Uji Antibakterial dengan Metode Difusi Menggunakan Pencetak Lubang

l larutan NaCl 0,9 sampai didapat kekeruhan suspensi bakteri yang sama dengan kekeruhan standar Mc.Farland, ini berarti konsentrasi suspensi bakteri adalah 10 8 CFUml. Setelah itu dilakukan pengenceran dengan memipet 0,1 ml biakan bakteri 10 8 CFUml, dimasukkan kedalam tabung steril yang berisi larutan NaCl 0,9 sebanyak 9,9 ml dan dikocok homogen. Maka diperoleh suspensi bakteri dengan konsentrasi 10 6 CFUml yang akan digunakan pada pengujian aktivitas antibakteri. 3.11.2.2 Bakteri Escherichia coli ATCC 25922 Prosedur untuk bakteri Escherichia coli ATCC 25922 sama dengan prosedur bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923.

3.11.2.3 Bakteri Streptococcus mutans

Prosedur untuk bakteri Streptococcus mutans sama dengan prosedur bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923.

3.11.3 Uji Antibakterial dengan Metode Difusi Menggunakan Pencetak Lubang

Metode ini menggunakan media padat dan pencadang logam, kemudian hambatan pertumbuhan bakteri ditentukan dengan cara mengukur diameter zona bening disekitar larutan uji dengan menggunakan jangka sorong. Pada tabung yang berisi 15 ml media agar steril cair suhu + 45 o C, tambahkan suspensi bakteri sebanyak 0,1 ml yang telah diukur kekeruhannya. Homogenkan dengan bantuan vortex selama + 10 menit. Tuang kedalam cawan petri steril dan dibiarkan memadat. Kemudian dibuat lubang dengan menggunakan pencadang logam lalu ditetesi 0,1 ml larutan uji dengan berbagai konsentrasi, pra inkubasi selama 15 menit, kemudian diinkubasi pada 35+ 2 o C selama 18-24 jam. Selanjutnya diukur diameter zona bening disekitar larutan uji dengan menggunakan jangka sorong. Dilakukan tiga kali pengulangan. Universitas Sumatera Utara li

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil identifikasideterminasi yang dilakukan di Herbarium ”Bogoriense”, Balitbang Botani Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, di Bogor, menunjukkan bahwa tanaman daun sirih hutan dan daun sirih udang yang diteliti adalah jenis Piper betle L., suku Piperaceae. Hasil makroskopik dari simplisia sirih hutan dan daun sirih udang memiliki ciri yang berbeda dari segi tekstur dan ukuran. sirih hutan berbentuk lonjong, memanjang dengan diameter 5-7 cm, tinggi 9-15 cm, daun tebal, kasar dan tidak mengkilat. Sirih udang berdiameter 6-8 cm, tinggi 8-11 cm, berbentuk bulat seperti jantung, ujung daun runcing, tulang daun tidak menonjol, permukaan daun licin dan mengkilat, pinggir daun rata dan tulang daun menyirip. Menurut Ditjen POM 1995 fragmen pengenal daun sirih adalah kutikula tebal licin, epidermis bawah serupa dengan epidermis atas, terdapat stomata, rambut penutup, berkas pembuluh tipe kolateral, di antara jaringan floem terdapat sel minyak. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia daun sirih diperoleh adanya stomata tipe anomositik, rambut penutup, epidermis, kelenjar minyak atsiri berwarna kuning jingga, pembuluh kayu gambar selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 59. Mikroskopik daun sirih hutan dan daun sirih udang hampir memiliki persamaan hanya memiiki perbedaan pada tipe rambut penutup dimana daun sirih hutan memiliki tipe rambut penutup multiseluler, sedangkan daun sirih udang memiliki rambut penutup tipe uniseluler. Universitas Sumatera Utara