xxv
E. Ragam Terjemahan
Terjemah berdasarkan bentuknya menjadi tiga macam;
29
Pertama, terjemah interbahasa interlanguage translation. Disebut juga siyâghat bi al-Fâdz ukhra mengungkapkan kalimat dengan redaksi yang
berbeda. Yaitu menjelaskan kata-kata dalam suatu bahasa dengan kata-kata berbeda dalam bahasa yang sama. Seperti menerjemahkan kata “keras” dengan
padat, kuat atau tak mudah pecah. Kedua, terjemah antarbahasa. Disebut juga dengan terjemah hakiki. Yaitu
menjelaskan kata-kata atau simbol-simbol bahasa dengan simbol lain dari bahasa yang berbeda. Seperti menerjemah kata “sterilize” dengan
: :
: .
Menerjemahkan kata dengan “pro dan kontra”.
30
Ketiga, terjemah antarsimbol atau transferensi. Yaitu menerjemahkan simbol bahasa yang berupa kata-kata dengan simbol lain. Seperti menerjemahkan
kata “kepala”, “mata”, “pedang” dengan menyuguhkan gambar-gambar kepala, mata, pedang.
31
Menurut Brislin, seperti yang dikutip Sudiati, Terjemahan dapat dikategorikan dalam berbagai ragam: 1 dengan melihat tujuan penerjemahan, 2
29
Ali al-Qasimi, ‘Ilmu al-Lughah wa al-Sinâ‘ah al-Mu‘jamiyah, al-Mamlakah al- Arabiyah al-Su‘ûdiyah: Jậ mi’ah al-Malik Su’ud, 1991, h. 90.
30
Ahmad Izzan, Kamus Politik dan Diplomasi, Jakarta: Kesaint Blanc, 2007, h. 297.
31
Suryawinata, Terjemahan: Pengantar Teori dan Praktek, h. 3.
xxvi hasil akhir penerjemahan, 3 materi yang diterjemahkan, dan 4 cara
penerjemahan.
32
1. Penerjemahan menurut tujuannya: a penerjemahan pragmatis, yaitu penerjemahan
yang mementingkan
ketepatan accuracy
misalnya; penerjemahan dokumen-dokumen teknik. b penerjemahan estetis puitis yang
mengutamakan emosi, perasaan, dan dampak afektif. Seperti; penerjemahan puisi. c penerjemahan etnografis adalah terjemahan yang menjelaskan secara
lengkap konteks kebudayaan bahasa sumber dan bahasa sasaran. Seperti, aspek sosial budaya Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. d
penerjemahan linguistik yang mengutamakan equivalensi kebahasaan dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
2. Terjemahan dilihat dari hasil akhir penerjemahannya: a Tingkat kesetiaan terjemahan terhadap teks aslinya dalam bahasa sumber,
seperti; penerjemahan harfiah yaitu penerjemahan yang mengutamakan kesetiaan kata demi kata dalam teks aslinya. Kesetiaan dapat dilihat dari
ketaatan penerjemah terhadap aspek tatabahasa teks sumber. Seperti, urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat. Akibat dari
penerjemahan harfiah adalah hasil terjemahannya menjadi kaku dan sangat janggal bagi pembaca bahasa sasaran. Padahal, keduanya memiliki
perbadaan yang mendasar. Hasilnya menjadi bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab dan sangat jangal untuk dibaca penutur bahasa
sasaran.
33
32
Vero Sudiati dan Aloys Widyamartaya, Panggilan Menjadi Penerjemah, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2005, h. 17.
33
Burdah, Menjadi Penerjemah, h. 16.
xxvii b Penerjemahan yang tingkat kesetiaannya 60-70 terhadap teks aslinya.
Terjemahan ini disebut penerjemahan bebas karena tidak memedulikan aturan tatabahasa dari bahasa sumber. Orientasi dari penerjemahan bebas
adalah pemindahan makna. Penerjemahan ini biasa digunakan pada penerjemahan di antara dua bahasa yang memiliki perbedaan tatabahasa
yang cukup signikan. Seperti penerjemahan teks-teks novel Arab ke dalam teks Indonesia.
34
c Penerjemahan saduran merupakan hasil terjemahan bebas yang
mementingkan pesan, tetapi mengungkapkannya dengan kata-kata sendiri. Ada dua alasan dilakukannya penerjemahan saduran; 1 karena harus
disesuaikan dengan jenis medianya: misalnya musik, puisi, drama, dan film. 2 karena pandangan penerjemah mengenai apa yang dianggapnya
paling penting dari pembaca atau pendengar terjemahan. Misalnya; terjemahan karya sastra seperti puisi dan drama dengan menekankan
bentuk-bentuk puisi, konotasi emotif, dan gaya bahasa. Contoh penerjemahan saduran adalah; terjemahan faktual pragmatic translation
yang mengutamakan ketepatan penganalisaan fakta, khususnya dalam bidang niaga dan teknologi. Serta parafrasis paraphrase bertujuan untuk
mempopulerkan isi bahasa sumber dalam bahasa yang hidup dan mudah dimengerti oleh pembaca terjemahan.
35
34
Suryawinata, Terjemahan: Pengantar, h. 4.
35
Sudiati dan Aloys, Panggilan Menjadi Penerjemah, h. 15-16.
xxviii d Penerjemahan dinamis yaitu penerjemahan mencari padanan atau
equivalensi yang sedekat mungkin dengan teks aslinya dalam bahasa sumber. Penerjemahan ini menekankan pada aspek padanan yang
menuntut adanya penimbangan antara teks sumber dan hasil terjemahan. Baik dari segi proporsi linguistik maupun pesannya. Dengan menekankan
aspek padanan
dalam penerjemahan,
maka penerjemah
akan mempertimbangkan aspek-aspek di luar pesan juga ditransfer ke dalam
bahasa sasaran.
