Penundaan kode Analisis Hukum Kontrak Kerjasama Bagi Hasil (Profit Sharing) Pt. Telkom Dengan Pelaku Usaha Warung Telekomunikasi (Suatu Penelitian Di Kota Medan)

Dengan adanya kebijakan penghapusan komponen air time, maka per 1 Januari 2007 item biaya air time pada lembar tagihan pelanggan dan rincian data Wartel juga harus dihapuskan atau tidak lagi diaktifkan. Konsekuensinya adalah perubahan software aplikasi yang harus dilakukan oleh pihak Wartel dengan tidak diaktifkannya lagi pencatatan air time, termasuk kemungkinan penyediaan perangkat self-metering. 118

5. Penundaan kode

akses Terkait kode akses, Telkom diketahui menunda penerapan kode akses sambungan langsung jarak jauh SLJJ 017 yang seharusnya telah mulai diterapkan Januari 2007 secara bertahap hingga 1 April 2010. Penundaan itu disebabkan belum siapnya pusat SLJJ Telkom dan perlu dilakukan soft switching. Dengan adanya penundaan itu maka penerapan awal kode akses SLJJ di lima kota Jakarta, Surabaya, Medan, Denpasar, dan Makassar terpaksa tertunda sampai pusat SLJJ operator itu siap. Skema penarifan juga sangat berkaitan dengan interkoneksi dan persoalan airtime dengan warung telekomunikasi. Dengan demikian, terlihat bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadi kendala bagi pengelola warung telekomunikasi dalam mengembangkan usaha warung telekomunikasi itu adalah disebabkan: lokasi wartel yang berdekatan, perubahan tarif, perawatan sarana wartel, penghapusan air time dan penundaan kode askses. 118 Muhammad Awaluddin, Vice President Public and Marketing Communication Telkom, http:www.telkom-indonesia.comPojokmedia.htm ., hal. 1. Kemudian dari sisi PT. Telkom berdasarkan hasil wawancara dengan responden dinyatakan kendala yang dihadapi pengelola warung telekomunikasi itu disebabkan: 119 a Pengelola warung telekomunikasi mempunyai wawasan yang kurang tentang bisnis sehingga Pihak PT. Telkom harus memberikan penyuluhan secara periodik tentang cara-cara berbisnis. b. Rasa kepedulian terhadap warung telekomunikasi sangat kurang oleh karena yang mengoperasikan adalah operator yang digaji sedangkan pemilik hanya mengelola dari segi keuangan saja seperti uang keluar dan uang masuk serta gaji pegawai. Kemudian juga dalam hal terjadinya kendala karena adanya kenaikan tarif atau biaya pemakaian operator lain lebih murah tarifnya yang juga mengakibatkan kurangnya pendapatan wartel, tetapi menurut keterangan responden sebenarnya hal ini tidak menjadi kendala karena tarif yang ditetapkan Telkom adalah telah diupayakan sesuai berkompetisi dengan penyelenggara telekomunikasi yang lain. 120 Mengenai biaya Panggilan Sambungan Langsung Jarak Jauh SLJJ jarak di bawah 30 Km per pulsa melalui Wartel untuk hari Senin sd Sabtu dan Hari Minggu dan Hari Libur Nasional, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini: 119 Hasil Wawancara dengan Bapak Ir. Edison Sembiring, MT., selaku Asisten Manager PT. Telkom di Medan, tanggal 9 dan 16 Mei 2008. 