11
d profil Z Z-section, e profil Z dengan pengaku ujung, f profil doubel siku, g profil topi hat section, h profil topi dengan pengaku ujung, i profil kotak box
section , j profil bulat. Secara umum tinggi profil baja ringan tunggal bervariasi mulai dari ketinggian 2
inci sampai 12 inci 50.8 sampai 305 mm dan ketebalan material dari mulai 0.048 inci sampai 14 inci 1.22 – 6.35 mm. Pada beberapa kasus ketinggian profil batang tunggal
dapat mencapai 18 inci 457 mm dan ketebalan profil mencapai 12 inci 12.7 mm atau lebih tebal lagi. Batang tersebut digunakan untuk kontruksi transportasi dan
bangunan. Karena fungsi utama dari golongan tipe ini adalah untuk pemikul beban maka kekuatan struktural dan kekakuan adalah menjadi pertimbangan utama dalam
desain. Untuk baja ringan golongan yang kedua bentuk panel dan dek biasanya
digunakan untuk dek atap, dek lantai, dan dinding panel. Ketinggian panel umumnya 1 ½ inci sampai 7 ½ inci 38.1 sampai 191 mm dan ketebalan material panel baja ringan
mulai dari 0.018 sampai 0.075 inci 0.457 sampai 1.91 mm. Dek dan panel baja ringan tidak hanya berfungsi untuk memikul beban akan
tetapi juga menyediakan permukaan yang dapat dijadikan lantai, atap serta menyediakan ruang untuk perlengkapan instalasi listrik dan AC.
2.1.3 Tegangan Leleh, Kekuatan Tarik dan Kurva Tegangan-Regangan pada
Baja Ringan
Baja ringan memiliki perbedaan perilaku bila dibandingkan dengan baja biasa hot rolled steel. Kurva tegangan regangan pada gambar
di bawah ini menunjukan
Universitas Sumatera Utara
12
perbandingan perilaku baja biasa dengan baja ringan cold-formed. Kekuatan batang struktural baja ringan tergantung kepada titik leleh yield point atau kekuatan leleh dari
baja kecuali pada daerah sambungan atau pada kondisi dimana tekuk lokal elastis atau tekuk global menjadi kondisi kritisnya.
Istilah tegangan leleh yield stress mengacu kepada titik leleh maupun kekuatan leleh baja ringan. Kekuatan leleh baja ringan terentang mulai dari 165 MPa
sampai 552 Mpa Yu, 2010. Pada baja hot-rolled titik leleh menunjukan lekukan yang tajam setelah fase
elastis sedangkan pada baja ringan cold-formed menunjukan pola yang cenderung naik secara bertahap. Untuk baja hot rolled tegangan leleh didefenisikan sebagai
tegangan dimana grafik tegangan–regangan menjadi horizontal seperti pada Gambar 2.2. Sedangkan pada baja cold form diagram tegangan-regangan melengkung pada
daerah sudut knee dan tegangan leleh ditentukan dengan menggunakan metode offset maupun metode strain-underload Wolford,1970 seperti Gambar 2.3.
Pada metode offset tegangan leleh adalah tegangan yang diperoleh dari perpotongan kurva tegangan-regangan dan garis yang ditarik sejajar kurva pada titik
offset yang telah ditentukan biasanya diambil pada titik dimana regangan yang terjadi adalah sebesar 0.2. Metode ini sering digunakan pada penelitian-penelitian dan pada
uji baja stainless steel dan baja alloy steel. Pada metode strain-underload, tegangan leleh adalah tegangan yang
berhubungan dengan kondisi perpanjangan elongation batang akibat pembebanan. Nilai perpanjangan total yang diambil biasanya adalah sebesar 0.5. Pada banyak
kasus, nilai tegangan leleh yang diperoleh dari kedua metode ini tidak berbeda.
Universitas Sumatera Utara
13
Gambar 2.2 Grafik Tegangan Regangan Pada Baja Hot Rolled
Gambar 2.3 Grafik Tegangan Regangan Pada Baja Cold Form
2.1.4 Modulus Elastisitas, Tangen Modulus dan Modulus Geser