3.2 Ketentuan Umum Seputar Pemeriksaan Pajak
Di dalam melakukan pemeriksaan, pemeriksa pajak harus berdasarkan ketentuan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku yang terdiri dari ketentuan
formal dan ketentuan material. Ketentuan formal pemeriksaan berdasarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sedangkan ketentuan material
berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan dan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
a. Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak
1. Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262 sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 85, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4740 2.
Peraturan Menteri Keuangan No.199PMK.032007, tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.
Dengan adanya peraturan dan Undang-Undang yang menjadi landasan hukum pemeriksaan pajak di Indonesia, maka pajak yang dipungut oleh
pemerintah sudah mempunyai suatu pondasi yang kuat dan tegas sehingga tidak perlu lagi adanya keragu-raguan ataupun alasan bagi wajib pajak untuk tidak
mematuhinya.
b. Pengertian Seputar Pemeriksaan Waluyo 2008:67 menjelaskan bahwa,
Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk
Universitas Sumatera Utara
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan. Pemeriksa pajak adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak, yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung
jawab untuk melaksanakan pemeriksaan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 199PMK.03.2007 Tentang
Tata Cara Pemeriksaan Pajak Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak-hak dan memenuhi kewajiban wajib pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 1 angka 28 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan. Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan di
tempat kedudukan, tempat kegiatan usaha, atau pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh
Direktur Jenderal Pajak. PeraturanMenteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 199PMK.03.2007 Tentang Tata Cara Pemeriksaan
Pajak. Pemeriksaan Kantor adalah Pemeriksaan yang dilakukan di kantor
Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 199PMK.03.2007 Tentang Tata Cara Pemeriksaan
Pajak. Surat Perintah Pemeriksaan Pajak adalah surat perintah untuk
melakukan pemeriksaan dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan perpajakan danatau untuk tujuan lain dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Peraturan Menetri Keuangan Nomor 199PMK.03.2007 Tentang
Tata Cara Pemeriksaan Pajak. Kertas Kerja Pemeriksaan adalah catatan secara rinci dan jelas yang
diselenggarakan oleh pemeriksa pajak mengenai prosedur pemeriksaan yang ditempuh kemudian, bukti dari keterangan yang
dikumpulkan dan kesimpulan yang diambil sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan.
Laporan Hasil Pemeriksaan adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang disusun oleh pemeriksa
pajak secara ringkas dan jelas sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan. Peraturan Menetri Keuangan Nomor
199PMK.03.2007 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak. Berdasarkan beberapa pengertian seputar pemeriksaan dapat dijelaskan
bahwa pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Dimana dilaksanakan oleh pemeriksa pajak sebagai tenaga ahli yang ditunjuk oleh Dirjen Jenderal Pajak
yang dapat dilakukan baik dilapangan atau di kantor. Serangkaian pemeriksaan tersebut dimulai dengan mengeluarkan Surat
Perintah Pemeriksaan Pajak kemudian ditunjukkan dalam bentuk Kertas Kerja Pemeriksaan yang dipertanggung jawabkan dalam bentuk Laporan Hasil
Pemeriksaan dalam bentuk Kertas Kerja Pemeriksaan.
c. Tujuan Pemeriksaan Ilyas dan Burton 2001:48 menjelaskan bahwa,