120 Hasil Wawancara dengan Bapak Ir. Edison Sembiring, MT., selaku Asisten Manager PT. Telkom di Medan, tanggal 9 dan 16 Mei 2008. Tabel 1. Biaya Penggunaan SLJJ di bawah 30 KM per pulsa melalui Wartel untuk hari Senin sampai dengan Sabtu dan Hari Minggu serta Hari Libur Nasional Jarak KM Pukul Kategori Tarif per Pulsa Rp Durasi Pembulatan Pembebanan Rppulsa 00.00 – 08.00 Hemat 125 90,4 detik 125 sd 90,4 detik 08.00 – 18.00 Normal 125 61,5 detik 125 sd 61,5 detik 0 sd 20 18.00 – 24.00 Hemat 125 90,4 detik 12590,4 detik 00.00 – 18.00 Hemat 125 61,5 detik 12561,5 detik 08.00 -18.00 Normal 125 48,1 detik 12546,1 detik 20 s.d 30 18.00 – 24.00 Hemat 125 61,5 detik 12561,5 detik Sumber data: data primer dari PT. Telkom Medan diolah tahun 2008. Dari tarif pada tabel di atas, maka tarif yang dikenakan kepada Pengelola Wartel, untuk panggilan SLJJ jarak di bawah 30 Km yang berasal dari Wartel, pada hari Senin sd Sabtu dan Hari Minggu dan Hari Libur Nasional adalah sebesar 70 dari tarif tersebut. Sedangkan untuk biaya Panggilan Sambungan Langsung Jarak Jauh SLJJ jarak di atas 30 Km per pulsa melalui Wartel untuk hari Senin sd Sabtu dan Hari Minggu dan Hari Libur Nasional, sebagaimana pada tabel 2 dan tabel 3 berikut ini: Tabel 2. Biaya Penggunaan SLJJ di atas 30 KM per pulsa melalui Wartel untuk hari Senin sampai dengan Sabtu Jarak KM Pukul Kategori Tarif per Pulsa Rp Durasi Pembulatan Pembebanan Rppulsa 00.00 – 08.00 PSUJ-1 125 11,8 detik 125 sd 11,8 detik 08.00 – 20.00 125 6,6 detik 125 sd 6,9 detik 20.00 – 23.00 125 11,8 detik 12511,8 detik 30 sd 200 23.00 – 06.00 125 23,5 detik 12523,5 detik 06.00 – 08.00 PSUJJ-2 125 8,3 detik 1258,3 detik 08.00 – 20.00 125 4,3 detik 1254,3 detik 20.00 – 23.00 125 8,3 detik 1258,3 detik 200 s.d 500 23.00 – 06.00 125 23,5 detik 12523,5 detik 06.00 – 08.00 PSUJJ-3 125 6.7 detik 1256,7 detik 08.00 – 20.00 125 3,6 detik 1253,6 detik 20.00 – 23.00 125 6,7 detik 1256,7 detik 500 23.00 – 06.00 125 23,5 detik 12523,5 detik Tabel 3. Biaya Penggunaan SLJJ di atas 30 KM per pulsa melalui Wartel untuk hari Senin sampai dengan Minggu serta Hari Libur Nasional Jarak KM Pukul Kategori Tarif per Pulsa Rp Durasi Pembulatan Pembebanan Rppulsa 08.00 – 23.00 PSUJJ-1 125 11,8 detik 125 sd 11,8 detik 30 s.d 200 23.00 – 08.00 125 23,5 detik 125 sd 23,5 detik 06.00 – 23.00 PSUJJ-2 125 8,3 detik 125 sd 8,3 detik 200 s.d 500 23.00 – 06.00 125 23,5 detik 125 sd 23,5 detik 06.00 – 23.00 PSUJJ-3 125 6,7 detik 125 sd 6,7 detik 500 23.00 – 08.00 125 23,5 detik 125 sd 23,5 detik Sumber data: data primer dari PT. Telkom Medan diolah tahun 2008. Dari tarif pada tabel 2 dan tabel 3 di atas, maka tarif yang dikenakan kepada Pengelola Wartel untuk panggilan SLJJ jarak di atas 30 Km yang berasal dari Wartel, pada hari Senin sd Sabtu adalah sebesar 70 dari tarif pada tabel 2, sedangkan untuk hari Minggu dan Hari Libur Nasional juga 70 dari tarif pada tabel 3. Wartel merupakan penyelenggara jual kembali jasa telekomunikasi ata reseller. Untuk penjualan kembali jasa telepon dasar Telkom, Wartel dikenakan tarif reseller sebesar 70 dari biaya penggunaan sambungan lokal dan SLJJ untuk telepon pelanggan. Dengan demikian dari pembahasan di atas, terlihat bahwa kendala yang terjadi dalam perjanjian kerjasama bagi hasil antara PT. Telkom dengan pengelola warung telekomunikasi terjadi bukan disebabkan ketidaksesuaian dalam perjanjian kerjasama tersebut, tetapi lebih kepada faktor adanya kebijakan yang harus diambil atau dilakukan oleh PT. Telkom dalam menerapkan persaingan usaha yang sehat.

