Kepuasan Konsumen Landasan Teori 1. Pemasaran

yang menjaga kelangsungan usahanya maupun kelangsungan kegiatan usahanya. Pelanggan yang setia adalah mereka yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu, sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal. Philip Kotler 2001 menyatakan bahwa loyalitas tinggi adalah pelanggan yang melakukan pembelian dengan prosentasi makin meningkat pada perusahaan tertentu daripada perusahaan lain. Dalam upaya untuk mempertahankan pelanggan harus mendapatkan prioritas yang lebih besar dibandingkan untuk mendapatkan pelanggan baru. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan berdasarkan kepuasan murni dan terus-menerus merupakan salah satu aset terbesar yang mungkin didapat oleh perusahaan. Pengukuran loyalitas pelanggan dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi loyalitas pelanggan. a. Pembelian Produk atau Penggunaan Jasa Berulang, yang dilakukan pengukuran diantaranya : Berapa kali pelanggan membeli produk atau menggunakan jasa. Ini bisa dihitung persatuan waktu b. Pembelian Produk atau Penggunaan Jasa Lain : yang dilakukan pengukuran diantaranya : Berapa kali pelanggan membeli produk lain yang sejenis dari perusahaan lainnya atau berapa kali mempergunakan jasa lain yang sejenis dari perusahaan lainnya. c. Merekomendasikan produk atau jasa tkepada orang lain : yang dilakukan pengukuran diantaranya : Apakah pelanggan pernah merekomendasikan produk atau jasa yang dipergunakan, dan berapa jumlah teman atau kolega yang diberi rekomendasi.

5. Credit Union

Menurut literatur, ada beberapa definisi tentang Credit Union. Walaupun cara penyampaiannya yang berbeda-beda, tetapi pengertian sesungguhnya adalah sama. Pertama, Credit Union adalah koperasi keuangan yang dijalankan secara demokratis dan profit sharing bagi hasil, menawarkan berbagai produk simpanan dan pinjaman berbunga rendah kepada para anggotanya. Kedua, Credit Union adalah sebuah lembaga keuangan koperasi yang dimiliki dan diawasi oleh para anggotanya dan dioperasikan untuk tujuan mendorong pola hidup hemat, menyediakan pinjaman dengan suku bunga bersaing, dan menyediakan berbagai pelayanan keuangan lain kepada para anggota. Ketiga, World Council of Credit Union WOCCU mendefinisikan Credit Union sebagai lembaga koperasi yang bukan untuk tujuan mencari keuntungan. Keempat, Credit Union adalah koperasi keuangan yang didirikan dari, oleh, dan untuk anggota di mana para anggota adalah penabung, peminjam, dan sekaligus pemegang saham. Credit Union beroperasi dengan basis tidak untuk mencari keuntungan. Credit Union menawarkan banyak pelayanan perbankan, seperti pinjaman konsumtif dan pinjaman komersial biasanya lebih rendah dari suku bunga pasar, simpanan sukarela berjangka suku bunga biasanya lebih tinggi dari suku bunga pasar, kartu kredit, dan asuransi. Credit Union pada umumnya dikenakan pajak lebih rendah—bahkan di beberapa Negara lain bebas pajak seperti USA dan Thailand. Kelima, Credit Union adalah koperasi keuangan yang tidak mencari keuntungan yang kehadirannya bertujuan melayani para anggota yang berada dalam satu ikatan pemersatu seperti wilayah tempat tinggal, profesi, tempat kerja, dan lain-lain. Credit Union dioperasikan secara demokratis oleh para anggotanya dan diurus oleh para pengurus dan pengawas yang melayani anggota secara sukarela. Para pengurus dan pengawas ini yang melayani anggota secara sukarela ini dipilih dari dan oleh anggota pada suatu rapat anggota. Tujuan utama dari Credit Union adalah melayani para anggota agar permasalahan dan kebutuhan keuangan mereka teratasi. Keenam, sebuah lembaga keuangan koperasi yang dimiliki dan dikendalikan oleh anggotanya. Credit Union tidak untuk keuntungan dan hadir untuk memberikan tempat yang aman, nyaman bagi anggota untuk menyimpan uang dan memperoleh pinjaman dan pelayanan keuangan lainnya dengan harga yang bersaing. Dalam praktiknya, semua Credit Union berjuang: a. Mendorong para anggota agar menerapkan pola hidup hemat, kemudian menciptakan dana bersama yang dapat dipinjamkan kepada mereka yang memerlukan. b. Menetapkan suku bunga pinjaman yang layak. c. Membayar balas jasa simpanan anggota yang bersaing. d. Menyediakan pelayanan keuangan yang dapat memecahkan persoalan keuangan yang dihadapi oleh anggota. Tujuan utama Credit Union adalah melayani para anggota. Sisa hasil usaha surplus dibagikan dalam bentuk dividen, biaya bunga simpanan, dan peningkatan pelayanan kepada anggota setelah kebutuhan dana cadangan terpenuhi. Lembaga keuangan lain seperti bank, bertujuan mengoptimalkan keuntungan bagi para pemegang saham. Credit Union memiliki tradisi memberikan pendidikan kepada anggota melalui seminar atau berbagai jenis pendidikan anggota, mulai dari bagaimana membeli mobil sampai bagaimana mempersiapkan masa pensiun. Pihak WOCCU mengeluarkan Operating Principles yang harus diterapkan secara konsisten oleh entitas bernama Credit Union. Prinsip- prinsip CU operating principles of Credit Union adalah sebagai berikut: a. Struktur yang Demokratis 1 Keanggotaan terbuka dan sukarela 2 Pengawasan demokratis 3 Tidak diskriminatif b. Pelayanan kepada Anggota 1 Distribusi kepada anggota 2 Membangun stabilitas keuangan 3 Pelayanan kepada anggota. c. Tujuan Sosial 1 Pendidikan yang terus-menerus 2 Kerja sama antarkoperasi Credit Union 3 Tanggung jawab sosial Berikut ini akan dipaparkan 7 Dosa Kematian Credit Union. Ketika pertama kali diperkenalkan Prudent Management PEARLS di gerakan CU di Indonesia pada pelatihan Prudent Management yang difasilitasi oleh CEO ACCU, akhir Oktober 2000 di Bogor,

