Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
5. Pola makan, yaitu kebiasaan siswa dalam mengkomsumsi makanan yang meliput i jenis, jumlah dan frekuensi makan rata-rata per hari dalam dua kali waktu
pengukuran. 6. Frekuensi makan adalah angka yang menunjukkan seberapa sering siswa
mengkomsumsi jenis makanan tertentu dalam satu hari atau satu minggu. 7. Jenis makanan adalah keragaman makanan yang dikomsumsi siswa setiap kali
makan yang meliputi: makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan susu.
8. Jumlah makanan adalah angka yang menunjukkan berapa banyak makanan energi dan protein yang dikomsumsi siswa per hari dalam satuan kkal.
9. Aktivitas fisik adalah seluruh kegiatan yang biasa dilakukan siswa setiap harinya selama 24 jam.
10. Obesitas adalah kejadian kasus kelebihan berat badan kegemukan siswa menurut umur berdasarkan Indeks Massa Tubuh dari Centre for Disease Control
and Prevention 2000 IMT-CDC 2000
3.6. Metode Pengukuran
Pengukuran terhadap variabel bebas yang meliputi: karakteristik remaja umur, jenis kelamin, uang saku, genetik, pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pola
makan frekuensi, jumlah dan jenis makanan serta aktivitas fisik dan variabel terikat obesitas, dilakukan dengan metode sebagai berikut:
Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
1. Karakteristik remaja diukur dengan metode wawancara langsung yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
a. Umur siswa dihitung sejak tanggal kelahiran sampai dengan tanggal penelitian dilaksanakan.
b. Jenis kelamin dikelompokkan dengan menggunakan skala nominal: 1. Laki-laki
2. Perempuan c. Uang saku dikategorikan dengan menggunakan skala ordinal:
1. Rp 3.000 2. Rp. 3.000 – 6.000
3. Rp. 6.000 2. Keterkaitan faktor genetik diukur dengan menentukan ada tidaknya riwayat
kegemukan pada orangtua siswa ayah dan ibu dengan penghitungan IMT berdasarkan data tinggi badan dan berat badan orangtua yang diperoleh melalui
wawancara dengan siswa. IMT orangtua dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BB kg IMT =
TB x TB m Selanjutnya dikelompokkan dengan menggunakan skala nominal:
1. Obesitas: IMT ≥ 25
2. Tidak obesitas: IMT 25
Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
3. Pendapatan keluarga dikategorikan dengan mengunakan skala ordinal berdasarkan Upah Minimun Kota UMK di Medan menjadi :
1. ≤ Rp 1.020.000
2. Rp 1.020.000 4. Pendidikan ibu dikategorikan dengan menggunakan skala ordinal:
1. Dasar: tingkat SD – SLTP 2. Lanjut: tingkat SLTA – Perguruan Tinggi
5. Pola makan frekuensi, jenis dan jumlah dikategorikan dengan menggunakan skala ordinal :
a. Frekuensi makan diukur dengan menggunakan Food Frequency Quetionnairer FFQ, selanjutnya dikategorikan menjadi:
1. 1 kali sehari 2. 1 kali sehari
3. 4-6 kali seminggu 4. 1-3 kali seminggu
b. Pengukuran jenis makanan yang dikomsumsi dilakukan dengan cara membandingkannya terhadap pola menu seimbang ”empat sehat lima
sempurna” kemudian dikategorikan menjadi: 1. Baik
≥ 4 jenis terdiri dari: makanan pokok, lauk -pauk, sayuran, buah- buahan dan susu
2. Sedang 3 jenis terdiri dari: makanan pokok, lauk-pauk dan sayuran
Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
3. Tidak baik 3 jenis terdiri dari: makanan pokok dan lauk-pauk sayuran buah-buahan.
c. Jumlah makanan diukur dengan menggunakan metode recall 24 jam selama dua hari berturut-turut. Jumlah makanan dinyatakan dalam satuan Ukuran
Rumah Tangga URT seperti: sendok, piring gelas dan lain-lain yang biasa dipergunakan sehari-hari, selanjutnya dikonversi ke dalam ukuran berat
gram dengan bantuan food model kemudian kandungan energi dan proteinnya dihitung berdasarkan Daftar Bahan Makanan Penukar atau Daftar
Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan. Hasil pengukuran tersebut kemudian dibandingkan dengan Daftar Angka Kecukupan Gizi rata-rata yang dianjurkan
berdasarkan golongan umur, selanjutnya tingkat kecukupan gizi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Jumlah konsumsi Tingkat kecukupan =
x 100 Kecukupan yang dianjurkan
Jumlah makanan energi dan protein dikategorikan menjadi: 1. Baik:
≥ 100 AKG 2. Sedang: 80,01-99,99 AKG
3. Kurang: 70-80 AKG 4. Defisit: 70 AKG
6. Aktivitas fisik diukur dengan metode faktorial, yaitu merinci semua jenis dan lamanya kegiatan yang dilakukan selama 24 jam dalam menit pada lembar
Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
kuesioner, selanjutnya dicocokkan dengan Daftar Nilai Perkiraan Keluaran Energi pada kegiatan tertentu. Jumlah total energi yang dikeluarkan untuk melakukan
aktivitas fisik selama 24 jam dapat dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian antara lamanya tiap jenis kegiatan yang dilakukan selama 24 jam dengan
perkiraan energi yang dikeluarkan per menit. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Misalkan: E adalah total energi yang dikeluarkan untuk aktivitas fisik selama 24 jam dalam satuan kkal.