BAB IV UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH PT. TELKOM DAN PENGUSAHA

WARUNG TELEKOMUNIKASI DALAM MENGATASI KENDALA YANG TERJADI

A. Etika Bisnis PT. Telkom

Kebijakan etika kerja perseroan menuntut setiap karyawan untuk memahami visi dan misi Telkom dengan tujuh tata nilai utama: kejujuran, transparan, komitmen, kerjasama, disiplin, peduli dan tanggung jawab. Karyawan didorong untuk mendalami lima perilaku utama yakni strech the goals mencapai target yang lebih tinggi, simplify efisiensi dan efektifitas cara kerja, involve everyone membangun kerjasama dan sinergi, quality is my job mengutamakan kualitas dan reward the winner memberikan respek dan peng hargaan. Untuk memperkuat penerapan Etika Bisnis Perusahaan, memperkokoh jiwa kebersamaan llesprit de corps dan sekaligus membangun iklim pembelajaran yang sehat di kalangan pegawai, dilakukan beberapa revisi, sehingga diharapkan terbentuknya pemahaman dan kesatuan gerak pada semua aspek serta fungsi perusahaan secara berkesinambungan. 121 Telkom juga mengembangkan kebijakan etika bisnis yang komprehensif yang mendorong karyawan untuk memahami dan mempraktikkan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, tanggung jawab dan kewajaran dalam aktivitas rutinnya. Kebijakan etika bisnis memberikan panduan bagaimana Perseroan, 121 “Etika Bisnis Telkom” dalam http:www.telkom.co.id . diakses tanggal 14 Mei 2008, hal. 1. Ali Amran : Analisis Hukum Kontrak Kerjasama Bagi Hasil Profit Sharing PT. Telkom Dengan Pelaku Usaha…, 2008 USU e-Repository © 2008 manajemen dan karyawan berperilaku dan berhubungan dengan pihak-pihak lain. Kebijakan memberikan arahan bagaimana karyawan bersikap dalam memelihara hubungan yang baik dengan regulator dan stakeholders lainnya, serta mengembangkan praktek bisnis yang sehat dan transparan. lmplementasi dari kebijakan Etika Bisnis melalui Prosesi Silahturahami Patriot 135 atau dikenal dengan Prosessi SP-135 yang dilaksanakan satu kali dalam satu minggu pada hari Rabu selama 30 menit dan dilaksanakan pada permulaan jam kerja di lokasi kerja. Pimpinan Unit memberikan arahan dan melakukan monitoring pelaksanaan SP-135 bulan sebelumnya dan setiap tanggal 5 setiap bulan Pimpinan unit melaporkan hasil monitoring kepada Direktur Human Capital. 122 Selanjutnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Telkom Tahun 2007 sebagai suatu upaya mempertahankan Tren Kinerja Tinggi PT. Telkom. Meningkatnya pertumbuhan kinerja PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Telkom di tahun 2006 tak lepas dari kerja keras dan cerdas dari seluruh jajaran Telkom yang menghendaki posisi Telkom tetap sebagai yang terdepan dalam kancah persaingan bisnis telekomunikasi di Indonesia. Di tahun 2006 Telkom telah membukukan prestasi yang menggembirakan, baik dari sisi keuangan maupun operasional, tantangan yang harus dihadapi ke depan adalah lebih pada bagaimana memanfaatkan momentum pertumbuhan yang dicapai selama 2005-2006 yang telah direspon sangat 122 Ibid., hal. 3. positif oleh pasar sehingga mengangkat nilai kapitalisasi pasar market capitalization Telkom ke level yang sangat menguntungkan. Menurut Direktur Utama Telkom Arwin Rasyid, 123 Disadari atau tidak dalam dua tahun terakhir Telkom telah melakukan berbagai lompatan besar yang diakui bukan saja oleh kalangan nasional, tetapi juga internasional. Dari sisi keuangan, hampir seluruh indikator finansial menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pendapatan konsolidasi Telkom Triwulan III 2006 mencapai Rp 37,2 Trilyun atau naik 23,4 dibanding pendapatan konsolidasi Telkom periode yang sama di tahun 2005. Laba bersih konsolidasi Telkom Triwulan III 2006 mencapai Rp 9,2 triliun atau tumbuh sekitar 62 dibanding laba bersih periode yang sama di tahun 2005. Sementara EBITDA Margin Telkom pada Triwulan III 2006 juga termasuk yang paling tinggi di antara operator-operator telekomunikasi dunia, yaitu 65,85. Dari sisi operasional, Telkom berhasil mempertahankan posisinya sebagai operator dengan basis pelanggan customer base terbesar. Bahkan telah terjadi lonjakan signifikan pada pertumbuhan pelanggan seluler Telkomsel yang di triwulan III 2006 mencapai 32,5 juta pelanggan. Sementara layanan telepon tetap nirkabel Telkom yang direpresentasikan oleh hadirnya layanan Flexi dengan fitur FlexiCombo diperkirakan akan terus berkembang dan tetap menjadi market leader telepon berbasis CDMA Code Division Multiple Access di Indonesia, terlebih dengan pernyataan regulator bahwa baik secara teknis maupun operasional layanan FlexiCombo telah sesuai comply dengan kebijakan BRTI berdasarkan surat No.218BRTIX2006 tentang Layanan Flexi Combo tanggal 4 Oktober 2006. 124 123 Arwin Rasyid, “RUPSLB TELKOM 2007: Upaya TELKOM Mempertahankan Tren Kinerja Tinggi”, http:www.telkom-indonesia.com, diakses tanggal 24 Juni 2008 124 P ernyataan bahwa Flexi Combo telah comply dengan regulasi BRTI tertera dalam Surat Dirjen Postel Nomor 329DJPT.3Kominfo22007 tentang Evaluasi Layanan Flexi Combo tanggal 12 Februari 2007 Selama 2006 Telkom juga telah menyemaraki dinamika persaingan lewat berbagai inovasi dan kreativitas layanan. Fixed wireline yang tadinya semakin kurang diperhitungkan, kini mulai dipandang menyimpan value baru karena telah melahirkan derivatif layanan berupa akses broadband Speedy dan dial up Telkomnet Instan. Yang cukup membanggakan lagi, adalah pencapaian nilai harga pasar saham telkom share price yang pada akhir 2006 berhasil menembus angka Rp 10 ribu per lembar. ”Pencapaian ini tentunya mustahil diraih tanpa dukungan fundamental Telkom yang bagus, sehingga prestasi ini sebenarnya juga mencerminkan performa Telkom yang sesungguhnya. Berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, telah menyampaikan pengakuan yang sangat positif tentang kinerja Telkom. Bahkan, serangkaian penghargaan bergengsi telah diraih Telkom, sehingga makin menggelembungkan value Telkom di mata publik dan investor. 125 Untuk menjamin kelangsungan kinerja Telkom ke depan, perlu melakukan beberapa langkah strategis yang akan memotivasi SDM. Dalam RUPSLB 2007, beberapa agenda yang disetujui pemegang saham, yaitu agenda tentang Restrukturisasi Dana Pensiun Telkom Dapentel, agenda tentang Perubahan Rencana Perseroan atas Saham Yang Telah Dibeli Kembali, dan agenda tentang Persetujuan atas Pelaksanaan Program EMSOP Employee and Management Stock Option Plan. Tentang usulan restrukturisasi Dapentel, diberikan gambaran sebagai berikut: 126 Pada posisi 1 Januari 2007, Dapentel mengelola Peserta Karyawan sebanyak 27.074 orang dan Peserta Pensiunan sebanyak 28.137 orang, yang terdiri dari yang Pensiun sebelum Juli 2002 sebanyak 20.623 orang dan mulai Juli 2002 sebanyak 7.514 orang. Adapun mulai Juli 2002 Karyawan yang direkrut Perseroan tidak lagi menjadi peserta Dapentel sehingga saat ini jumlah Peserta Dana Pensiun Telkom tidak mengalami pertumbuhan closed population. Restrukturisasi Dapentel, demikian diharapkan dapat memperbaiki penerimaan penghasilan Pensiunan Perseroan melalui kemandirian organisasi Dana 125 Arwin Rasyid, “RUPSLB TELKOM 2007: Upaya TELKOM Mempertahankan Tren Kinerja Tinggi”, http:www.telkom-indonesia.com, diakses tanggal 24 Juni 2008 126 Arwin Rasyid, “RUPSLB TELKOM 2007: Upaya TELKOM Mempertahankan Tren Kinerja Tinggi”, http:www.telkom-indonesia.com, diakses tanggal 24 Juni 2008 Pensiun Telkom secara jangka panjang, serta menghindari pendanaan dan pembebanan yang sangat material pada perusahaan pada satu tahun tertentu. Restrukturisasi Dapentel, program shares buyback dan EMSOP, sesungguhnya didasari keinginan manajemen Telkom untuk terus memacu SDM- SDM-nya agar termotivasi menampilkan performa terbaiknya bagi perusahaan. Dari terhadap tantangan ke depan yang pasti akan lebih berat, dan karenanya dituntut berbagai upaya ekstra dari SDM-SDM yang terlibat dalam pengelolaan Telkom. Seluruh SDM Telkom untuk dapat memberikan kontribusi terbaiknya bagi perusahaan tentu harus ditunjang oleh sistem. Restrukturisasi Dapentel dan EMSOP merupakan langkah strategis yang mampu memberikan jawaban terhadap harapan tersebut.

