tabel, aitem-aitem merupakan penomoran aitem yang baru yang akan digunakan untuk skala penelitian
Tabel 10. Distribusi aitem skala tahap satu appraisal delay yang digunakan pada saat penelitian
Nomor Jlh Ciri-ciri
Fav unfav Simptom penyakit yang dialami bukan
suatu masalah yang serius 1, 9
8 3
27,27
Merasa sakit jika simptom penyakit yang dialami membuat individu tidak dapat
beraktivitas. 5 1
9,01
Tidak tahu bahwa simptom yang dialami adalah penyakit
4, 11 3, 6
4 36,36
Appraisal delay
Butuh waktu yang lama untuk menyadari bahwa symptom yang dialami adalah
suatu penyakit. 2, 7,
10 3
27,27
Jumlah 8 3 11
100
III. H. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Adapun ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data.
Universitas Sumatera Utara
III. H. 1. Tahap Persiapan Penelitian
Dalam tahap persiapan, yang dilakukan peneliti adalah : 1.
Penyusunan aitem Alat Ukur Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur berupa skala health belief
yang disusun berdasarkan aspek health belief yang dikemukakan oleh Sarafino 2006.
2. Uji Coba Alat Ukur
Setelah alat ukur selesai disusun, maka selanjutnya yang dilakukan adalah mendiskusikan aitem untuk melihat validitasnya, dimana validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah content validity yang menggunakan professional judgment. Setelah itu dilakukan uji coba, uji coba ini dilakukan pada 100 orang
mahasiswa yang berasal dari daerah pedesaan yang dilakukan pada tanggal 9 maret 2009. Dari 100 skala yang disebarkan yang kembali sebanyak 95 skala.
3. Penyusunan Alat Ukur Penelitian
Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur yang diberikan kepada 100 orang mahasiswa, peneliti menguji validitas dan reliabilitas skala penelitian
dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS for windows 15.0 version. Aitem-aitem yang sahih kemudian disajikan dalam skala penelitian dan kemudian
penelitian lebih lanjut dengan menghitung koefisien alpha.
III. H. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Setelah diperoleh data dari skala Health belief dan tahapan treatment delay, maka dilaksanakan penelitian pada masyarakat yang berada di kecamatan
pangururan. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan alat ukur berupa skala
Health belief dan tiga skala tahapan treatment delay. Khusus untuk skala tahapan treatment delay, skala diberikan secara bertahap. Pertama sekali diberikan skala
tahap satu jika skor yang diperoleh individu tinggi yaitu lebih besar atau sama dengan 30,5 maka ia termasuk dalam treatment delay tahap satu, akan tetapi jika
skor yang diperoleh lebih kecil atau sama dengan 24,5 maka ia diberikan skala tahap kedua. Pada skala tahap dua, jika individu memiliki skor lebih besar atau
sama dengan 33 maka ia termasuk dalam delay tahap dua, namun jika skor yang diperoleh lebih kecil atau sama dengan 27 maka diberikan lagi skala tahap tiga.
Skala tahap tiga memiliki skor yang tergolong tinggi jika skor yang diperoleh lebih besar atau sama denagn 33 dan tergolong rendah jika skor lebih kecil atau
sama dengan 27. Individu yang memilii skor tinggi pada tahap tiga maka ia mengalami delay tahap tiga, namun jika skor yang diperoleh tergolong rendah
mak individu yang bersangkutan tidak mengalami treatment delay. Penggolongan skor tinggi dan rendah pada skala tahapan treatment delay dihitung dengan aturan
jika skor X lebih besar atau sama dengan mean ditambah tiga maka tergolong tinggi dan jika X lebih kecil atau sama dengan mean dikurang tiga Azwar, 2000.
Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 15-19 maret 2009 Skala diberikan kepada 61 orang masyarakat pedesaan yang berada di kecamatan pangururan.
Universitas Sumatera Utara
III. H. 3. Tahap Pengolahan Data