Independensi Internal Auditor Tinjauan Teoritis 1. Internal Auditing

rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan. Auditing supervisor membantu direktur audit intern dalam mengembangkan audit program tahunan dan membantu dalam mengkoordinasi usaha audit dengan akuntan publik agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Senior auditor menerima audit program dan instruksi untuk area audit yang ditugaskan dari auditing supervisor. Senior auditor mempunyai staf auditor dalam pekerjaan lapangan audit. Staff auditor melaksanakan tugas audit pada suatu lokasi audit. Kedudukan ini, kelemahannya adalah ketika direktur internal audit tidak dapat mengelola departemen audit intern dengan baik, sehingga pekerjaan audit tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang telah disetujui manajemen, sumber daya dari departemen audit intern tidak digunakan secara efisien dan efektif.

6. Independensi Internal Auditor

Seorang Internal Auditor, agar dapat bekerja secara efektif harus berada dalam posisi yang independen terhadap lini fungsi dalam suatu organisasi, tetapi ia tidak independen terhadap organisasi sepanjang masih terdapat hubungan antara pemberi kerja dan pekerja. Internal Auditor menyediakan informasi yang amat bernilai bagi pihak manajemen dalam proses pembuatan keputusan yang berkaitan dengan efektivitas operasi perusahaan. Para pengguna informasi yang berada di luar perusahaan 26 Universitas Sumatera Utara kemungkinan besar tidak akan menyadarkan dirinya pada informasi yang telah diuji oleh internal auditor saja terutama disebabkan oleh kesetiaan independensi oleh internal auditor tersebut. Sukrisno Agoes 2004:227, mengemukakan bahwa independensi internal auditor antara lain tergantung pada : a. Kedudukan Internal Audit Department IAD tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya kepada siapa IAD bertanggung jawab. Dalam suatu perusahaan yang besar, organisasi internal audit dipimpin oleh seorang Director of Auditing yang membawahi audit managers, audit supervisors, senior auditors, associate auditors semi seniors dan assistant auditors junior auditors. b. Apakah IAD dilibatkan dalam kegiatan operasional Jika ingin independen, IAD tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. Misalnya IAD tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan perusahaan. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya mengenai kedudukan internal auditor. Kedudukan internal auditor di dalam perusahaan akan menentukan tingkat kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Kedudukan ataupun status internal auditor dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya di dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari internal auditor harus cukup untuk dapat menyelesaikan tanggung jawab audit. Internal auditor akan efektif seperti yang diiinginkan manajemennya jika ia bebas dari aktivitas-aktivitas yang diauditnya. Hal ini akan dapat tercapai bila internal auditor mempunyai kedudukan yang memungkinkan 27 Universitas Sumatera Utara baginya untuk mengembangkan sikap independensinya terhadap bagian- bagian lain yang harus diperiksanya. Menurut Mautz dan Sharaf, dalam Sawyers 2005:25 dalam karya terkenal mereka, “The philosophy of auditing” filosofi audit, memberikan beberapa indikator independensi professional yang dapat diterapkan untuk internal auditor yang ingin bersikap objektif. Indikator –indikatornya adalah sebagai berikut : a. Independensi dalam program audit b. Independensi dalam verifikasi c. Independensi dalam pelaporan Dari keterangan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Independensi dalam program audit Independensi dalam program audit dapat berupa : 1 Bebas dari intervensi manajerial atas program audit 2 Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit 3 Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang disyaratkan untuk sebuah proses audit. b. Independensi dalam verifikasi Independensi dalam verifikasi dapat berupa : 1 Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiv dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan 2 Mendapat kerja sama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit 28 Universitas Sumatera Utara 3 Bebas dari segala usaha manajer yang berusaha membatasi aktivitas yang diperiksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti 4 Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit c. Independensi dalam pelaporan Independensi dalam pelaporan dapat berupa : 1 Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari fakta-fakta yang dilaporkan 2 Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan dalam laporan audit 3 Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini dan rekomendasi dalam interpretasi auditor. 4 Bebas dari segala usaha meniadakan perhitungan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan internal auditor.

7. Laporan Internal Audit