BAB III PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTANADI PROVINSI
SUMATERA UTARA
A. Sejarah Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi Sumatera Utara.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah suatu perusahaan milik Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara. Dulunya perusahaan ini
bernama “Nv. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih” yang merupakan milik pemerintah Hindia Belanda yang didirikan di Amsterdam. Pada masa itu Medan
ibu kota dari Sumatera Utara tumbuh menjadi kota besar, demikianlah kesan yang timbul pada saat itu ketika pusat pemerintahan di pindahkan dari Bengkalis sekitar
tahun 1886. Kota Medan semakin penting ketika Sultan Deli mendirikan istananya di sini. Parit-parit pembuangan kota mulai dibangun, perbaikan alat-alat
pemadam kebakaran dilakukan, penerangan kota yang menggunakan minyak tanah diganti dengan penerangan listrik.
Pembenahan dilakukan oleh Yayasan Dana Kota Praja, namun yayasan ini tidak dapat memenuhi peningkatan kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pemadam
kebakaran dan untu kebutuhan penyemprotan parit-parit, dimana akhirnya Medan kekurangan air higienis. Air sungai Deli tidak lagi dapat digunakan untuk
keperluan rumah tangga. Air dari sumur-sumur tidak dapat digunakan tanpa penyaringan terlebih dahulu, parit-parit tidak dapat disemprot bersih sehingga
membahayakan kesehatan apabila musim hujan tiba. Dalam usahanya untuk memperkecil dana keperluan air bersih kota Medan pada awal tahun 1903 Deli
Universitas Sumatera Utara
Maatschappij menghubungi Ir. J. Schotel, seorang ahli bidang waterleiding di Rotterdam untuk merencanakan dan melaksanakan waterleiding kota Medan,
yang mana pada akhir Juni 1903, beliau mengutus T Boshuyer untuk mengadakan penelitian dan mengadakan persiapan perencanaan. Dimana akhirnya terbentuklah
perusahaan air minum yang bernama Nv. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih pada tanggal 08 September 1905. Perusahaan ini berkantor pusat di
Amsterdam negeri Belanda. Izin pendirian perusahaan tersebut berdasarkan keputusan Gubernur
Jenderal Hindia Belanda yang berlaku sampai tahun 1965. Pada tanggal 14 Desember 1957 terjadi pengambilalihan perusahaan-perusahaan milik Belanda
oleh Pemerintah Republik Indonesia termasuk NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih. Pada saat itu juga dilakukan timbang terima dari direktur perusahaan
Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih kepada pemerintah Republik Indonesia yang dilakukan di Medan.
Selanjutnya dibentuk suatu pengawasan perusahaan-perusahaan yang pada waktu itu kebanyakan berbentuk kontraktor. Perusahaan-perusahaan tersebut
adalah:
69
1. Aservention Selle De Bruin yang menjadi PN. Adi Karya
2. Holandsce Beton Maatsc yang menjadi PN. Hutama Karya
3. Volkers Aannemina My yang menjadi PN. Waskita Karya
4. Nederlansche Aannemina My yang menjadi PN. Nindya Karya
69
Hasil Wawancara dengan Syawal Hutasuhut, Kabid Hukum PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, pada tanggal 19 September 2013
Universitas Sumatera Utara
5. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang menjadi PDAM
Tirtanadi Dikeluarkannya Undang-Undang No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah, maka Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Menjadi “Perusahaan Daerah Sumatera Pengaliran Air Minum Tirtanadi”. Kemudian pada tahun 1979,
maka perusahaan ini resmi menggunakan nama sekarang yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi yang disingkat dengan PDAM Tirtanadi yang terletak di Jl.
Sisingamangaraja No. 1 Medan. Tujuan didirikannya perusahaan ini Tahun 1985 Peraturan Daerah ini disempurnakan dengan Peraturan
Daerah tingkat I Sumatera Utara No. 25 Tahun 1985 tentang PDAM Tirtanadi propinsi daerah tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya pada tahun 1991 diadakan
perubahan pertama Peraturan Daerah No. 25 Tahun 1985 dengan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1991. Dalam peraturan ini, PDAM Tirtanadi disamping
menangani air bersih juga mengelola air limbah. Kemudian pada tahun 1999, dikeluarkan Peraturan Daerah Air Minum Tirtanadi Propinsi Tingkat I Sumatera
Utara No. 3 Tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Sampai dengan akhir tahun 1995,
PDAM Tirtanadi telah memiliki pipa jaringan air bersih sepanjang 4.379,9 km empat ribu tiga ratus tujuh puluh sembilan koma sembilan kilometer dengan
pelanggan sebanyak 188.360 seratus delapan puluh delapan ribu tiga ratus enam puluh orang.
Saat itu air yang diambil dari sumber utama mata air Rumah Sumbul di Sibolangit dengan kapasitas 3000 m
3
hari tiga ribu meter kubik per hari. Air
Universitas Sumatera Utara
tersebut ditransmisikan ke reservoir menara yang memiliki kapasitas 1200 m
3
seribu dua ratus meter kubik yang terletak di Jl. Kapitan sekarang kantor Pusat PDAM Tirtanad di Provinsi Sumatera Utara. Reservoir ini memiliki ketinggian
42m empat puluh dua meter dari permukaan tanah. Reservoir ini dibuat dari besi dengan diameter 14 m empat belas meter. Setelah kemerdekaan Indonesia,
perusahaan ini diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Pemerintah Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Daerah Sumatera Utara No 11 tahun 1979, status perusahaan diubah menjadi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Sejak
tahun 1991 PDAM Tirtanadi ditunjuk sebagai operator sistem pengelolaan air limbah kota Medan. Dalam rangka pengembangan cakupan pelayanan air minum
bagi masyarakat Sumatera Utara, PDAM Tirtanadi melaksanakan kerjasama operasi dengan 9 sembilan PDAM di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara,
yaitu Kabupaten Simalungun, Kabupten Deli Serdang, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Mandailing
Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Samosir. Februari 2009, PDAM Tirtanadi Cabang Nias, Madina, dan Simalungun
dikembalikan ke Pemerintah kabupatennya masing masing dengan pertimbangan bahwa pihak Pemerintah kabupaten telah memiliki kemampuan di dalam
pengelolaan PDAM di daerahnya masing - masing. Pada tanggal 10 September 2009, telah ditandatangani Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No 10
Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi yang menyatakan bahwa tujuan pokok PDAM Tirtanadi adalah untuk mengelola dan menyelenggarakan
Universitas Sumatera Utara
pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan dan untuk mengembangkan perekonomian daerah, meningkatkan pendapatan daerah, serta
meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan dalam rangka untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan perkembangan kota dalam berbenah diri untuk dapat
mengikuti laju pembangunan nasional, pertambahan pelanggan serta perluasan wilayah akan sangat erat dengan tingkat kemampuan perusahaan dalam
mengantisipasi dan memenuhi tingkat kebutuhan air bersih. Adanya sumber pengelolaan air minum baru yaitu Water Plant WTP merupakan pilihan yang
tidak dapat ditawar lagi dalam mendukung kelanjutan hidup perusahaan dalam melakukan pelayanan kebutuhan air bersih bagi seluruh warga masyarakat.
B. Bentuk Dan Kelembagaan PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera