Fungsi Motivasi dalam Belajar Perspektif akan Motivasi

dengan apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai pembentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dilakukan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara langsung berkaitan dengan aktivitas belajar. Bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik Sardiman, 2008. Pada penelitian ini, motivasi ekstrinsik sangat diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar diri siswa guna mendorong motivasi intrinsik siswa. Motivasi ekstrinsik pada penelitian ini berupa metode kooperatif dengan penerapan permainan edukatif estafet. Permainan edukatif estafet sebagai motivasi ekstrinsik diharapkan dapat memacu dan mendukung motivasi intrinsik siswa sehingga proses pembelajaran siswa akan terlaksana dengan baik dan memperoleh hasil yang baik serta sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

C. Hasil Belajar

Pada hakikatnya, hasil belajar siswa merupakan perubahan tingkah laku setelah mengalami proses pembelajaran. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkaitan dengan penguasaan bahan ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes juga dapat digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar di bidang afektif dan psikomotorik Sudjana, 2010. Tujuan penilaian hasil belajar adalah: 1. Mengetahui tingkatan penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan. 2. Mengetahui kecakapan, motivasi, minat, bakat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran. 3. Mengetahui tingkatan kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. 4. Mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Keunggulan dan kelemahan peserta didik dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan dan bimbingan. 5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu. 6. Menentukan kenaikan kelas. 7. Menempatkan peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Arifin, 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu: 1. Faktor pada diri sendiri diantaranya intelegensi, kecemasan, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, serta faktor fisik dan psikis. 2. Faktor dari luar diri siswa, seperti ukuran kelas, suasana belajar termasuk didalamnya guru, fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Menurut Benyamin S. Bloom, dkk dalam Arifin 2009 hasil belajar dapat dikelompokkan dalam tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap aspek disusun dalam beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang kompleks Arifin, 2009. Aspek kognitif memiliki enam jenjang kemampuan yaitu: a. Mengingat, yaitu kemampuan untuk menyebutkan kembali konsep, fakta, atau istilah tanpa harus mengerti atau menggunakannya. Contoh, menyebutkan arti taksonomi. Kata kerja kunci yang digunakan yaitu mendefinisikan, menyusun daftar, menjelaskan, mengingat, mengenali, menemukan kembali, menyatakan, mengulang, mengurutkan, menamai, menempatkan, menyebutkan. b. Memahami, yaitu kemampuan untuk memahami atau menegaskan pengertian atau makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafik. Contoh: merangkum materi yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri. Kata kerja kunci yang digunakan yaitu menerangkan, menjelaskan, menerjemahkan, melaporkan, menguraikan, mengartikan, menyatakan kembali, menafsirkan, menginterpretasikan, mendiskusikan, menyeleksi, mendeteksi, menduga, mengelompokkan, memberi contoh, merangkum, menganalogikan, mengubah, memperkirakan. c. Menerapkan, yaitu kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam situasi tertentu yang konkret. Contoh: menggunakan informasi yang dimiliki untuk memecahkan sebuah masalah. Kata kerja kunci yang digunakan yaitu memilih, menerapkan, melaksanakan, mengubah, menggunakan, mendemonstrasikan, memodifikasi, menunjukkan, membuktikan, menggambarkan, mengoperasikan, menjalankan, memprogramkan, mempraktekkan, memulai. d. Menganalisis, yaitu kemampuan memisahkan konsep kedalam komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Contoh: menganalisis penyebab layunya suatu tanaman. Kata kerja kunci yang digunakan yaitu mengkaji ulang, membedakan, membandingkan mengkontraskan, memisahkan menghubungkan, menyisihkan, menduga, mengubah, mempertimbangkan, mempertentangkan, menata ulang, mencirikan, melakukan pengetesan, mengintegrasikan, mengorganisir, mengkerangkakan, menunjukkan hubungan antara variabel, memecah menjadi beberapa bagian. e. Mengevaluasi, yaitu kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria, atau patokan tertentu. Contoh: membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban. Kata kerja kunci yang digunakan yaitu mengkaji ulang, mempertahankan, menyeleksi, mengevaluasi, mendukung, menilai, mengecek, mengkritik, memprediksi, membenarkan, menyalahkan. f. Mencipta, yaitu kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh atau membuat sesuatu yang orisinil. Contoh: membuat kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber. Kata kerja kunci yang digunakan yaitu mengabstraksi, mengatur, mengumpulkan, mengkategorikan, mengkode, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, membangun, menanggulangi, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, merencanakan, mendikte, meningkatkan, memperjelas, menampilkan, memproduksi, merangkum, merekonstruksi Taher, 2007. Domain afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Hal ini terjadi bila seseorang sadar akan nilai yang diterima kemudian mengambil sikap untuk menentukan tingkah laku. Domain afektif dikelompokkan menjadi lima jenis dari tingkat sederhana hingga tingkat kompleks, yaitu sebagai berikut Sudjana, 2010

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA “WOODY PUZZLE” UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN

6 59 172

Penerapan permainan edukatif estafet untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 pada materi struktur jaringan tumbuhan.

0 9 233

Penerapan permainan ular tangga Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XE SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada materi hakikat Biologi.

0 0 2

Penerapan permainan edukatif ular tangga dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada materi avertebrata kelas X SMA Tiga Maret Yogyakarta.

0 1 195

Penerapan metode observasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi vertebrata di Kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 1 203

Efektivitas penggunaan program Geogebra pada pembelajaran Matematika materi geometri terhadap motivasi dan hasil belajar di kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017

1 3 370

Penerapan metode observasi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi vertebrata di Kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

0 1 201

Penerapan permainan ular tangga Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XE SMA Bopkri 2 Yogyakarta pada materi hakikat Biologi

0 1 240

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR MATERI STRUKTUR - FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN PADA SISWA SMA NEGERI 3 KLATEN KELAS XI SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 2

PENGGUNAAN PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM IMUNITAS KELAS XI IPA SMA TIGA MARET YOGYAKARTA

0 0 232