Hasil Belajar Ranah Afektif

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi P ER S EN TA S E KATEGORI Siklus I Siklus II kuesioner tidak mendapatkan nilai tinggi maupun rendah. Siswa yang seperti ini merupakan siswa dengan motivasi belajar yang biasa-biasa saja, tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi tetapi juga tidak memiliki motivasi belajar yang rendah. Kemudian terdapat siswa dengan kategori motivasi belajar yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa aspek penilaian dalam kuesioner mendapat nilai yang tinggi. Siswa cukup termotivasi dengan baik untuk belajar Biologi. Pada siklus II, persentase motivasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan permainan edukatif estafet mencapai kategori sangat rendah 0, kategori rendah 0, kategori sedang 0, kategori tinggi 40,74, dan 59,25 untuk kategori sangat tinggi. Berikut merupakan diagram minat siswa: Gambar 4.5 Persentase Motivasi Siswa Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat setelah adanya pembelajaran dengan menggunakan permainan edukatif estafet dan telah mencapai target yaitu siswa dengan kategori skor tinggi dan sangat tinggi sebesar 75. Data tersebut membuktikan bahwa adanya motivasi siswa terhadap materi struktur jaringan tumbuhan dengan menerapkan permainan edukatif estafet. Motivasi belajar yang tinggi ini didukung oleh suasana belajar di kelas yang aktif dan menyenangkan selama proses pembelajaran dengan menggunakan permainan edukatif estafet. Berbeda dengan sebelum dilakukannya pembelajaran menggunakan permainan edukatif estafet, siswa cenderung pasif dan tidak termotivasi belajar karena suasana belajar yang kurang menyenangkan.

2. Hasil belajar Ranah Kognitif

Sebelum masuk dalam hasil belajar ranah kognitif, akan dibahas hasil pretest siswa. Pretest ini merupakan tes awal untuk mengetahui konsep awal dan pengetahuan siswa mengenai materi struktur jaringan tumbuhan yang akan diajarkan selama pembelajaran berlangsung. Pretest ini mencakup aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pretest dikerjakan siswa secara jujur dan tanpa melihat referensi atau bertanya pada teman lain. Jadi hasilnya murni merupakan pengetahuan awal siswa mengenai materi terkait. Pada pretest ini nilai terendah siswa adalah 0, sedangkan nilai tertingginya adalah 55. Seluruh siswa hadir atau dengan kata lain 27 siswa mengikuti pretest ini. Jumlah siswa yang tidak mencapai nilai KKM sebesar 75 berjumlah 27 orang. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 75 berjumlah 0 orang. Melihat data tersebut, dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun siswa yang tuntas, atau persentase ketuntasan kelas mencapai 0. Rata- rata kelas mencapai nilai 29,07. Nilai yang sangat rendah untuk ranah kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa konsep awal dan pengetahuan siswa mengenai materi struktur jaringan tumbuhan sangat rendah. Dapat dikatakan bahwa mereka hampir sepenuhnya tidak paham dan tidak memiliki pengetahuan mengenai materi tersebut. Hal tersebut cukup memberatkan bagi peneliti, mengingat peneliti memiliki target yang harus dicapai dalam ranah kognitif ketika penelitian ingin dikatakan berhasil. Hasil belajar adalah hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ranah kognitif merupakan tingkatan kemampuan yang dimiliki oleh siswa selama dia menerima proses belajar pada bidang pengetahuan. Hasil belajar ranah kognitif ini mencakup aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Hasil belajar ranah kognitif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memperoleh data dengan posttest pada siklus I dan posttest pada siklus II. Keduanya dikerjakan secara jujur, tidak bertanya pada teman maupun melihat referensi lain. Pada posttest I diperoleh nilai siswa yang terendah yaitu 30, sedangkan nilai siswa yang tertinggi adalah 90. Seluruh siswa hadir

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA “WOODY PUZZLE” UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN

6 59 172

Penerapan permainan edukatif estafet untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 pada materi struktur jaringan tumbuhan.

0 9 233

Penerapan permainan ular tangga Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XE SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada materi hakikat Biologi.

0 0 2

Penerapan permainan edukatif ular tangga dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada materi avertebrata kelas X SMA Tiga Maret Yogyakarta.

0 1 195

Penerapan metode observasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi vertebrata di Kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 1 203

Efektivitas penggunaan program Geogebra pada pembelajaran Matematika materi geometri terhadap motivasi dan hasil belajar di kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017

1 3 370

Penerapan metode observasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi vertebrata di Kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

0 1 201

Penerapan permainan ular tangga Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XE SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada materi hakikat Biologi

0 1 240

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR MATERI STRUKTUR - FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN PADA SISWA SMA NEGERI 3 KLATEN KELAS XI SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 2

PENGGUNAAN PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM IMUNITAS KELAS XI IPA SMA TIGA MARET YOGYAKARTA

0 0 232