B. Upaya Yang Dilakukan Oleh PT.

Telkom dan Pengusaha Warung Telekomunikasi Dalam Mengatasi Kendala Yang Terjadi Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama PT. Telkom dengan pengelola warung telekomunikasi telah terjadi monopoli yang dilakukan oleh PT. Telkom dengan membatasi warung telekomunikasi menjual produk selain produk Telkom. Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, bahwa dalam penyelenggaraan telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di antara penyelenggara telekomunikasi. Artinya pasar telekomunikasi terbuka untuk setiap pelaku usaha yang ingin bergerak di dalam pasar yang bersangkutan. Sejak diberlakukannya undang-undang tersebut pasar telekomunikasi secara juridis telah dibuka kepada setiap pelaku usaha yang ingin masuk ke dalam pasar yang bersangkutan. Dalam upaya penghapusan monopoli itu, Telkom telah mengadakan kesepakatan dengan PT. Indosat mengakhiri monopoli yang dituangkan dalam Memorandum of Understanding MoU mengenai pengalihan kepemilikan Divisi Regional tertentu dari PT Telkom kepada PT Indosat melalui transaksi silang yang diputuskan dalam rapat umum pemegang saham. Kemudian, untuk daerah yang sudah ada divisi regional pelakukan usaha Indosat tidak dilakukan peralihan, maka pihak Telkom bersedia memberikan hak eksklusivitasnya kepada pelaku usaha lain Indosat melalui pembayaran kompensasi. Jadi, pelaku usaha lain dapat menawarkan jasa telepon dengan menggunakan jaringan telepon tetap yang dimiliki oleh Telkom. Tetapi pelaku usaha tersebut harus membayar sejumlah kompensasi yang ditetapkan. Kemudian dalam hal perjanjian kerjasama PT. Telkom dengan Pengelola Warung Telekomunikasi dalam kaitannya adanya monopoli dalam perjanjian tentang pihak Warung Telekomunikasi hanya boleh menjual produk Telkom telah diupayakan untuk ditinjau kembali perjanjian kerjasama tersebut, dan diamandemen sesuai ketentuan Mahkamah Agung, hal ini terlihat dari kesediaan PT Telkom untuk membuka akses jasa Sambungan Langsung Internasional SLI lain selain produk PT. Telkom pada sebanyak 130.000 buah Warung Telkom atau Wartel Warung Telekomunikasi di seluruh Indonesia. 127 Dalam pertemuan BRTI dengan KPPU diperoleh informasi bahwa PT Telkom telah menyatakan akan melaksanakan Putusan MA dimaksud dengan cara melakukan amandemen terhadap Perjanjian Kerjasama PKS Pengelolaan Warung Telkom antara PT Telkom dengan Pengelola Warung Telkom dan PKS Penyelenggaraan Kemitraan Wartel antara PT Telkom dengan Penyelenggara Wartel dalam waktu 6 enam bulan terhitung Mei 2007. Pada perjanjian kerjasama yang lama dibuat tahun 2006 pada Pasal 3 huruf a Perjanjian Kerjasama dinyatakan Lingkup Kerjasama Pengelolaan Warung Telkom dengan saluran pelayanan telekomunikasi meliputi: ”Penjualan dan Pelayanan Produk Jasa TELKOM...”