meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan baku penolong dan mesin, perencanaan dan pangawasan produksi, pemeliharaan melalui pencegahan, teknologi yang memakai cara alternatif. 4. Produksi Meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran, dan spesialisasi produksi. 5. Lingkungan Organisasi Meliputi organisasi dan perencanaan, sistem manajemen, budaya organisasi, kondisi kerja fisik, iklim kerja social, tujuan perusahaan dan hubungannya dengan tujuan lingkungan, sistem insentif, kebijaksanaan personalia, gaya kepemimpinan, ukuran perusahaan ekonomi skala. 6. Lingkungan Negara Eksternal Meliputi kondisi ekonomi dan perdagangan, struktur sosial dan politik, struktur industri, tujuan pengembangan jangka panjang, pengakuanpengesahan, kebijakan ekonomi pemerintah, kebijakan tenaga kerja, kebijakan penelitian dan pengembangan, kebijakan energi, kebijakan pendidikan dan latihan, kondisi iklim dan geografis, kebijakan perlindungan lingkungan. 7. Lingkungan Internasional Regional Meliputi kondisi perdagangan dunia, masalah-masalah perdagangan internasional, investasi dan usaha bersama, spesialisasi internasional, kebijakan migrasi tenaga kerja, fasilitas latihan internasional, bantuan internasional, standar tenaga kerja dan teknik internasional. 8. Umpan balik Meliputi timbal balik antara perusahaan dengan ruang lingkup negara maupun internasional, bagaimana masyarakat menilai kuantitas dan kualitas produk. Universitas Sumatera Utara 46 Setiap faktor-faktor ini memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap produktivitas. Dalam hal ini budaya perusahaan haruslah bersifat dinamis dan berkembang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, harus mampu mengintegrasikan kemampuan-kemampuan yang berkembang dalam perusahaan dan bisa mengadaptasi perkembangan-perkembangan di luar perusahaan sehingga dapat menciptakan produktivitas kerja.

1.5.9 Hipotesis