36
Dalam hal ini perlu membangun definisi tentang penerjemahan yang mencakup baik pertimbangan pesan maupun
pertimbangan padanan. Yang berarti penerjemah dapat mengkombinasikan antara kebebasan menyampaikan pesan dan ketepatan proporsi terjemahan
dengan teks sumbernya tanpa ada keterikatan yang sangat formal dan literal dalam menerjemahkan.
3. Penerjemahan dilihat dari materi yang diterjemahkan. Seperti penerjemahan teks-teks ilmu pengetahuan, seni budaya, buku-buku popular maupun
pengetahuan popular.
37
4. Penerjemahan dilihat dari media penyampaian pesan, maka penerjemahan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.
a Untuk penerjemahan
lisan dipakai
istilah interpretation
dan penerjemahnya disebut interpreter juru bahasa.
38
Terjemahan lisan adalah terjemahan yang dihadirkan secara langsung begitu pemakai bahasa
36
Sudiati dan Aloys, Panggilan Menjadi Penerjemah, h. 14.
37
Zudhridin, Terjemahan: Pengantar Teori, h. 4.
38
Zudhridin, Terjemahan: Pengantar Teori, h. 4.
xxix sumber selesai berbicara. Terjemahan lisan merupakan terjemahan yang
dilakukan tanpa teks dan bersifat spontanitas.
39
Ada dua jenis interpreter: 1 interpreter simultan jeda, 2 interpreter konsekutif tanpa jeda.
Macam-macam interpreter: interpreter konferensi, interpreter kunjungan, interpreter hukum, interpreter medis, dan interpreter tanda bahasa.
b Penerjemahan tulisan translation dan penerjemahnya disebut translator. Penerjemahan ini dilakukan secara tidak langsung. Artinya, terjemahan
yang dilakukan dengan persiapan terlebih dahulu dan menggunakan teks. Di sini penerjemah menjadi mediator antara penulis teks sumber dan
pembaca teks sasaran. Terjemahan tulisan merupakan penerjemahan yang paling banyak dilakukan, biasanya terjedi pada terjemahan naskah-naskah
tulisan dan buku.
40
Sementara Izzuddin Muhammad Najib menyuguhkan lima model terjemahan;
41
Pertama, terjemah harfiah atau terjemah setia, yaitu penerjemahan yang menyalin teks asli bahasa sumber secara linier kata demi kata, tanpa
perubahan struktur kalimat dan tanpa memperhatikan makna-makna istilah yang ada dalam bahasa sumber. Terjemahan model ini biasanya menghasilkan karya
terjemahan yang sulit dipahami. Terjemahan ini hanya baik dilakukan bagi penerjemah pemula, sebagai latihan.
39
Burdah, Menjadi Penerjemah, h. 17.
40
Burdah, Menjadi Penerjemah, h. 18.
41
Nur Mufid dan Kaserun, Buku Pintar, h. 10-15.
xxx Kedua, terjemah bebas atau kreatif tarjamah ibdaiyyah, disebut juga
dengan menerjemahkan makna tanpa meninggalkan teks harfiah tarjamah al- Ma‘na ‘ala hisab al-Nash al-Harfî. Dalam terjemahan model ini, penerjemah
lebih mementingkan isi atau makna teks bahasa sumber, kemudian berusaha menyuguhkannya dalam gaya dan suasana bahasa sasaran; baik style, istilah-
istilah yang digunakan, estetika, bahkan tak jarang terjadi pembuangan penyempitan tasghîr atau penambahan expansion tawassu‘ satu-dua kata atau
lebih. Kelemahan terjemahan model ini adalah seorang penerjemah bisa jadi tidak menerjemahkan satu-dua kata yang menjadi kunci seluruh kalimat.
Ketiga, terjemah harfiyat-maknawiyat. Ini adalah kompromi antara terjemah harfiah dan terjemahan bebas. Misalnya, penerjemahan ide tarjamah al-
Fikrah, yang biasanya dilakukan oleh penulis teks yang diterjemahkan itu sendiri, yang sebelumnya menulis dalam bahasa lain.
Empat, terjemah tafsir al-Tarjamah al-Tafsiriyah, yaitu penerjemahan terhadap pikiran-pikiran atau ide-ide yang “kabur” dalam bahasa sumber.
Terjemahan tafsir tidak hanya digunakan dalam penerjemahan antarbahasa, tetapi sering pula digunakan dalam penerjemahan satu bahasa. Penambahan dilakukan
dalam baris teks atau diletakkan dalam footnote. Terjemahan ini banyak dilakukan dalam penerjemahan teks-teks ilmiah yang sering menggunakan istilah-istilah
asing, sehingga perlu ada penjelasan. Ada beberapa macam cara dalam terjemah tafsir; tafsir dengan
menggunakan kata-kata, tafsir dengan menggunakan konteks bahasa atau konteks sosial atau situasi dan tafsir dengan menggunakan gambar.
xxxi Kelima, abstraksi tarjamah talkhisiyah precise-translation. Ini adalah
kebalikan dari terjemah tafsir, yaitu penerjemahan dengan hanya menyuguhkan pikiran-pikiran pokok dari teks asli, dengan membuang keterangan-keterangan
yang tidak substantif.
F. Penilaian Terjemahan