Lakon-lakon dalam Tarian Jathilan

yang muncul, namun atas kesepakatan bersama dipilihlah nama Turonggo Jati Manunggal. Dalam peresmian kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal, terpilih Mbah Sarno sebagai ketua dan Pak Oni sebagai wakil ketua. Setelah peresmian Turonggo Jati Manunggal, para pemuda Kepuh aktif berlatih njathil. Semangat untuk berlatih njathil membuahkan hasil yang memuaskan, dalam acara pekan budaya, kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal selalu mendapat kesempatan untuk pentas dalam acara tersebut. Kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal juga sering pentas njathil untuk acara-acara yang ada di Dusun Kepuh seperti sunatan, pernikahan, peringatan hari raya, dan lain-lain. Dalam perkembangannya, memasuki tahun 2007 kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal mengalami kemunduran. Hal tersebut dikarenakan para pemuda mulai bosan dengan tarian yang monoton dan musik yang kurang beragam. Awal tahun 2008 mulai ada tarian dan musik jathilan kreasi baru. Semangat untuk njathil kembali muncul dan semakin banyak pemuda di Dusun Kepuh yang tertarik untuk bergabung dalam kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal. Melihat kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal semakin berkembang pesat, memunculkan beberapa pihak mulai tertarik untuk mengkomersilkan kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal melalui suatu label tertentu. Dengan ada tawaran tersebut, kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal menjadi bersemangat untuk berlatih njathil dan tak segan 17 untuk mengeluarkan biaya untuk berbagai keperluan njathil. Namun diluar dugaan, kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal mengalami penipuan. Tawaran untuk dikomersilkan dalam suatu label tersebut tidak pernah ada kelanjutannya hingga saat ini. Tahun 2010 terjadi erupsi merapi yang sangat hebat, lantas sejak saat itulah kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal menjadi vakum total. Peralatan njathil seperti jaran kepang, kostum, dan gamelan semua habis tak tersisa karena amukan wedhus gembel. Tahun 2011 peneliti mendapat tempat di Dusun Kepuh untuk melaksanakan kegiatan KKN. Kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal mendapat perhatian utama untuk kegiatan KKN peneliti karena hal tersebut menjadi program utama kegiatan KKN peneliti. Pengalaman kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal yang pernah tertipu dan hilangnya semua arsip jathilan membuat semangat para pemuda untuk njathil menjadi hilang. Dengan adanya kerjasama yang baik antara kelompok KKN dan kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal membuat jathilan Kepuh kembali menunjukkan keeksistensiannya walaupun ditengah berbagai keterbatasan dan berbagai kendala. Semangat njathil tersebut membawa kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal meraih piala penghargaan sebagai kelompok jathilan terfavorit dalam acara pekan kesenian Kabupaten Sleman. Sejak saat itulah semangat untuk njathil kembali muncul dan hingga saat ini kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal tetap eksis untuk mengadakan pentas diberbagai acara. 18

C. Kesurupan

1. Kesurupan Secara Umum

Kesurupan adalah sebuah fenomena tentang makhluk halus yang menguasai pikiran, perasaan, dan intelek kesanggupan untuk membuat keputusan pada diri seseorang dengan menyatu pada kesadarannya Walker, 1973, 4. Dalam hal ini makhluk halus bisa menguasai tindakan seseorang. Orang dapat mengalami kesurupan ketika badannya dimasuki oleh makhluk halus yang menguasai jiwa raganya. Hampir pada setiap kasus kesurupan, seseorang yang kesurupan tidak tahu atau tidak ingat bahwa dia kesurupan karena jiwa raganya dikuasai oleh makhluk halus Wallance, 2001, 14. Fenomena kesurupan telah ada selama beribu-ribu tahun yang lalu, di seluruh penjuru dunia. Berbagai bentuk dan interpretasi kesurupan dari kebudayaan yang satu ke kebudayaan yang lain tidaklah sama dan mengalami berbagai perubahan seiring berjalannya waktu. Kesurupan adalah fenomena yang dapat ditemukan dalam banyak agama dan diberbagai masyarakat seluruh dunia. Dalam tradisi agama dan dongeng, seseorang yang dikuasai oleh makhluk halus kelakuannya akan menjadi tidak normal dan kepribadiannya akan berubah Walker, 1973, 4. Dalam hal ini, peneliti melakukan penelitian mengenai kesurupan yang terjadi dalam kesenian jathilan dalam kelompok jathilan Turonggo Jati Manunggal yang berarti bahwa kesurupan tersebut merupakan sebuah fenomena hilangnya kesadaran yang dapat membuat mereka 19