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang diambil adalah Is Eka Herawati 2012 yang meneliti tentang kepuasan nasabah terhadap bank dan dana pihak ketiga unit usaha syariah bank BNI. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah kepuasan dan loyalitas nasabah bank syariah terhadap masing-masing atribut bank, produk DPK dan strategi alternatif apa yang tepat dalam upaya meningkatkan kepuasan nasabah dan penghimpunan dana berhubungan dengan pemahaman nasabah terhadap produk DPK dan bank syariah. Data dikumpulkan dengan wawancara dan kuesioner. Data terkumpul 100 responden pemilik simpanan DPK unit usaha syariah BNI, kantor cabang Jakarta timur. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Thurstone, Analisis Gap, Uji Chi- Square, dan Analisis Kuadran. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan: 1. Dari hasil analisis tingkat kepuasan nasabah berdasarkan demografi diperoleh hasil bahwa tingkat kepuasan nasabah UUS BNI mempunyai keterkaitan dengan usia, pendidikan terakhir, pendapatan per bulan, dan jumlah tanggungan dalam keluarga. 2. Dari hasil analisis Thurstone, diperoleh data bahwa secara keseluruhan nasabah UUS BNI tidak lagi menjadikan atribut kesesuaian dengan syariah diatas segala-galanya. Hal tersebut menggambarkan bahwa umumnya nasabah mencari perbankan yang memberikan kemudahan berupa lokasi yang strategis dan memberikan rasa aman, profesionalisme kerja dan pelayanan transaksi dan informasi. Sedangkan hasil analisis Thurstone mengenai produk DPK baik tabungan, deposito, dan giro diperoleh urutan kemudahan pengambilan menjadi prioritas utama yang dipilih yang ketiga adalah biaya transaksi yang murah. 3. Dari hasil analisis atribut Bank berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan diperoleh data bahwa atribut bank yang paling dipentingkan oleh konsumen adalah lokasi bank yang strategis, profesionalitas kerja, kecepatan pelayanan, keamanan berinvestasi, jaringan kantor cabang, keramahan petugas, kesesuaian dengan syariah,dan fasilitas yang tersedia. Sedangkan atribut yang kinerjanya sangat bagus adalah lokasi bank yang strategis, profesionalitas kerja, kecepatan pelayanan, keamanan berinvestasi, status bank pemerintah, keramahan petugas, kenyamanan gedung, ketertiban antrian, kesesuaian dengan syariah, kesesuaian jam kerja, fasilitas, dan kemudahan birokrasi.