T
1,2,3,......n
adalah lamanya tiap jenis kegiatan yang dilakukan selama 24 jam dalam satuan menit.
P
1,2,3,.....n
adalah nilai perkiraan energi yang dikeluarkan untuk tiap kegiatan dalam satuan kkalmenit.
Maka: E = ∑ T
1
P
2
+ T
2
P
2
+ T
3
P
3
+ ......................... TnPn Jumlah total energi yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan ditambah dengan
kebutuhan energi untuk pertumbuhan pada usia 16-18 tahun yaitu sebesar 0,5 kkalkg berat badan selanjutnya dibandingkan terhadap perkiraan Energi
Metabolisme Basal EMB sesuai umur dan jenis kelamin yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Hardinsyah, 1992 :
EMB laki-laki = 17,5 B + 651 EMB perempuan = 12,2B + 746
Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Keterangan: EMB = Energi Metabolisme Basal kkal
B = Berat badan dalam kilogram berdasarkan Tingkat kegiatan fisik dikategorikan berdasarkan faktor kelipatan EMB menjadi:
Laki-laki Perempuan 1. Ringan 1,55 EMB 1,56 EMB
2. Sedang 1,78 EMB 1,64 EMB 3. Berat 2,10 EMB 2,00 EMB
7. Obesitas diukur dengan menggunakan metode antropometri berdasarkan IMT, yang diperoleh dengan membandingkan berat badan terhadap tinggi badan. Data
berat badan BB dan tinggi badan TB diperoleh dengan melakukan pengukuran secara langsung. BB diukur dengan menggunakan timbangan injak dengan
ketelitian 0,5 kg. TB diukur dengan menggunakan microtoise yang memiliki ketelitian 0,1 cm. Setelah data BB dan TB siswa diperoleh, maka IMT masing-
masing siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: BB kg
IMT = TB x TB m
Selanjutnya, dikategorikankan berdasarkan indeks CDC 2000 menurut umur dengan menggunakan skala nominal menjadi:
1. Obesitas golongan gemuk 2. Tidak obesitas di luar golongan gemuk
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 3.1 Metode Pengukuran Variabel Independen
No Nama
Variabel Kategori
Range Skala
Ukur
1. Karakteristik
Remaja - Umur
Rasio - Jenis kelamin 1. Laki-laki
2. Perempuan -
Nominal - Uang saku
≤ Rp. 3.000 Rp. 3.000 - 6.000
Rp. 6.000 Ordinal
2. Genetik
1. Obesitas
2. Tidak obesitas
IMT 25 IMT 25
Nominal 3.
Pendapatan keluarga
Rp 1.020.000 ≤ Rp 1.020.000
Ordinal 4.
Pendidikan ibu 1.
Dasar 2.
Lanjut SD - SLTP
SLTA – Perguruan Tinggi Ordinal
5. Pola Makan
- Jumlah makanan
1. Baik 2. Sedang
3. Kurang 4. Defisit
≥ 100 AKG 80,01-99,99 AKG
70-80 AKG 70 AKG
Ordinal
- Jenis makanan
1. Baik 2. Sedang
3. Tidak baik ≥ 4 jenis m. pokok, lauk p, sayur,
buah susu 3 jenis m. pokok, lauk p sayur
3 jenis m. pokok dan lauk pauk sayur buah
Ordinal
- Frekuensi 1 x sehari
1 x sehari 4-6 x seminggu
1-3 x seminggu Ordinal
6. Aktivitas Fisik
1.Ringan 2. Sedang
3. Berat Laki-laki Perempuan
1,55 EMB 1,56 EMB 1,78 EMB 1,64 EMB
2,10 EMB 2,00 EMB Ordinal
Tabel 3.2 Metode Pengukuran Variabel Dependen
Variabel Kategori
Range Skala
Ukur
Kejadian Obesitas
1. Obesitas
2. Tidak obesitas
IMTU-CDC 2000 golongan gemuk IMTU-CDC 2000 di luar golongan gemuk
Nominal
Nelly Katharina Manurung : Pengaruh Karakteristik Remaja, Genetik, Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Di Smu Rk Tri Sakti Medan 2008, 2009.
USU Repository © 2009
3.7. Metode Analisis Data