Aktivitas Fisik TINJAUAN PUSTAKA

Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009. USU Repository © 2009 4. Frekuensi konsumsi makanan food frequency questionnaire adalah recall makanan yang dimakan pada waktu lalu. Kuesioner terdiri dari daftar bahan makanan dan frekuensi makan. Cara ini merekam keterangan tentang berapa kali konsumsi bahan makanan dalam sehari, seminggu, sebulan, tiga bulan atau jangka waktu tertentu.

2.6. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot dan sistem penunjangnya. Selain untuk metabolisme tubuh, selama aktivitas fisik berlangsung otot membutuhkan energi untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru membutuhkan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan mengeluarkan sisa-sisa ekskresi dari seluruh tubuh. Jumlah energi yang dibutuhkan tergantung pada banyaknya otot yang bergerak, lama dan beratnya pekerjaan yang dilakukan Almatsier, 2003. Menurut Arisman 2004, akitivitas fisik memerlukan lebih banyak energi daripada saat beristirahat, karena itu penting untuk memperhitungkan derajat kegiatan fisik dalam penentuan jumlah kebutuhan energi individu. Derajat kegiatan fisik dapat dihitung dengan menggunakan metode faktorial, yaitu dengan merinci jenis serta lamanya kegiatan yang dilakukan selama 24 jam, selanjutnya dicocokkan dengan daftar nilai perkiraan keluaran energi pada kegiatan tertentu. Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009. USU Repository © 2009 WHOFAOUNU membagi derajat kegiatan fisik menjadi empat, yaitu: kerja ringan 20 BMR, sedang 30 BMR, berat 40 BMR dan sangat berat 50 BMR. Berdasarkan pedoman Centre for Disease Control CDC 2002 jenis aktivitas fisik dapat dikelompokkan menjadi aktivitas ringan, sedang dan berat yang dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.2 Jenis-jenis Aktivitas Aktivitas Ringan Aktifitas Sedang Aktivitas Berat Duduk, naik motor, naik angkutan, antar jemput , les di sekolah, les di luar sekolah, mengasuh adik, mencuci piring, nonton TV, main play station, main komputer, belajar di rumah Bermain di sekolah, berjalan, bersepeda, kegiatan pramuka, main musik, karawitan, paduan suara, band, palang merah, bola velley, tenis meja, cuci pakaian, cuci mobil, memasak, menyapu, menyiram tanaman, membersihkan tempat tidur, menyetrika Menari, drum band, bela diri, aeromodeling, peleton inti, sepak bola, basket, renang, badminton, tenis lapangan, taekwondo, aerobik, lari, skipping, sit up, kasti, mengepel, menimba air Sumber : Huriyati, dkk, 2004 Menurut Mu’tadin 2002 aktivitas fisik yang kurang mungkin merupakan penyebab utama meningkatnya obesita di masyarakat. Seseorang yang mengkonsumsi makanan kaya lemak dan kurang melakukan aktifitas fisik atau jarang berolahraga akan cenderung mengalami obesitas karena tidak adanya keseimbangan antara energi yang masuk dengan yang keluar. Menurut The 2005 Dietary Guidelines dari The U.S. Departement of Agriculture USDA dan The Departement of Health and Services DHS, setiap anak usia dua tahun atau lebih harus melakukan kegiatan fisik tingkat menengah-sulit Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009. USU Repository © 2009 selama 60 menit setiap harinya. The National Association for Sport and Physical Education NASPE merekomendasikan kegiatan fisik minimal bagi anak usia sekolah yaitu selama satu jam per hari yang dibagi tiap 15 menit atau lebih. Penting diingat bahwa anak-anak yang masih kecil jangan sampai tidak aktif bergerak untuk jangka waktu yang berlebihan lebih dari satu jam kecuali saat tidur dan anak usia sekolah jangan sampai tidak aktif lebih dari dua jam. Salah satu cara terbaik untuk mendorong agar anak lebih aktif adalah dengan membatasi jumlah waktu yang terpakai untuk kegiatan yang tidak aktif sedentary activities, terutama menonton TV atau bemain video games. American Academy of Pediatrics AAP merekomendasikan bagi anak di bawah dua tahun untuk tidak menonton TV sedikitpun. Sedangkan untuk anak usia dua tahun atau lebih boleh menonton program berkualitas tetapi tidak lebih dari dua jam setiap harinya Anonim 2006.

2.7. Landasan Teori