Prosedur Dan Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan

SKP atau STP dihitung sesuai dengan PAHP, kecuali sebagaimana yang dimaksud dalam huruf f, h, fdan i. Jika suatu pemeriksaan akan mencapai tahap akhir yaitu dimana proses pemeriksaan baik dikantor ataupun dilapangan telah selesai maka hasil pemeriksaan tersebut harus diberitahukan kepada wajib pajak. Hal ini sesuai dengan pasal 31 ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yaitu, memberikan hak wajib pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir yang disampaikan pemeriksa pajak melalui kurir, faksimili, pos atau jasa pengiriman lainnya. Dalam proses pembahasan akhir diharapkan wajib pajak untuk hadir dan memberikan tanggapan atas hasil pemeriksaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh kantor pajak masing-masing. Tanggapan wajib pajak sangat penting meskipun terdapat setuju atau tidak setuju dengan hasil pemeriksaan. Hasil dari tanggapan ini akan dijadikan dasar oleh pemeriksa pajak dalam membuat risalah pembahasan dan berita acara PAHP yang ditanda tangani oleh tim pemeriksa paja dan wajib pajak.

3.3 Prosedur Dan Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan

Pardiat 2008:40 menjelaskan bahwa, Pemeriksaan Pajak dilakukan oleh Petugas Pemeriksa Pajak yang tergabung dalam tim pemeriksa pajak yang susunannya terdiri dari beberapa supervisor, seorang ketua tim, dan beberapa pemeriksapenilai yang tergabung dalam kelompok fungsional. a. T ata cara pelaksanaan pemeriksaan pajak harus dilakukan sesuai dengan: 1. P eraturan Menteri Keuangan Nomor 199PMK.032007 Tentang Tata Cara Pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara 2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 19PJ2008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan. 3. Peraturan Jenderal Pajak Nomor 20PJ2008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Kantor. b. Pemeriksaan harus dilaksanakan sesuai dengan standart pemeriksaan yang meliputi standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan dan standar pelaporan pemeriksaan. c. Tim Pemeriksa Pajak harus mencantumkan dasar hukum berupa ketentuan pelaksanaannya serta bukti-bukti pendukungnya, atas setiap temuan pemeriksaan. d. Temuan pemeriksaan harus diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan SPHP yang penyampaiannya hanya dapat dilakukan satu kali. e. Wajib Pajak harus diberi kesempatan hadir untuk melakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan. Pembahasan akhir harus dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan yaitu 1 satu bulan untuk pemeriksaan lapangan dan 3 tiga minggu untuk pemeriksaan kantor. f. Dalam hal dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas, baik Tim Pembahas Tingkat Unit Pelaksana Pemeriksaan maupun Tingkat Kantor Wilayah, harus diperhatikan hal-hal berikut: 1. Tim pembahas dibentuk oleh Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan atau Kepala Kantor Wilayah DJP dan atas nama Direktur Jenderal Pajak yang bertugas. 2. Tim Pembahas akan melaksanakan tugasnya dalam hal terdapat permohonan dari Wajib Pajak. 3. Pembahasan oleh Tim Pembahas hanya dilakukan antara Tim Pemeriksa Pajak dan Tim Pembahas tanpa dihadiri oleh Wajib Pajak. g. Apabila hasil pemeriksaan ternyata berbeda dengan profil Wajib Pajak, tim pemeriksa pajak harus menjelaskan perbedaan tersebut dalam Kertas Kerja Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan Universitas Sumatera Utara serta mengirimkan data perbedaan tersebut kepada Seksi Pengawasan dan Konsultasi Terkait. h. Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan 1 satu Surat Perintah Pemeriksaan yang meliputi satu atau beberapa jenis pajak dan satu atau beberapa masa pajak, maka Nota Perhitungan dan Surat Ketetapan Pajak harus diterbitkan untuk setiap Masa Pajak dan Jenis Pajak.. Dalam proses pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh tim pemeriksa harus sesuai prosedur Pemeriksaa Pajak sebagai berikut: mengevaluasi data yang dilaporkan wajib pajak, menganalisa angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan wajib pajak, meminta keterangan lisan danatau tulisan wajib pajak yang diperiksa, memasuki tempat atau ruangan yang diduga merupakan tempat penyimpanan dokumen, uang, barang yang dapat memberi petunjuk, melakukan penyegelan tempat atau ruangan tersebut, apabila wajib pajak atau kuasanya tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan dimaksud.

3.4 Penyebab-penyebab Dilakukan Pemeriksaan Pajak oleh Fiskus