Perbutan Curang yang Berkaitan dengan Pemborongan, Leveransir dan Rekanan

Verdianto I. Bitticaca : Ajaran Perbuatan Melawan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi, 2010. a. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili; atau b. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau mendapat uang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili. 2. Bagi hakim yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a atau advokat yang menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. Dari bunyi Pasal 1 ayat 1 huruf b, walaupun advokat bukan merupa- kan pegawai negeri atau penyelenggara negara yang diangkat oleh pejabat umum, clan berkewajiban juga sebagai aparat penegak hukum oleh karena itu bagi advokat yang menerima suap dari lawan yang berperkara, maka perbuatan itu diancam dengan ketentuan pasal 1 ayat 1 tersebut di atas.

2. Perbutan Curang yang Berkaitan dengan Pemborongan, Leveransir dan Rekanan

Ada 2 pasal mengenai tindak pidana perbuatan kecurangan yang diatur di dalam KUHP yaitu Pasal 423 dan Pasal 425. Terhadap pasal ini Soesilo memberikan komentar sebagai berikut : a. Pasal 421, 423, 424 dan 425 sebenarnya semua dimaksudkan untuk mencegah atau menghukum perbuatan kecurangan korupsi yang Verdianto I. Bitticaca : Ajaran Perbuatan Melawan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi, 2010. banyak ragamnya dari pegawai negeri. Pasal 425 yang memuat kejahatan yang biasa dinamakan knevelarij, karena perumusannya sempit sebab di sini harus dapat membuktikan elemen, bahwa terdakwa waktu melakukan perbuatan itu harus menunjukkan seolah- olah apa yang dipungut itu harus dibayar, baik kepadanya sendiri, maupun kepada pegawai negeri atau yang lain atau kepada kas negeri, maka pasal ini tidak berdaya untuk menghukum perbuatan curang secara yang biasa dan banyak dilakukan oleh pegawai negeri. Perbuatan curang dari pegawai negeri yang terlepas dari ancaman pasal 425, masih mungkin dikenakan dengan Pasal 424, 423 atau 421, tergantung daripada unsur-unsurnya. b. Menurut Pasal 7 UU No. 20 Tahun 2001 perbuatan yang dilakukan sebagaimana dimaksud pasal 423 dan 387, 388 dan 435 adalah merupakan perbuatan korupsi yang diancam dengan pidana yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 dua tahun dan paling lama 7 tujuh tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp. 100.000.000,- seratus juta rupiah clan paling banyak Rp. 350.000.000,- tiga ratus lima puluh juta rupiah; a. Pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau penjual bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang atau keselamatan negara dalam keadaan perang. b. Setiap orang yang bertugas mengawasi bangunan atau penyerahan bahan bangunan, sengaja Verdianto I. Bitticaca : Ajaran Perbuatan Melawan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi, 2010. membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud huruf a. c. Setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang; atau. d. Setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan sengaja membiarkan perbuatan orang sebagaimana dimaksud dalam huruf c. 2. Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang yang menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Republik Indonesia dan membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a atau huruf c, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat I. Perbuatan yang dirumuskan di dalam pasal ini terdapat dalam Pasal 387, 388 dan 435 KUHP, ketiga pasal ini jarang diajukan ke pengadilan; walaupun dapat diduga bahwa adanya pelanggaran terhadap pasal-pasal tersebut, terutama dalam suasana pesatnya pembangunan sekarang ini. Tidak diajukan pasal-pasal tersebut karena dianggap ancaman hukumannya terlalu ringan, maka di dalam UU No. 20 Tahun 2001 ancaman pidana tidak diadopsi, namun unsur-unsur tindak pidana tetap diadopsi yaitu: Pemborong atau ahli bangunan atau penjual bahan bangunan; Pada waktu membuat bangunan itu atau pada waktu penyerahan bahan bangunan; Melakukan perbuatan curang; Yang dapat mendatangkan bahaya bagi keselamatan orang atau barang atau keselamatan negara pada waktu perang. Verdianto I. Bitticaca : Ajaran Perbuatan Melawan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi, 2010. Bahaya yang dimaksud dalam unsur di atas tidak perlu terjadi lebih dahulu, cukup jika dapat terjadi. Unsur-unsur pasal 388 KUHP. ayat 1 : a. Waktu menyerahkan barang keperluan Angkatan Laut atau Angkatan Darat; b. Melakukan perbuatan curang; c. Yang dapat mendatangkan bahaya bagi negara waktu ada perang. ayat 2 : a. Yang disuruh mengawasai penyerahan barang itu; b. Sengaja; c. Membiarkan perbuatan curang itu. Unsur-unsur pasal 435 KUHP : a. Pegawai negeri b. Sengaja; c. Baik dengan langsung maupun tidak langsung; d. Turut serta dalam pemborongan, penyerahan barang atau persewaan. e. Pada saat pembuatan dilakukan, dia ditugaskan mengurus atau mengawasinya. Verdianto I. Bitticaca : Ajaran Perbuatan Melawan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi, 2010. Dengan demikian, maka apabila ada perusahaan dari seseorang atau kadang- kadang dari keluarga sendiri yang bertentangan dengan jiwa dan isi dari keppres-keppres tersebut dapat dituntut melanggar pasal 435 KUHP yang ditarik ke dalam pasal 1 ayat 1.

3. Memalsukan Buku atau Daftar Khusus Pemeriksaan Administrasi

Dokumen yang terkait

Perbuatan Melawan Hukum Materil Berfungsi Positif Dan Berfungsi Negatif Dalam Tindak Pidana Korupsi

8 114 109

Analisa Hukum Mengenai Eksistensi Sifat Melawan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi Pasca Keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 003/PUU-IV/2006

0 64 93

Penerapan Batas-Batas Antara Wanprestasi Dengan Perbuatan Melawan Hukum Dalam Suatu Perikatan

11 108 97

ANALISIS YURIDIS UNSUR MELAWAN HUKUM DAN MENYALAHGUNAKAN WEWENANG DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 16

PENERAPAN AJARAN SIFAT MELAWAN HUKUM MATERIL DALAM PERUNDANG-UNDANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA.

0 0 1

PERGESERAN ASAS LEGALITAS DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA (studi tentang Ajaran sifat Melawan Hukum Materil dalam Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).

0 4 9

BAB II KAJIAN HUKUM PERBUATAN MELAWAN HUKUM MATERIL DALAM HUKUM PIDANA A. Sejarah Perbuatan Melawan Hukum - Perbuatan Melawan Hukum Materil Berfungsi Positif Dan Berfungsi Negatif Dalam Tindak Pidana Korupsi

0 0 14

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbuatan Melawan Hukum Materil Berfungsi Positif Dan Berfungsi Negatif Dalam Tindak Pidana Korupsi

0 0 29

Perbuatan Melawan Hukum Materil Berfungsi Positif Dan Berfungsi Negatif Dalam Tindak Pidana Korupsi

0 0 9

BAB II KONSEP SIFAT MELAWAN HUKUM DALAM TINDAK PIDANA DI INDONESIA A. Sejarah dan Teori Mengenai Sifat Melawan Hukum dalam Tindak Pidana - Analisa Hukum Mengenai Eksistensi Sifat Melawan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi Pasca Keluarnya Putusan Mahkamah K

0 1 24