. Setelah adanya Putusan Mahkamah Agung untuk meninjau kembali perlakuan monopoli yang sudah dilakukan oleh PT. Telkom dalam perjanjian kerjasama pada Warung Telekomunikasi, maka PT. Telkom telah melakukan perubahan di dalam perjanjian kerjasama, sebagaimana terlihat pada perjanjian yang terbaru dibuat pada tahun 2008, pada Pasal 2 huruf c dinyatakan ”Penjualan produk TELKOM dan jasaproduk telekomunikasi lainnya”. 127 Riswan, http:www.mobileindonesia.net 130.000 Warung TelkomWartel segera buka blokir 001 dan 008.html, diakses tanggal 17 Juli 2007, hal. 1 Jadi, pihak PT. Telkom telah melakukan upaya untuk merivisi perjanjian kerjasama dengan pihak Warung Telekomunikasi dalam kaitan dengan hak monopoli penjual produk jasa telekomunikasi tersebut. Selanjutnya dalam pelaksanaan kerjasama dengan warung telekomunikasi juga ditemui adanya kendala dari pihak pengelola warung telekomunikasi, maka upaya yang dilakukan PT. Telkom adalah:

1. Menambah jaringan untuk mengatasi perubahan tarif

Dokumen yang terkait

Analisis Manajemen Inovasi Pelaku Usaha di Pusat Industri Kecil (PIK) Menteng Medan

2 76 128

Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

7 147 147

Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Dagang Antara PT Frisian Flag Indonesia Dengan Distributor di Kota Medan (PT. Permata Niaga Sebagai Salah Satu Distributor di Kota Medan)

2 77 122

Perjanjian Kerjasama Antara Developer Dengan Bank Dalam Pemberian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian di PT Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Medan Bukit Barisan)

22 304 137

Perlindungan Hukum Bagi Pelanggan PT. Telkom Dalam Kontrak Baku

5 44 143

Perjanjian Kerjasama Antara PT. Telkom Dengan Penyelenggara Warung Telkom Dalam Persfektif KUHPerdata Dan Permenkominfo No. 8 Tahun 2006

1 62 88

PENERAPAN PERJANJIAN KERJASAMA BENTUK INCREMENTAL SHARING REVENUE ANTARA PT. TELKOM KANDATEL RIAU DENGAN DARATAN DENGAN KOPEGTEL RIAU DARATAN DALAM PEMBANGUNAN FASILITAS TELEKOMUNIKASI.

0 0 6

Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil antara PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Sumatera Barat dengan Pengelola Warung Telekomunikasi (Wartel) CV. Adek Padang.

0 0 6

PELAKSANAAN KONTRAK BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEKOMUNIKASI "TELKOMSpeedy" (PADA PT.TELKOM) CABANG KOTA PADANG.

0 0 11

Penerapan Prinsip Pola Bagi Hasil (PBH) Antara PT. Telkom Dengan Mitra Usaha Dalam Pembangunan Sarana Telekomunikasi di Wilayah Telekomunikasi Bandung.

1 3 6