A. 5. Kelompok Yang Menggunakan Layanan Kesehatan A. 5. Tahapan Treatment Delay Ditinjau Dari Health Belief Model

Individu akan mengevaluasi kemungkinan individu mengalami suatu penyakit yang semakin berkembang. Semakin individu mempersepsikan bahwa penyakit yang ia alami beresiko, maka akan membuat individu mempersepsikannya sebagai ancaman dan melakukan tindakan pengobatan. 3. Cues to action Peringatan mengenai masalah kesehatan yang berpotensi dapat meningkatkan kecenderungan individu untuk untuk mempersepsikannya sebagai ancaman dan melakukan tindakan. Cues to action dapat memiliki beraneka macam bentuk seperti iklan layanan masyarakat tentang bahaya merokok, artikel di koran dan lain-lain. Perceived benefit and barrier. Dalam perceived benefit Individu menilai keuntungan dalam memperoleh layanan kesehatan misalnya semakin sehat ketika sudah memperoleh layanan kesehatan, dan dalam perceived barrier individu menilai kerugian jika memperoleh layanan kesehatan.Kerugian yang terdapat jika individu menerima layanan kesehatan adalah: biaya, konsekuensi psikologis misalnya, takut dikatakan semakin tua jika melakukan cek-up, pertimbangan fisik misalnya, jarak rumah sakit yang jauh sehingga sulit untuk mencapainya

II. A. 5. Kelompok Yang Menggunakan Layanan Kesehatan

Universitas Sumatera Utara a. Usia dan jenis kelamin Salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan layanan kesehatan adalah usia. Secara umum anak-anak dan lansia lanjut usia memiliki kontak yang lebih ssering dengan dokter dari pada usia remaja atau usia dewasa madya NCHS, dalam Sarafino, 2006. Anak-anak biasanya mengunjungi praktisi kesehatan untuk vaksinasi atau pemeriksaan fisik secara keseluruhan. Praktisi memiliki kontak yang jarang mulai dari usia kanak-kanak akhir tetapi kembali meningkat pada usia madya dan lansia lanjut usia. Jenis kelamin juga mempengaruhi terhadap perilaku untuk mencari layanan kesehatan. Wanita memiliki peringkat yang lebih tinggi dalam hal mengunjungi praktisi kesehatan daripada pria NCHS,2000, dalam Sarafino,2006 b. Faktor sosiokultural Perbedaan sosiokultural juga mempengaruhi individu dalam penggunaan layanan kesehatan.Berdasarkan penelitian yang dilakukan di amerika ditemukan bahwa persentase individu yang mencari layanan kesehatan akan meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan individu tersebut NCHS, dalam Sarafino, 2006.

II. A. 5. Tahapan Treatment Delay Ditinjau Dari Health Belief Model

Menurut sarafino 2006, treatment delay adalah rentang waktu yang berlalu antara ketika seorang individu pertama sekali mengalami simptom dan Universitas Sumatera Utara ketika individu tersebut memasuki perawatan medis. Sejalan dengan pengertian tersebut Taylor 1995 treatment delay terjadi ketika individu mengalami suatu penyakit dan membiarkannya sampai berhari-hari, berbulan-bulan atau bahkan menahun tanpa mencari pertolongan dari praktisi kesehatan. Tahapan treatment delay ini terdiri dari tiga tahapan yaitu : appraisal delay, illness delay dan utilization delay. Salah satu faktor yang mempengaruhi treatment delay ini dapat dikaji berdasarkan health belief model. Menurut health belief model, seorang individu akan melakukan perilaku sehat tergantung pada dua penilaian yaitu perceived threat dan perceived benefit and barrier. Perceived threat memiliki tiga komponen, pertama perceived seriousness, dalam perceived seriousness dikatakan bahwa semakin individu merasa bahwa penyakitnya tidak serius maka individu tersebut tidak akan mencari pertolongan kesehatan. Kedua, perceived susceptibility, menurut perceived susceptibility, semakin individu merasa bahwa ia tidak terkena suatu penyakit atau symptom penyakit tertentu maka individu tersebut tidak akan mencari pengobatan. Ketiga, cues to action, yaitu semakin individu memiliki faktor eksternal seperti keluarga, teman dll yang mendorong dirinya untuk memperoleh pengobatan maka akan semakin besar kemungkinan individu untuk mencari pertolongan pada praktisi kesehatan. Komponen health belief yang kedua yaitu perceived benefit and barrier. Semakin seorang individu mempersepsikan bahwa perilaku berupa mencari dan memperoleh pengobatan adalah hal yang menguntungkan perceived benefit, maka akan semakin besar kemungkinan individu untuk mencari pengobatan dan Universitas Sumatera Utara begitu pula sebaliknya, semakin individu merasa bahwa memperoleh pengobatan adalah hal yang merugikan perceived barrier maka akan semakin besar kemungkinan individu untuk mencari pengobatan dari praktisi kesehatan. Beberapa penelitian mengungkap bahwa ketika individu tidak merasa terancam dengan penyakit yang ia alami maka ia dapat membiarkan penyakit tersebut hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun NEWSRx dalam infotac college edition, 2004. Penelitian lain membuktikan bahwa individu semakin antusias untuk mencari pengobatan jika pengobatan tersebut sangat menuntungkan bagi individu Christine, Richard, karen, susan,dalam infotac college edition, 2005. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masalah kesehatan tidak hanya menyangkut permasalahan fasilitas kesehatan dan managementnya namun hal yang terpenting adalah persepsi masyarakat itu sendiri terhadap penyakitnya. Ketika masyarakat mempersepsikan bahwa penyakit yang ia alami adalah hal yang biasa-biasa saja atau tidak mengancam dirinya, atau bahkan memperoleh pengobatan adalah suatu hal yang merugikan, maka tidak bergunalah semua fasilitas dan management yang sudah dibuat.

II. B. Hipotesa Penelitian